Senin, 06 Juni 2016

TUGAS 5 KMO : SELF EDITING NASKAHKU 3 HALAMAN

SUPER TEACHER
Bab 1. Who am I?
               Who am I? Siapa saya, siapa kita? Ya kita adalah para guru. Siapa guru? Guru adalah bagian penting dari dunia pendidikan. Jadi kalau kita berbicara tentang pendidikan, tentu tidak dapat dipisahkan dari peran guru. Guru yang mempunyai peran sangat penting dalam mendidik anak – anak bangsa menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Saking terkenalnya guru, guru mempunyai banyak peran dan arti. Guru dalam bahasa Jawa sendiri mempunyai akronim digugu dan ditiru, artinya guru dapat dipercaya dan diteladani. Di negara kita, Indonesia, definisi dan peran gurupun lebih jelas dan rinci dari sekedar ‘hanya’ digugu dan ditiru. Guru yang ada di Indonesia adalah guru ideal yang diharapkan dapat diemban oleh para guru tersebut. Lalu seperti apa guru ideal di Indonesia?
A.  Guru Ideal Indonesia
Berdasarkan Undang Undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Wuih..ngeri ya tugasnya? Memang tugas guru banyak dan komplek makanya guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tapi itu dulu. Lha sekarang? Kalau sekarang tanda jasanya banyak seperti guru dapat tunjangan sertifikasi yang besarannya satu kali gaji tiap bulan, pemberian beasiswa S2 atau S1, diklat PLPG gratis, dan lain sebagainya. Makanya menjadi guru sekarang ini mesti bangga dan disyukuri. Salah satu wujud rasa syukur itu adalah bekerja dengan sebaik - baiknya. Itu baru guru keren.
Lihatlah sekarang ini setelah guru - guru memperoleh tanda jasa berupa tunjangan sertifikasi dan penghargaan yang lain, banyak universitas membuka program keguruan. Di daerah penulis sendiri, sekarang baru booming jurusan PGSD ( Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Kenapa menjadi booming? Karena berdasarkan informasi Antaranews dinyatakan bahwa pada tahun 2018 - 2020 nanti banyak guru SD yang pensiun. Ledakan guru yang pensiun ini sebenarnya sudah mulai tahun 2012 yang lalu namun puncaknya terjadi pada tahun 2018 – 2020. Jumlah guru yang pensiun mencapai puluhan ribu orang dan belum bisa terpenuhi sampai detik ini. Nah disitulah kesempatan menjadi guru terbuka lebar. Apa memang semudah itu? Engga juga sih, sebab mereka juga harus bersaing dengan yang lain dan seperti biasanya pendaftar melebihi kuota guru yang dibutuhkan. 
Sementara sekarang ini menjadi guru yang siap mental dan siap akal tidak mudah. Beruntung pemerintah kita, melaksanakan apa yang disebut dengan kuliah profesi guru selama setahun. Ya sama dengan profesi - profesi yang lain, seperti dokter, pengacara dan lain - lain. Harapannya dengan kuliah profesi tersebut seorang guru lebih tergembleng menjadi guru yang profesional. Guru yang mempunyai sikap, sifat dan tindakan yang mencerminkan manusia yang profesional, unggul dan super. Sehingga guru tipe ini dapat memiliki 4 kompetensi sesuai undang undang pemerintah, bukan yang lain.
B.  Aku guru tipe apa?
Kalau kita tanyakan pada diri kita, waktu masih sekolah dulu pasti kita telah mengenal berbagai tipe guru; ada guru killer, guru bersahabat, guru pembenci dan guru tipe humoris. Mungkin juga kita dulu waktu masih menjadi siswa atau mahasiswa, kita pernah diajar oleh keempat tipe guru di atas. Sekarang tanyakan pada diri kita, kita tipe guru yang mana? Atau kita memiliki keempat tipe tersebut? Atau kita belum paham apa kriteria tipe guru di atas. Baiklah kita ulas sebentar.
1. Guru killer
Guru killer? Ehm? Ciri - ciri guru ini adalah gaya mengajarnya dengan suara yang keras, sangat teliti, dan tidak ada toleransi terhadap pekerjaan rumah (PR). Artinya kalau sudah menjadi PR maka harus dikerjakan, tidak perduli apapun rintangannya. Walaupun masih ada ciri yang lain tetapi ciri yang paling menonjol adalah 3 sifat di atas. Guru killer ini biasanya sangat ditakutin oleh para siswa dan biasanya siswa juga berharap guru killer ini kosong atau tidak mengajar. Namun menurut penulis, hal itu tidak seluruhnya benar sebab walaupun guru ini killer tetapi ketika dia bisa mengajar dan dapat menjelaskan dengan baik, maka guru inilah yang selalu dicari. Benar ini kejadian di sekolah penulis. Ada temen penulis, dia tipe guru killer namun ketika beliau pensiun, beliau diminta oleh anak - anak untuk memberikan pembekalan materi pelajaran IPA sebab cara mengajar beliau mudah dipahami dibandingkan guru yang sudah ada. Benar kejadian ini.
Tetapi mungkin guru jenis ini -Ups..maaf salah bukan jenis, nanti dikira spesies he..he- guru tipe ini yang paling terkenal dan dikenang oleh siswa - siswanya. Kenapa? Sebab guru ini yang sering bikin siswa hidup. Kok hidup? Jelas hidup. Bukankah dengan hadirnya guru killer ini, jantung siswa berdetak lebih cepat dan membuat hidup siswa lebih hidup. Ini bukan iklan ya? Tetapi benarkan?
Nah hal ini hampir mirip dengan kisah dari nelayan di Jepang. Alkisah, dahulu kala ada nelayan di Jepang yang sering menangkap ikan Salmon di lautan, mereka sering membawa pulang hasil tangkapan dan dijual ke restoran. Para pemilik restoran selalu meminta dan membeli ikan salmon dalam keadaan masih hidup. Tau kenapa? Karena katanya daging ikan Salmon ini paling enak jika di masak dalam keadaan masih hidup. Fresh. Banyaknya pelanggan restoran yang menginginkan ikan salmon masih hidup menyebabkan ikan Salmon itu harganya menjadi mahal. Oleh karena itu, para nelayan menangkapnya dalam kondisi masih hidup. Ini yang menarik. Setiap ikan Salmon itu ditaruh dalam aquarium oleh pemilik restoran, ikan Salmon tersebut selalu mati. Padahal kalau sudah mati, dagingnya kurang lezat dan kurang laku sebab pelanggan restoran selalu minta ikan yang masih hidup. Pemilik restoran nampak bingung bagaimana caranya membuat ikan Salmon yang dibawa nelayan tersebut tetap hidup? Kalau cuma di taruh di aquarium, ikan tersebut hanya diam saja dan lama - lama mati sendiri. Lalu bagaimana caranya? Pemilik restoran tersebut  berpikir dengan keras. Akhirnya dia mendapatkan ide yang sedikit konyol. Dia mencoba menaruh ikan hiu tersebut dalam aquarium, dengan harapan bahwa ikan hiu tersebut membuat ikan Salmon terus bergerak. Dengan terus bergerak itulah yang diharapkan dapat membuat ikan Salmon tetap hidup. Kemudian langsung saja dia taruh ikan salmon dan ikan hiu dalam satu aquarium yang agak besar. Apa yang terjadi? Benar saja setelah ikan hiu melihat ikan Salmon, ikan hiu itu langsung mengejarnya. Berhubung ikan Salmon mau dimakan ikan hiu maka dia lari dan terus bergerak. Begitulah. Pemilik restoran tidak menyangka uji cobanya tersebut berhasil. Seperti yang telah dia prediksi sebelumnya bahwa ikan hiu tersebut terus mengejar - ngejar ikan Salmon tersebut. Sehingga ikan Salmon selalu bergerak karena dikejar - kejar ikan hiu. Yang tadinya ikan Salmon mati karena hanya diam saja, sekarang ikan Salmon harus bergerak terus agar tidak dimangsa ikan hiu. Itulah hidup terus bergerak. Salah satu tanda kita hidup adalah kita masih bergerak. Jadi intinya ikan hiu itu membuat ikan salmon bergerak dan terus hidup. Saya tidak menyamakan ikan hiu dengan guru killer namun saya hanya menceritakan bahwa kadang guru killer itu diperlukan manakala kita menghadapi siswa kita dalam kondisi tertentu. Guru killer selalu membuat para siswa selalu aktif dan kreatif. Betul? Semoga narasi di atas tidak berlebihan dan para guru killer tidak tersinggung. Amin :D
2. Guru pembenci
Tipe yang kedua juga tidak kalah seremnya. Guru tipe ini adalah guru yang membenci siswanya dengan alasan yang kadang rekan guru atau siswa sendiri tidak tau sebabnya. Guru tipe ini sering niteni, mengingat terus akan kesalahan siswanya dan parahnya lagi dia melampiaskan rasa bencinya dengan memberikan nilai raport yang rendah. Jadi satu kali siswa berbuat salah di mata guru pembeci ini maka bisa jadi nilai pelajaran siswa tersebut akan jelek selamanya. Ih..serem ya jadi guru tipe ini. Semoga kita bukan tipe guru ini. Kasihankan siswanya kalau seperti ini, seolah - olah hidup itu tidak adil. Semoga kita dijauhkan dari sifat dan perbuatan guru pembenci ini. Bismillah, kita tidak akan menjadi guru pembenci sebab kita adalah guru super. Setuju?
3.    Guru bersahabat
Nah, kalau 2 tipe guru di atas tidak disukai banyak siswa, maka tipe guru berikut adalah kebalikannya. Guru ini menjadi idaman para siswa. Ciri guru ini adalah cara mengajar yang enak, mudah dipahami, sabar dan mengajari siswa dengan hati. Saking baiknya, guru tipe ini sering diajak curhat siswanya. Namun tetap diingat walaupun tujuan anda dan siswa anda baik, tetap lakukan dengan cara-  cara yang baik. Misalnya berhubung akrabnya, siswa curhat sampai tengah malam, (ini curhat apa ronda?), tetap hargai privasi masing - masing. Apalagi jika antara siswa dan anda berbeda jenis kelamin atau anda sendiri telah berkeluarga, maka hentikan curhat tengah malam. Anda harus menjaga perasaan pasangan anda dan kegiaran curhat bisa dilanjutkan besokkan? (Serasa sinetron..berseri). Namun anda perlu tegas dan memberi batas - batas tertentu, antara guru dan siswa.
4.    Guru humoris
Tipe yang keempat adalah guru yang biasanya menjadi guru favorit di sekolah. Ciri guru ini biasanya menyisipkan humor ketika berbicara, entah ngobrol biasa atau dalam proses belajar mengajar. Pokoknya membuat siswanya happy dan senyum bahagia. Namun tetap saja bercanda perlu mengukur intensitas dan porsinya. Jadi fokus utama tetap materi pelajaran, kecuali di luar ruang kelas mungkin agak banyak joke - jokenya, ga papa. Bahkan sampai bergurau terus terusan dan berguling - guling menahan tawa juga boleh -kalau tidak malu sama umur-. Namun tetap dilihat dulu dimana tempat berguraunya dan siapa yang kita ajak bergurau? Bagaimanapun kita wajib menjaga wibawa kita di depan siswa, rekan guru dan masyarakat. Ingat kita adalah orang tua siswa di sekolah jadi mari kita bertindak proporsional dan profesional. 

ALHAMDULILLAH, JUARA 1 GURPRES

 
     Setelah melewati serangkain tes, dimulai dari tes tertulis -tes psikotes-, presentasi dan wawancara, akhirnya diumumkan aku sebagai juara 1 guru berprestasi tingkat kabupaten Bantul tahun ini. Patut aku syukuri sebab sebelumnya aku cuma, tepatnya ibu kepala sekolahku, menargetkan hanya masuk 10 besar. Ya wajarlah menarget hal tersebut berhubung seleksi guru berprestasi adalah lomba yang sangat, sangat berat dibandingkan lomba yang lain. Di samping tes yang saya sebutkan di atas, yang lebih berat adalah membuat portofolio - jadi tes di atas tidak berat?- bukan begitu namun mengumpulkan berkas, sertifikat, ijazah dan kertas pendukung itu repotnya minta ampun.
    Kalau tes tuliskan kan bentuknya pilihan ganda, jadi bisa atau tidakkan tetap bisa pilih  -walaupun salah- tetap terjawab. Informasi lebih lengkap silahkan klik disini