Rabu, 28 Januari 2015

LET'S SAVE OUR CHILDREN



“... Terimakasih padamu
Jasamu akan kukenang selalu
Tak pernah lelah tunjuk ajarku
Terimakasihku padamu cikgu ...”

         Pernahkah pembaca mendengar penggalan lagu di atas? Semestinya sudah seringa mendengar atau bahkan melihat filmnya. Ya, betul itulah cuplikan lagu dari film Upin dan Ipin. Begitu seringnya lagu tersebut diperdengarkan menjadikan lagu tersebut banyak dikenal dan mungkin banyak dihafalkan oleh para anak – anak. Tidak berlebihan jika mereka hafal betul lirik lagunya karena hampir setiap pagi atau sore hari film Upin dan Ipin ditayangkan. Siapa yang tak kenal tokoh Upin dan Ipin? Hampir semua orang di Indonesia mengenalnya bahkan figur tokoh Upin dan Ipin dapat menghidupi orangnya banyak. Sebagai contoh tokoh – tokoh di film Upin dan Ipin bisa dijadikan cendera mata, gambar disain kaos, balon dan lain – lain yang dapat mendatangkan materi dengan cara dijual.
Booming tokoh Upin dan Ipin bisa bertahan lama karena para broadcaster tidak ada pilihan lain guna menarik konsumen anak – anak. Tidak banyak film anak – anak yang cerita dan karakternya benar – benar anak – anak. Kita masih melihat film yang tokohnya anak – anak tetapi jalan ceritanya terlalu berat bagi anak – anak sehingga tidak menarik bagi anak – anak. Yang lebih parah lagi ada film anak – anak yang jalan ceritanya tidak pernah masuk akal atau bahkan jalan ceritanya tidak jelas, yang ada hanya pertikaian antara yang baik dan yang jahat. Lalu bagaimana film anak – anak akan disukai anak – anak. Seharusnya ada komitmen dan integritas dari pemangku jabatan entah itu pihak pemerintah pusat, Badan Sensor Film, pelaku seni, tokoh – tokoh masyarakat untuk gencar mengkampanyekan save our children. Selamatkan anak – anak kita dari budaya luar ngeri, dari lagu – lagu orang dewasa dan anarkisme. Anak – anak kita butuh keteladanan dari tontonan yang dapat menjadi tuntunan. Jangan kotori dan cemari anak – anak kita dengan budaya Upin dan Ipin dimana bahasa malaysia terasa kental sekali. Jangan biarkan mereka mencintai bahasa melayu tersebut dan meninggalkan bahasa Indonesia. Anak anak kita perlu juga kita selamatkan dari lagu – lagu orang dewasa, lagu – lagu yang tidak layak mereka konsumsi. Mereka perlu diperdengarkan lagu anak – anak yang baik dan mendidik. Masak para pelaku seni tidak bisa membuat lagu atau film anak – anak yang baik dan bermutu. Negara tetangga kita saja bisa membuat film sekelas Upin dan Ipin atau Boboboy, masak Indonesia dengan 250 juta jiwa tidak ada yang berkompeten?
Kemudian untuk para pemilik stasiun TV, ayolah beri pencerahan kepada anak – anak Indonesia untuk mencintai budayanya, negaranya dengan menayangkan tayangan yang mengulas tentang keunggulan Indonesia. Keunggulan Indonesia terdiri dari banyak sekali aspek seperti aspek seni budaya, pendidikan, teknologi dan lain – lain. Saya merasa bahwa kita mampu untuk mengembalikan masa kanak – kanak anak – anak kita. Mereka hanya butuh kehadiran kita, kehadiran negara, kehadiran orang – orang yang mencitnai anak – anak kita, para generasi Indonesia. Jangan biarkan anak – anak kita kehilangan budaya negaranya, kehilangan masa anak – anak dan kehilangan rasa cintanya kepada negeri Indonesia.

DROPBOX COCOK UNTUK GURU



         Apakah anda seorang guru? Lalu apakah anda biasa memberi tugas siswa untuk mengumpulkan lewat e-mail? Namun terkendala dengan akses atau kapasitas attachment sehingga agak menghambat proses penilaian anda. Nah ini kabar gembira dan mungkin para bapak/ibu guru belum mengetahui fasilitas yang ada di internet. Fasilitas ini memungkinkan bagi para guru untuk menyimpan data atau file – filenya, termasuk menerima kiriman tugas – tugas siswa kita. Fasilitas ini namanya Dropbox to me dan ini dapat digunakan untuk alamat pengiriman tugas siswa kita yang menggunakan akses internet. Dropbox to me lebih efisien dan efektif dibandingkan kita menggunakan fasilitas e-mail. Mengapa? Karena dropbox to me tidak memerlukan alamat e-mail pengirim jadi lebih efektif bagi siswa yang belum atau tidak mempunyai, bahkan lupa alamat e-mailnya. Asal siswa tersebut mengetahui alamat dropbox kita, maka tugas – tugas akan terkirim dengan aman.
        Lalu bagaimana caranya membuat? Begini dropbox to me sangat mudah dibuat, biar para pembaca tidak repot menulis alamatnya, ketikan saja dropbox di search engine atau google. Kemudian kita membuat account dulu dengan meng-klik sign in dan mengisi data dengan lengkap. Setelah mengisi data dengan lengkap (nama depan dan belakang, e-mail dan password) maka kita akan mempunyai account dropbox. Account dropbox itulah yang akan menjadi alamat pengiriman tugas siswa kita. Oleh karena itu, ketika siswa mau mengumpulkan tugas kita, kita sebagai guru tinggal memberikan alamat atau account dropbox misalnya www.dropbox/joko. Tugas – tugas yang siswa kirimkan akan langsung masuk ke komputer/laptop kita, dengan catatan kita komputer/laptop kita dalam keadaan online. Sedang untuk para siswa, mereka tinggal mengetikkan alamat dropbox gurunya di alamat URL, setelah muncul tinggal memilih file dan langsung klik upload. Para siswa tidak perlu menyertakan e-mail mereka atau syarat yang lain, yang pasti mereka harus online. Tetapi perlu juga diingatkan kepada para peserta didik untuk memberikan nama dan kelas pada lembar tugas mereka sebelum dikirim biar guru mengetahui itu tugas siapa. Itulah keuntungan kalau kita menggunakan dropbox, di samping itu kalau kita menggunakan dropbox kita dapat fasilitas penyimpanan sampai 2 GB dan itu dapat kita isi dengan data – data yang lain seperti foto – foto kita, foto sekolah, file – file guru dan tentu saja tugas siswa yang harus dikumpulkan. Jadi, mudah bukan dengan dropbox? Mudah bagi gurunya dan mudah pula bagi siswanya. Semoga.