Banyuwangi..banyu sing wangi (air yang harum) Di usianya yang ke 242,
Banyuwangi semakin harum namanya. Banyuwangi terus berbenah dan mengembangkan
diri di berbagai sektor; pendidikan, pertanian, pariwisata dan lain – lain.
Dengan jumlah penduduk 1.568.898 jiwa dan
luas daerah 5.782.50 km2, Banyuwangi mampu menjadi penghasil produk perkebunan
di dataran tinggi dan produk pertanian di dataran rendahnya (Badan Pusat Statitik
kab Banyuwangi ). Itu adalah beberapa potensi pertanian dan perkebunan yang
ada, belum potensi pariwisata dari potensi pariwisata yang ada di daratan
sampai potensi wisata yang ada di lautan, yang mana membujur dari arah utara
sampai selatan merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
A. Potensi
Pariwisata Banyuwangi
Ada
banyak potensi pariwisata di Banyuwangi yang terus digali dan dikembangkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi antara lain :
1. Kawah Ijen
adalah destinasi wisata alam (ecotourism)
Kawah Ijen
terdapat di puncak Ijen dengan kaldera dan danau hijau yang menakjubkan.
2. Pantai
Plengkung ( G- Land)
Sebagai
surganya pecinta selancar dunia, G-Land mempunyai ombak yang terpanjang dan
tertinggi kedua setelah pantai Hawai. G-land berada di dalam kawasan Taman Nasional
Alas Purwo (TNAP) di daerah Banyuwangi selatan
3. Pantai Rajeg
Wesi
Pantai yang
bersih dengan pasir putih nan indah ini dikelilingi oleh bukit – bukit hijau
yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Desa Sarongan Kecamatan
Pesanggaran, membuat daya tarik tersendiri terhadap para wisatawan.
4. Pantai Sukamade
Pantai ini
juga berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Karena belum sering
dijamah orang maka lautnya masih bersih, air yang hijau dan alami. Di pantai
ini juga menjadi tempat penangkaran Penyu.
5. Teluk Hijau
(Green Bay)
Teluk Hijau
berada di Kecamatan Pesanggaran dan juga masih di kawasan TNMB. Di Green Bay,
kita dapat melihat pemandangan yang indah dan menakjubkan dari atas bukit.
6. Pulau Merah
( Red Island)
Pulau
Merah - tanah merah, terletak di daerah
selatan Banyuwangi ini mempunyai pantai yang indah dan ombak yang cocok untuk
bermain surfing.
7. Taman
Nasional Baluran
Taman
Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi flora dan fauna dengan berbagai
ragam tanaman dan binatang yang dilindungi. Taman Nasional Baluran, kerap disebut
sebagai Africa Van Java karena banyaknya flora dan fauna yang dimiliki.
8. Air terjun
Lider
Air terjun
Lider yang berada di desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon ini merupakan air
terjun terbaik dan tertinggi di Banyuwangi.
9. Agrowisata
Kalibendo
Angrowisata
Kalibendo terdapat di dataran tinggi, jalur menuju kawah Ijen, sehingga
udaranya masih sejuk dan alami. Di kiri kanan terdapat pemandangan perkebunan
cengkih, karet, kopi dan tanaman keras lainnya. Di samping itu di kawasan ini
terdapat sungai yang masih jernih dan asri, air terjun yang indah dan suasana
pedesaan yang masih tradisional.
10. Pantai Watu
Dodol
Pantai Watu
Dodol berada di sebelah utara Banyuwangi, wilayah Kalipuro, dengan
pantainya yang bersih dan indah serta airnya biru dapat menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengunjung. Di samping pantai,
kita juga dapat mengunjungi tempat bersejarah yaitu Goa Jepang yang
berada di sebuah bukit.
11. Tamansuruh
Tamansuruh
berada di kecamatan Glagah, desa Tamansuruh yang memiliki mata air alami. Tamansuruh
merupakan wisatan yang berupa kolam renang.
Di samping itu masih banyak potensi pariwisata di
Banyuwangi seperti Tanah Makarti di wilayah Glenmore, Kebun Kelapa Bangsring
dan Pulau Tabuhan di wilayah Wongsorejo serta ekowisata
Mangrove Bedul di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa
Timur, yang telah menjadi percontohan tingkat nasional dalam pengelolaan
ekowisata mangrove berbasis masyarakat. Dengan kekayaan potensi wisata yang
melimpah maka perlu dilakukan publikasi yang tepat dan terarah. Lalu seperti
apa publikasi yang tepat dan terarah?
B. Model
pemasaran yang tepat dan terarah
Dalam tulisan ini,
penulis merekomendasikan kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk melakukan
pemasaran akan potensi wisata yang ada melalui iklan. Iklan sebagai suatu bentuk promosi
yang bertujuan memberikan informasi harus dikembangkan melalui media dari
sponsor kepada seluruh masyarakat, sebagai bentuk dari komunikasi massa,
periklanan yang dilakukan oleh sponsor tersebut juga bersifat massa sehingga
menggunakan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, papan nama,
majalah dan sebagainya. (Kasali, 2007 : 80). Sedangkan untuk jenis
iklan yang penulis maksudkan adalah iklan berbasis jingle dan endoser.
1. Iklan menggunakan
Jingle
Jingle
adalah suatu gambaran dari sebuah iklan yang di realisasikan dalam bentuk
musik. Biasanya dalam suatu jingle terdapat makna atau pesan-pesan yang terkait
dengan apa yang ingin di iklankan atau di promosikan. Jingle
adalah musik tentang sebuah merek yang bisa mengajak dan mengingatkan pesan
sebuah iklan (White, 2000 : 106). Jingle adalah musik yang sederhana dan mudah,
baik nada maupun liriknya, akan mudah diingat atau bahkan
dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. (Kasali, 2007 : 92). Kenapa
menggunakan jingle? Ada 6 alasan menggunakan iklan berbasis jingle untuk
mempromosikan sebuah produk (Keller, 2003 : 175; Soehadi, 2005 : 31) yaitu :
a. Memorability
Yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Dengan sifat
jingle yang menarik dan mudah diingat ini, maka memungkinkan orang untuk
menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarnya dari iklan. Ini sangat
cocok untuk membuat jingle tentang potensi wisata yang ada di Banyuwangi agar
mudah diingat (easily recalled) dan
mudah dikenal (easily recognition).
b. Meaningfulness
Yaitu jingle mempunyai arti (descriptive dan persuasive). Karena sifat musikalnya, jingle dapat mengkomunikasikan
informasi tentang produk, tetapi jingle seringkali menyampaikan arti dari
sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan ringkas.
c. Likability
Yaitu jingle
disukai. Biar mudah disukai maka sebuah jingle harus ; fun and interesting dan
rich in visual and verbal imagery
d.
Transferability
yaitu jingle
mudah ditransfer ke produk kategori baru (Within
and across product categories) dan melintasi batas geografis/budaya ( across geographical boundaries and cultures)
e.
Adaptability
yaitu jingle
tidak mudah usang karena sifatnya yang flexible dan updatable(tidak ketinggalan
jaman)
f.
Protectability yaitu
jingle dapat diproteksi secara legally (menurut hukum) dan competitive ( dari
para pesaing).
Dengan
membuat jingle tentang kekayaan wisata yang ada harapannya para wisatawan, baik
domestik maupun manca negara, dapat selalu teringat pariwisata Banyuwangi
ketika mereka mendengar jingle tersebut. Oleh karena itu, supaya cakupan
publikasinya luas maka pemutaran jingle harus berkesinambungan dan dibanyak
tempat seperti di media massa, di traffic
light, di hotel/penginapan dan di obyek – obyek wisata. Bagaimana cara
membuat jingle yang baik dan bermakna? Kalau kesulitan maka pemerintah
kabupaten Banyuwangi dapat membuat lomba jingle tentang pariwisata di
Banyuwangi, pasti akan dapat sebuah jingle yang bagus karena tidak semua orang
mampu membuat jingle yang sesuai.
2. Iklan
menggunakan endoser
Endoser
menurut Terence A Shimp (1993:329) dalam bukunya promotion management and marketing
communication : Endoser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga
sebagai bintang iklan dalam mendukung iklan produk. Syarat untuk menjadi
endoser yaitu attactiveness (kemenarikan). Kemenarikan dalam hal ini, tidak hanya
berkaitan dengan daya tarik fisik,tetapi juga termasuk karakter yang
dipersepsikan oleh konsumen dalam diri endoser, seperti : kemampuan
intelektual, kepribadian, karakteristik, gaya hidup dan keahlian dalam bidang
atletik. (Terence A Shimp, 2003:468 terjemahan Revyani Sjahrial). Lebih lanjut
Uyung Sulaksana (2003:71) mengatakan “pesan yang dibawakan oleh sumber yang
terkenal dan menarik, umumnya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi
dan merek yang menggunakan celebrity sebagai endorser lebih tinggi daya
bujuknya terhadap minat beli konsumen ketimbang merek yang memakai model
(cantik atau tampan tapi tidak dikenal), atau orang biasa sebagai endorser”.
Untuk mendukung iklan yang baik dan sesuai dengan
karakteristik Banyuwangi maka penulis menyarankan kepada pemerintah kabupaten
Banyuwangi untuk menggunakan orang/tokoh yang sudah terkenal/dikenal di
kabupaten Banyuwangi atau nasional yang berasal/lahir di Banyuwangi seperti
AbdulahAzwar Anas (Bupati Banyuwangi), Lucky Perdana (Artis yang lahir di
Banyuwangi), Nini Carlina (Artis dari Banyuwangi) dan lain – lain. Dengan menggunakan
tokoh tokoh yang sudah akrab di hati
masyarakat lokal/nasional/internasional akan mempercepat dan mempermudah mereka
mengingat/menghubungkan hal tersebut dengan pariwisata di kabupaten Banyuwangi.
Akhirnya mereka kembali mengunjungi pariwisata di Banyuwangi dengan membawa
lebih banyak teman dan pariwisata Banyuwangi semakin berkembang dan maju serta
dapat mensejahterakan masyarakat Banyuwangi .
DAFTAR PUSTAKA
Kasali, Rhenald., 2007, Manajemen Periklanan
: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Cet. V, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Kevin Lane Keller., 2003, Strategic
Brand Manajemen, Second Edition, Prentice Hall
Shimp A.
Trerence, 1993. Periklanan promosi. Jakarta: Erlangga.
Uyung
Sulaksana, 2003, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar