(Finalis Lomba Karya Tulis BPD DIY)
Perkembangan Bank BPD DIY perlu kita acungi jempol, karena di HUT ke-52 ini sudah banyak hasil yang dicapai. Bayangkan saja per 11 Oktober 2013 sudah ada sekitar 85 kantor kas dan 23 unit ATM di DIY. Belum jumlah asset atau kekayaan yang dimiliki, termasuk jumlah pegawainya. Nampak Bank BPD DIY terus berbenah dan mengembangkan diri, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah layanan dan jumlah nasabah. Bank BPD DIY selalu berusaha untuk melakukan inovasi dalam pengembangan image atau branding agar menjadi lebih baik dan maju. Salah satu indikator gagasan pengembangan image/branding Bank BPD DIY adalah dengan mengadakan lomba setiap menyongsong perayaan ulang tahunnya. Perlu kita sadari bahwa image/branding yang baik adalah hal yang mutlak dilakukan untuk menunjang citra Bank yang dapat menjadi solusi diantara bank – bank yang lain.
PENGERTIAN IMAGE/BRANDING
Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya (Holt, 2001:360). Hal inilah yang mendasari Bank BPD untuk selalu melakukan inovasi pengembangan image/branding menuju perubahan yang lebih baik.
Bill Canton (2001:2) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe (2000:2) citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Sedangkan Frank Jefkins (1998:20) mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa image/branding dapat diciptakan dan ditingkatkan menurut keinginan orang atau perusahaan. Demikian juga Bank BPD DIY bila Bank BPD DIY ingin image atau citra yang baik, maka Bank BPD DIY harus dapat merubah image atau citra yang kurang baik yang selama ini melekat dalam dirinya. Tanpa melupakan keunggulan – keunggulan yang dimiliki Bank BPD DIY, Bank BPD DIY masih memiliki pekerjaan rumah dalam merubah image atau citra yang ada dalam lingkungan masyarakat, termasuk para nasabah. Apa saja image atau citra yang kurang baik yang masih melekat di Bank BPD DIY?
IMAGE NEGATIF BANK BPD DIY
Image atau citra yang berkembang selama ini tentang BPD DIY adalah sebagai berikut
1. Image mahal ; pengajuan kredit mudah, bunga wah
Menurut fakta, image ini tidak tepat karena berdasarkan informasi Bisnis.com suku bunga dasar kredit (prime lending rate) tanggal 1 September 2013 di 10 Bank besar di Indonesia diketahui bahwa suku bunga dasar kreditnya lebih tinggi dibandingkan suku bunga dasar kredit di Bank BPD DIY. Ini perlu diluruskan oleh pihak Bank BPD DIY, sehingga kesan bunga tinggi lambat laun mulai hilang. Seperti misi Bank BPD yang bertujuan memperoleh laba yang wajar:
“Bank BPD DIY sebagai Bank Umum, bertujuan memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama kredit skala kecil dan menengah serta mendorong pemberdayaan ekonomi daerah dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan daerah”.
2. Maksimal produk, teknologi duduk
Seperti bank – bank lain, Bank BPD DIY menawarkan berbagai produk regular maupun unggulan. Kalo kita cermati ada banyak produk yang dikeluarkan oleh BPD DIY seperti :
a. Simpanan; simpanan terdiri dari 3 jenis yaitu Giro, Tabungan dan Deposito
Dari ke-3 jenis simpanan tersebut tabungan adalah salah satu produk yang mempunyai varian bermacam – macam seperti simpeda, Sutera, Sutera Emas, Tunas, Tabungan Haji dan Umrah Shafa, dan Tabunganku
b. ATM
Dari bermacam tabungan di atas, “hanya” nasabah tabungan Simpeda dan Sutera yang dapat memiliki fasilitas kartu ATM Bank BPD DIY secara gratis. Keuntungan memiliki ATM ini adalah nasabah dapat melakukan berbagai transaksi dimanapun dan kapanpun karena ATM Bank BPD DIY telah bergabung dengan Jaringan ATM BERSAMA, PRIMA dan MEPS (Malaysian Electronic Payment System)
Di samping itu, melalui ATM tersebut nasabah dapat melakukan hal – hal berikut ;
Pembayaran tagihan Telepon, Internet Speedy, Telkomsel kartu HALO, Indosat Matrix dan StarOne Postpaid
PENGERTIAN IMAGE/BRANDING
Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya (Holt, 2001:360). Hal inilah yang mendasari Bank BPD untuk selalu melakukan inovasi pengembangan image/branding menuju perubahan yang lebih baik.
Bill Canton (2001:2) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe (2000:2) citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Sedangkan Frank Jefkins (1998:20) mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa image/branding dapat diciptakan dan ditingkatkan menurut keinginan orang atau perusahaan. Demikian juga Bank BPD DIY bila Bank BPD DIY ingin image atau citra yang baik, maka Bank BPD DIY harus dapat merubah image atau citra yang kurang baik yang selama ini melekat dalam dirinya. Tanpa melupakan keunggulan – keunggulan yang dimiliki Bank BPD DIY, Bank BPD DIY masih memiliki pekerjaan rumah dalam merubah image atau citra yang ada dalam lingkungan masyarakat, termasuk para nasabah. Apa saja image atau citra yang kurang baik yang masih melekat di Bank BPD DIY?
IMAGE NEGATIF BANK BPD DIY
Image atau citra yang berkembang selama ini tentang BPD DIY adalah sebagai berikut
1. Image mahal ; pengajuan kredit mudah, bunga wah
Menurut fakta, image ini tidak tepat karena berdasarkan informasi Bisnis.com suku bunga dasar kredit (prime lending rate) tanggal 1 September 2013 di 10 Bank besar di Indonesia diketahui bahwa suku bunga dasar kreditnya lebih tinggi dibandingkan suku bunga dasar kredit di Bank BPD DIY. Ini perlu diluruskan oleh pihak Bank BPD DIY, sehingga kesan bunga tinggi lambat laun mulai hilang. Seperti misi Bank BPD yang bertujuan memperoleh laba yang wajar:
“Bank BPD DIY sebagai Bank Umum, bertujuan memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama kredit skala kecil dan menengah serta mendorong pemberdayaan ekonomi daerah dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan daerah”.
2. Maksimal produk, teknologi duduk
Seperti bank – bank lain, Bank BPD DIY menawarkan berbagai produk regular maupun unggulan. Kalo kita cermati ada banyak produk yang dikeluarkan oleh BPD DIY seperti :
a. Simpanan; simpanan terdiri dari 3 jenis yaitu Giro, Tabungan dan Deposito
Dari ke-3 jenis simpanan tersebut tabungan adalah salah satu produk yang mempunyai varian bermacam – macam seperti simpeda, Sutera, Sutera Emas, Tunas, Tabungan Haji dan Umrah Shafa, dan Tabunganku
b. ATM
Dari bermacam tabungan di atas, “hanya” nasabah tabungan Simpeda dan Sutera yang dapat memiliki fasilitas kartu ATM Bank BPD DIY secara gratis. Keuntungan memiliki ATM ini adalah nasabah dapat melakukan berbagai transaksi dimanapun dan kapanpun karena ATM Bank BPD DIY telah bergabung dengan Jaringan ATM BERSAMA, PRIMA dan MEPS (Malaysian Electronic Payment System)
Di samping itu, melalui ATM tersebut nasabah dapat melakukan hal – hal berikut ;
Pembayaran tagihan Telepon, Internet Speedy, Telkomsel kartu HALO, Indosat Matrix dan StarOne Postpaid
Pembelian Tiket Garuda Indonesia dan Kereta Api
Pembelian Pulsa Simpati dan Kartu As, Indosat Mentari dan IM3, dan StarOne Prepaid
Pembayaran Akademik dibeberapa universitas di Yogyakarta seperti UNY, UPN, UMY dan UAD serta
Pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
c. Kerja sama dalam upaya meningkatkan layanan nasabah Bank BPD DIY
Sementara untuk jenis layanan lainnya, Bank BPD telah bekerja sama dengan berbagai instansi dan perusahaan yang ada di Indonesia. Kerja sama ini diproyeksikan sebagai kerjasama yang saling menguntungkan ke dua belah pihak. Berikut jenis kerjasama yang telah dijalin oleh Bank BPD dengan pihak lain:
1) Real Time Gross Settlement (RTGS) : Bank BPD DIY bekerja sama dan bergabung dalam system Bank Indonesia sehingga nasabah dapat melakukan transfer antar Bank ke seluruh Indonesia secara Real-Time.
2) Modul Penerimaan Negara (MPN-Prima): Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan untuk melayani masyarakat akan kebutuhan transaksi penerimaan karena terhubung langsung dengan Sistem Direktorat Perbendaharaan Negara.
3) Siskohat : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Kementerian Agama sehingga Bank BPD DIY menjadi salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH).
4) Bill Payment : Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa operator telpon/telpon seluler, maskapi penerbangan, dan universitas untuk Pembayaran tagihan, Pembelian Tiket, Pembelian Pulsa dan Pembayaran Akademik.
5) Sistem Kliring Nasional (SKN-BI) : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Bank Indonesia sehingga Bank BPD dapat melakukan Kliring Debet dan Kliring Kredit secara nasional
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh bank BPD DIY juga harus bersifat dinamis, artinya sesuai kebutuhan para nasabah dan juga high-tech. Jangan sampai produk berlimpah tetapi terkalahkan dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki bank lain, sehingga nasabah banyak yang tidak tertarik menggunakannya. Saat ini nasabah sudah banyak yang melek teknologi dan menginginkan segalanya praktis dan cepat. Oleh karena itu produk – produk di atas tetap perlu ditingkatkan, baik jangkauan maupun
Pembelian Pulsa Simpati dan Kartu As, Indosat Mentari dan IM3, dan StarOne Prepaid
Pembayaran Akademik dibeberapa universitas di Yogyakarta seperti UNY, UPN, UMY dan UAD serta
Pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
c. Kerja sama dalam upaya meningkatkan layanan nasabah Bank BPD DIY
Sementara untuk jenis layanan lainnya, Bank BPD telah bekerja sama dengan berbagai instansi dan perusahaan yang ada di Indonesia. Kerja sama ini diproyeksikan sebagai kerjasama yang saling menguntungkan ke dua belah pihak. Berikut jenis kerjasama yang telah dijalin oleh Bank BPD dengan pihak lain:
1) Real Time Gross Settlement (RTGS) : Bank BPD DIY bekerja sama dan bergabung dalam system Bank Indonesia sehingga nasabah dapat melakukan transfer antar Bank ke seluruh Indonesia secara Real-Time.
2) Modul Penerimaan Negara (MPN-Prima): Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan untuk melayani masyarakat akan kebutuhan transaksi penerimaan karena terhubung langsung dengan Sistem Direktorat Perbendaharaan Negara.
3) Siskohat : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Kementerian Agama sehingga Bank BPD DIY menjadi salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH).
4) Bill Payment : Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa operator telpon/telpon seluler, maskapi penerbangan, dan universitas untuk Pembayaran tagihan, Pembelian Tiket, Pembelian Pulsa dan Pembayaran Akademik.
5) Sistem Kliring Nasional (SKN-BI) : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Bank Indonesia sehingga Bank BPD dapat melakukan Kliring Debet dan Kliring Kredit secara nasional
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh bank BPD DIY juga harus bersifat dinamis, artinya sesuai kebutuhan para nasabah dan juga high-tech. Jangan sampai produk berlimpah tetapi terkalahkan dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki bank lain, sehingga nasabah banyak yang tidak tertarik menggunakannya. Saat ini nasabah sudah banyak yang melek teknologi dan menginginkan segalanya praktis dan cepat. Oleh karena itu produk – produk di atas tetap perlu ditingkatkan, baik jangkauan maupun
kualitasnya. Itulah citra yang penulis tangkap ketika penulis melakukan observasi secara sederhana. Harapan penulis bahwa image/citra yang kurang bagus ini segera dapat diperbaiki dan segera dapat bersaing dengan Bank – Bank yang lain yang lebih maju.
INOVASI IMAGE BARU
Untuk mengatasi image/citra yang kurang baik yang telah melekat pada Bank BPD DIY, perlu dilakukan antisipasi dan inovasi image/citra baru. Ada beberapa hal yang dapat penulis usulkan :
1. Merubah image bunga wah dengan publikasi dan edukasi terarah
Untuk mengantisipasi image/citra bunga kredit tinggi, Bank BPD DIY perlu melakukan publikasi dan edukasi tentang besarnya bunga/angsuran kredit di bank BPD DIY. Publikasi dan edukasi dapat dilakukan melalui media massa (cetak/elektronik) secara berkesinambungan. Bank BPD DIY perlu juga memberikan pemahaman tentang bunga kredit melalui kegiatan – kegiatan outdoor atau menerbitkan produk kredit murah tetapi bukan murahan. Ini artinya kredit benar – benar murah tetapi tidak semua dapat dikabulkan pengajuan kreditnya tetapi perlu diseleksi dengan cermat. Selama ini, timbul kesan bahwa jika yang mengajukan kredit adalah pegawai negeri sipil maka pengajuan kreditnya pasti dikabulkan/disetujui. Sedangkan orang awam pasti sangat sulit. Di samping itu juga ada kesan bahwa bunga kredit turun/murah hanya saat – saat tertentu (baca: Bank BPD ulang tahun) maka bunga kredit Bank BPD DIY pasti rendah atau murah. Hal – hal tersebut di atas perlu menjadi perhatian Bank BPD DIY untuk meluruskan dan memperbaiki image/citra dengan publikasi dan edukasi terarah yang cepat, akurat dan merakyat. Pada akhirnya nanti image/citra negative sebagai Bank yang memiliki bunga kredit besar dapat hilang.
2. Bank ramah anak
Inovasi ini belum pernah penulis temukan di bank manapun, tetapi ada kemungkinan dan bagus untuk dilakukan yaitu mini library. Selama ini bila orang tua mengajak anaknya ke bank, bisa dipastikan si anak tidak ada kegiatan yang positif selama menunggu orang tuanya melakukan transaksi di bank. Alangkah baik dan mulianya jika bank mau ikut andil dalam mencerdaskan generasi muda dengan menyediakan buku – buku bacaan yang sesuai untuk anak- anak. Dibanyak bank, penulis hanya melihat beberapa koran yang terpajang untuk dikonsumsi orang tua/dewasa. Sementara anak – anak tidak ada yang memperdulikan kebutuhannya akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Betapa peduli dan empatinya sebuah bank terhadap anak-anak jika bank rela menyediakan buku - buku bacaan untuk anak – anak di Bank BPD DIY sehingga ketika orang tua yang mengajak anak untuk melakukan transaksi dapat memberikan kesempatan anaknya untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari buku – buku yang dibaca.
3. Bank “masuk” sekolah
Perlu dicanangkan juga bahwa Bank BPD DIY peduli dengan pendidikan dan budaya gemar menabung. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta perlu membuat tradisi yang baik bagi para pelajar, salah satunya menabung untuk masa depan. Kalo hubungan dengan bank maka Bank BPD DIY dapat menjadi pioneer untuk blusukan ke sekolah – sekolah terutama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kalo biasanya pelajar harus datang ke bank jika mereka ingin menabung, maka Bank BPD perlu jemput bola dengan mendatangi pelajar di sekolah mereka. Bank BPD DIY dapat merangkul dan bekerja sama dengan SD dan SMP di sekitar Bank BPD DIY. Mengapa para pelajar SD dan SMP? Karena pelajar SD dan SMP masih mudah untuk diarahkan dan dibina agar gemar menabung, di samping itu mereka juga belum berani pergi ke Bank BPD DIY sendiri.
Kalo kendala dengan pegawai yang harus terjun langsung ke sekolah sasaran, maka sebagai solusi Bank BPD DIY dapat bekerja sama dengan SMK – SMK sekitar bank yang memiliki jurusan akutansi atau pemasaran untuk memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk magang dan mencoba bekerja. Langkah ini akan banyak menghemat pengeluaran Bank BPD DIY jika hal ini menjadi kendala. Penulis yakin bahwa ini positif bagi para siswa SMK juga karena mereka mendapat pengalaman bekerja di sebuah Bank ternama. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan dan menantang bagi para siswa SMK, tinggal ada keinginan tidak dari Bank BPD DIY untuk memaksimalkan potensi yang ada di kota pelajar ini.Image pelayanan
Image/citra pelayanan pegawai yang ramah dan cepat telah tercipta, tinggal dipertahankan kalau perlu dikembangkan ke seluruh cabang dengan pemilihan pegawai terbaik The best employee of the month atau The best employee of the year. Hal ini mempunyai dua keuntungan yang di dapat yaitu mempertahankan image pelayanan prima (excellent service) dan meningkatkan kinerja para pegawai karena mereka termotivasi untuk dapat menjadi pegawai terbaik.
5. Sentuhan teknologi seperti SMS Banking dan Internet Banking
Indonesia menempati posisi kelima negara dengan jumlah pengguna ponsel terbanyak di dunia, maka perlu bagi BPD DIY untuk mengembangkan dan menjadi bank yang up to date terhadap teknologi. Dengan memanfaatkan perangkat ponsel dan computer/laptop, Bank BPD DIY dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah yang mengharapkan pelayanan yang cepat dan praktis tidak terbatas waktu dan letak geografis. Ada 2 jenis fasilitas lagi yang perlu dikembangkan oleh Bank BPD DIY yaitu
1) SMS Banking:
SMS Banking adalah sebuah inovasi layanan perbankan dengan menggunakan fasilitas ponsel. SMS Banking memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi sehingga nasabah tidak harus mondar-mandir ke Bank maupun mesin ATM lagi. Karena nasabah bisa melakukan transaksi dengan mudah melalui ponsel. Data analisis lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA, menyebutkan bahwa jumlah pengguna ponsel di Indonesia cukup tinggi, mencapai 236,8 juta pelanggan seluler. Dari jumlah itu, belum terdata berapa orang yang memiliki ponsel lebih dari satu. Sementara data riset dari lembaga AC Nielsen mencatat 95% pengguna ponsel di Indonesia memanfaatkan alat itu untuk menjelajahi Internet. Ini kesempatan terbuka untuk membuat terobosan baru dalam mengembangkan fasilitas SMS Banking di Bank BPD DIY.
2) Internet Banking :
Internet Banking adalah suatu cara baru untuk melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan jaringan internet yang memudahkan Anda untuk selalu dapat berinteraksi dengan Bank BPD dimana pun berada dengan aman dan mudah. Hasil survey pengguna internet tahun 2013 yang dilakukan oleh Merketeers bersama MarkPlus Insight menyimpulkan bahwa pengguna internet mencapai 74 orang atau 28 persen populasi Indonesia. Di tahun 2015 nanti, jumlah pengguna internet diperkirakan melewati 100 juta orang. Riset yang sama menunjukkan bahwa semua kalangan menikmati internet. Hampir separuh dari Netizen di Indonesia merupakan pengguna internet muda berusia di bawah 30 tahun, sedangkan 16 persen adalah para Netizen berusia di atas 45 tahun.
Dua hal tersebut di atas perlu dijadikan target dan mimpi Bank BPD DIY untuk diwujudkan sehingga Bank BPD DIY sebagai bank daerah sudah mampu menjelajah ke tingkat internasional dalam hal teknologi. Tekad ini sesuai dengan tagline Bank BPD DIY yaitu berkembang bersama sebab masyarakat sekarang telah terbebas dari gaptek (gagap teknologi).
KESIMPULAN
Dengan tagline “ Berkembang bersama”, Bank BPD DIY dapat terus berkembang melalui aksi dan prestasi sehingga citra positif selalu tersemat di Bank BPD DIY. Harapan penulis Bank BPD DIY terus meningkatkan diri dalam kualitas baik kualitas pelayanan maupun produk yang dihasilkan sehingga image/citra positif Bank BPD DIY selalu tertanam dalam hati masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu bank daerah, Bank BPD DIY harus memberikan fasilitas dan kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Kalo bukan Bank BPD DIY siapa lagi yang akan mengembangkan dan mensejahterakan masyarakat Yogyakarta melalui program – program yang kreatif dan inovatif. Bank BPD DIY “ Bank ndeso ananging kualitas kondang kaloka”. Amin
INOVASI IMAGE BARU
Untuk mengatasi image/citra yang kurang baik yang telah melekat pada Bank BPD DIY, perlu dilakukan antisipasi dan inovasi image/citra baru. Ada beberapa hal yang dapat penulis usulkan :
1. Merubah image bunga wah dengan publikasi dan edukasi terarah
Untuk mengantisipasi image/citra bunga kredit tinggi, Bank BPD DIY perlu melakukan publikasi dan edukasi tentang besarnya bunga/angsuran kredit di bank BPD DIY. Publikasi dan edukasi dapat dilakukan melalui media massa (cetak/elektronik) secara berkesinambungan. Bank BPD DIY perlu juga memberikan pemahaman tentang bunga kredit melalui kegiatan – kegiatan outdoor atau menerbitkan produk kredit murah tetapi bukan murahan. Ini artinya kredit benar – benar murah tetapi tidak semua dapat dikabulkan pengajuan kreditnya tetapi perlu diseleksi dengan cermat. Selama ini, timbul kesan bahwa jika yang mengajukan kredit adalah pegawai negeri sipil maka pengajuan kreditnya pasti dikabulkan/disetujui. Sedangkan orang awam pasti sangat sulit. Di samping itu juga ada kesan bahwa bunga kredit turun/murah hanya saat – saat tertentu (baca: Bank BPD ulang tahun) maka bunga kredit Bank BPD DIY pasti rendah atau murah. Hal – hal tersebut di atas perlu menjadi perhatian Bank BPD DIY untuk meluruskan dan memperbaiki image/citra dengan publikasi dan edukasi terarah yang cepat, akurat dan merakyat. Pada akhirnya nanti image/citra negative sebagai Bank yang memiliki bunga kredit besar dapat hilang.
2. Bank ramah anak
Inovasi ini belum pernah penulis temukan di bank manapun, tetapi ada kemungkinan dan bagus untuk dilakukan yaitu mini library. Selama ini bila orang tua mengajak anaknya ke bank, bisa dipastikan si anak tidak ada kegiatan yang positif selama menunggu orang tuanya melakukan transaksi di bank. Alangkah baik dan mulianya jika bank mau ikut andil dalam mencerdaskan generasi muda dengan menyediakan buku – buku bacaan yang sesuai untuk anak- anak. Dibanyak bank, penulis hanya melihat beberapa koran yang terpajang untuk dikonsumsi orang tua/dewasa. Sementara anak – anak tidak ada yang memperdulikan kebutuhannya akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Betapa peduli dan empatinya sebuah bank terhadap anak-anak jika bank rela menyediakan buku - buku bacaan untuk anak – anak di Bank BPD DIY sehingga ketika orang tua yang mengajak anak untuk melakukan transaksi dapat memberikan kesempatan anaknya untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari buku – buku yang dibaca.
3. Bank “masuk” sekolah
Perlu dicanangkan juga bahwa Bank BPD DIY peduli dengan pendidikan dan budaya gemar menabung. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta perlu membuat tradisi yang baik bagi para pelajar, salah satunya menabung untuk masa depan. Kalo hubungan dengan bank maka Bank BPD DIY dapat menjadi pioneer untuk blusukan ke sekolah – sekolah terutama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kalo biasanya pelajar harus datang ke bank jika mereka ingin menabung, maka Bank BPD perlu jemput bola dengan mendatangi pelajar di sekolah mereka. Bank BPD DIY dapat merangkul dan bekerja sama dengan SD dan SMP di sekitar Bank BPD DIY. Mengapa para pelajar SD dan SMP? Karena pelajar SD dan SMP masih mudah untuk diarahkan dan dibina agar gemar menabung, di samping itu mereka juga belum berani pergi ke Bank BPD DIY sendiri.
Kalo kendala dengan pegawai yang harus terjun langsung ke sekolah sasaran, maka sebagai solusi Bank BPD DIY dapat bekerja sama dengan SMK – SMK sekitar bank yang memiliki jurusan akutansi atau pemasaran untuk memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk magang dan mencoba bekerja. Langkah ini akan banyak menghemat pengeluaran Bank BPD DIY jika hal ini menjadi kendala. Penulis yakin bahwa ini positif bagi para siswa SMK juga karena mereka mendapat pengalaman bekerja di sebuah Bank ternama. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan dan menantang bagi para siswa SMK, tinggal ada keinginan tidak dari Bank BPD DIY untuk memaksimalkan potensi yang ada di kota pelajar ini.Image pelayanan
Image/citra pelayanan pegawai yang ramah dan cepat telah tercipta, tinggal dipertahankan kalau perlu dikembangkan ke seluruh cabang dengan pemilihan pegawai terbaik The best employee of the month atau The best employee of the year. Hal ini mempunyai dua keuntungan yang di dapat yaitu mempertahankan image pelayanan prima (excellent service) dan meningkatkan kinerja para pegawai karena mereka termotivasi untuk dapat menjadi pegawai terbaik.
5. Sentuhan teknologi seperti SMS Banking dan Internet Banking
Indonesia menempati posisi kelima negara dengan jumlah pengguna ponsel terbanyak di dunia, maka perlu bagi BPD DIY untuk mengembangkan dan menjadi bank yang up to date terhadap teknologi. Dengan memanfaatkan perangkat ponsel dan computer/laptop, Bank BPD DIY dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah yang mengharapkan pelayanan yang cepat dan praktis tidak terbatas waktu dan letak geografis. Ada 2 jenis fasilitas lagi yang perlu dikembangkan oleh Bank BPD DIY yaitu
1) SMS Banking:
SMS Banking adalah sebuah inovasi layanan perbankan dengan menggunakan fasilitas ponsel. SMS Banking memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi sehingga nasabah tidak harus mondar-mandir ke Bank maupun mesin ATM lagi. Karena nasabah bisa melakukan transaksi dengan mudah melalui ponsel. Data analisis lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA, menyebutkan bahwa jumlah pengguna ponsel di Indonesia cukup tinggi, mencapai 236,8 juta pelanggan seluler. Dari jumlah itu, belum terdata berapa orang yang memiliki ponsel lebih dari satu. Sementara data riset dari lembaga AC Nielsen mencatat 95% pengguna ponsel di Indonesia memanfaatkan alat itu untuk menjelajahi Internet. Ini kesempatan terbuka untuk membuat terobosan baru dalam mengembangkan fasilitas SMS Banking di Bank BPD DIY.
2) Internet Banking :
Internet Banking adalah suatu cara baru untuk melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan jaringan internet yang memudahkan Anda untuk selalu dapat berinteraksi dengan Bank BPD dimana pun berada dengan aman dan mudah. Hasil survey pengguna internet tahun 2013 yang dilakukan oleh Merketeers bersama MarkPlus Insight menyimpulkan bahwa pengguna internet mencapai 74 orang atau 28 persen populasi Indonesia. Di tahun 2015 nanti, jumlah pengguna internet diperkirakan melewati 100 juta orang. Riset yang sama menunjukkan bahwa semua kalangan menikmati internet. Hampir separuh dari Netizen di Indonesia merupakan pengguna internet muda berusia di bawah 30 tahun, sedangkan 16 persen adalah para Netizen berusia di atas 45 tahun.
Dua hal tersebut di atas perlu dijadikan target dan mimpi Bank BPD DIY untuk diwujudkan sehingga Bank BPD DIY sebagai bank daerah sudah mampu menjelajah ke tingkat internasional dalam hal teknologi. Tekad ini sesuai dengan tagline Bank BPD DIY yaitu berkembang bersama sebab masyarakat sekarang telah terbebas dari gaptek (gagap teknologi).
KESIMPULAN
Dengan tagline “ Berkembang bersama”, Bank BPD DIY dapat terus berkembang melalui aksi dan prestasi sehingga citra positif selalu tersemat di Bank BPD DIY. Harapan penulis Bank BPD DIY terus meningkatkan diri dalam kualitas baik kualitas pelayanan maupun produk yang dihasilkan sehingga image/citra positif Bank BPD DIY selalu tertanam dalam hati masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu bank daerah, Bank BPD DIY harus memberikan fasilitas dan kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Kalo bukan Bank BPD DIY siapa lagi yang akan mengembangkan dan mensejahterakan masyarakat Yogyakarta melalui program – program yang kreatif dan inovatif. Bank BPD DIY “ Bank ndeso ananging kualitas kondang kaloka”. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Frank Jefkins. 1998. Public Relations. Edisi ke 5. Jakarta. Erlangga. Hal. 20 dan 412
Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of American English. New York. Hal.360
http://finansial.bisnis.com/read/20130912/11/160209/september-2013-daftar-suku-bunga-dasar-kredit diakses tanggal 25 November 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_%28Hubungan_Masyarakat%29 diakses tanggal 25 November 2013
http://inet.detik.com/read/2013/08/21/112207/2336008/398/3/posisi-indonesia-di-percaturan-teknologi-dunia diakses tanggal 26 November 2013
http://krjogja.com/read/189368/pengguna-ponsel-tembus-5-miliar-pada-2017.kr diakses tanggal 27 November 2013
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/13/10/28/mvdcxp-survei-pengguna-internet-di-indonesia-mencapai-74-juta-orang diakses tanggal 26 November 2013
Kim Harrison. 2001. Strategic Public Relations: A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia. Vineyard Publishing. Hal. 2
Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi. Crest Publishing House. Hal. 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar yang membangun sangat berguna tidak hanya bisa mencaci tetapi berikan juga solusi