Mungkin judul ini terlalu klise bagi banyak orang
tetapi itulah yang coba aku terapkan dan tanamkan di hati para anak didikku.
Ketika itu kami akan mengikuti Lomba Olimpiade Online (OON) Ainun Habibie Award
untuk 4 mata pelajaran UN ; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan
IPA yang diadakan oleh Orbit Digital & Geschool.
Bukan perkerjaan yang mudah memilih dan
mengumpulkan 10 anak yang cerdas dan mempunyai jiwa seorang pejuang. Karena
Olimpiade ini akan melewati beberapa tahap dan seleksi dari tingkat kabupaten,
provinsi dan nasional. Oleh karena itu aku sebagai guru pembimbing harus cerdik
mengatur strategi seperti seorang pelatih sepakbola, termasuk menjaga soliditas
tim. Salah satu caranya adalah aku meminta akun dan password siswa untuk login
tes dan kubilang “Kalau diantara kalian ada yang tidak solid atau sakit maka akan
digantikan sebagai peserta Olimpiade oleh siswa lain dengan menggunakan akun
dan password kalian saat tes online”. Dengan cara tersebut aku menekankan
kekompakan tim dan semangat untuk berjuang dan tampil sebaik mungkin.
Olimpiade Online ini sebenarnya tidak ada yang
mengawasi sehingga jika mau curang itu bisa saja misal guru membantu menjawab
tes tetapi itu tidak kami lakukan sebab kejujuran adalah segalanya bagi kami
dan juara adalah hanya bonus dari kerja keras. Kami berusaha sekuat tenaga
termasuk mencari 2 warnet terdekat untuk menghadapi soal – soal secara online
karena akses internet sekolah kami tidak terlalu bagus. Untuk itu kami telah
memesan seat/bilik warnet sehari sebelumnya biar kami dapat tempat yang nyaman
dan representatif. Satu jam sebelum tes dimulai yaitu jam 10.00 WIB kami pergi
ke warnet yang telah kami pesan untuk persiapan. Jam 11.00 WIB dimulai, dalam
waktu satu jam siswa harus menjawab soal sebanyak 120 butir dengan sistim
penilaian benar : + 3 dan salah : - 1. Oleh karena itu para siswa menggunakan
strategi yang telah diatur sebelumnya.
Akhirnya seleksi kabupaten selesai, tanpa
bermaksud menyombongkan diri ternyata kami meraih juara 1 dan hebatnya lagi
salah satu siswa kami menjadi siswa yang tertinggi skornya dari 5 sekolah yang
mengikuti atau 55 peserta. Dari hasil itu, tersirat wajah anak – anak yang
penuh semangat dan percaya diri yang tinggi apalagi dapat mengalahkan salah
satu sekolah favorit di kabupaten kami. Sebagai juara 1 kami maju ke tingkat
provinsi bersama 2 tim/sekolah, rangking dibawah kami. Dengan semangat yang
membara kami maju lagi ke tingkat provinsi bersama 12 sekolah wakil tiap
kabupaten yang lolos. Untuk ukuran sekolah di pelosok, kami merasa tersanjung
melawan sekolah di perkotaan. Alhamdulillah untuk tingkat provinsi kami meraih
posisi 5 besar dari 12 sekolah yang lolos tingkat kabupaten dan kotamadya. Dari
hasil tersebut kami maju lagi ke tingkat nasional yang diikuti oleh 94 sekolah
dari seluruh Indonesia. Kami masih tetap semangat dan keep the fight. Kami
tingkatkan usaha dan doa untuk meraih hasil yang maksimal termasuk meminta doa
dari bapak-ibu guru. Hasil yang ditunggu- tunggu akhirnya keluar. Kami
menempati posisi 33 dari 94 SMP yang mengikuti. Syukurlah, itu hasil yang luar
biasa bagi kami, aku bilang ke anak – anak “Anak – anak kalah menang dalam
lomba hal yang biasa tetapi dari lomba ini kita dapat banyak hikmah dan
pengalaman. Masih banyak lomba, kita masih bisa ikut lagi yang penting semangat
jangan sampai kendor walau belum juara.”