Kamis, 22 Februari 2018

INI BUKAN TENTANG UANG

Menulis itu menumpahkan beban dalam hati dan pikiran. 

Bukan tentang uang, ya bukan tentang uang, kalau tentang uang, ia pasti meninggalkan pekerjaannya sekarang andai dengan menulis, dia bisa sukses.

Bukan tentang uang juga, jika apa yang diusahakan dan karyanya tidak laku. Lalu dia berhenti di situ. Sebab tidak ada yang sia-sia, semua hanya tentang kesehatan hati dan pikiran.

Untuk beberapa orang, gagal dalam berkarya mungkin membuat kecewa, marah dan depresi tetapi bukan untuk seorang penulis.

Penulis itu ya menulis, menulis saja. 
Jangan tanya berapa untungnya, berapa labanya sebab baginya berbagi itu segalanya. Jika dia mengejar harta tentu sudah ditinggalkan semua pena.

Penulis itu ya berkata dalam diam, malah diamnya itu dia berkata, merenung dan mencari ide. Dia sedikit bicara tetapi banyak aksara tak bersuara.

Penulis itu orang yang diam dalam doa dan tidak suka bersandiwara, apalagi berkata-kata yang bukan haknya. Dia akan mengurus dirinya baik baik terlebih dahulu. Memikirkan hidupnya baik-baik dahulu, sebelum ia mengajak kebaikan kepada yang lain.

Penulis itu keramahannya menggetarkan alam semesta dan membuat malaikat tersenyum dalam candanya. Sebab penulis bisa menjadikan tokohnya badut ataupun seorang dewa.

Jangan kau tanya kapan penulis akan berhenti berkarya sebab itu tidak ada jawabnya. Penulis itu setia dengan kata dan tidak akan mengkhianatinya.

Penulis itu berwawasan luas dan tidak mudah marah serta tidak berkata tanpa logika, menuduh tanpa bukti dan menyuruh tanpa tanda seru. Itulah makna penulis yang kutahu.

Bukankah asyik menjadi penulis, temanku?

Sabtu, 17 Februari 2018

TRIK MEMPEROLEH NILAI UJIAN NASIONAL YANG TINGGI

    Banyak sekolah yang mengadakan agenda peningkatan nilai Ujian Nasional (UN) para siswa. Demikian juga sekolah kami, tidak jauh berbeda. Banyak yang sudah kami lakukan, yang paling standar adalah mengadakan kegiatan peningkatan mutu atau les tiga hari seminggu. Ini mungkin kurang maksimal. Tersebab banyak sekolah yang telah melakukan lebih dari apa yang kami lakukan.

    Mereka biasanya menambah jam pagi atau populer disebut dengan jam ke-0. Itu juga luar biasa namun belum bisa kami terapkan. Terlalu sulit untuk diterapkan pembelajaran di pagi hari. Apalagi jam ke-0 sebelum pelajaran dimulai. Yang bisa kami lakukan adalah les setiap hari Senin, Selasa dan Jumat saja. Dalam sehari ada dua sesi dan setiap sesi berlangsung selama 70 menit. Dan itu hanya untuk mata pelajaran yang diUN-kan. 

    Itu salah satu cara atau trik yang kami lakukan. Cara yang lain adalah membentuk guru asuh siswa kelas 9. Dalam kegiatan ini, setiap guru membina sedikitnya 5 (lima) siswa. Dalam pengasuhan ini, guru bisa menambah materi, bisa memberi motivasi maupun memberikan monitoring terhadap para siswa. Harapannya dengan perhatian para siswa tersebut, siswa tambah semangat, merasa diperhatikan dan kompetensinya bertambah. Memang butuh komitmen yang kuat dari para guru agar siswa bisa diarahkan ke arah yang lebih baik. Kalau gurunya cuek bebek, ya sudah siswa tidak akan maju dan pengasuhan ini tidak ada manfaatnya apa pun. Nah, makanya dipastikan terlebih dahulu komitmen para guru untuk membimbing para siswanya.

    Selanjutnya kita laksanakan apa yang disebut AMT (Achievement Motivation Training. Pada beberapa bulan yang lalu kita adakan AMT tersebut. Kita datangkan narasumber yang kompeten. Kebanyakan para siswa setelah mengikuti kegiatan AMT itu mempunyai kesadaran tinggi untuk mencapai prestasi. Kalau pun tidak sadar biasanya mereka akan menangis pas dilakukan AMT. Dalam AMT tersebut kita juga mengundang para orangtua agar mengetahui dan merasakan keresahan para siswa. Di sinilah kami kadang merasa trenyuh melihat orangtua dan anak saling berpelukan. Kemudian mereka menangis bersama. Duh, jadi baper (terbawa perasaan)

   Langkah terakhir yang kami lakukan adalah mengundang para narasumber nasional. Para narasumber ini kebanyakan guru teladan atau berprestasi. Kadang juga para guru yang ikut membuat soal Ujian Nasional. Dengan mendatangkan para guru hebat tersebut, harapannya para siswa dapat memetakan soal yang akan keluar. Memang sih tidak sama atau keluar plek sama. Namun dengan mendatangkan para narasumber membuat para siswa PD. Begitulah sampai hari ini kami sudah mengadakan dua kali bedah soal. Pertama kami sudah mendatangkan narasumber bahasa Inggris. Dan 
hari ini Sabtu, 17 Februari 2018 sekolah mengadakan bedah soal bahasa Indonesia.

    Begitulah trik kami untuk menghadapi Ujian Nasional besok tanggal 23-26 April 2018. Semoga anak-anak diberikan kemudahan, kelancaran dan memperoleh nilai100 setiap mata pelajaran. Aamiin.

Minggu, 11 Februari 2018

BEASISWA UNGGULAN UNTUK S1, S2 DAN S3 TAHUN 2018

 
    Kali ini ada beasiswa yang keren punya. Yups, Beasiswa Unggulan (BU). Apa yang membuat keren? Oh, banyak. Sok tahu. Eits, ngomong-ngomong nih ya, aku pernah lho lolos Beasiswa Unggulan. Pada waktu tahun 2007, sudah lama banget ya? Iya, sudah lama tapi kenangannya masih membekas sampai sekarang. Pokoknya enggak akan kapok deh mengikuti dan berjuang mendapat BU. Apalagi beasiswa ini dperuntukkan bagi semua orang. Mau beasiswa apa? Ada beasiswa S1, S2 dan S3. Komplit deh. 

    Namun ya itu tadi, syaratnya tidak mudah. Sekadar berbagi nih ya, dulu aku pernah mengikuti seleksi S2 di Universitas Negeri Yogyakarta. Sebenarnya ada juga sih BU di Universitas Gajah Mada. Tinggal pilih, eh tinggal ikuti syaratnya. Apa saja syaratnya? Nih, ada bocoran. Kayaknya belum dipublis secara besar-besaran. Oleh karena itu lengkapi syarat-syaratnya, terus ikuti dan jalani. Namun dari sekian syarat yang ada, pastikan usia tidak melebihi ketentuan ya? Jangan sampai usia di atas syarat yang ditentukan tapi kok ikut. Wah, bisa-bisa tidak lolos. Seakan sia-sia semua perjuangan. Kalau aku dulu saat masih muda, jadi tidak masalah dengan usia. Tetapi sekarang kok usia sudah melebihi ketentuan sehingga tidak bisa ikut lagi.

    Padahal nih ya sekadar info saja. Waktu dulu, waktu aku lolos dulu, tentunya setelah lolos, aku mendapat uang bulanan sebesar Rp. 1.400.000. Uang sebesar itu di luar uang yang lain lho. Jadi uang kuliah sudah ditanggung penyelenggara beasiswa. Harapan penyelenggara nih ya, uang Rp. 1.400.000 itu diperuntukan sebagai living cost (biaya hidup), buku dan uang transpot). Nah, berhubung aku kuliah di UNY Yogya dan aku domisili juga Yogya maka living cost tidak terbebani dong. Uang transpot juga tidak seberapa. Hanya untuk beli buku. Itu pun tidak seberapa. Jadi uang dari beasiswa itu sisa banyak.
Waktu itu biar ada kenangannya, uang beasiswa aku belikan laptop. Laptop yang agak mahal. #sombong

    Bukan begitu, sebab biar awet dan prestige saja. Lagian kalau tidak digunakan membeli barang, bisa habis tuh uang. Besar sih besar tapi kalau tidak dicentelke membeli sesuatu pasti akan habis juga. Bayangkan saja dalam sebulan dapat satu juta empat ratus ribu rupiah tinggal dikalikan delapan belas bulan sehingga total yang kuterima adalah Rp. 25. 200.000. Banyak banget kan? Itu tahun 2007 lho. Jadi kalau sekarang tentu lebih dari itu. Walaupun itu bukan tujuan kita, tapi kalau ada uang segitu tetap menjadi daya tarik kan?

    Lalu kenapa hanya 18 bulan bukan 24 bulan ( 2 tahun)? Ya, namanya beasiswa tentu ada aturan sendiri dong. Karena kita menjadi orang-orang terpilih maka diberikan batasan lama kuliah. Berbeda dengan mahasiswa reguler yang kuliah bisa sampai dua tahun atau lebih. Kita tetap dibatasi sebab kita sudah dipilih dan terpilih. Jadi kita bukan sembarang orang. Kita sudah dijanji dan membuat kesepakatan untuk menerima beasiswa (hanya) selama 18 bulan. Apakah itu saja aturannya? Pas zamanku ada tambahan lain yaitu IPK (Indeks Prestasi Komulatif) tidak boleh kurang dari 3.25.  

    Jadi kalau IPK kurang dari itu, siap-siap saja beasiswa kita dicabut. Ngeri ya? Tidak ngeri, IPK 3.25 itu tidak terlalu tinggi dan aku yakin kamu dapat meraihnya. Begitu gambaran waktu aku mendapatkan beasiswa. Oiya satu lagi. Berhubung ini beasiswa ya tentu kita tidak bisa memilih jurusan yang kita sukai. Biasanya penyelenggara beasiswa memilihkan jurusan kita. Mereka mempunyai pandangan sendiri tentang jurusan yang ditawarkan. Jadi kita tidak bisa nih milih-milih sesuka hati.

   Waktu aku dulu juga gitu. Aku 'dipaksa' untuk masuk di jurusan PEP (Penelitian dan Evaluasi Pendidikan). Kata orang-orang nih, PEP itu jurusan yang menakutkan. Kenapa? Sebab sebagian besar mata kuliah itu memakai itung-itungan, menggunakan data. Semua berbau penelitian dan evaluasi. Itu kata orang-orang bikin sulit, rumit dan menakutkan. Itu kata orang-orang dan menurutku memang benar kata orang-orang. Namun tidak usah khawatir, orang kuliah itu yang penting selalu berangkat dan mengerjakan semua tugas. Dijamin deh, kita pasti lulus. Kalau mau lulus dengan Cumlaude ya harus lebih keras dari itu.

    Sudah siap menyongsong Beasiswa Unggulan? Silakan lihat informasi di atas atau cek terus link di bawah ini.

Sabtu, 10 Februari 2018

Lomba Menulis Artikel Untuk Semua Orang

    Nih, ada lomba yang beda. Kok beda? Iya dibandingkan lomba yang aku share di sini, lomba ini agak serius. Kita diminta membuat artikel, tulisan yang ilmiah gitu. Ah, enggaklah capek mikirnya. Eits, sebentar sebentar, kamu cuma diminta nulis beberapa lembar kok, tepatnya minimal 4 lembar dan maksimal 15 lembar. Enggak banyak kan? Enggaklah. Cemen.

    Terus temanya apa nih? Kali ini temanya tentang Dana Desa. Tahu kan apa itu Dana Desa? Enggak, aku kan orang kota. #Prut. Walaupun kamu orang kota, orang langit atau orang kayangan sekalipun, kamu dapat ikut lomba ini kok. Kan semua materi bisa dicari. Kamu bisa tanya teman-temanmu yang berasal dari desa. Kamu bisa tanya orangtuamu yang dulunya orang desa. Atau kamu tanya kepada simbahmu. Kalau simbahmu juga tidak tahu, ya sudah kamu tanya Simbah Google saja. Bukankah Simbah Google itu tahu segalanya? Fix kan sudah punya gambaran mau ngapain? Ya, minimal kamu sudah tahu langkah-langkah yang mau lakukan. Eh, kenapa aku bocorin caranya ya? Ah, sudahlah berbagi itu banyak manfaat dan pahala kok.

    Asiknya lomba ini diperuntukkan untuk semua kalangan, baik pelajar maupun umum. Bahkan untuk pelajar mulai Sekolah Dasar (SD) lho. Opo ora elok? Cah SD gitu disuruh nulis artikel. Sudah artikel temanya berat lagi, tentang Dana Desa. Kalau seperti itu, anak SD tahu apa? Weh, kok underestimate. Jangan berprasangka buruk. Siapa tahu mereka bisa dan mampu menulis tentang Dana Desa di tempatnya. Asal dipastikan saja sih, mereka menulis atas pikirannya sendiri, bukan dituliskan atau dibuatkan. Waduh, masih berburuk sangka. He he maafkan aku Nak.

    Itu yang anak-anak SD, anak SMP ada, anak SMA ada, anak kuliah ada, wah pokoknya komplit dah. Untuk umum juga ada. Berhubung jenjangnya berbeda-beda maka hadiahnya juga beda-beda dong. Paling banyak hadiahnya ya anak kuliah dan umum. Kenapa? Sebab kedua jenjang inilah yang paling berat. Berat pembahasannya dan berat saingannya. Bayangkan saja berapa jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Belum dari kalangan umum, pasti berjubel. Bukankah kalangan umum itu artinya siapa saja boleh ikut? Entah itu guru, polisi, dokter, wartawan, menteri, presiden, stop, menteri dan presiden tentu tidak boleh. Kalau pun boleh tentu tidak mau. Lha wong tugasnya saja banyak, kok disuruh ikut lomba. Apalagi hadiahnya tidak seberapa menurut mereka.

    Namun menurutku hadiahnya terbilang besar, ya lumayanlah bisa untuk membeli sepeda motor matic. Hanya dengan menambah beberapa juta saja. #Halahsamasaja Pokoknya ikut deh. Mumpung masih ada kesempatan untuk ikut. Masih ada beberapa hari kok sebab lomba ini ditutup tanggal 15 Februari 2018. Masih ada waktu kan? Ayo cepat, kumpulkan bahan, tulis dan kirimkan. Mau info lebih lengkap? Ada tuh sumber yang lebih lengkap.


#lombamenulis
#artikel
#danadesa
#kemendesa





Jumat, 09 Februari 2018

Lomba BLog Yang Aneh

    Hello para blogger. Ini nih ada lomba nge-blog. Walaupun agak-agak aneh nih lomba. Yang setahuku nih ya, selama ini kalau lomba blog itu ya ada hubungannya dengan SEO (Search Engire Optimazion) sebuah produk atau instansi. Lha, ini enggak. Kalau berhubungan dengan produk atau instansi kan kita diminta ngiklan nih, pokoknya yanjung-yanjung lebay gitu. Pokoknya produknya atau instansinya TOP BGT (baca: Top Banget). Tuh, satu keanehannya. 
    
    Eh, aneh enggak sih? Ini kan juga produk, produk buku tepatnya. Ya, anggap saja aneh. Wong jarang-jarang ada lomba blog tentu buku. Atau jangan-jangan akunya yang tidak tahu. Akunya yang kuper, akunya yang kurang pigenik. Ah, sutralah. Menurutku, aku jarang menemukan blog untuk lomba seperti ini. Apalagi nih tentang buku, review buku baru. Ini keanehan yang kedua. Masak kita diminta mereview buku. Kalau mau mereview buku kan harus beli. Eh, pinjem bisa juga sih. Atau pinjam di perpustakaan. Emang perpustakaan sudah ada barangnya? Belum tentu juga sih. Nah, pokoknya kalau me-review buku ya harus pegang bukunya. Entah itu kamu dapet dari mana. Yang jelas dan pastikan buku tersebut bukan hasil nyuri, nyolong, nyopet apalagi nyantet. Pastikan buku didapat dari cara-cara yang halal. 
    
    Kenapa? Yaelah, masih tanya. Ya, biar kalau menang nih ya, kita mendapat rezeki yang halal, rezeki yang barokah. Jangan tergiur ikut lomba tetapi melakukan manipulasi, berbuat curang dan menipu. Jangan-jangan tidak barokah nanti uang hasil lomba. Iya, kalau menang, kalau kalah? Sudah kalah lomba  ditambah dosa lagi. Rugi double tuh. Itu keanehan yang kedua : me-review buku.

   Keanehan yang ketiga, cara me-review buku. Banyak orang menyebutnya dengan resensi buku. Di lomba ini, kita tidak diharuskan memakai prosedur dan teknis meresensi pada umumnya. Kita hanya diharapkan menghubungkan benang merah dari buku ini. Nah, waktu aku baca dan mau membuat resensi, aku bingung mencari benang merah. Kayanya buku ini tidak ada benang merahnya. Itu benang ada di sebelah mana ya? Aku cari-cari dari Magrib sampai Magrib lagi kok tidak ketemu. Ternyata benang merahnya ada di pikiran kita. Kita yang membuat benang merah. Menghubungkan tulisan dari awal sampai akhir. Itulah benang merahnya. Nggak tahu juga, apakah bisa disebut benang biru, hijau atau unggu.

    Keanehan yang terakhir, kita diwajibkan dan kudu menghubungkan isi buku dengan kondisi kita. Bagian mana dari buku tersebut yang aku banget. Begitu permintaan jurinya. Lalu bagian mana dari buku yang bisa MJJ (Mak jleb jleb). Jadi jleb-nya dua kali. Terus kita diminta menuliskan tuh ceritamu yang mak jleb tadi dan dihubungkan dengan isi bukunya. Jadi di sini perlu memperdalam dan mengingat-ingat masa lalu dan kenangan. Siapa tahu ada kisah yang sesuai dengan apa yang dibahas oleh buku tersebut. Dari banyaknya lomba yang kuikuti, ini termasuk lomba yang aneh tetapi menyehatkan. Kenapa menyehatkan? Sebab kita bisa melatih otak kita, tepatnya daya ingat kita tentang masa lalu terlatih dan terus sehat.

    Di samping itu, lomba ini juga menyenangkan. Kok menyenangkan? Iya, sebab lomba ini tidak murni resensi buku. Tahu enggak sih, kalau kemampuan resensi bukuku tidak sehebat gunung, seelok permadani dan seindah lukisan. #Halah Jadi resensi lomba ini, tidak murni resensi atau tidak semurni review buku. Penulis buku atau juri membuat kebijakan sendiri. Ini anti mainstream. Review buku dengan cara sendiri,juri sendiri. Tidak mengekor lomba-lomba review yang lain. Gimana, makin tertarik kan? Aturannya tidak sak klek kok. Jadi lomba ini wajib dicoba dan pantas diperjuangkan. Siapa tahu ini jalan rezekimu dan rezekiku. :D

    Ingat aturannya tidak sulit lho. Dengan aturan ini, aku yakin aku bisa membuat ulasan tentang buku tersebut. Kalau masih menggunakan kriteria baku resensi buku yang ada, tamatlah aku. Untungnya tulisan resensi dalam lomba ini bebas, yang penting nyangkut dengan kejadian di buku "Jalani, Nikmati, Syukuri. Alhamdulillah, tidak berat-berat amat. (Sok) Kalau selama ini apa-apa yang berat nyuruh Dilan yang nanggung, maka kalau lomba ini berat, biarlah aku yang nanggung. 
   
    Keanehan yang terakhir, loh katanya tadi yang terakhir? Nah, ini yang terakhir banget. Yang kusuka dari Lomba Blog yang aneh ini adalah tidak perlu viewer. Berbeda dengan lomba lain yang membutuhkan viewer banyak. Kalau viewer banyak, biasanya dia akan menang. Untuk lomba ini, hal itu tidak diperhitungkan. Hanya konten review yang dinilai oleh dewan juri, bukan viewer. Jadi tidak masalah kalau blogmu hanya dilihat satu orang saja. Atau mungkin yang melihat blog hanya dirimu saja. Tidak masalah. Atau yang melihat hanya 5 (lima) orang: bapakmu, ibumu, adikmu, kamu dan mantanmu. Ealah, ngomongin mantan. Sudah deh, tidak perlu ngomongin mantan. Kalau mau melupakan mantan gampang kok, ajak balikan saja, nanti kan sebutannya bukan mantan lagi. Tetapi kekasih. :D

    Itu anehnya lomba ini. Sekarang ngomongin hadiah. Ngomong ngalur ngidul kok belum afdol kalau belum ngomongin tentang hadiahnya. Hadiah untuk lomba ini cukup banyak kok, hampir 1 juta. Tepatnya 750ribu rupiah. Lumayan besar kan? Ya, cukuplah untuk beli bakso satu gerobak. Bisa mentraktir orang-orang se-Rt. Iya, kalau warga RT-nya hanya sedikit, kalau banyak? Kalau banyak beliin bakso tusuk saja. Murah meriah. Berapa pun hadiahnya yang penting ikut dan berani mencoba tantangan baru. Itu lebih penting. 

    So selamat mencoba dan berjuang. Semoga lancar dan sukses serta doakan aku agar menjadi juara ya? (Halah, doa terselubung)

Kamis, 08 Februari 2018

Allah Selalu Punya Rahasia Jadi Jalani, Nikmati dan Syukuri Saja


    Saat membaca buku “Jalani, Nikmati,Syukuri”, aku jadi teringat sebuah film lama. Film berjudul “Paycheck” yang diperankan oleh Ben affleck dan Uma Thurman. Film itu pernah dirilis pada tahun 2003. Sudah lama banget ya? Iya sih. Tetapi kesan dan pesannya masih kuingat sampai sekarang. Dalam film tersebut diceritakan tentang seorang ilmuwan yang menemukan sebuah teknologi masa depan. Teknologi tersebut bisa digunakan untuk melihat masa depan. Ngeri banget ya?

    Kenapa ngeri? Karena semua orang ingin mengetahui masa depannya. Mereka saling berebut dan penasaran dengan masa depan. Saat seseorang melihat masa depannya yang jelek, maka dia akan berusaha mencegahnya. Begitu pun dengan orang lain. Orang yang mempunyai masa depan bagus, cenderung ingin mempertahankan. Timbullah rasa saling curiga dan saling mengalahkan. Keadaan bumi menjadi kacau balau. Tersebab semua orang ingin memperbaiki masa depannya yang buruk. Begitu juga sebaliknya. Semua orang saling berlomba menjadi yang terbaik. Orang-orang mudah stress, terlalu serius dan tidak punya hati.

    Untungnya film itu berakhir dengan happy ending. Si ilmuwan bisa menghancurkan mesin ciptaannya sendiri. Kemudian dia membiarkan hidup ini tetap menjadi misteri, tetap menjadi rahasia.

Lalu apa hubungannya dengan buku “Jalani, Nikmati, Syukuri”?

    Bayangkan saja, bila teknologi canggih tersebut ada di dunia. Misteri dunia tidak ada lagi. Semua orang mengetahui apa yang bakal menimpanya. Semua orang tahu apa yang akan terjadi dengannya. Mereka juga tahu bagaimana masa depannya. Dengan kondisi seperti itu, tentu semua orang akan gelisah dalam hidup. Kita tidak bisa menjalani hidup dengan bahagia. Jangankan hidup bahagia, mungkin kita akan lupa untuk berbahagia. Kita lupa bagaimana cara menikmati hidup. Bahkan kita tidak tahu bagaimana cara mensyukuri hidup. Kenapa? Karena kita kehilangan harapan, kita kehilangan misteri dan kita kehilangan nikmat hidup.

    Semua masa depan telah tampak dan bisa kita saksikan. Kalau sudah tahu masa depan untuk apa kita berdoa? Doa-doa tidak akan dipanjatkan lagi. Pun ibadah akan kita tinggalkan. Kenapa? Tersebab kita sudah tahu akhir perjalanan kita. Kita sudah tahu apa yang akan menimpa kita. Orang-orang akan malas melakukan kebaikan. Sebab hasilnya sama saja, tidak merubah hidup mereka. Gambaran masa depan sudah terbayang. Lebih ngeri lagi, kita tahu akhir dari hidup kita. Jadi untuk apa, membantu orang lain? Tidak akan ada lagi kejutan dari Allah.

Apa yang sebenarnya kita miliki?

    Saat teknologi masa depan ada, kita tidak memiliki apa-apa. Bahkan mimpi pun kita tidak punya. Semua telah dirampas oleh teknologi masa depan. Kita tidak punya pilihan lain tersebab kita sudah melihat masa depan kita. Yang kita tuju hanya mempertahankan atau mengubah masa depan tersebut. Masa depan yang buruk kita ubah dan masa depan baik kita pertahankan. Mirisnya, untuk melakukan hal tersebut, kita harus mengalahkan orang lain.

    Andaikan ada pilihan seperti buku ini. Buku yang isinya membebaskan kita untuk memilih, kita mau membaca di awal, tengah atau akhir buku. Tidak masalah, terserah. Tersebab di buku ini tidak ada daftar isinya. Daftar isi yang menuntut kita membaca runtut, dari awal sampai akhir. Tidak bisa diloncati. Namun buku ini beda, buku ini unik. Keunikkan tersebutlah yang membuat kita bebas memilih, mau membaca dari mana saja. Tinggal pilih. Buku ini memang dimaksudkan untuk membebaskan para pembacanya untuk memilih. Demikian juga hidup kita, kita bebas memilih mau hidup yang seperti apa.

Ingat, selalu ada pilihan

    Selaras dengan apa yang ditulis dalam buku ini, hidup selalu ada pilihan. Saat mesin waktu atau teknologi masa depan tidak memberikan pilihan -tersebab kita sudah tahu masa depan-, hidup kita selalu ada pilihan. Begitu pun saat ayahku meninggal, aku mempunyai banyak pilihan. Aku bisa memilih untuk terus melanjutkan sekolah dengan biaya terseok-seok. Aku bisa berhenti sekolah dan mencari pekerjaan. Atau aku bisa di rumah saja dan meratapi nasib hidupku.

    Untungnya, Allah menolong dan memberikan kekuatan. Aku berani mengambil resiko dan yakin Allah tidak akan menimpakan beban melebihi kemampuanku. Seperti yang difirmankan dalam Al-quran surat Albaqarah ayat 286.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”

    Alhamdulillah ibu kuat, aku kuat. Kita memilih berjuang. Dengan kemampuan yang ada, aku melanjutkan sekolah. Sekarang aku bisa menjadi seperti ini. Laki-laki yang mandiri dan tangguh. Hal itu disebabkan aku telah memilih hal yang benar. Andaikan ada mesin waktu saat itu dan aku memiliki, aku pasti  mencegah ayahku meninggal dunia di masa lalu. Namun apa yang terjadi bila aku berhasil mencegahnya? Entahlah. Mungkin tidak ada hikmah di balik kematian ayah. Aku mungkin menjadi laki-laki yang cengeng dan tidak mandiri. Bukankah, kemudahan belum tentu baik? Malah sering kesulitan hidup membuat kita tegar dan kuat. 

    Dengan keyakinan bahwa orang meninggal dunia itu tidak bisa dicegah, aku pun pasrah. Aku belajar menerima kenyataan dan berdamai dengan diri sendiri. Aku mulai menata hidup dan berani mengambil resiko. Aku sekolah terus sampai kuliah. Walaupun ibu, single parent namun beliau sangat mendukung pilihan hidupku: sekolah sampai tinggi. Akhirnya, dengan kunci ajaib tiga kata (disiplin, sabar dan semangat), aku bisa kuliah dan meraih gelar master. Rahasia itulah yang membuat aku mempunyai mimpi dan berikhtiar menggapainya. 

    Itulah hidup, selalu ada misteri di kehidupan kita. Allah selalu punya rahasia dan Alhamdulillah itu tetap menjadi rahasia-Nya. Kita hanya perlu yakin saja bahwa Allah itu Maha Baik. Beberapa kebaikan itu juga bisa kita petik dari buku ini. Mau membaca nasehat kebaikan lainnya? Silakan cek lebih detail buku tersebut di bawah ini. 

Identitas Buku
Judul               : Jalani Nikmati Syukuri
Penulis             : Dwi Suwiknyo
Cetakan           : Cetakan, 2018
Penerbit           : Noktah
Tebal               : 260 halaman
ISBN              : 978-602-50754-5-2

Layout             : Layout buku ini artistik, warna warni dan eye catching. 
Oiya, kamu bisa menempelkan photomu di cover buku ini. Tepatnya di bagian bawah kiri cover buku. Tempelkan saja photo terkerenmu ya? :) Selamat membaca dan memetik kebaikan dari buku ini.
                  

Selasa, 06 Februari 2018

Hadiah True Story 1 Jeti

"Bun, aku keluar sebentar."
"Ke mana?" tanya istri.
Aku segera menunjukkan HP-ku. Tertera di situ ada postingan dari penyelenggara true story (Mas Dwi Suwiknyo).
"Pak, bisa datang? Saya tunggu untuk pembagian hadiah."
Begitu bunyi WA yang kutunjukkan kepada istri.

"Terus, maksudnya bagaimana?"
"Ya, aku minta izin untuk mengambil hadiah."
Istri diam saja. Namun itu artinya diperbolehkan. Bukankah perempuan selalu begitu? Diam itu artinya mau. Walaupun kadang diam itu artinya emas. Emas itu kuning dan kuning itu.. (ah sudahlah)

   Begitu mendapat lampu ijo (menurutku sih), aku meluncur menuju rumah Mas Dwi Suwiknyo. Pernah datang ke sana, jadi aku tidak sulit menemukan. Dengan PD-nya aku geber sepeda motor membelah malam. Malam itu, yang tadinya hujan deras, kok ya langsung reda. Mungkin memang rezekiku malam itu. Melewati jalan Parangtritis yang lengang, aku mengendarai dengan kecepatan 50km/jam. Tidak terlalu cepat memang. Namun entahlah mengendarai sepeda motor matic itu agak sulit. Mana perneling enggak ada, apalagi kopling. Beugh.

    Memang sih, sepeda motor matic itu sepeda motor yang ramah emak-emak. Tinggal gas pol, rem pol lancar. Begitulah sistem kerja sepeda motor matic. Aku yang tidak biasa menaiki sepeda motor matic, sedikit kesulitan. Enggak bisa menginjak rem, sedikit mengkhawatirkan. Bagaimana kalau tiba-tiba ada sepeda motor nyelonong. Wah, bahaya. Mengandalkan rem tangan kok kurang mantap. Solusinya ya pelan-pelan saja jalannya.

    Kira-kira 20 menit perjalanan sampailah aku di ring road selatan. Jalanan ini juga tampak lengang dan basah. Hanya beberapa kendaraan yang lewat. Hujan yang turun beberapa menit sebelumnya membuat orang-orang malas untuk ke luar rumah. Berbeda denganku, yang penuh semangat. Terbayang sudah hadiah lomba true story. Apalagi kali ini naskahku lolos dua. Bisa dihitungkan, kalau untuk satu naskah dapat 500ribu maka kalau lolos dua, aku dapat 1juta. Jumlah yang cukup besar untuk membeli bakso tusuk. 

    Minimal memberi komisi untuk istri sebagai tanda terimakasih telah diberi izin ke luar. Terus berbagi juga dengan anak tersebab telah menjadi anak yang menurut. Paling tidak kasih saja 50ribu cukuplah. Toh, masih anak-anak. Jangan banyak-banyaklah, wong namanya masih anak-anak. Tidak elokkan memegang uang yang gede. Masih anak-anak gitu loh. Takutnya kalau diberi uang 100ribu malah untuk beli tela-tela. Lah, malah dapat satu gerobaknya. Jangan-jangan dapat penjualnya juga. #jiah

    Setelah melewati beberapa tikungan, eks terminal bus Giwangan juga sudah kulewati. Tinggal lurus saja. Sekarang memasuki gang kecil. Entah mengapa perjalanan ini terasa lama dan tidak segera sampai tujuan. Apakah ini karena aku ingin buru-buru sampai? Atau memang aku agak lupa jalannya. Semoga aku benar, batinku. Aku terus mengendarai pelan-pelan, takut terlewat gangnya. Gang pertama terlewati, gang kedua sudah terlewat dan gang ketiga juga sudah terlewati. Tetapi kenapa malah sampai masjid. Harusnya kan sebelum masjid belok kiri. Haduh nyasar.

    Benar saja, aku keblandang (opo yo bahasa Indonesiane?). Aku bantir stir, balik lagi. Ya, gang yang kutuju sudah kulalui. Gini ya perjuangan mau mendapatkan uang satu jeti. Enggak papa lah, perjuangan. Aku belok dan masuk gang menuju rumah Mas Dwi. Alhamdulillah, tuan rumah sudah menunggu dengan uang segepok. Uang itu katanya, hadiah untuk semua yang lolos true story, baik yang tema 1 maupun tema 2. Dan aku lolos kedua-duanya. : D Baru kali ini aku lolos kedua-duanya dan mendapat rezeki nomplok. Alhamdulillah.

Curcol (Curhat colongan)

    Gambar di atas, bukan buku true story yang aku bicarakan. Namun itu buku hasil lomba true story juga untuk tema Riba. Alhamdulillah, aku juga lolos dan mendapat uang 500ribu. By the way, tentang apa sih ceritaku? 

Itu kisah tentang diriku yang pernah tersesat dalam riba. Kendaraan rela kredit, rumah hasil kredit, seakan hidup komplit dan elit. Tapi ternyata, hidup malah semakin terlilit. Dan tampak kehidupan terjepit, tidak semulus yang kukira. Apakah itu artinya tidak berkah? Lalu bagaimana aku lepas dari semua itu? Semua jawaban ada di buku ini. 

Mumpung masih promo, silakan order ke aku biar tahu ceritaku dan cerita teman lain soal riba.

Buku ini diskon 20% sampai tanggal 15 Februari 2018

Senin, 05 Februari 2018

Kisah Untuk Sekolah

    Tidak harus biaya yang mahal. Murah pun bisa dilakukan dengan meriah. Ya gimana tidak meriah ya? Wong, semua siswa diundang dan dikumpulkan menjadi satu. Asal bareng-bareng tepuk-tangan ya ramailah. Entah dengan maksud apa ulang tahun kali ini dilaksanakan dengan sederhana, Cukup sederhana malah. Kita hanya disuguhi setumpeng nasi kuning dan sekumpulan balon udara. Terus ditambah satu band sekolah. Udah deh pasti ramai.

    Begitulah acara ulang tahun kami, Senin 5 Februari 2018. Kami (kami?) Aku tidak ikut ding,wong disiapkan OSIS. Saat aku datang, semua sudah siap. Acara langsung dimulai dengan pembagian sedekah untuk para anak yatim dan piatu. Tidak perlu nyari susah susah dan ke mana mana. La wong di sekolah ini saja, banyak anak yatim dan piatu. Malah aku sendiri juga anak yatim. Namun ya jelas aku tidak dapat, kan aku sudah bekerja. Tapi kalau dikasih ya jelas aku tidka menolak. #halah matre.

   Ada beberapa guru yang memberikan amplop sumbangan kepada anak yatim piatu. Namun tetap yang nomor satu memberikan adalah ibu kepala sekolah. Setelah pembagian sedekah ke 20 siswa dilanjutkan sambutan kepala sekolah. Biasanya kalau ibu kepala sekolah menyambut selalu bersemangat dan penuh kata-kata motivasi. Kelar bu kepala sekolah dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng. Nah, ini sayang sekali. Tumpeng yang sudah bagus-bagus, menjulang tinggi eh kok malah dipotong. Jadi tidak eye catching, malah berantakan. Ibu kepala sekolah mengiris ujung tumpeng, Tidak hanya sekali namun dua kali. Satu untuk guru pembina OSIS dan satu lagi untuk ketua OSIS. 

   
    Berbarengan dengan pemberian sepiring nasi tumpeng, iringan lagu "Selamat Ulang Tahun" dari Jamrud pun berkumandang. Semua guru dan siswa bernyanyi bersama. Berikutnya, pembacaan doa untuk semua warga sekolah yang disampaikan oleh salah satu siswa yatim piatu. Habis tuh, pembacaan puisi oleh salah satu siswa. Duh puisinya menyentuh deh. Dia nangis enggak tuh?

    Kemudian dilanjurkan dengan pelepasan balon udara ke udara. Ya iyalah balon udara ya ke udara. Kalau ke laut namanya balon laut. Dengan pelepasan balon tersebut maka acara lain-lain yang berupa hiburan ala kadarnya dimulai. Pertama hiburan dari siswa -kebetulan dia memiliki suara bagus- menyanyikan lagu-lagu pop sampai lagu dangdut. Ugh dasar anak-anak lagu-lagu kekinian mereka selalu haafal. Tidak hanya itu teman-teman yang lainnya pun ikut menyanyikan.

   Dari lagunya Virgoun "Surat untuk Starla", lagunya Via Vallen "Sayang" sampai lagu-lagu yang sedang ngehit saat ini. Ah, memang benar ulang tahun itu tidak perlu mahal. Pun ulang tahun sekolah, yang biasa saja, yang penting irit. Eits, yang penting berkesan ding. Toh tahun lalu -saat kita ulang tahun ke 40- kita sudah merayakan dengan meriah. Malah sekolah mengundang wayang kulit segala. Wayang kulit semalam suntuk lo. Belum lomba jalan sehat dan lomba-lomba yang lain. Wah, saat itu sangat meriah sekali.

    Jadi kalau sekarang biasa saja ulang tahunnya, wajar saja, tidak masalah bukan? Toh kita pernah melakukan yang lebih meriah, lebih wah dan lebih dari luar biasa. 

Sabtu, 03 Februari 2018

Program Pertukaran Guru Indonesia Ke Korea Tahun 2018

   
   Wow, ini kesempatan bagi para guru untuk bepergian ke luar negeri. Apalagi luar negeri nih keren abis Mas Bro, ke Korea Selatan. Korea itu kan pusatnya artis-artis Korea, K-Pop dan seabrek seni serta makanan yummy-nya. Tahu enggak sih, kalau lolos, kita akan berada di Korea Selatan selama 3 (tiga) bulan. Cukup lama bukan? Makanya bagi yang jomblo segera gih daftar ke program ini. Oiya, kamu yang jomblo dan seorang guru. Sebab penawaran ini terbatas bagi para guru. Bagi guru yang masih jomblo ada nilai plusnya yaitu bisa menggaet cewek Korsel. Siapa tahu, dalam tiga bulan bisa PDKT (Pendekatan) dan lamaran. Ahay. Itu yang jomblo dan ingin nambah lagi. Ups. Sedang makan kali. Nambah.

    Program ini kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesaia dan Pemerintah Korea. Dalam bahasa kerennya program ini bernama "Indonesaia-Korean Teacher Excange" dan pertukaran ini telah berlangsung sejak tahun 2013. Kok baru tahu sekarang ya? He eh, aku juga baru tahu sekarang. Nah, mumpung sudah tahu, ayo daftar saja. Soal usia tidak jadi masalah sebab guru berumur 45 tahun ke bawah masih boleh kok. Dan syarat lainnya sepertinya tidak sulit. Lha wong cuma sehat jasmani dan rohani, guru SD, SMP dan SMA, pengalaman mengajar 5 tahun dan nilai toefl 450.

    Tidak terlalu sulit bukan? Apalagi nilai toefl-nya 'cuma' 450. Eits, jangan diremehkan 450 itu nilai toefl yang termasuk tinggi lho. Enggak tinggi amat sih. Sebab untuk program pertukaran yang lain skor toefl malah harus di atas 500. Bahkan beberapa tempat harus di atas 550. Duh, kalau yang terakhir itu kok agak berat ya? Makanya mumpung semua syarat dimudahkan maka segera ikuti dan lengkapi syaratnya. Aku saja mau ikut. Weh, tapi kan sudah mempunyai anak dan istri. Kan tidak jadi masalah. Tidak diwajibkan harus singgle atau nikah siri kok. Jadi yang nikah resmi tentu boleh lah. 


    Dari sekian syarat yang tertulis, hanya satu yang menurutku agak sulit yaitu meminta surat izin dari kepala dinas kabupaten. Aku jadi menyadari siapa sih aku ini? Emang sudah oke? Sudah keren kok mau ikut seleksi-seleksian segaal. Aku kan hanya remukan peyek di kaleng Kong King. Namun kalau tidak dicoba kok sayang. Ke luar negeri gratis gitu loh. Bismillah saja deh, semoga semua dilancarkan. Toh kalau rezeki tidak akan lari ke mana. Oleh karena itu, tinggal mencari waktu dan kesempatan untuk melengkapi syarat yang terakhir.

    Sebab syarat-syarat administrasi yang lain seperti photo copy KTP, SK dan pas photo gampang dicari. Sementara yang satu itu, aku harus ke dinas dan meminta surat izin. Lha namanya ASN (Aparatur Sipil Negara) ya harus manut pimpinan. Ada kegiatan ya laporan. Mau pergi ya laporan. Enggak bisa seenaknya sendiri, wong digaji negara. Kecuali sudah dapat izin terus ke Korea Selatan, kan asyik banget tuh. 

Jumat, 02 Februari 2018

Lomba True Story (Lagi) di Bulan Februari 2018

   
    Sudah pernah ikut Lomba True Story dan belum lolos? Atau belum menang? Jangan khawatir ada cadangannya nih. Walaupun hadiahnya tidak gede-gede amat sih. Namun lumayanlah, bisa untuk beli bumbu dapur. Halah. Menurut kabarnya nih ya, hadiahnya sebesar Rp.200.000 plus sepaket buku dari penerbit. Gimana? kamu tertarik? Enggak punya kisah? Wah, kasihan nih. Makanya kalau hidup itu banyak masalah, biar bisa buat cerita true story. #ups. Enggak gitu juga kali.
   
    Mau tips menulis true story? Jiah sotoy. Enggak papa lah, daripada sok yes. Itu sama saja. Oiya, ini tips menurutku sih ya? Kalau beda-beda tipis enggak papa lah ya? Namanya juga sekadar tips, bukan sesuatu yang harus diperdebatkan sampai jungkir balik. Kemudian mengundang dukun santet. Ah, pokoknya kalau tips ini bermanfaat dipakai dan kalau tidak cocok abaikan. Aku sudah biasa diabaikan kok. Weh, kok jadi curhat. Okelah ini tipsnya. 

Tips menulis true story
    
    Apakah menulis true story itu sulit? Hm, enggak juga sih. Bisa dikatakan sulit banget juga enggak, dibilang mudah juga enggak. Sedang aja sih. Yang sulit itu lolosnya. Halah. Itu tergantung jurinya sih. Kadang cerita kita itu biasa saja tetapi kalau bisa menulisnya tentu dapat menarik hati penyelenggara. Apalagi kalau kisahnya unik dan nulisnya asik, pasti deh jurinya langsung melirik. Akhirnya deh tulisan itu ditarik dan dimasukkan sebagai naskah terpetik (baca : terpilih). Begitulah kira-kira strategi menembus seleksi true story. Ada juga sih yang mempunyai strategi gini; ada masalah diselesaikan, timbul masalah lagi diselesaikan lagi. Ya, kurang lebih seperti gelombang laut itu deh. Selebihnya tinggal cara kita menulis saja. 

    Ada juga yang model cara penyelesaiannya atau kisah itu penuh lika-liku. Misalnya nih, mau mencapai satu tujuan, harus melewati cara A, eh kok belum bisa dan berhasil, terus coba cara B, kok belum juga. Akhirnya dengan cara C dan seterusnya sampai tujuan kita tercapai. Nah, itu juga seperti kisah bergelombang tadi. Cuma ingat yang kita tuju hanya satu, jadi fokus ke tujuan saja. Jangan menyimpang atau menceritakan hal yang lain. Nanti kisah kita jadi melebar dan ini biasanya tidak disenangi para juri. Ih, sok tahu banget. Ya, kurang lebih seperti itu sih. 
    
Lomba True Story terbaru

    Nah, kalau kamu kemaren belum lolos dan masih punya kisahnya serta kebetulan kok temanya sama, ikutkan lomba ini saja. Yang pasti kisah itu jangan langsung dikirim, namun direvisi dulu. Kalau perlu dpermak terlebih dahulu. Sesuaikan dengan tema dan cerita yang diinginkan penyelenggara. Eits, tetapi ingat ya, ini true story jadi harus kisah nyata. Jangan kamu coba-coba mengarang cerita yang enggak-enggak. Sebab di samping jurinya bakal tahu, hal itu sangat tabu. Kalau kita menang tentu uang atau hadiah menjadi tidak halal. Sebab kita sudah berlaku curang. Harusnya lomba itu mengasikkan dan dinikmati, tidak menjadi beban. Kalau tujuannya hanya menang, akhirnya membabi buta menghalalkan segala cara. Eh, aku sudah bijaksana belum ya?

    Kembali ke lomba nih, Lomba True Story-nya. Lomba kali ini yang mengadakan Penerbit Checklist. Dateline masih lama yaitu 23 Februari 2018. Berapa hadiahnya? Seperti yang kubilang di atas, uang sebesar Rp.200.000 dan sepaket buku-buku dari penerbit. Jadi silakan klik nama penerbitnya, entar tinggal melengkapi syarat-syarat dan juga tulis kisahnya. Jangan sampai syarat terpenuhi, eh lupa nulis kisahnya. Emang ada seperti itu? Enggak ada ya? :D

Info enggak penting.

    Gambar di atas adalah buku antologi true story yang pernah aku ikuti. Alhamdulillah, lolos. Ya, iyalah kan itu khusus komunitas Temu Penulis Yogyakarta. Biarpun begitu kalau tidak menulis dengan bagus kan juga tidak akan dimuat kan? Iya kan? Cari supporter. Lalu cerita apa yang aku muat di sana? Kasih tahu enggak ya? Yang jelas aku cerita tentang kisahku yang pernah ditipu penerbit abal-abal, terus berjuang untuk menemukan dan membalas dendam. Apakah aku berhasil balas dendam? Baca saja buku tersebut ya? Jiah, ujung-ujungnya dol dolan. :D

Sumber : Lomba True Story

Kamis, 01 Februari 2018

LOMBA MENULIS BULAN FEBRUARI 2018

   
Jejak perlu ditinggalkan
   Yey, Februari sudah datang. Hm, bulan ini kayaknya lebih semarak deh lombanya. Dari cerpen ada, lowongan naskah ada, eh ini lomba bukan sih ya? Kalau lowongan naskah kan hampir tiap bulan ada dari berbagai penerbit. Belum tiap tahun ada pengumuman penerimaan naskah baru untuk tiap penerbit. Tambah deh kerjaan. Bukan bukan, tambah rezeki. Kalau masuk, diterima dan diterbitkan. Kalau enggak? Ya, direvisi lagi dan dikirimkan lagi. Kalau bisa ya ganti penerbitnya sih. Itu kalau lowongan naskah.

    Lah, kalau lomba? Sik sik sabar. Sampai detik ini aku sudah mendeteksi ada 6 (enam) lomba menulis. Deteksi? Tepat enggak ya bahasanya. Ah, yang jelas aku menemukan ada enam dan itu bisa tambah sih. Kan itu yang aku tahu, lah yang belum tahu. Terus yang baru mau diumumkan. Wah, banyak deh, meriah deh. Februari yang cetar, Februari yang penuh kompetisi. Okelah, mau coba tantangan lomba? Sudah siap? Ayuk, kita bahas satu per satu. 

1. Lomba Cerita Pendek (Cerpen) dari Sheira Media tanggal 13 Februari 2018. 
   
     Lomba ini berhadiah 5 juta. Lumayanlah besi beli garam. Garam 5 juta? Mau ngasinin laut? Hadiah untuk apa terserah deh, yang jelas ikut aturannya dan buatlah karya sebagus-bagusnya. Enggak usah   minder, biar aku saja yang minder. Yah. Ya enggak minder coba, cerpen gitu loh. Yang apalah gitu. Aku kalau cerpen, terus terang cuma tahu sedikit, kalau yang lainnya lebih sedikit lagi. #halah. Oke deh, klik link yang ingin info lebih banyak lomba cerpen 2018. Jangan lupa berdoa ya, biar lolos. Minimal masuk 12 nominator, lumayan dapat sertifikat. :D


    Lomba kok cari sertifikat ya? Emang ada gunanya sertifikat? Ye, enggak tahu. Ya, ada lah. Mau tahu untuk apa? Bisa digunakan untuk menaikkan bargainin position. Posisinya siapa? Ya, posisi kitalah. Kita bisa lebih PD saat dinyatakan nominator. Terus menulis lagi, ikut lomba lagi, mengirim lagi dan akhirnya menjadi nominator lagi. Eh, enggak, enggak sekarang sudah naik menjadi nominator favorit. Yah, nominator lagi. Tetapi mending, sudah ada kata favorit. Ya sedikit demi sedikit lah. Jangan pantang menyerah, jangan pantang pasrah apalagi pantang makan sebelum menang. Duh, terlalu.



2. Lomba Karya Ilmiah oleh Bank Jateng tanggal 16 Februari 2018


Lomba ini yang mengadakan adalah Bank Jateng. Jadi kalau mau ikut harus menjadi nasabah bank tersebut. Kayaknya sih. Lomba ini menyasar pelajar, mahasiswa dan guru se-Jawa Tengah. Terus kalau DIY gimana? Ya, enggak gimana gimana. Mau ikut, ikut saja. Cuma belum punya rekening Bank Jateng sih. Nah, mumpung masih ada waktu, sana gih daftar jadi nasabah Bank-nya. Kalau aku sih sudah punya nomor rekening Bank BPD DIY. Apa sama? Enggak tahu sih. 

Untuk hadiahnya cukup besar lho, kalau menang sih. Iya kalau kita menang mendapat hadiah uang tunai. Jadi bukan uang kredit, langsung cair, langsung bisa digunakan. Misalnya nih mau beli mobil, bisa. Walah, beli mobil kok pakai uang lima juta. Lah itu kan uang untuk Down Payment (DP)nya. Sisanya ya angsur setiap bulan. Sorry, malah ngajarin riba. Ya, sudah uang lima juta tersebut dipakai untuk nambah uang muka mobil. Lima juta kan lumayan.

3. Lomba Cerita Pendek (Cerpen) lagi dari Temu Penulis Yogyakarta tanggal 20 Februari 2018
   
Lomba ini sebenarnya diperuntukkan bagi anggota komunitas Temu Penulis Yogyakarta, jadi kayaknya tidak terbuka untuk umum. Dan aku beruntung menjadi salah satu anggotanya. Walaupun tidak bisa fokus dan berangkat terus saat pertemuan. Tahu enggak sih, kalau pertemuannya itu tiap dua minggu sekali. Kalau tempatnya pindah-pindah sih. Ya, pindahnya enggak jauh-jauh dari dua pilihan, Kafe Basa-Basi dan Pendopo Tahfidz Sutopadan. Itu saja, belum ke tempat lain, misal Kaliuran atau Pantai Parangtritis. Ups, ini mau pertemuan penulis apa mau piknik ya?
    
    Kembali kepada lomba Cerpen ini, hadiahnya adalah karya kita dibukukan dan Insha Allah dapat royalti. Yey, Insha Allah. Harung dong, rezeki kan Allah yang ngatur, kita tidak bisa memastikan. Apalagi yang buat manusia, bisa-bisa kita kecewa. Tapi ini beneran kok, dipilih 15 cerita pendek yang menarik, terus dibukukan. Dan penulis terpilih mendapat royalti 10%. Kemudian kalau beli dapat diskon. Enak tho? Iya tho. Enak zamanku tho? #plis deh

Itu sekilah lomba di bulan Februari, sebenarnya ada tiga lomba lagi tapi besok lagi ya? Mau salat dulu.