Dalam postingan ini, saya akan mencoba menjabarkan tentang outline saya pada bab 1 dalam 3 halaman. 3 halaman? Sebenarnya 3 halaman tidak terlalu sulit, yang sulit adalah membuat kata demi kata, kalimat demi kalimat yang runtut, sambung - menyambung dan enak dibaca. Itu yang sulit dan menjadi tantangan tersendiri. Apalagi outline saya ini dan calon buku nantinya adalah tulisan bergenre non-fiksi. Judul calon buku saya adalah SUPER TEACHER
Bab 1 Who am I?
Who am I? Siapa saya, siapa kita? Ya kita adalah para guru. Siapa guru? Guru adalah bagian penting dari dunia pendidikan. Jadi kalau kita berbicara tentang
pendidikan, tentu tidak dapat dipisahkan dari peran guru. Guru yang mempunyai
peran sangat penting dalam mendidik anak – anak bangsa menjadi generasi cerdas
dan berakhlak mulia. Saking terkenalnya guru, guru mempunyai banyak peran dan arti.
Guru dalam bahasa Jawa mempunyai akronim digugu dan ditiru, artinya guru dapat
dipercaya dan diteladani. Di negara kita sendiri, Indonesia, definisi dan peran
gurupun lebih jelas dan rinci dari sekedar digugu dan ditiru. Guru yang ada di
Indonesia adalah guru ideal yang diharapkan dapat diemban para guru tersebut.
Lalu seperti apa guru ideal di Indonesia
A. Guru Ideal Indonesia
Berdasarkan
undang undang guru dan dosen no.14 tahun 2005, yang dimaksud guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Wuih..ngeri ya tugasnya? Memang tugas guru banyak dan komplek makanya guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tapi itu dulu. Lha sekarang? Kalo sekarang tanda jasanya banyak; dapat tunjangan sertifikasi yang besarannya satu kali gaji tiap bulan, pemberian beasiswa S2 atau S1, diklat PLPG gratis, dan yang lainnya. Makanya menjadi guru sekarang ini mesti bangga dan disyukuri. Dan salah satu wujud rasa syukur itu, bekerja dengan sebaik - baiknya. Lihatlah sekarang ini setelah guru - guru memperoleh tanda jasa berupa tunjangan sertifikasi, banyak universitas membuka program keguruan. Di daerah penulis yang lagi booming adalah jurusan PGSD ( Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Kenapa menjadi booming? Karena pada tahun 2018 nanti banyak guru SD yang pensiun. Nah disitulah kesempatan menjadi guru terbuka lebar. Apa memang semudah itu? Engga juga sih, sebab mereka juga harus bersaing dengan yang lain dan seperti biasanya pendaftar melebihi kuota guru yang dibutuhkan.
Sementara sekarang ini menjadi guru yang siap mental dan siap akal tidak mudah. Beruntung pemerintah kita, melaksanakan apa yang disebut dengan kuliah profesi guru selama setahun. Ya sama dengan profesi - profesi yang lain, seperti dokter, pengacara dan lain - lain. Harapannya dengan kuliah profesi tersebut seorang guru lebih tergembleng menjadi guru yang profesional. Guru yang mempunyai sikap, sifat dan tindakan yang mencerminkan manusia yang profesional, unggul dan super. Sehingga guru tipe ini dapat memiliki 4 kompetensi sesuai undang undang pemerintah, bukan yang lain.
Sementara sekarang ini menjadi guru yang siap mental dan siap akal tidak mudah. Beruntung pemerintah kita, melaksanakan apa yang disebut dengan kuliah profesi guru selama setahun. Ya sama dengan profesi - profesi yang lain, seperti dokter, pengacara dan lain - lain. Harapannya dengan kuliah profesi tersebut seorang guru lebih tergembleng menjadi guru yang profesional. Guru yang mempunyai sikap, sifat dan tindakan yang mencerminkan manusia yang profesional, unggul dan super. Sehingga guru tipe ini dapat memiliki 4 kompetensi sesuai undang undang pemerintah, bukan yang lain.
B. Aku guru tipe apa?
Kalau kita tanyakan pada diri kita, waktu masih sekolah kita telah mengenal berbagai tipe guru, ada guru killer, guru bersahabat, guru pembenci dan guru tipe humoris. Sekarang tanyakan pada diri kita, kita tipe yang mana? Atau kita belum paham apa kriteria tipe guru di atas. Baiklah kita ulas sebentar.
- Guru killer
Guru killer? Ehm? Ciri - ciri guru ini adalah gaya mengajarnya dengan suara yang keras, sangat teliti, dan tidak ada toleransi terhadap pekerjaan rumah (PR). Artinya kalau sudah menjadi PR maka harus dikerjakan, tidak perduli apapun rintangannya. Walaupun masih ada ciri yang lain tetapi ciri yang paling menonjol adalah 3 sifat di atas. Guru killer ini biasanya sangat ditakutin oleh para siswa dan biasanya siswa juga berharap guru killer ini kosong atau tidak mengajar. Namun menurut penulis, hal itu tidak seluruhnya benar sebab walaupun guru ini killer tetapi ketika dia bisa mengajar dan dapat menjelaskan dengan baik, maka guru inilah yang selalu dicari. Benar ini kejadian di sekolah penulis. Ada temen penulis, dia tipe guru killer namun ketika beliau pensiun, beliau diminta oleh anak - anak untuk memberikan pembekalan materi pelajaran IPA sebab cara mengajar beliau mudah dipahami dibandingkan guru yang sudah ada. Benar kejadian ini.
Tetapi mungkin guru jenis ini, (Ups..maaf salah bukan jenis, nanti dikira spesies he..he.) guru tipe ini yang paling terkenal dan dikenang oleh siswa - siswanya. Kenapa? Sebab guru ini yang sering bikin kita hidup. Kok hidup? Jelas hidup. Bukankah dengan hadirnya guru killer ini, jantung kita berdetak lebih cepat dan membuat hidup lebih hidup. Ini bukan iklan ya?Benarkan? Nah hal ini hampir mirip dengan kisah dari nelayan di Jepang. Alkisah, dahulu ada nelayan di Jepang yang sering menangkap ikan Salmon di lautan, nah daging ikan salmon ini paling enak kalau di masak ketika masih hidup. Ketika ikan salmon masih hidup maka ikan Salmon itu harganya lebih mahal. Oleh karena itu, para nelayan menangkapnya dalam kondisi masih hidup. Dan ini yang menarik, setiap ikan itu ditaruh di aquarium oleh pemilik restoran, ikan Salmon tersebut selalu mati. Padahal kalau sudah mati dagingnya kurang lezat dan kurang laku sebab pelanggan restoran selalu minta ikan yang masih hidup. Feesh. Pemilik restoran nampak bingung bagaimana caranya membuat ikan Salmon yang dibawa nelayan tersebut tetap hidup? Kalau cuma di taruh di aquarium, ikan tersebut hanya diam saja dan lama - lama mati. Lalu bagaimana caranya? Pemilik restoran tersebut berpikir dengan keras. Akhirnya dia mendapatkan ide yang sedikit konyol. Dia mencoba menaruh ikan hiu dalam aquarium dengan harapan bahwa ikan hiu tersebut membuat ikan Salmon terus bergerak. Langsung saja dia taruh ikan salmon dan ikan hiu dalam satu aquarium yang agak besar. Apa yang terjadi? Benar saja ikan hiu begitu melihat ikan Salmon, ikan hiu tersebut langsung mengejarnya. Berhubung ikan Salmon mau dimakan ikan hiu maka dia lari dan terus bergerak. Begitulah. Pemilik restoran tidak menyangka uji cobanya tersebut berhasil. Seperti yang telah dia prediksi bahwa ikan hiu tersebut terus mengejar - ngejar ikan Salmon tersebut. Sehingga ikan Salmon selalu bergerak karena dikejar - kejar ikan hiu. Yang tadinya ikan Salmon mati karena hanya diam saja, sekarang ikan Salmon harus bergerak terus agar tidak dimangsa ikan hiu. Salah satu tanda kita hidup adalah kita masih bergerak. Jadi intinya ikan hiu itu membuat ikan salmon bergerak dan terus hidup. Saya tidak menyamakan ikan hiu dengan guru killer namun saya hanya menceritakan bahwa kadang guru killer itu diperlukan manakala kita menghadapi siswa kita dalam kondisi tertentu. Guru killer selalu membuat para siswa selalu aktif dan kreatif. Betul? Semoga narasi di atas tidak berlebihan dan para guru killer tidak tersinggung. Amin :D
2. Guru pembenci
Tipe yang kedua juga tidak kalah seremnya. Guru tipe ini adalah guru yang membenci siswanya dengan alasan yang kadang rekan guru atau siswa sendiri tidak tau sebabnya. Guru tipe ini sering niteni, mengingat terus akan kesalahan siswanya dan parahnya lagi dia melampiaskan rasa bencinya dengan memberikan nilai raport yang rendah. Jadi sekali siswa berbuat salah di mata guru pembeci ini maka bisa jadi nilai pelajaran siswa tersebut akan jelek selamanya. Ih..serem ya jadi guru tipe ini. Kasihankan siswanya kalau seperti ini seolah - olah hidup itu tidak adil. Semoga kita dijauhkan dari sifat dan perbuatan guru pembenci ini. Bismillah, kita tidak akan menjadi guru pembenci sebab kita adalah guru super. Setuju?
3. Guru bersahabat
Nah, kalau 2 tipe guru di atas tidak disukai banyak siswa, maka tipe guru berikut adalah kebalikannya. Guru ini menjadi idaman para siswa. Ciri guru ini adalah cara mengajar yang enak, mudah dipahami, sabar dan mengajari siswa dengan hati. Saking baiknya, guru tipe ini sering diajak curhat siswanya. Namun tetap diingat walaupun tujuan anda dan siswa anda baik, tetap lakukan dengan cara- cara yang baik. Misalnya berhubung akrabnya, siswa curhat sampai tengah malam, (ini curhat apa ronda?), tetap hargai privasi masing - masing. Apalagi jika antara siswa dan anda berbeda jenis kelamin atau anda sendiri telah berkeluarga, maka hentikan curhat tengah malam. Anda harus menjaga perasaan pasangan anda dan kegiaran curhat bisa dilanjutkan besokkan? (Serasa sinetron..berseri). Namun anda perlu tegas dan memberi batas - batas tertentu, antara guru dan siswa.
4. Guru humoris
Tipe yang keempat adalah guru yang biasanya menjadi guru favorit. Ciri guru ini biasanya menyisipkan humor ketika berbicara, entah ngobrol biasa atau dalam proses belajar mengajar. Pokoknya membuat siswanya happy dan senyum bahagia. Namun tetap saja bercanda perlu mengukur intensitas dan porsinya. Jadi fokus utama tetap materi pelajaran, kecuali di luar ruang kelas mungkin agak banyak joke - jokenya, ga papa. Bahkan sampai bergurau terus terusan dan berguling - guling menahan tawa juga boleh ( kalau tidak malu sama umur). Namun tetap dilihat dulu dimana tempat berguraunya dan siapa yang kita ajak bergurau? Bagaimanapun kita wajib menjaga wibawa kita di depan siswa, rekan guru dan masyarakat. Ingat kita adalah orang tua siswa di sekolah jadi mari kita bertindak proporsional dan profesional.
Sapa http://www.kmoindonesia.com
dan http://www.ernawatililys.com
2. Guru pembenci
Tipe yang kedua juga tidak kalah seremnya. Guru tipe ini adalah guru yang membenci siswanya dengan alasan yang kadang rekan guru atau siswa sendiri tidak tau sebabnya. Guru tipe ini sering niteni, mengingat terus akan kesalahan siswanya dan parahnya lagi dia melampiaskan rasa bencinya dengan memberikan nilai raport yang rendah. Jadi sekali siswa berbuat salah di mata guru pembeci ini maka bisa jadi nilai pelajaran siswa tersebut akan jelek selamanya. Ih..serem ya jadi guru tipe ini. Kasihankan siswanya kalau seperti ini seolah - olah hidup itu tidak adil. Semoga kita dijauhkan dari sifat dan perbuatan guru pembenci ini. Bismillah, kita tidak akan menjadi guru pembenci sebab kita adalah guru super. Setuju?
3. Guru bersahabat
Nah, kalau 2 tipe guru di atas tidak disukai banyak siswa, maka tipe guru berikut adalah kebalikannya. Guru ini menjadi idaman para siswa. Ciri guru ini adalah cara mengajar yang enak, mudah dipahami, sabar dan mengajari siswa dengan hati. Saking baiknya, guru tipe ini sering diajak curhat siswanya. Namun tetap diingat walaupun tujuan anda dan siswa anda baik, tetap lakukan dengan cara- cara yang baik. Misalnya berhubung akrabnya, siswa curhat sampai tengah malam, (ini curhat apa ronda?), tetap hargai privasi masing - masing. Apalagi jika antara siswa dan anda berbeda jenis kelamin atau anda sendiri telah berkeluarga, maka hentikan curhat tengah malam. Anda harus menjaga perasaan pasangan anda dan kegiaran curhat bisa dilanjutkan besokkan? (Serasa sinetron..berseri). Namun anda perlu tegas dan memberi batas - batas tertentu, antara guru dan siswa.
4. Guru humoris
Tipe yang keempat adalah guru yang biasanya menjadi guru favorit. Ciri guru ini biasanya menyisipkan humor ketika berbicara, entah ngobrol biasa atau dalam proses belajar mengajar. Pokoknya membuat siswanya happy dan senyum bahagia. Namun tetap saja bercanda perlu mengukur intensitas dan porsinya. Jadi fokus utama tetap materi pelajaran, kecuali di luar ruang kelas mungkin agak banyak joke - jokenya, ga papa. Bahkan sampai bergurau terus terusan dan berguling - guling menahan tawa juga boleh ( kalau tidak malu sama umur). Namun tetap dilihat dulu dimana tempat berguraunya dan siapa yang kita ajak bergurau? Bagaimanapun kita wajib menjaga wibawa kita di depan siswa, rekan guru dan masyarakat. Ingat kita adalah orang tua siswa di sekolah jadi mari kita bertindak proporsional dan profesional.
Sapa http://www.kmoindonesia.com
dan http://www.ernawatililys.com
C. Guru profesional = guru super?
Seperti yang saya sampaikan di atas bahwa menjadi guru profesional harus mempunyai 4 kompetensi; kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Ya, disamping syarat guru profesional itu juga memperoleh sertifikat pendidik, namun yang lebih penting guru profesional itu dapat memahami dan melaksanakan 4 kompetensi guru di atas. Dengan melakukan ketentuan guru profesional maka menurutku dialah guru super. Kok bisa? Coba kita perhatikan. Pertama, untuk kemampuan dia mengajar dan segala hal tentang pembelajaran, itu sudah termaktub dalam kompetensi pedagogik. Kedua, untuk kemampuan mengendalikan diri dan mensikapi peserta didik maka kompetensi kepribadian guru, ketiga untuk kemampuan menangani lingkungan sekitar ada kompetensi sosial dan keempat, kemampuan diri guru telah terkandung dalam kompetensi profesional. Jadi kalau seorang guru dapat memenuhi kriteria sebagai guru profesional, maka -menurut penulis sih- dia menjadi guru super. Guru super yang siap berkembang, melayani siswa dan lingkungan sekitar dengan ikhlas. Itulah esensi guru sesungguhnya.
Seperti yang saya sampaikan di atas bahwa menjadi guru profesional harus mempunyai 4 kompetensi; kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Ya, disamping syarat guru profesional itu juga memperoleh sertifikat pendidik, namun yang lebih penting guru profesional itu dapat memahami dan melaksanakan 4 kompetensi guru di atas. Dengan melakukan ketentuan guru profesional maka menurutku dialah guru super. Kok bisa? Coba kita perhatikan. Pertama, untuk kemampuan dia mengajar dan segala hal tentang pembelajaran, itu sudah termaktub dalam kompetensi pedagogik. Kedua, untuk kemampuan mengendalikan diri dan mensikapi peserta didik maka kompetensi kepribadian guru, ketiga untuk kemampuan menangani lingkungan sekitar ada kompetensi sosial dan keempat, kemampuan diri guru telah terkandung dalam kompetensi profesional. Jadi kalau seorang guru dapat memenuhi kriteria sebagai guru profesional, maka -menurut penulis sih- dia menjadi guru super. Guru super yang siap berkembang, melayani siswa dan lingkungan sekitar dengan ikhlas. Itulah esensi guru sesungguhnya.
D. Siapakah guru super itu?
Ini pertanyaan yang mesti kita jawab dengan baik dan hati - hati. Kenapa harus hati - hati? Sebab kita harus meyakinkan diri kita apakah kita termasuk di dalamnya? Apakah kita juga guru super? Apakah kita dapat memenuhi kriteria sebagai guru super? Atau apakah kita dapat mengimplementasikan 4 kompetensi sebagai guru profesional, yang notabene guru profesional itu ya..guru super tersebut. Tanyakan pada diri anda apakah anda memenuhi kriteria tersebut di atas. Jika jawabannya ya, atau minimal anda melangkah menuju kesana maka andalah guru super tersebut. Lalu pertanyaan selanjutnya untuk apa kita menjadi guru super? Baiklah kita uraikan sekilas alasan mengapa kita harus menjadi guru super. Menurut Weidmer (2015) anak - anak sekarang, siswa sekarang termasuk generasi Z yaitu generasi yang lahir pada tahun 1996 sampai 2015. Nah generasi Z ini mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda dengan generasi - generasi sebelumnya. Seperti kita ketahui, ada generasi baby boomer yang lahir tahun 1946 - 1964, generasi X lahir tahun 1965 - 1980 dan generasi Y yang lahir pada tahun 1980an - 1990an, itu kata Weidmer, bukan saya. Sehingga kita sebagai guru yang lahir pada tahun tahun di atas tidak bisa mengimbangi siswa kita yang lahir tahun 1996 kalau dari diri kita sebagai guru tidak berkembang atau menjadi guru yang super. Kita mesti cepat dan peka terhadap perkembangan dan informasi di sekitar sebab karakter dan kepribadian generasi Z ini terbentuk karena adanya akses informasi yang besar dan cepat. Generasi ini mempunyai rasa ingin tau yang tinggi sehingga pengetahuan mereka berkembang pesat disebabkan dukungan gadget dan internet. Mereka dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus secara bersamaan (multitasking) dan mengambil keputusan secara cepat dan spontan.
Ini pertanyaan yang mesti kita jawab dengan baik dan hati - hati. Kenapa harus hati - hati? Sebab kita harus meyakinkan diri kita apakah kita termasuk di dalamnya? Apakah kita juga guru super? Apakah kita dapat memenuhi kriteria sebagai guru super? Atau apakah kita dapat mengimplementasikan 4 kompetensi sebagai guru profesional, yang notabene guru profesional itu ya..guru super tersebut. Tanyakan pada diri anda apakah anda memenuhi kriteria tersebut di atas. Jika jawabannya ya, atau minimal anda melangkah menuju kesana maka andalah guru super tersebut. Lalu pertanyaan selanjutnya untuk apa kita menjadi guru super? Baiklah kita uraikan sekilas alasan mengapa kita harus menjadi guru super. Menurut Weidmer (2015) anak - anak sekarang, siswa sekarang termasuk generasi Z yaitu generasi yang lahir pada tahun 1996 sampai 2015. Nah generasi Z ini mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda dengan generasi - generasi sebelumnya. Seperti kita ketahui, ada generasi baby boomer yang lahir tahun 1946 - 1964, generasi X lahir tahun 1965 - 1980 dan generasi Y yang lahir pada tahun 1980an - 1990an, itu kata Weidmer, bukan saya. Sehingga kita sebagai guru yang lahir pada tahun tahun di atas tidak bisa mengimbangi siswa kita yang lahir tahun 1996 kalau dari diri kita sebagai guru tidak berkembang atau menjadi guru yang super. Kita mesti cepat dan peka terhadap perkembangan dan informasi di sekitar sebab karakter dan kepribadian generasi Z ini terbentuk karena adanya akses informasi yang besar dan cepat. Generasi ini mempunyai rasa ingin tau yang tinggi sehingga pengetahuan mereka berkembang pesat disebabkan dukungan gadget dan internet. Mereka dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus secara bersamaan (multitasking) dan mengambil keputusan secara cepat dan spontan.