|
Istri and the Gank |
Minggu, 22 Februari 2015, kampungku, Serayu mengadakan kegiatan jalan sehat dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) Karang Taruna "Tunas Harapan". Hari itu cukup meriah, karena hanya dengan uang Rp. 7.000,- sudah bisa ikut jalan sehat. Aku sendiri membeli 3 tiket utk keluargaku (aku, istri dan 1 anak). Pagi itu jam 07.00 WIB sudah banyak yang kumpul walaupun acara jalan sehat belum dimulai. Setelah jam menunjukkan jam 7.40 WIB acara mulai dibuka dengna pemotongan pita oleh bapak dukuh. Ga tau ide dari siapa itu, tetapi kayak latah dengan tradisi para pejabat Indonesia. Kalau tidak bisa dibilang lebay (baca: berlebihan). Tetapi biarlah memang begitulah Indonesia suka yang ceremonial berlebihan. Setelah pemotongan pita oleh bapak dukuh, acara dilanjutkan dengna jalan sehat. Jalan sehat mengambil rute jalan kampung,dari SD Serayu menuju dusun Sabrang Kali, Gedongan, melewati lapangan Trirenggo dan Jebugan kemudian kembali ke tempat semula.
|
Tempat Pengumpulan Kupon Doorprize |
Kupon doorprize ternyata harus dimasukan dalam box yang berada di lapangan Trirenggo. Cukup cerdas aku rasa karena kalau dimasukan di tempat panitia, bisa - bisa cuma masukin tiket dan tidak ikut jalan sehat. Jadinya tidak sehat dunk. Kalau sudah begitu maka tidak berhasil dunk program pemerintah memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Ah..itu kan program pemerintah. Kembali ke progam pemuda yaitu jalan sehat, peserta cukup banyak bapak - bapak (yang ini tidak terlalu banyak), ibu - ibu nah ini yang banyak dan anak - anak. Anak - anak juga tidak terlalu banyak..wong mereka harus mempersiapkan diri untuk pintas di panggung kesenian. Panggung kesenian yang dipersiapkan untuk upacara HUT dan memeriahkan acara tersebut.
Setelah berjalan menurut rute yang ditentukan panitia, kami akhirnya sampai atau kembali ke tempat semula. Di tempat tersebut aku mendapat nasi kuning dan lauk - pauk serta segelas air mineral. Ya..lumayanlah untuk mengobati rasa lapar dan haus setelah berjalan kurang lebih 3 km. Setelah beberapa saat kami beristirahat, kegiatan selanjutnya segera dimulai. Hampir sama dengan acara dibelahan bumi manapun bahwa acara pertama adalah pembukaan. Kalau itu bukan tradisi luar negeri, maka hal itu menjadi tradisi di Indonesia. Seperti yang kita tau sambutan yang pertama dari ketua panitia, terus kepala dusun dan hiburan serta acara inti yaitu doorprize.
|
Ara in Action |
Setelah sambutan - sambutan tadi, acara selanjutnya adalah hiburan tari - tarian dari anak - anak yang mengikuti les di paguyuban sekar pamujan. Sekar pamujan adalah semacam tempat les tetapi khusus untuk MC, Menyanyi dan Menari. Sekar pamujan ini sebenarnya didirikan belum lama, belum ada sebulan kayaknya, tetapi memang banyak anak - anak yang ikut les di situ. Jadi pada saat acara hiburan anak - anak, peserta tari dibagi dalam 2 kelompok: kelompok anak - anak TK kebawah dan anak - anak SD. Mereka semua menari dan menyanyi bersama - sama. Mereka nampak sangat menikmati.
Setelah acara hiburan menari dan menyanyi selesai dilanjutkan dengan pengundian doorpirze. Untuk doorprize aku tidak pernah percaya bahwa namaku akan terpilih atau terpanggil. Belum pernah selama hidupku aku mendapat lotre atau undian. Aku ga tau kenapa. Mungkin namaku memang ga hoki atau memang Tuhan sayang padaku sehingga menjagaku agar tidak terkena barang - barang yang belum tentu kehalalannya. Kenapa tidak halal? Karena cara mendapatkannya dengan cara di lotre. Ok..kembali ke pengundian pertama, namaku atau nama keluarga ga ada yang muncul. Acara pengundian dihentikan dulu dengan diselingi hiburan, yaitu musik dangdut dengan penyanyi yang menurutku seksi. Mosok perempuan menyanyi memakai celana pendek sehingga seperti itulah. Wah..repot ini.
Daripada menonton tontonan yang tidak baik untuk ditonton, aku memutuskan untuk pulang, sementara istri dan anak menungguinya. Mungkin menunggu doorprize. Aku akhirnya sampai rumah dengan berjalan kaki karena jarak rumah dan tempat acara tidak terlalu jauh. Beberapa saat kemudian istri dan anakku pulang menyusul sebelum acara selesai. Kita semua berada di rumah saja. Dari rumah kami (seolah -olah) mendengar nama kami di sebut. Tetapi biarlah daripada berlari - lari ke tempat acara dan sampai di sana sudah tidak bisa mengambil, karena terlambat, kami memutuskan untuk tetap bertahan di rumah. Tidak perlu mengejar doorprize, sebab bagi kami rejeki tidak akan tertukar. Jadi kalau sudah rejeki kita maka tidak ada orang yang mampu menahan atau menghentikannya. Itulah prinsip. Nah di sorenya, setelah acara selesai ada tetangga yang cerita bahwa memang nama kami di sebut dan katanya hadiah yang terakhir itu yang besar - besar. Jadi memang kami tidak beruntung dan kami tidak menyesal, memang itu bukan rejeki kami. Mungkin rejeki orang lain. TIdak ada penyesalan semua sudah ada garis hidup masing - masing. Benarkan?