Jumat, 27 Desember 2013

PEMBAGIAN RAPORT TAHUN PELAJARAN 2013 - 2014

Sabtu 28 Desember 2013 adalah hari yang ditunggu - tunggu para siswa karena pada hari itu mereka akan mendapatkan buku laporan hasil belajar selama 1 semester atau 6 bulan.

LEGER

Leger? Tentu kata itu tidak asing bagi para bapak/ibu guru apalagi bagi para guru yang mendapat tugas tambahan sebagai wali kelas. Di samping mendidik dan membina semua siswanya, terlebih kelas yang di asuhnya, tentu dia harus membuat laporan akademik maupun non-akademik. Nah data nilai maupun keterangan tentang kondisi siswa sebelum dimasukkan/dituliskan ke dalam raport secara permanen, biasanya para wali kelas menuliskannya dalam buku Leger. Buku leger ini biasanya sudah dibuatkan oleh waka kurikulum seperti penulis dan para wali kelas menuliskan secara manual baik memakai pensil dulu maupun langsung mengunakan bolpoin. Di sini penulis mau berbagi file mengenai leger siapa tau hal ini bermanfaat bagi pembaca semua. Walaupun mungkin ini sederhana, tetapi leger ini telah digunakan di SMPN 2 Bambanglipuro selama penulis menjadi waka kurikulum artinya leger yang penulis bagikan ini masih dapat dipakai dan mudah mendownloadnya (semoga). Ok..ini file - filenya : cover (berisi tentang halaman depan dan halaman 2 yang berisi tentang nama - nama guru yang mengampu di kelas tersebut serta tanda tangan wali kelas sebelum dan sesudahnya) dan isi (isi ini terdiri dari halaman data diri peserta didik dan data nilai yang termuat nilai KKM tiap mata pelajarana, nilai ekstra dan rangking peserta didik). Begitulah leger di tempat kami semoga leger ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Lalu penuli mendapat aliran pahala saja he...

SEKOLAH ADIWIYATA

Orentasi dan mimpi bisa terwujud bisa tidak, semua tergantung usaha dan doa. Men propose God disposes. Kurang lebih seperti itulah niat baik kami untuk mengadakan sosialisasi program Adiwiyata di SMPN 2 Bambanglipuro. Dengan modal dana yang diperoleh dari dikdas, kami mencoba mengadakan seminar pendidikan tentang program Adiwiyata di sekolah kami. Bermodal itulah kami membentuk panitia dan merencanakan segala sesuatu termasuk mengundang nara sumber (Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kab Bantul - Bapak H. Totok Sudarto, M.Pd) dan nara sumber Ibu Yati, M.Pd (Praktisi/Konselor Program/Guru SMAN 1 Jetis) untuk memberi motivasi dan bekal kami guna mengikuti Lomba Sekolah Adiwiyata. Semangat kami harus menjadi virus bagi semua warga sekolah, sehingga kami mengundang para siswa wakil dari setiap kelas ( terdiri 3 siswa; ketua kelas, wakil ketua dan sekretaris) dan juga dewan sekolah. Di samping itu kami juga mempersiapkan alat tulis dan perlengkapan untuk peserta, snack dan makan siang. Dan ini baru sekali ini kita mengadakan seminar pendidikan dengan melibatkan peserta didik, apalagi kita beri uang transport untuk mereka. O...iya kita juga mengundang penjaga kantin/penjual kantin sekolah agar turut serta dalam kepedulian tentan kenyamanan sekolah.

Selasa, 24 Desember 2013

ALASAN PENOLAKAN KARYA TULIS ILMIAH

Di halaman ini penulis mencoba untuk menringkas alasan atau sebab sebuah Karya Tulis Ilmiah ditolak untuk di nilai atau tidak lolos lomba/penilaian Kinerja Guru (PKG):
1. Karya sains/teknologi hanya dikirimkan foto/video/ bendanya tetapi tidak ada narasi laporan pembuatan 
    dan penggunaan
   Saran : Agar narasi laporan pembuatan dan penggunaan yang dilengkapi foto/video pembuatan dan 
               penggunaan.
2. Laporan karya sains/teknologi yang dikirimkan tidak disertai foto/video pembuatan dan foto penggunaan.
   Saran : Laporan karya sains/teknologi dilengkapi dengan foto/ video pembuatan dan  penggunaan.
3. Laporan pembuatan dan penggunaan karya sains/ teknologi yang dikirimkan tidak ada pengesahan dari 
    kepala sekolah/pejabat yang berwenang.
   Saran : Laporan pembuatandanpenggunaankarya sains/ teknologi dikirimkan ulang dengan dilengkapi 
              pengesahan dari kepala sekolah/pejabat yang berwenang.
4. Laporan pembuatan dan penggunaan karya sains/teknologi yang dikirim tidak ada pengakuan atau surat 
    keterangan dari pengguna/masyarakat minimal tingkat kelurahan (untuk yang digunakan di masyarakat).
    Saran : Laporan pembuatandanpenggunaankarya sains/ teknologi dikirimkan ulang dengan dilengkapi 
               pengakuan/surat keterangan dari pengguna minimal tingkat kelurahan (untuk yang digunakan di 
               masyarakat).
5. Karya sains/teknologi yang dibuat tidak bermanfaat untuk pendidikan/masyarakat.
   Saran : Agar membuat karya sains/teknologi yang baru, yang bermanfaat untuk pendidikan/masyarakat.
6. Karya sains/teknologi yang dibuat tidak menampakkan kerapihan pembuatan/terkesan asal jadi.
   Saran : Agar membuat karya sains/teknologi baru yang rapi dan tidak asal jadi.
7. Laporan karya sains/teknologi yang dibuat sudah kedaluarsa.
   Saran : Agar membuat sains/teknologi baru.
8. Laporan karya sains/teknologi yang dibuat tidak rapih (tidak sesuai dengan tata tulis ilmiah).
   Saran :  Laporan diperbaiki dengan laporan yang memiliki tata tulis rapih (sesuai dengan tata tulis ilmiah).
9. Karya sains/teknologi yang dibuat diragukan keasliannya ditinjau dari berbagai hal yang terdapat dalam 
    laporan karya tersebut.
   Saran : Karya sains/teknologi dibuat ulang atau diperbaiki laporan dan bukti fisiknya sehingga jelas 
               terbukti  asli karya yang bersangkutan.
10. Laporan karya sains/teknologi jenis Media Pembelajaran/Bahan Ajar Interaktif Berbasis Komputer 
      memiliki durasi yang terlalu pendek (tidak menjelaskan satu materi utuh).
   Saran : Agar Laporan karya diperbaiki sehingga Media Pembela-jaran/Bahan Ajar Interaktif Berbasis 
              Komputer tersebut utuh untuk satu materi.
11. Laporan karya sains/teknologi jenis Program Aplikasi Komputer tetapi tidak dapat dijalankan dengan 
      baik.
    Saran : Agar karya sains diperbaiki sehingga Program Aplikasi Komputer dapat berjalan dengan baik.
                                                                                           (sumber : Prof.DR. Tri Mahalni, M.Hum)

KARYA TULIS REMAJA

Ketika penulis mengikuti pembinaan Pembimbing LPIR 2013 di Solo, penulis mendapatkan beberapa oleh - oleh dari para pembicara. Biar ilmu menyebar sampai jauh maka penulis mencoba share ilmu tersebut di sini dan bagi para pembaca yang ingin memiliki atau mendapatkan materi tersebut, khususnya untuk membimbing ekstra KIR atau Jurnalistik. 
Dengan mendownload kedua materi di atas maka pembaca Bapak/Ibu pembimbing Karya Tulis Remaja (KIR) tidak akan kesulitan tentang sistematika penulisan karya tulis remaja. O..iya ini yang saya upload adalah sistematika karya tulis SMP lho jadi kalo tidak sesuai atau berbeda dengan karya tulis SMA atau yang lain, mohon maaf. Ini sekedar berbagai saja dan semoga dari sini pahala mengalir kepada orang - orang yang tidak pelit dalam berbagai ilmu pengetahuan. Salam sukses selalu

Selasa, 17 Desember 2013

MENINGKATKAN POTENSI WISATA BANYUWANGI MELALUI JINGLE DAN ENDORSER


Banyuwangi..banyu sing wangi (air yang harum) Di usianya yang ke 242, Banyuwangi semakin harum namanya. Banyuwangi terus berbenah dan mengembangkan diri di berbagai sektor; pendidikan, pertanian, pariwisata dan lain – lain. Dengan jumlah penduduk  1.568.898 jiwa dan luas daerah 5.782.50 km2, Banyuwangi mampu menjadi penghasil produk perkebunan di dataran tinggi dan produk pertanian di dataran rendahnya (Badan Pusat Statitik kab Banyuwangi ). Itu adalah beberapa potensi pertanian dan perkebunan yang ada, belum potensi pariwisata dari potensi pariwisata yang ada di daratan sampai potensi wisata yang ada di lautan, yang mana membujur dari arah utara sampai selatan merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
A.  Potensi Pariwisata Banyuwangi
Ada banyak potensi pariwisata di Banyuwangi yang terus digali dan dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi antara lain :
1.    Kawah Ijen adalah destinasi wisata alam (ecotourism)
Kawah Ijen terdapat di puncak Ijen dengan kaldera dan danau hijau yang menakjubkan.  
2.    Pantai Plengkung ( G- Land)
Sebagai surganya pecinta selancar dunia, G-Land mempunyai ombak yang terpanjang dan tertinggi kedua setelah pantai Hawai. G-land berada di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di daerah Banyuwangi selatan
3.    Pantai Rajeg Wesi
Pantai yang bersih dengan pasir putih nan indah ini dikelilingi oleh bukit – bukit hijau yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran, membuat daya tarik tersendiri terhadap para wisatawan.
4.    Pantai Sukamade
Pantai ini juga berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Karena belum sering dijamah orang maka lautnya masih bersih, air yang hijau dan alami. Di pantai ini juga menjadi tempat penangkaran Penyu.
5.    Teluk Hijau (Green Bay)
Teluk Hijau berada di Kecamatan Pesanggaran dan juga masih di kawasan TNMB. Di Green Bay, kita dapat melihat pemandangan yang indah dan menakjubkan dari atas bukit.
6.    Pulau Merah ( Red Island)
Pulau Merah - tanah merah,  terletak di daerah selatan Banyuwangi ini mempunyai pantai yang indah dan ombak yang cocok untuk bermain surfing.
7.    Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi flora dan fauna dengan berbagai ragam tanaman dan binatang yang dilindungi. Taman Nasional Baluran, kerap disebut sebagai Africa Van Java karena banyaknya flora dan fauna yang dimiliki.
8.    Air terjun Lider
Air terjun Lider yang berada di desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon ini merupakan air terjun terbaik dan tertinggi di Banyuwangi.
9.    Agrowisata Kalibendo
Angrowisata Kalibendo terdapat di dataran tinggi, jalur menuju kawah Ijen, sehingga udaranya masih sejuk dan alami. Di kiri kanan terdapat pemandangan perkebunan cengkih, karet, kopi dan tanaman keras lainnya. Di samping itu di kawasan ini terdapat sungai yang masih jernih dan asri, air terjun yang indah dan suasana pedesaan yang masih tradisional.
10.    Pantai Watu Dodol
Pantai Watu Dodol berada di sebelah utara Banyuwangi, wilayah Kalipuro, dengan pantainya yang bersih dan indah serta airnya biru dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Di samping pantai,  kita juga dapat mengunjungi tempat bersejarah yaitu Goa Jepang yang berada di sebuah bukit.
11.    Tamansuruh
Tamansuruh berada di kecamatan Glagah, desa Tamansuruh yang memiliki mata air alami. Tamansuruh merupakan wisatan yang berupa kolam renang.
Di samping itu masih banyak potensi pariwisata di Banyuwangi seperti Tanah Makarti di wilayah Glenmore, Kebun Kelapa Bangsring dan Pulau Tabuhan di wilayah Wongsorejo serta ekowisata Mangrove Bedul di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, yang telah menjadi percontohan tingkat nasional dalam pengelolaan ekowisata mangrove berbasis masyarakat. Dengan kekayaan potensi wisata yang melimpah maka perlu dilakukan publikasi yang tepat dan terarah. Lalu seperti apa publikasi yang tepat dan terarah?
B.  Model pemasaran yang tepat dan terarah
Dalam tulisan ini, penulis merekomendasikan kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk melakukan pemasaran akan potensi wisata yang ada melalui iklan.  Iklan sebagai suatu bentuk promosi yang bertujuan memberikan informasi harus dikembangkan melalui media dari sponsor kepada seluruh masyarakat, sebagai bentuk dari komunikasi massa, periklanan yang dilakukan oleh sponsor tersebut juga bersifat massa sehingga menggunakan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, papan nama, majalah dan sebagainya. (Kasali, 2007 : 80). Sedangkan untuk jenis iklan yang penulis maksudkan adalah  iklan berbasis jingle dan endoser.
1.   Iklan menggunakan Jingle
Jingle adalah suatu gambaran dari sebuah iklan yang di realisasikan dalam bentuk musik. Biasanya dalam suatu jingle terdapat makna atau pesan-pesan yang terkait dengan apa yang ingin di iklankan atau di promosikan. Jingle adalah musik tentang sebuah merek yang bisa mengajak dan mengingatkan pesan sebuah iklan (White, 2000 : 106). Jingle adalah musik yang sederhana dan mudah, baik nada maupun liriknya, akan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. (Kasali, 2007 : 92). Kenapa menggunakan jingle? Ada 6 alasan menggunakan iklan berbasis jingle untuk mempromosikan sebuah produk (Keller, 2003 : 175; Soehadi, 2005 : 31) yaitu :
a.    Memorability
Yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Dengan sifat jingle yang menarik dan mudah diingat ini, maka memungkinkan orang untuk menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarnya dari iklan. Ini sangat cocok untuk membuat jingle tentang potensi wisata yang ada di Banyuwangi agar mudah diingat (easily recalled) dan mudah dikenal (easily recognition).
b.    Meaningfulness
Yaitu jingle mempunyai arti (descriptive dan persuasive). Karena sifat musikalnya, jingle dapat mengkomunikasikan informasi tentang produk, tetapi jingle seringkali menyampaikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan ringkas.
c.    Likability
Yaitu jingle disukai. Biar mudah disukai maka sebuah jingle harus ; fun and interesting dan rich in visual and verbal imagery
d.   Transferability yaitu jingle mudah ditransfer ke produk kategori baru (Within and across product categories) dan melintasi batas geografis/budaya ( across geographical boundaries and cultures)
e.    Adaptability yaitu jingle tidak mudah usang karena sifatnya yang flexible dan updatable(tidak ketinggalan jaman)
f.     Protectability yaitu jingle dapat diproteksi secara legally (menurut hukum) dan competitive ( dari para pesaing).
Dengan membuat jingle tentang kekayaan wisata yang ada harapannya para wisatawan, baik domestik maupun manca negara, dapat selalu teringat pariwisata Banyuwangi ketika mereka mendengar jingle tersebut. Oleh karena itu, supaya cakupan publikasinya luas maka pemutaran jingle harus berkesinambungan dan dibanyak tempat seperti di media massa, di traffic light, di hotel/penginapan dan di obyek – obyek wisata. Bagaimana cara membuat jingle yang baik dan bermakna? Kalau kesulitan maka pemerintah kabupaten Banyuwangi dapat membuat lomba jingle tentang pariwisata di Banyuwangi, pasti akan dapat sebuah jingle yang bagus karena tidak semua orang mampu membuat jingle yang sesuai.
2.   Iklan menggunakan endoser
Endoser menurut Terence A Shimp (1993:329) dalam bukunya  promotion management and marketing communication : Endoser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang iklan dalam mendukung iklan produk. Syarat untuk menjadi endoser yaitu attactiveness (kemenarikan). Kemenarikan dalam hal ini, tidak hanya berkaitan dengan daya tarik fisik,tetapi juga termasuk karakter yang dipersepsikan oleh konsumen dalam diri endoser, seperti : kemampuan intelektual, kepribadian, karakteristik, gaya hidup dan keahlian dalam bidang atletik. (Terence A Shimp, 2003:468 terjemahan Revyani Sjahrial). Lebih lanjut Uyung Sulaksana (2003:71) mengatakan “pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik, umumnya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi dan merek yang menggunakan celebrity sebagai endorser lebih tinggi daya bujuknya terhadap minat beli konsumen ketimbang merek yang memakai model (cantik atau tampan tapi tidak dikenal), atau orang biasa sebagai endorser”.
Untuk mendukung iklan yang baik dan sesuai dengan karakteristik Banyuwangi maka penulis menyarankan kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk menggunakan orang/tokoh yang sudah terkenal/dikenal di kabupaten Banyuwangi atau nasional yang berasal/lahir di Banyuwangi seperti AbdulahAzwar Anas (Bupati Banyuwangi), Lucky Perdana (Artis yang lahir di Banyuwangi), Nini Carlina (Artis dari Banyuwangi) dan lain – lain. Dengan menggunakan tokoh  tokoh yang sudah akrab di hati masyarakat lokal/nasional/internasional akan mempercepat dan mempermudah mereka mengingat/menghubungkan hal tersebut dengan pariwisata di kabupaten Banyuwangi. Akhirnya mereka kembali mengunjungi pariwisata di Banyuwangi dengan membawa lebih banyak teman dan pariwisata Banyuwangi semakin berkembang dan maju serta dapat mensejahterakan masyarakat Banyuwangi .
                                                                                     

DAFTAR PUSTAKA







Kasali, Rhenald., 2007, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Cet. V, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

Kevin Lane Keller., 2003, Strategic Brand Manajemen, Second Edition, Prentice Hall

Shimp A. Trerence, 1993. Periklanan promosi. Jakarta: Erlangga.

Uyung Sulaksana, 2003, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar

WORKSHOP PEMBINAAN LPIR SOLO 2013 (3)

Hari Sabtu, 14 Desember 2013 kembali berjuang untuk mendapatkan ilmu tentang bagaimana penelitian untuk remaja/pelajar tersebut? Dimulai jam 08.00 pagi setelah makan pagi dengan lauk pauk yang beraneka ragam, tinggal seberapa kuat perut kita dan seberapa besar rasa malu kita kalau makan terlalu banyak. Kalo hari pertama kami di ruang Tirtosari, sekarang kami berkumpul di ruang Kusuma Wijaya dan semua adalah pembimbing LPIR kategori IPS dan kemanusiaan. Di buka dengan sambutan dari Dr. Agus dan Ibu Iroh kami memulai sesi pertama. Dilanjutkan presentasi satu - persatu semua kelompok yang terdiri dari 8 kelompok. Memang kami sudah presentasi dan menilai secara mandiri serta telah memutuskan pemenangnya yaitu penelitian tentang Bank Sampah. Tetapi ketika kelompok 4 tersebut, yang punya penelitian tentang Bank Sampah kelihatan narasumber kurang puas sehingga dilakukan penilaian ulang dan presentasi diulang lagi dari nomor satu. Kamipun seperti malam sebelumnya tetap menampilkan penelitian tentang Hutan Tutupan Adat; Pengaruh Kepedulian Masyarakat Sanggau terhadap Hutan Tutupan Adat dsb. Karena ketua kelompok dan yang mempunyai ide serta punya daerah tersebut pergi entah kemana maka saya jadi ikut untuk presentasi. Setelah selesai semua kelompok presentasi tibalah penghitungan nilai dari setiap kelompok dan akhirnya kelompok kamilah yang meraih juara dengan nilai tertinggi. Acara ditutup pukul 12.00 WIB, kemudian akan dilanjutkan pada pukul 13.30 WIB serta berkumpul di ruang Tirtosari bersama dengan kelompok yang lain (Bidang IPA dan Bidang Teknologi dan Rekayasa). Selanjutnya kami mengikuti acara pengenalan tentang Jurnalistik, yang katanya tahun depan akan diadakan juga Lomba Jurnalistik untuk Pelajar.Ini Tantangan bagi kami untuk mewujudkan jurnalistik menjadi media publikasi sekolah karena nanti yang dinilai adalah setiap sekolah membuat bulletin atau majalah. Setelah pembekalan tentang Jurnalistik dilanjutkan motivasi berprestasi yang dibawakan oleh Mas Agung (abang ganteng..katanya). Acara ini sebenarnya tidak bagus - bagus amat tetapi cuma dia kreatif, sayangnya kami belum terbangkitkan motivasi kami karena memang metodenya lain. Menurutku dia kurang maksimal dalam satu hal, misalnya kalau mau buat kami menangis maka jangan diselingi dengan guyonan sehingga tidak akan terhenti rasa sendu itu. Permainan mas Agung memang kreatif termasuk corat - coret yang menggunakan pasta gigi tersebut (odol) jadi yang salah melakukan intruksi maka ia harus dicoret dengan odol. Nah yang nyoret salah satunya adalah aku karena aku termasuk 10 orang yang mengajukan diri sebagai punisher. Acara selesai jam 16.00 WIB dilanjutkan dengan acara penutupan. Sebelum ditutup diumumkan 5 kelompok terbaik dari setiap bidang dan kelompok 6, kelompok kami mendapat hadiah tetapi sayangnya hadiahnya cuma satu padahal dalam satu kelompok ada 8 - 9 orang sehingga hadiahnya tidak bisa dibagi..lha wong kain mo disobek he... ga masalahlah yang penting kami dapat ilmu dan tercerahkan pikiran serta dapat membuktikan bahwa kami bermental juara.

FINALIS LOMBA KARYA TULIS BPD DIY

Untuk kesekian kali mengikuti lomba, baru satu kali ini saya mengikuti Lomba Karya Tulis sebuah Bank yaitu Bank BPD DIY. Beda dengan lomba - lomba yang saya ikuti, lomba ini  saya harus mempresentasikan tulisan setelah mengirimkan naskah lomba. Alhamdulillah tulisan saya menempati 10 besar naskah yang masuk dan kata panitia ada sekitar 30 naskah karya tulis. Saya memang tidak mempunyai pengalaman dalam hal perbankan untuk ditulis. Tetapi sekarang apa sih yang tidak bisa kita dapatkan dari internet? Maka dengan usaha yang cepat dan otodidak saya mencari bahan - bahan untuk ditulis termasuk browsing alamat website Bank BPD DIY. Dering teleponku berbunyi mengatakan bahwa saya harus presentasi tentang tulisan saya padahal tulisan itu tidak terlalu mengikuti aturan sistematika karya tulis ilmiah namun karena ide yang saya tuangkan disini merupakan hal yang baru maka (mungkin) tulisan saya lolos menjadi finalis.
Hari presentasipun tiba, hari Rabu 11 Desember 2013 kami ber-sepuluh presentasi satu persatu. Memang yang datang dan presentasi masih muda - muda dan kebanyakan masih menempuh jenjang S1. Hanya ada 3 orang termasuk saya yang kuliah s2. Saya mendapat urutan ke 7, untuk tampil saat itu saya membuat model presentasi menggunakan aplikasi prezi yang lebih menarik dan 'canggih'. Sampai hampir jam 12 malam aku membuat aplikasi presentasi, program prezi memang harus dibuat secara online dahulu baru didownload untuk dipresentasikan secara offline.Semua sudah tampil dan satu jam lagi akan diumumkan tetapi saya tidak dapat menunggu pengumuman tersebut karena ada tugas dari rumah untuk menjemput anak. Apalagi saya juga tidak terlalu yakin akan juara. Biarlah nanti juga tau siapa yang juara yang penting tulisan saya termasuk yang diperhitungkan. Walaupun saya belum masuk 6 besar yang juara tetapi alhamdulillah saya juga mendapatkan rejeki juga yaitu saya mendapatkan kartu Flazz BPD DIY yaitu kartu belanja sebesar Rp 250 ribu rupiah untuk belanja di tempat - tempat yang ada tanda. Tidak sia - sia juga sudah mengirim dan presentasi pasti ada hasil dan hikmahnya " Kalau kita tidak melakukan apa - apa, pasti tidak ada yang terjadi dengan kita, tetapi kalau kita berkarya dan berbuat sesuatu pasti akan terjadi sesuatu dalam hidup kita". Inilah saya buktinya.

Sabtu, 14 Desember 2013

INOVASI PENGEMBANGAN IMAGE/BRANDING BANK BPD DIY

(Finalis Lomba Karya Tulis BPD DIY)
Perkembangan Bank BPD DIY perlu kita acungi jempol, karena di HUT ke-52 ini sudah banyak hasil yang dicapai. Bayangkan saja per 11 Oktober 2013 sudah ada sekitar 85 kantor kas dan 23 unit ATM di DIY. Belum jumlah asset atau kekayaan yang dimiliki, termasuk jumlah pegawainya. Nampak Bank BPD DIY terus berbenah dan mengembangkan diri, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah layanan dan jumlah nasabah. Bank BPD DIY selalu berusaha untuk melakukan inovasi dalam pengembangan image atau branding agar menjadi lebih baik dan maju. Salah satu indikator gagasan pengembangan image/branding Bank BPD DIY adalah dengan mengadakan lomba setiap menyongsong perayaan ulang tahunnya. Perlu kita sadari bahwa image/branding yang baik adalah hal yang mutlak dilakukan untuk menunjang citra Bank yang dapat menjadi solusi diantara bank – bank yang lain.
PENGERTIAN IMAGE/BRANDING
Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya (Holt, 2001:360). Hal inilah yang mendasari Bank BPD untuk selalu melakukan inovasi pengembangan image/branding menuju perubahan yang lebih baik.
Bill Canton (2001:2) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe (2000:2) citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Sedangkan Frank Jefkins (1998:20) mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa image/branding dapat diciptakan dan ditingkatkan menurut keinginan orang atau perusahaan. Demikian juga Bank BPD DIY bila Bank BPD DIY ingin image atau citra yang baik, maka Bank BPD DIY harus dapat merubah image atau citra yang kurang baik yang selama ini melekat dalam dirinya. Tanpa melupakan keunggulan – keunggulan yang dimiliki Bank BPD DIY, Bank BPD DIY masih memiliki pekerjaan rumah dalam merubah image atau citra yang ada dalam lingkungan masyarakat, termasuk para nasabah. Apa saja image atau citra yang kurang baik yang masih melekat di Bank BPD DIY?
IMAGE NEGATIF BANK BPD DIY
Image atau citra yang berkembang selama ini tentang BPD DIY adalah sebagai berikut
1. Image mahal ; pengajuan kredit mudah, bunga wah
Menurut fakta, image ini tidak tepat karena berdasarkan informasi Bisnis.com suku bunga dasar kredit (prime lending rate) tanggal 1 September 2013 di 10 Bank besar di Indonesia diketahui bahwa suku bunga dasar kreditnya lebih tinggi dibandingkan suku bunga dasar kredit di Bank BPD DIY. Ini perlu diluruskan oleh pihak Bank BPD DIY, sehingga kesan bunga tinggi lambat laun mulai hilang. Seperti misi Bank BPD yang bertujuan memperoleh laba yang wajar:
“Bank BPD DIY sebagai Bank Umum, bertujuan memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama kredit skala kecil dan menengah serta mendorong pemberdayaan ekonomi daerah dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan daerah”.
2. Maksimal produk, teknologi duduk
Seperti bank – bank lain, Bank BPD DIY menawarkan berbagai produk regular maupun unggulan. Kalo kita cermati ada banyak produk yang dikeluarkan oleh BPD DIY seperti :
a. Simpanan; simpanan terdiri dari 3 jenis yaitu Giro, Tabungan dan Deposito
Dari ke-3 jenis simpanan tersebut tabungan adalah salah satu produk yang mempunyai varian bermacam – macam seperti simpeda, Sutera, Sutera Emas, Tunas, Tabungan Haji dan Umrah Shafa, dan Tabunganku
b. ATM
Dari bermacam tabungan di atas, “hanya” nasabah tabungan Simpeda dan Sutera yang dapat memiliki fasilitas kartu ATM Bank BPD DIY secara gratis. Keuntungan memiliki ATM ini adalah nasabah dapat melakukan berbagai transaksi dimanapun dan kapanpun karena ATM Bank BPD DIY telah bergabung dengan Jaringan ATM BERSAMA, PRIMA dan MEPS (Malaysian Electronic Payment System)
Di samping itu, melalui ATM tersebut nasabah dapat melakukan hal – hal berikut ;
 Pembayaran tagihan Telepon, Internet Speedy, Telkomsel kartu HALO, Indosat Matrix dan StarOne Postpaid
 Pembelian Tiket Garuda Indonesia dan Kereta Api
 Pembelian Pulsa Simpati dan Kartu As, Indosat Mentari dan IM3, dan StarOne Prepaid
 Pembayaran Akademik dibeberapa universitas di Yogyakarta seperti UNY, UPN, UMY dan UAD serta
 Pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
c. Kerja sama dalam upaya meningkatkan layanan nasabah Bank BPD DIY
Sementara untuk jenis layanan lainnya, Bank BPD telah bekerja sama dengan berbagai instansi dan perusahaan yang ada di Indonesia. Kerja sama ini diproyeksikan sebagai kerjasama yang saling menguntungkan ke dua belah pihak. Berikut jenis kerjasama yang telah dijalin oleh Bank BPD dengan pihak lain:
1) Real Time Gross Settlement (RTGS) : Bank BPD DIY bekerja sama dan bergabung dalam system Bank Indonesia sehingga nasabah dapat melakukan transfer antar Bank ke seluruh Indonesia secara Real-Time.
2) Modul Penerimaan Negara (MPN-Prima): Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan untuk melayani masyarakat akan kebutuhan transaksi penerimaan karena terhubung langsung dengan Sistem Direktorat Perbendaharaan Negara.
3) Siskohat : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Kementerian Agama sehingga Bank BPD DIY menjadi salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH).
4) Bill Payment : Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa operator telpon/telpon seluler, maskapi penerbangan, dan universitas untuk Pembayaran tagihan, Pembelian Tiket, Pembelian Pulsa dan Pembayaran Akademik.
5) Sistem Kliring Nasional (SKN-BI) : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Bank Indonesia sehingga Bank BPD dapat melakukan Kliring Debet dan Kliring Kredit secara nasional
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh bank BPD DIY juga harus bersifat dinamis, artinya sesuai kebutuhan para nasabah dan juga high-tech. Jangan sampai produk berlimpah tetapi terkalahkan dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki bank lain, sehingga nasabah banyak yang tidak tertarik menggunakannya. Saat ini nasabah sudah banyak yang melek teknologi dan menginginkan segalanya praktis dan cepat. Oleh karena itu produk – produk di atas tetap perlu ditingkatkan, baik jangkauan maupun
kualitasnya. Itulah citra yang penulis tangkap ketika penulis melakukan observasi secara sederhana. Harapan penulis bahwa image/citra yang kurang bagus ini segera dapat diperbaiki dan segera dapat bersaing dengan Bank – Bank yang lain yang lebih maju.
INOVASI IMAGE BARU
Untuk mengatasi image/citra yang kurang baik yang telah melekat pada Bank BPD DIY, perlu dilakukan antisipasi dan inovasi image/citra baru. Ada beberapa hal yang dapat penulis usulkan :
1. Merubah image bunga wah dengan publikasi dan edukasi terarah
Untuk mengantisipasi image/citra bunga kredit tinggi, Bank BPD DIY perlu melakukan publikasi dan edukasi tentang besarnya bunga/angsuran kredit di bank BPD DIY. Publikasi dan edukasi dapat dilakukan melalui media massa (cetak/elektronik) secara berkesinambungan. Bank BPD DIY perlu juga memberikan pemahaman tentang bunga kredit melalui kegiatan – kegiatan outdoor atau menerbitkan produk kredit murah tetapi bukan murahan. Ini artinya kredit benar – benar murah tetapi tidak semua dapat dikabulkan pengajuan kreditnya tetapi perlu diseleksi dengan cermat. Selama ini, timbul kesan bahwa jika yang mengajukan kredit adalah pegawai negeri sipil maka pengajuan kreditnya pasti dikabulkan/disetujui. Sedangkan orang awam pasti sangat sulit. Di samping itu juga ada kesan bahwa bunga kredit turun/murah hanya saat – saat tertentu (baca: Bank BPD ulang tahun) maka bunga kredit Bank BPD DIY pasti rendah atau murah. Hal – hal tersebut di atas perlu menjadi perhatian Bank BPD DIY untuk meluruskan dan memperbaiki image/citra dengan publikasi dan edukasi terarah yang cepat, akurat dan merakyat. Pada akhirnya nanti image/citra negative sebagai Bank yang memiliki bunga kredit besar dapat hilang.
2. Bank ramah anak
Inovasi ini belum pernah penulis temukan di bank manapun, tetapi ada kemungkinan dan bagus untuk dilakukan yaitu mini library. Selama ini bila orang tua mengajak anaknya ke bank, bisa dipastikan si anak tidak ada kegiatan yang positif selama menunggu orang tuanya melakukan transaksi di bank. Alangkah baik dan mulianya jika bank mau ikut andil dalam mencerdaskan generasi muda dengan menyediakan buku – buku bacaan yang sesuai untuk anak- anak. Dibanyak bank, penulis hanya melihat beberapa koran yang terpajang untuk dikonsumsi orang tua/dewasa. Sementara anak – anak tidak ada yang memperdulikan kebutuhannya akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Betapa peduli dan empatinya sebuah bank terhadap anak-anak jika bank rela menyediakan buku - buku bacaan untuk anak – anak di Bank BPD DIY sehingga ketika orang tua yang mengajak anak untuk melakukan transaksi dapat memberikan kesempatan anaknya untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari buku – buku yang dibaca.
3. Bank “masuk” sekolah
Perlu dicanangkan juga bahwa Bank BPD DIY peduli dengan pendidikan dan budaya gemar menabung. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta perlu membuat tradisi yang baik bagi para pelajar, salah satunya menabung untuk masa depan. Kalo hubungan dengan bank maka Bank BPD DIY dapat menjadi pioneer untuk blusukan ke sekolah – sekolah terutama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kalo biasanya pelajar harus datang ke bank jika mereka ingin menabung, maka Bank BPD perlu jemput bola dengan mendatangi pelajar di sekolah mereka. Bank BPD DIY dapat merangkul dan bekerja sama dengan SD dan SMP di sekitar Bank BPD DIY. Mengapa para pelajar SD dan SMP? Karena pelajar SD dan SMP masih mudah untuk diarahkan dan dibina agar gemar menabung, di samping itu mereka juga belum berani pergi ke Bank BPD DIY sendiri.
Kalo kendala dengan pegawai yang harus terjun langsung ke sekolah sasaran, maka sebagai solusi Bank BPD DIY dapat bekerja sama dengan SMK – SMK sekitar bank yang memiliki jurusan akutansi atau pemasaran untuk memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk magang dan mencoba bekerja. Langkah ini akan banyak menghemat pengeluaran Bank BPD DIY jika hal ini menjadi kendala. Penulis yakin bahwa ini positif bagi para siswa SMK juga karena mereka mendapat pengalaman bekerja di sebuah Bank ternama. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan dan menantang bagi para siswa SMK, tinggal ada keinginan tidak dari Bank BPD DIY untuk memaksimalkan potensi yang ada di kota pelajar ini.Image pelayanan
Image/citra pelayanan pegawai yang ramah dan cepat telah tercipta, tinggal dipertahankan kalau perlu dikembangkan ke seluruh cabang dengan pemilihan pegawai terbaik The best employee of the month atau The best employee of the year. Hal ini mempunyai dua keuntungan yang di dapat yaitu mempertahankan image pelayanan prima (excellent service) dan meningkatkan kinerja para pegawai karena mereka termotivasi untuk dapat menjadi pegawai terbaik.
5. Sentuhan teknologi seperti SMS Banking dan Internet Banking
Indonesia menempati posisi kelima negara dengan jumlah pengguna ponsel terbanyak di dunia, maka perlu bagi BPD DIY untuk mengembangkan dan menjadi bank yang up to date terhadap teknologi. Dengan memanfaatkan perangkat ponsel dan computer/laptop, Bank BPD DIY dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah yang mengharapkan pelayanan yang cepat dan praktis tidak terbatas waktu dan letak geografis. Ada 2 jenis fasilitas lagi yang perlu dikembangkan oleh Bank BPD DIY yaitu
1) SMS Banking:
SMS Banking adalah sebuah inovasi layanan perbankan dengan menggunakan fasilitas ponsel. SMS Banking memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi sehingga nasabah tidak harus mondar-mandir ke Bank maupun mesin ATM lagi. Karena nasabah bisa melakukan transaksi dengan mudah melalui ponsel. Data analisis lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA, menyebutkan bahwa jumlah pengguna ponsel di Indonesia cukup tinggi, mencapai 236,8 juta pelanggan seluler. Dari jumlah itu, belum terdata berapa orang yang memiliki ponsel lebih dari satu. Sementara data riset dari lembaga AC Nielsen mencatat 95% pengguna ponsel di Indonesia memanfaatkan alat itu untuk menjelajahi Internet. Ini kesempatan terbuka untuk membuat terobosan baru dalam mengembangkan fasilitas SMS Banking di Bank BPD DIY.
2) Internet Banking :
Internet Banking adalah suatu cara baru untuk melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan jaringan internet yang memudahkan Anda untuk selalu dapat berinteraksi dengan Bank BPD dimana pun berada dengan aman dan mudah. Hasil survey pengguna internet tahun 2013 yang dilakukan oleh Merketeers bersama MarkPlus Insight menyimpulkan bahwa pengguna internet mencapai 74 orang atau 28 persen populasi Indonesia. Di tahun 2015 nanti, jumlah pengguna internet diperkirakan melewati 100 juta orang. Riset yang sama menunjukkan bahwa semua kalangan menikmati internet. Hampir separuh dari Netizen di Indonesia merupakan pengguna internet muda berusia di bawah 30 tahun, sedangkan 16 persen adalah para Netizen berusia di atas 45 tahun.
Dua hal tersebut di atas perlu dijadikan target dan mimpi Bank BPD DIY untuk diwujudkan sehingga Bank BPD DIY sebagai bank daerah sudah mampu menjelajah ke tingkat internasional dalam hal teknologi. Tekad ini sesuai dengan tagline Bank BPD DIY yaitu berkembang bersama sebab masyarakat sekarang telah terbebas dari gaptek (gagap teknologi).
KESIMPULAN
Dengan tagline “ Berkembang bersama”, Bank BPD DIY dapat terus berkembang melalui aksi dan prestasi sehingga citra positif selalu tersemat di Bank BPD DIY. Harapan penulis Bank BPD DIY terus meningkatkan diri dalam kualitas baik kualitas pelayanan maupun produk yang dihasilkan sehingga image/citra positif Bank BPD DIY selalu tertanam dalam hati masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu bank daerah, Bank BPD DIY harus memberikan fasilitas dan kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Kalo bukan Bank BPD DIY siapa lagi yang akan mengembangkan dan mensejahterakan masyarakat Yogyakarta melalui program – program yang kreatif dan inovatif. Bank BPD DIY “ Bank ndeso ananging kualitas kondang kaloka”. Amin

DAFTAR PUSTAKA
Frank Jefkins. 1998. Public Relations. Edisi ke 5. Jakarta. Erlangga. Hal. 20 dan 412
Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of American English. New York. Hal.360
http://finansial.bisnis.com/read/20130912/11/160209/september-2013-daftar-suku-bunga-dasar-kredit diakses tanggal 25 November 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_%28Hubungan_Masyarakat%29 diakses tanggal 25 November 2013
http://inet.detik.com/read/2013/08/21/112207/2336008/398/3/posisi-indonesia-di-percaturan-teknologi-dunia diakses tanggal 26 November 2013
http://krjogja.com/read/189368/pengguna-ponsel-tembus-5-miliar-pada-2017.kr diakses tanggal 27 November 2013
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/13/10/28/mvdcxp-survei-pengguna-internet-di-indonesia-mencapai-74-juta-orang diakses tanggal 26 November 2013
Kim Harrison. 2001. Strategic Public Relations: A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia. Vineyard Publishing. Hal. 2
Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi. Crest Publishing House. Hal. 2

WORKSHOP PEMBINAAN LPIR SOLO 2013 (2)

Sabtu, 14 Desember 2013 adalah hari ke-2 pelaksanaan workhsop pembinaan LPIR tingkat SMP di Solo. Jam 05.00 WIB aku bangun untuk sholat dan mempersiapkan ATK untuk pelatihan pagi ini. Setelah mandi dan makan pagi yang menunya super komplet jam 06.30, aku persiapkan untuk berangkat ke ruang Kusuma. Disana sudah ada banyak guru peserta yang datang, kami akhirnya di bagi menjadi 3 kelompok keahlian yaitu bidang IPS dan Kemanusiaan, bidang IPA dan bidang Teknologi. Ada 198 orang peserta dengan rincian sebagai berikut 66 orang berkualifikasi IPS dan Kemanusiaan, 66 guru peserta berkualifikasi IPA dan lingkungan dan 66 orang berkualifikasi Pengetahuan Teknik dan Rekayasa. Dalam kelompok besar tersebut, panitia membagi lagi dalam kelompok kecil - kecil yang terdiri dari 8 orang. Kemudian dari setiap kelompok kecil tersebut nanti dipilih 2 nominator karya tulis yang akan dipresentasikan. Sebab diwajibkan setiap orang dalam kelompok untuk mengusulkan 3 judul dan dari ketiga judul tesebut dikumpulkan dalam kelompok kecil kemudian dipilih 2 judul yang akan disajikan dalam forum besar. Akhirnya setelah melewati diskusi yang panjang terpilihlah 2 judul yang kami anggap layak untuk digali dan dipresentasikan serta dilombakan melawan kelompok - kelompok lain termasuk kelompok IPA dan Teknologi. Jam 12.00 WIB kami selesai diskusi dengan Dr Agus Susilo, Dosen UNJ. Walaupun kami harus pindah 2 kali, dari ruang meeting Kusuma, lalu menuju mushola dan terakhir di ruang ....Kami selesai jam 16.00WIB dan kembali ke kamar masing - masing.