Apa
itu Malaria?
Tahukah anda apa itu
Malaria? Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui
gigitan nyamuk anopheles betina. Namun tidak semua nyamuk menularkan Malaria. Di
Indonesia diperkirakan ada 450 jenis nyamuk, dan sebagian adalah sebagai
penular /vektor penyakit dan hama pengganggu kenyamanan manusia.
Apa
ciri orang yang menderita penyakit Malaria?
Ciri penderita penyakit
Malaria ada beberapa macam tetapi untuk anak – anak gejala klinisnya tidak
begitu jelas. Anak – anak dan balita hanya dapat diketahui melalui gejala
mencret (diare) dan wajah pucat karena kekurangan darah (anemia). Di samping
itu, balita atau anak - anak yang menderita Malaria dapat diketahui melalui
riwayatnya; apakah dia pernah berkunjung ke daerah Malaria atau apakah dia
berasal dari daerah Malaria? Sedangkan untuk orang dewasa gejala lebih jelas
seperti
1. gejala utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala berat
2. badan terasa lemas dan pucat serta berkeringat.
3. nafsu makan menurun.
4. mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
5. dalam keadaan menahun (kronis) gejala di atas, disertai pembesaran
limpa.
6. untuk Malaria berat disertai kejang-kejang dan penurunan suhu
badan.
.
Apa
penyebab penyakit Malaria?
Penyebab Malaria adalah parasit yang
merupakan anggota genus plasmodium. Penyakit Malaria pada manusia umumnya
disebabkan oleh 4 jenis plasmodium yaitu Vivax,
ovale, malariae dan falciparum, sedangkan plasmodium knowlesi yang kebanyakan
ditemukan pada kera atau orang utan kecil
jumlahnya ditemukan pada manusia.
Bagaimana
cara penularan Malaria?
Untuk penularan
penyakit Malaria ada beberapa cara:
1. Penularan secara alamiah (natural
infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.
2. Penularan yang tidak alamiah (non
natural infection)
a.
Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru
dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali
pusat atau placenta.
b.
Secara mekanik.
Penularan terjadi melalui
transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan ini terjadi melalui jarum
suntik yang tidak steril lagi (disposeble).
Penularan melalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit
yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima darah.
c.
Secara oral (melalui mulut).
Jenis penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam
(P.gallinasium), burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).
Bagaimana
cara mencegah terjangkit Malaria?
Ada beberapa cara pencegahan dan
pemberantasan nyamuk penyebab Malaria seperti
1.
Cara
pengelolaan lingkungan hidup (environmental
management), yaitu dengan pengubahan lingkungan hidup (environmental modification) sehingga larva nyamuk anopheles tidak
mungkin hidup. Kegiatan ini antara lain dapat berupa
a.
Melakukan
3M (Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali;
Menutup rapat tempat-tempat penampungan air; dan Memusnahkan barang-barang
bekas yang dapat menampung air seperti kaleng bekas dan plastik bekas (WHO
2009)
b.
Mencegah
gigitan nyamuk menggunakan lotion anti nyamuk
c.
Memasang
kawat kasa pada jendela dan ventilasi
d.
Tidak
menggantung pakaian di dalam kamar serta
e.
Menggunakan
kelambu pada waktu tidur (Anisati 2008; WHO 2009).
2.
Secara
kimiawi dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia yang dapat membunuh larva
nyamuk seperti solar/minyak tanah, parisgreen, temephos, fention, altosid dll.
Selain zat-zat kimia yang disebutkan di atas dapat juga digunakan herbisida
yaitu zat kimia yang mematikan tumbuh–tumbuhan air yang digunakan sebagai
tempat berlindung larva nyamuk.
3.
Secara
hayati dilakukan dengan mengunakan beberapa agent biologis seperti predator
misalnya pemakan jentik (clarviyorous fish)
seperti gambusia, guppy dan panchax (ikan kepala timah).
Lalu
bagaimana cara pengobatan Malaria jika terlanjur terjangkiti?
Jika
pencegahan dan pembasmian nyamuk anopheles sudah dilakukan tetapi masih
menderita Malaria atau ada gejala – gejala di atas, maka kita bisa segera
membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan. Atau kita dapat melakukan
pengobatan tradisional yang tentu saja lebih murah dan alami. Pengobatan
tradisional yang dapat kita lakukan seperti
1. Pengobatan cara pertama dengan menggunakan bahan bahan:
· 15 lembar
Daun sambiloto
· 3 sendok
madu asli
Caranya: Rebuslah daun sambiloto dengan 2 gelas air dan biarkan
sampai air tersebut tinggal separuhnya. setelah itu saring dan dinginkan serta
tambahkan madu. Minumlah 1/2 gelas 3 kali sehari.
2. Pengobatan cara kedua dengan menggunakan bahan bahan:
· Segenggam
daun pepaya muda
· Garam dapur
1/4 sendok
Caranya: Haluskan daun pepaya muda sampai benar benar halis.
Kemudian seduh dengan air hangat dan campurkan garam dapur. Minumlah setiap
hari secara rutin.
3. Pengobatan cara keempat dengan menggunakan bahan bahan:
· Bandotan
Caranya: Jemurlah
daun bandotan sampai benar benar kering. Kemudian rebus dengan 3 gelas air dan
biarkan sampai airnya tinggal 1 gelas. Saring, minumlah 2 kali sehari pagi dan
sore hari.
4. Pengobatan cara kelima dengan menggunakan bahan bahan:
· Asam
· Jantung
pisang
Caranya: Kupas kulit
jantung pisang yang paling luar dan timbun dalam bara api selama setenga jam.
Setelah itu tumbuk sampai halus, peras dan saring. Tambahkan asam secukupnya
dan diminum sehari sekali
Jika anda ragu – ragu dengan
pengobatan tradisional di atas dan tidak mau repot maka hal terbaik yang dapat
anda lakukan adalah segera bawa orang yang menderita Malaria ke rumah sakit
terdekat. Di rumah sakit orang yang menderita Malaria akan tertangani dengan
baik walaupun untuk biaya pengobatan lebih mahal dari pengobatan tradisional.
Apapun pengobatan yang kita pilih, kita perlu waspada jika menemukan orang yang
menderita gejala – gejala seperti di atas karena penyakit Malaria termasuk
salah satu dari 10 penyakit yang mematikan di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Anisati.
2008. Peran media massa terhadap perilaku ibu dalam upaya pencegahan demam
berdarah dengue pada rumah tangga di kota Yogyakarta. Jurnal Ekologi
Kesehatan 6:210-215.
Depkes RI. Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan
pemberantasan Penyakit Menular dan Lingkungan Pemukiman, Jakarta 1995.
Gilles.
H.M. Management of Severe and Complicated
Malaria. WHO Geneva 1991.
Sutawanir.
D., Metode Survei Sampel. Penerbit Karunika, UT, Jakarta 1986.
The Clinical Management of Acute Malaria,
WHO Regional Publications, South -East Asia Series No. 9. 1986.
WHO.
2009. Dengue: guideline for diagnosis, treat-ment, prevention and control.
Geneva: WHO Press.