Sabtu, 30 November 2013

MENANG BUKAN SEGALANYA, TAPI SEMANGAT PERLU DIJAGA



Mungkin judul ini terlalu klise bagi banyak orang tetapi itulah yang coba aku terapkan dan tanamkan di hati para anak didikku. Ketika itu kami akan mengikuti Lomba Olimpiade Online (OON) Ainun Habibie Award untuk 4 mata pelajaran UN ; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA yang diadakan oleh Orbit Digital & Geschool.
Bukan perkerjaan yang mudah memilih dan mengumpulkan 10 anak yang cerdas dan mempunyai jiwa seorang pejuang. Karena Olimpiade ini akan melewati beberapa tahap dan seleksi dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Oleh karena itu aku sebagai guru pembimbing harus cerdik mengatur strategi seperti seorang pelatih sepakbola, termasuk menjaga soliditas tim. Salah satu caranya adalah aku meminta akun dan password siswa untuk login tes dan kubilang “Kalau diantara kalian ada yang tidak solid atau sakit maka akan digantikan sebagai peserta Olimpiade oleh siswa lain dengan menggunakan akun dan password kalian saat tes online”. Dengan cara tersebut aku menekankan kekompakan tim dan semangat untuk berjuang dan tampil sebaik mungkin.
Olimpiade Online ini sebenarnya tidak ada yang mengawasi sehingga jika mau curang itu bisa saja misal guru membantu menjawab tes tetapi itu tidak kami lakukan sebab kejujuran adalah segalanya bagi kami dan juara adalah hanya bonus dari kerja keras. Kami berusaha sekuat tenaga termasuk mencari 2 warnet terdekat untuk menghadapi soal – soal secara online karena akses internet sekolah kami tidak terlalu bagus. Untuk itu kami telah memesan seat/bilik warnet sehari sebelumnya biar kami dapat tempat yang nyaman dan representatif. Satu jam sebelum tes dimulai yaitu jam 10.00 WIB kami pergi ke warnet yang telah kami pesan untuk persiapan. Jam 11.00 WIB dimulai, dalam waktu satu jam siswa harus menjawab soal sebanyak 120 butir dengan sistim penilaian benar : + 3 dan salah : - 1. Oleh karena itu para siswa menggunakan strategi yang telah diatur sebelumnya.
Akhirnya seleksi kabupaten selesai, tanpa bermaksud menyombongkan diri ternyata kami meraih juara 1 dan hebatnya lagi salah satu siswa kami menjadi siswa yang tertinggi skornya dari 5 sekolah yang mengikuti atau 55 peserta. Dari hasil itu, tersirat wajah anak – anak yang penuh semangat dan percaya diri yang tinggi apalagi dapat mengalahkan salah satu sekolah favorit di kabupaten kami. Sebagai juara 1 kami maju ke tingkat provinsi bersama 2 tim/sekolah, rangking dibawah kami. Dengan semangat yang membara kami maju lagi ke tingkat provinsi bersama 12 sekolah wakil tiap kabupaten yang lolos. Untuk ukuran sekolah di pelosok, kami merasa tersanjung melawan sekolah di perkotaan. Alhamdulillah untuk tingkat provinsi kami meraih posisi 5 besar dari 12 sekolah yang lolos tingkat kabupaten dan kotamadya. Dari hasil tersebut kami maju lagi ke tingkat nasional yang diikuti oleh 94 sekolah dari seluruh Indonesia. Kami masih tetap semangat dan keep the fight. Kami tingkatkan usaha dan doa untuk meraih hasil yang maksimal termasuk meminta doa dari bapak-ibu guru. Hasil yang ditunggu- tunggu akhirnya keluar. Kami menempati posisi 33 dari 94 SMP yang mengikuti. Syukurlah, itu hasil yang luar biasa bagi kami, aku bilang ke anak – anak “Anak – anak kalah menang dalam lomba hal yang biasa tetapi dari lomba ini kita dapat banyak hikmah dan pengalaman. Masih banyak lomba, kita masih bisa ikut lagi yang penting semangat jangan sampai kendor walau belum juara.”