Untuk mengantisipasi jeleknya nilai Ujian
Nasional, menyebabkan banyak orang kalang kabut. Jangan kan guru, pemerintah
saja sampai kalang kabut. Bahkan selalu berlomba antar daerah. Pemerintah pusat
pun tak mau kalah, selalu menaikkan grade dan nilai minimal siswa. Itu
pemerintah pusat, bagaimana dengan pemerintah daerah?
Tetap saja pemerintah
daerah saling berlomba. Lomba ini bukan hanya antar provinsi namun juga antar
kabupaten. Seperti yang terjadi di Provinsi Yogyakarta. Di provinsi ini
pun saling berlomba antar kabupaten. Tidak kalah juga kotamadya tertantang
untuk ikut berlomba. Jadinya berlomba antara 4 kabupaten dan 1 kotamadya. Siapa
yang terbaik di tahun ini. Tidak ada yang mau mengalah semua ingin nomor
satu.
Begitulah yang kami lakukan
siang itu, Kamis 25 Januari 2018. Kami juga melakukan persiapan untuk
menghadapi Ujian Nasional. Layaknya perang dan menghadapi sebuah monster maka
perlu persiapan maksimal. Dari membedah kisi-kisi Ujian Nasional dan
mengimbaskan kepada semua guru di kabupaten Bantul. Minimal mereka bisa
memahami tentang bentuk soal Ujian Nasional tahun 2018 ini. Kalau ditanya
maksimal maka harapannya mereka bisa membuat soal yang mirip dengan Ujian
Nasional.
Apakah bisa Tentu harus bisa
dong, apalagi bagi guru kelas 9 wajib bisa membuat soal yang mirip dengan Ujian
Nasional. Agar apa? Agar ternyata sulit membuat soal itu. Ternyata susah juga
untuk menjawabnya. Dan begitulah yang dirasakan oleh para siswa kita, ngeri
dengan Ujian Nasional. Namun mau bagaimana lagi ini hanya proses untuk
berkembang, proses untuk maju dan proses untuk dapat diukur secara nasional.