Jumat, 07 September 2018

MAKANAN GURU YANG MUBAZIR

     
     Setiap kegiatan entah itu workshop, diklat atau yang lain, selalu saja ada kegiatan makan snack atau makan besar. Mungkin tidak masalah ketika makanan sudah tersaji dalam dus atau tempat makan. Baik itu makanan kecil atau makanan berat. Sebab dengan terbungkus rapi seperti itu maka kita bisa membawa pulang saat makanan tersebut tidak habis. Kita bisa membawanya sebagai oleh-oleh atau diberikan orang lain. Pokoknya makanan itu bisa "diselamatkan."
     Beda kasus bila makanan dalam kegiatan edukatif itu prasmanan. Kita bisa memilih makanan apa saja. Dari makanan pembuka sampai makanan penutup, semua tersedia. Kita bisa memilih sesuka hati dan memilih yang disenangi. Namun sayangnya, banyak orang yang tidak memperhitungkan kekuatan perut. Banyak saya lihat orang mengambil semua makanan. Makanan tertumpuk penuh di sebuah piring. Bahkan hampir semua makanan dimuat dalam sebuah piring yang terbatas. Dalam bayangan saya, apa mungkin semua akan termakan habis? Mengingat semua makanan dibawa ke meja makannya. Belum minuman dan desertnya.
    Ya, Allah. Apa yang kukhawatirkan terjadi. Banyak makanan yang tidak dimakan dan tersisa sia-sia. Tidak tertuntaskan. Ada yang sudah secuil dirasakan. Ada yang masih utuh dan bertumpuk rapat dengan makanan yang lain. Semua makanan teronggok sempurna di atas piring. Lalu pertanyaannya, apakah ada yang mau mengambil atau memakannya? Tidak ada yang akan mengambil dan memakannya sebab bukankah itu makanan sisa. Meskipun kondisi makanan tersebut masih utuh. Jadi menurut saya makanan seperti itu sia-sia belaka. Makanan yang terlihat utuh tapi tetap menjadi sampah.