Selasa, 14 April 2015

MENJADI ORANG PENTING

   Kadang sedikit membanggakan menjadi orang yang sangat berperan dalam komunitas atau dunia kerja. Namun ternyata batu sandungan banyak menghalangi sebagai contoh ada sentimen pribadi, ada ketidak sukaan, ada kekhawatiran atas eksistensinya dan lain - lain. Hampir ada saja orang yang memandang bahwa negatif terhadap apa yang kita lakukan. Apapun usaha dan kegiatan yang kita lakukan, pasti ada yang negatif thinking padahal diri ini tidak pernah berambisi untuk meraih jabatan tertentu atau materi tertentu. Tidak sama sekali. Apa sih yang kita cari dalam hidup ini kecuali keberkahan terhadap apa yang kita lakukan selam ini. Hanya kadang memang masih banyak orang yang memandang kita ambisius dan overlapping. Walaupun menurut penulis sah - sah saja ketika tugas itu diserahkan orang lain jalannnya amburadul atau malah tidak jalan sama sekali. Bagaimanapun perlu kejelian seorang pimpinan dalam memandang anak buahnya apakah ia bekerja dengan ikhlas atau dia bekerja dengan pamrih?
  Itu pula yang menjadi ganjalan penulis, bahwa selama ini bekerja dengan keras dan hampir semua sukses serta memberikan kebaikan untuk sekolah, tempat kerja penulis. Tapi ya itu tadi masih ada yang bilang; apa - apa pak X. Bagi penulis itu mungkin resiko, ya resiko seorang bawahan yang diamanati oleh pimpinan. Namun ketika pimpinan berganti, suasana tempat kerjapun berubah, ada yang sering lapor, ada yang suka cari muka dan lain - lain. Kenapa mereka tidak berlomba untuk adu program? Program yang ada malah diminta untuk dikelola. Apa bisa lebih baik? Semestinya program tersebut dievaluasi dan dihilangkan hal - hal yang negatif dan diperbaiki, bukan mengganti dengan program yang baru. Bagaimanapun biarlah mungkin semua orang ingin berperan, mungkin semua orang ingin dianggap dan ingin berjasa. Semua orang senang one man show. Itu bagus ketika porposional dan profesional jika tidak maka anaklah yang akan menjadi korban percobaan.
  Sementara untuk penulis sendiri, biarlah mungkin ini saatnya menepi membiarkan orang lain berperan dan berjasa untuk sekolah ini. Cukuplah peranku saat ini seperti ini, mudah - mudahan aku dapat mengikhlaskan. Semua sudah ada yang mengatur namun memang agak sedikit merisaukan ketika melihat orang lain mengambil alih sesuatu yang selama ini dijalankan, hanya untuk kepentingan materi saja. Menjadi orang penting bukanlah satu - satunya cara untuk dapat berjasa bagi sekolah ini, siswa ini dan juga beramal. Semoga aku bisa mengikhlaskan sesuatu itu berubah menjadi seperti sekarang ini. Tidak ada yang kukejar dalam hidup ini, bukan jabatan atau materi yang kukejar, aku hanya ingin berbakti, mengabdi dan beramal untuk akhiratku. Selebihnya adalah bonus dari Tuhan tentang kerja kerasku selama ini.

GALAU HATIKU

   Entah darimana datangnya kata 'galau', yang kutahu galau adalah keadaan yang tidak tenang karena ada sesuatu yang sedang dipikirkan. Galau membuat hati tidak nyaman, begini salah begitupun juga salah, kadang merasa ada yang tidak tepat, tidak pas tetapi tidak tau apa itu. Galau hanya dapat ditepis dan dihilangkan ketika apa yang ada dalam pikiran atau hati kita dapat kita lakukan. Minimal mengetahui jawaban dari hati yang bimbang dan ragu - ragu. Galau membuat hidup tidak tentram dan serba salah, oleh karena itu perlu solusi yang tepat. Memang tidak perlu berobat karena bukan penyakit yang bisa ditedeksi atau diperiksa oleh dokter kemudian diberikan resepnya.
  Galau dapat diobati dengan cara yang sangat ringan tetapi pasti manjur, ya bagi orang Islam atau Muslim kita dapat menghilangkan galau dengan mendengarkan tadarus atau kalau bisa baca Al-Qur'an lebih baik baca Al-Quran. Yang jelas jangan biarkan perasaan galau berlarut - larut dan ga jelas. Dengan membaca Al-Qur'an, hati terasa tentram, nyaman dan damai karena kita merasa dekat dengan Tuhan kita merasa ada yang kita ajak curhat. Kita merasa tidak sendirian tetapi ada kawan yang setia menemani dan mendengar kita. Sebelum membaca Al-Qur'an pun kita dianjurkan untuk mengambil air wudhlu, dengan basuhan air tersebut kita merasa sejuk dan nyaman. Apalagi kita lanjutkan dengan membaca Al-Qur'an lengkaplah sudah pengharapan kita. Kita dapat berserah diri dengan apa yang kita alamai dan kita juga dapat mengadu dengan apa yang kita rasakan. Tanpa kita mencari solusi terhadap kegalauan kita, kegalauan kita kan semakin membesar dan berlangsung lama. Akhirnya hal itu akan mempengaruhi hidup kita, belajar kita, sekolah kita dan keseharian kita. Oleh karena itu kawan, jika galau menyerang segeralah cari air wudhlu dan raihlah Al-Qur'an untuk dibaca. Bertawadu dan berserah diri  kepada Alloh untuk semua yang terjadi di dunia ini. Mungkin kita akan menemukan jawabnya dan ada hikmah di setiap kejadian dan perasaan.