Jumat, 02 Februari 2018

Lomba True Story (Lagi) di Bulan Februari 2018

   
    Sudah pernah ikut Lomba True Story dan belum lolos? Atau belum menang? Jangan khawatir ada cadangannya nih. Walaupun hadiahnya tidak gede-gede amat sih. Namun lumayanlah, bisa untuk beli bumbu dapur. Halah. Menurut kabarnya nih ya, hadiahnya sebesar Rp.200.000 plus sepaket buku dari penerbit. Gimana? kamu tertarik? Enggak punya kisah? Wah, kasihan nih. Makanya kalau hidup itu banyak masalah, biar bisa buat cerita true story. #ups. Enggak gitu juga kali.
   
    Mau tips menulis true story? Jiah sotoy. Enggak papa lah, daripada sok yes. Itu sama saja. Oiya, ini tips menurutku sih ya? Kalau beda-beda tipis enggak papa lah ya? Namanya juga sekadar tips, bukan sesuatu yang harus diperdebatkan sampai jungkir balik. Kemudian mengundang dukun santet. Ah, pokoknya kalau tips ini bermanfaat dipakai dan kalau tidak cocok abaikan. Aku sudah biasa diabaikan kok. Weh, kok jadi curhat. Okelah ini tipsnya. 

Tips menulis true story
    
    Apakah menulis true story itu sulit? Hm, enggak juga sih. Bisa dikatakan sulit banget juga enggak, dibilang mudah juga enggak. Sedang aja sih. Yang sulit itu lolosnya. Halah. Itu tergantung jurinya sih. Kadang cerita kita itu biasa saja tetapi kalau bisa menulisnya tentu dapat menarik hati penyelenggara. Apalagi kalau kisahnya unik dan nulisnya asik, pasti deh jurinya langsung melirik. Akhirnya deh tulisan itu ditarik dan dimasukkan sebagai naskah terpetik (baca : terpilih). Begitulah kira-kira strategi menembus seleksi true story. Ada juga sih yang mempunyai strategi gini; ada masalah diselesaikan, timbul masalah lagi diselesaikan lagi. Ya, kurang lebih seperti gelombang laut itu deh. Selebihnya tinggal cara kita menulis saja. 

    Ada juga yang model cara penyelesaiannya atau kisah itu penuh lika-liku. Misalnya nih, mau mencapai satu tujuan, harus melewati cara A, eh kok belum bisa dan berhasil, terus coba cara B, kok belum juga. Akhirnya dengan cara C dan seterusnya sampai tujuan kita tercapai. Nah, itu juga seperti kisah bergelombang tadi. Cuma ingat yang kita tuju hanya satu, jadi fokus ke tujuan saja. Jangan menyimpang atau menceritakan hal yang lain. Nanti kisah kita jadi melebar dan ini biasanya tidak disenangi para juri. Ih, sok tahu banget. Ya, kurang lebih seperti itu sih. 
    
Lomba True Story terbaru

    Nah, kalau kamu kemaren belum lolos dan masih punya kisahnya serta kebetulan kok temanya sama, ikutkan lomba ini saja. Yang pasti kisah itu jangan langsung dikirim, namun direvisi dulu. Kalau perlu dpermak terlebih dahulu. Sesuaikan dengan tema dan cerita yang diinginkan penyelenggara. Eits, tetapi ingat ya, ini true story jadi harus kisah nyata. Jangan kamu coba-coba mengarang cerita yang enggak-enggak. Sebab di samping jurinya bakal tahu, hal itu sangat tabu. Kalau kita menang tentu uang atau hadiah menjadi tidak halal. Sebab kita sudah berlaku curang. Harusnya lomba itu mengasikkan dan dinikmati, tidak menjadi beban. Kalau tujuannya hanya menang, akhirnya membabi buta menghalalkan segala cara. Eh, aku sudah bijaksana belum ya?

    Kembali ke lomba nih, Lomba True Story-nya. Lomba kali ini yang mengadakan Penerbit Checklist. Dateline masih lama yaitu 23 Februari 2018. Berapa hadiahnya? Seperti yang kubilang di atas, uang sebesar Rp.200.000 dan sepaket buku-buku dari penerbit. Jadi silakan klik nama penerbitnya, entar tinggal melengkapi syarat-syarat dan juga tulis kisahnya. Jangan sampai syarat terpenuhi, eh lupa nulis kisahnya. Emang ada seperti itu? Enggak ada ya? :D

Info enggak penting.

    Gambar di atas adalah buku antologi true story yang pernah aku ikuti. Alhamdulillah, lolos. Ya, iyalah kan itu khusus komunitas Temu Penulis Yogyakarta. Biarpun begitu kalau tidak menulis dengan bagus kan juga tidak akan dimuat kan? Iya kan? Cari supporter. Lalu cerita apa yang aku muat di sana? Kasih tahu enggak ya? Yang jelas aku cerita tentang kisahku yang pernah ditipu penerbit abal-abal, terus berjuang untuk menemukan dan membalas dendam. Apakah aku berhasil balas dendam? Baca saja buku tersebut ya? Jiah, ujung-ujungnya dol dolan. :D

Sumber : Lomba True Story

Kamis, 01 Februari 2018

LOMBA MENULIS BULAN FEBRUARI 2018

   
Jejak perlu ditinggalkan
   Yey, Februari sudah datang. Hm, bulan ini kayaknya lebih semarak deh lombanya. Dari cerpen ada, lowongan naskah ada, eh ini lomba bukan sih ya? Kalau lowongan naskah kan hampir tiap bulan ada dari berbagai penerbit. Belum tiap tahun ada pengumuman penerimaan naskah baru untuk tiap penerbit. Tambah deh kerjaan. Bukan bukan, tambah rezeki. Kalau masuk, diterima dan diterbitkan. Kalau enggak? Ya, direvisi lagi dan dikirimkan lagi. Kalau bisa ya ganti penerbitnya sih. Itu kalau lowongan naskah.

    Lah, kalau lomba? Sik sik sabar. Sampai detik ini aku sudah mendeteksi ada 6 (enam) lomba menulis. Deteksi? Tepat enggak ya bahasanya. Ah, yang jelas aku menemukan ada enam dan itu bisa tambah sih. Kan itu yang aku tahu, lah yang belum tahu. Terus yang baru mau diumumkan. Wah, banyak deh, meriah deh. Februari yang cetar, Februari yang penuh kompetisi. Okelah, mau coba tantangan lomba? Sudah siap? Ayuk, kita bahas satu per satu. 

1. Lomba Cerita Pendek (Cerpen) dari Sheira Media tanggal 13 Februari 2018. 
   
     Lomba ini berhadiah 5 juta. Lumayanlah besi beli garam. Garam 5 juta? Mau ngasinin laut? Hadiah untuk apa terserah deh, yang jelas ikut aturannya dan buatlah karya sebagus-bagusnya. Enggak usah   minder, biar aku saja yang minder. Yah. Ya enggak minder coba, cerpen gitu loh. Yang apalah gitu. Aku kalau cerpen, terus terang cuma tahu sedikit, kalau yang lainnya lebih sedikit lagi. #halah. Oke deh, klik link yang ingin info lebih banyak lomba cerpen 2018. Jangan lupa berdoa ya, biar lolos. Minimal masuk 12 nominator, lumayan dapat sertifikat. :D


    Lomba kok cari sertifikat ya? Emang ada gunanya sertifikat? Ye, enggak tahu. Ya, ada lah. Mau tahu untuk apa? Bisa digunakan untuk menaikkan bargainin position. Posisinya siapa? Ya, posisi kitalah. Kita bisa lebih PD saat dinyatakan nominator. Terus menulis lagi, ikut lomba lagi, mengirim lagi dan akhirnya menjadi nominator lagi. Eh, enggak, enggak sekarang sudah naik menjadi nominator favorit. Yah, nominator lagi. Tetapi mending, sudah ada kata favorit. Ya sedikit demi sedikit lah. Jangan pantang menyerah, jangan pantang pasrah apalagi pantang makan sebelum menang. Duh, terlalu.



2. Lomba Karya Ilmiah oleh Bank Jateng tanggal 16 Februari 2018


Lomba ini yang mengadakan adalah Bank Jateng. Jadi kalau mau ikut harus menjadi nasabah bank tersebut. Kayaknya sih. Lomba ini menyasar pelajar, mahasiswa dan guru se-Jawa Tengah. Terus kalau DIY gimana? Ya, enggak gimana gimana. Mau ikut, ikut saja. Cuma belum punya rekening Bank Jateng sih. Nah, mumpung masih ada waktu, sana gih daftar jadi nasabah Bank-nya. Kalau aku sih sudah punya nomor rekening Bank BPD DIY. Apa sama? Enggak tahu sih. 

Untuk hadiahnya cukup besar lho, kalau menang sih. Iya kalau kita menang mendapat hadiah uang tunai. Jadi bukan uang kredit, langsung cair, langsung bisa digunakan. Misalnya nih mau beli mobil, bisa. Walah, beli mobil kok pakai uang lima juta. Lah itu kan uang untuk Down Payment (DP)nya. Sisanya ya angsur setiap bulan. Sorry, malah ngajarin riba. Ya, sudah uang lima juta tersebut dipakai untuk nambah uang muka mobil. Lima juta kan lumayan.

3. Lomba Cerita Pendek (Cerpen) lagi dari Temu Penulis Yogyakarta tanggal 20 Februari 2018
   
Lomba ini sebenarnya diperuntukkan bagi anggota komunitas Temu Penulis Yogyakarta, jadi kayaknya tidak terbuka untuk umum. Dan aku beruntung menjadi salah satu anggotanya. Walaupun tidak bisa fokus dan berangkat terus saat pertemuan. Tahu enggak sih, kalau pertemuannya itu tiap dua minggu sekali. Kalau tempatnya pindah-pindah sih. Ya, pindahnya enggak jauh-jauh dari dua pilihan, Kafe Basa-Basi dan Pendopo Tahfidz Sutopadan. Itu saja, belum ke tempat lain, misal Kaliuran atau Pantai Parangtritis. Ups, ini mau pertemuan penulis apa mau piknik ya?
    
    Kembali kepada lomba Cerpen ini, hadiahnya adalah karya kita dibukukan dan Insha Allah dapat royalti. Yey, Insha Allah. Harung dong, rezeki kan Allah yang ngatur, kita tidak bisa memastikan. Apalagi yang buat manusia, bisa-bisa kita kecewa. Tapi ini beneran kok, dipilih 15 cerita pendek yang menarik, terus dibukukan. Dan penulis terpilih mendapat royalti 10%. Kemudian kalau beli dapat diskon. Enak tho? Iya tho. Enak zamanku tho? #plis deh

Itu sekilah lomba di bulan Februari, sebenarnya ada tiga lomba lagi tapi besok lagi ya? Mau salat dulu. 


Selasa, 30 Januari 2018

BEDAH KISI-KISI UJIAN NASIONAL TAHUN 2018

Fasilitator Bedah Kisi-kisi UN
    Hampir sama dengan kegiatan daerah lain sih, para guru dikumpulkan, terutama guru kelas 9. Apalagi bila guru tersebut mengampu mata pelajaran Ujian Nasional (UN). Tidak ada kata libur. Pokoknya terus berjuang, meningkatkan kemampuan siswa. Melalui para guru UN-lah para siswa bisa meningkatkan diri. Minimal mereka tidak bingung lagi saat menjawa soal-soal Ujian Nasional. 
    Tidak mudah lho menjawab soal-soal UN tersebut. Contohnya hari ini, Selasa 30 Januari 2018, para guru bahasa Inggris kelas 9 di Kabupaten Bantul kita coba mengerjakan soal Ujian Nasional. Soalnya pun bukan soal baru. Itu soal UN tahun kemaren, yang siapa tahu pernah dikerjakan atau dibahas bersama para siswanya. Namun tidak mengapa, yang penting guru merasakan sensasi mengerjakan soal UN. Bisa jadi lho nilai para guru tidak bagus. Atau jangan-jangan di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)? Wow kan kalau ternyata gurunya sendiri tidak bisa mencapai KKM. Padahal mereka sering mengejar-ngejar siswa untuk mencapai nilai tinggi, minimal nilai di atas KKM. 

Senin, 29 Januari 2018

TIPS MEMBAGI WAKTU ALA JACK MAA (YAR)

 
Menulis di mana pun, kapan pun
    Sebenarnya tidak ada yang spesial sih apa yang aku lakukan. Biasa saja. Wajar saja. Tidak ada wah, wow apalagi weh. Namun kalau dianggap sesuatu baiklah aku coba berbagi. Untuk waktu kan kita sebenarnya sama, 24 jam tidak lebih dan kurang. Jadi ya segitu-gitu saja dan harus dibagi dengan baik, kalau perlu lakukan dua hal dalam waktu yang bersamaan. Apa bisa? Mungkin sih. :D Kadang aku tidak sadar waktu melakukan dua hal dalam waktu yang bersamaan.
    Baiklah mari kita mulai berbagi ini. Eh, iya tapi diingat ya bisa jadi tips ini berlaku untuk beberapa orang saja. Minimal saya sendiri. Dan mungkin tidak berlaku dan bekerja untuk orang lain. Jadi sesuaikan saja. Sebab layaknya obat, tips itu tidak dapat menyembuhkan segala penyakit. Bila ada obat yang menyembuhkan segala penyakit, pasti obat itu akan laris dan yang lain tidak laku. Sik sik, ini sebenarnya mau ngomongin tips apa obat sih.
    Kita mulai dari pertanyaan-pertanyaan ya? Ya, elah. Dari tadi ngomong juga gitu. Oiya ini pertanyaan dilontarkan oleh Mas Dwi sebagai founder trenlis.co dan juga pendiri komunitas Temu Penulis Yogyakarta. Tentu saja, pertanyaan ini bukan untuk dirinya, untuk teman-teman semua, termasuk aku. Dah, kita mulai saja.

Bagaimana caranya agar mengajarnya jalan terus?

    Sebagai guru tentu tugas utamanya adalah mengajar. Namun yang perlu diingat guru itu hanya mengajar 25 jam per minggu. Sangat sedikit sekali kan? Jadi waktu yang tersisa banyak. Banyak untuk melakukan hal-hal luar biasa yang lain. Emang sih sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), dulu namanya PNS, beban kerjanya 37,5 jam per minggu. Jadi tinggal dikurangkan saja 37,5 jam dikurangi beban mengajar 25 jam. Sisa jam tersebut kita menganggur total. Bagi guru yang tidak menjabat apa-apa sih. 
    Jadi setelah kita mengajar, kita diwajibkan stay di sekolah sampai batas waktu tertentu. Misal nih, hari Senin sampai Kamis, kita boleh pulang setelah pukul 2 siang. Mengajar itu hanya sampai pukul 12.30 atau 13.00 terus pulangnya pukul 14.00. Nah, selisih waktu itu bisa kita gunakan untuk kegiatan apa pun. Bisa pergi ke perpustakaan, bisa menulis artikel, bisa membuat media pembelajaran yang baru kemudian dilombakan atau bisa juga kita hanya ngerumpi dan ghibah. Silakan pilih bila Anda guru dan sudah ASN. Jadi kadang aku itu heran jika seorang guru kok kerepotan untuk menulis. Wong waktunya saja banyak.
   Eits, jangan bilang saya seorang laki-laki yang tidak serumit dan seabreg kerjaan seperti perempuan. Yang konon katanya seorang perempuan itu sudah disibukkan dengan kegiatan atau kerja di rumah. Yang masaklah, yang mencucilah, merngurus anak dan lain sebagainya. Tahu enggak sih, kalau aku juga melakukan hal itu. Aku juga memasak, mencuci, malam menemani anak-anak belajar, antar jemput anak dan pekerjaan emak-emak yang lain. (Eh, ini riya enggak ya?)
   Lepas dari itu semua, mengajar itu utama, pokok dan kudu plus wajib dilakukan. Lah, kalau tidak mengajar nanti, tidak digaji. Itulah satu-satunya dan utama mencari nafkah. Sukur-sukur di samping dapat gaji, juga dapat pahala. Sebagai guru itu kan ladang ibadahnya banyak sekali. Jadi nikmati, jalani dan ikhlas hati. 

Bagaimana membagi waktu untuk ngeles?

    Ngeles di sini maksudnya memberi tambahan materi pelajaran, bukan ngeles untuk menghindar atau mengalihkan pembicaraan.  Kalau kegiatan ngeles itu sudah terjadwal dari sekolah. Jadi bukan buka les-lesan. Ini tugas dari sekolah. Aku tidak membuka les-lesan atau privat sebab belum bisa komit. Di samping, aku harus meninggalkan atau menghabiskan waktu untuk orang lain sementara keluarga butuh waktu itu juga. Beberapa orang yang meminta les, aku tolak sebab aku belum bisa meninggalkan family time. Kasihan saja waktu untuk keluarga berkurang. Belum kalau ada yang les di rumah, terus anak ikut-ikutan ngajarin. Duh jadi kacau entar. Sudah terbayang sih kejadian seperti itu. Maklumlah punya anak yang hiper aktif semua. 

    
Bagaimana membagi waktu untuk jalan-jalan bersama keluarga?

    Jalan-jalan bersama keluarga biasanya kami lakukan tiap hari Minggu. Saat semua anak-anak libur sekolah. Walaupun tidak selalu pergi tiap hari Minggu sebab jadwal kerja istri yang tidak menentu. Maklumlah istri kerja tidak pergi pagi dan pulang sore seperti aku. Bahkan dia hari libur atau Minggu juga masuk. Apa pekerjaan istri? Entar aja deh, aku mengulas di kesempatan yang lain. (Modus menyembunyikan identitas istri) 
    Kadang kami juga pergi jalan-jalan di sore hari, ya sekadar membeli makanan untuk anak-anak. Kadang fried chicken, kadang nasi kucing, kadang mie godog. Eh, kalau mie godog yang suka orangtuanya ding. Untuk anak-anak ya nasi kucing atau fried chicken. Itu salah satu refreshing buat keluarga. Makan bareng-bareng dan senang bareng-bareng. Kalau bisa pergi bersama di hari libur, ya kami akan pergi ke tempat yang dekat dan alami seperti pantai, laut atau kolam renang. Pokoknya kalau ada airnya, anak-anak kok seneng. Padahal orangtuanya dulu tidak senang kekeceh (mainan air)

Bagaimana cara konsisten mengirim tulisan Web TPY?


    Biasanya kalau waktu memungkinkan maka aku mencoba sekali duduk membuat satu tulisan. Dan untuk Web TPY kan setiap minggu jadi bisa dibuat pas hari Minggu. Terus diposting setelah tengah malam. Sehingga di minggu berikutnya, tidak keteteran lagi. Kerjakan di awal biar tidak pontang-panting.  Terus sebaiknya jenis tulisannya apa? Kalau aku mencoba sesuatu yang aku belum kuasai. Kenapa? Karena aku ingin bisa. Apalagi jika ada event lomba maka naskah kita sebagai latihan untuk lomba. 
    Sebab nanti naskah kita akan direview dan diberi masukan. Dengan review dan masukan tersebut, kita tambah mahir dan PD. Jadi pas event mendekati DL kita bisa segera kirim. Ya, minimal kita sudah belajar saat membuat naskah tersebut. Sebagai contoh besok bulan depan ada lomba cerpen maka kita mencoba menulis cerpen. Kemudian dikirimkan ke Web TPY untuk belajar tentang cerpen. Aku sih begitu. Enggak tahu kalau Dhani.

Bagaimana cara review tulisan bisa oke?

    Sebenarnya bukan oke atau tidak, lebih tepatnya cepat atau tidak. Kalau review-ku oke atau tidak tanyakan ke orang yang tulisannya ku-review. :D Untuk review yang cepat aku biasanya membiasakan dengan sekali buka e-mail langsung review. Jangan hanya didonlot saja. Namun begitu selesai didonlot, langsung direview dan kalau memungkinkan langsung dikirim balik. Agar apa? Agar tidak ada utang yang harus kita lunasi di kemudian hari. Misal kok tidak bisa kelar me-review, -yang disebabkan kegiatan yang lain- kita beri tanda warna merah pada baris yang belum selesai kita review. 
    Pokoknya sempatkan untuk menyelesaikan pekerjaan sedini mungkin. Jangan tunda-tunda. Apalagi sampai dua hari, tiga hari atau setahun. Eh, setahun ada enggak ya? Enggak ada lah yaw. Kan tiga hari telat saja langsung didrop, tidak bakal tayang. Duh, ngeri sekali.

Bagaimana cara garap naskah proyek yang cepat?

    Hampir sama kasusnya dengan mereview, kerjakan secepatnya dan di mana saja. Seperti sebuah iklan produk,; kapan saja dan di mana saja kerjakan tugas itu. Selesaikan naskah proyek itu. Bagaimana dengan waktu kita. Halah, jangan banyak alasan. Ada banyak perangkat yang bisa kita gunakan untuk memudahkan usaha kita tersebut. Beberapa kali aku menulis tentang naskah proyek di Fb sebab tidak ada kesempatan membuka laptop. Di samping itu, ide begitu saja muncul, untung ada HP maka aku tulislah di Fb. Ya, memang tidak harus komplit naskah kita. Bisa juga setengah mateng. Tidak perlu menulis secara lengkap naskah kita, cukup poin-poinnya saja.
    Atau bisa juga kita tulis tanpa ending. Terus kita posting di Fb nanti kita akan mendapatkan ending dari teman-teman Fb kita. Dan kadang ending dari teman-teman Fb kita bisa bagus dan di luar rencana kita. Akhirnya kita mendapat wawasan baru. Kadang juga aku menulis di Fb kemudian aku privasi, tidak dipublik agar naskah itu aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Bagaimana cara ikut lomba bisa tepat waktu? 

    Enggak selalu tepat waktu sih, yang bener sebelum deadline. Bagaimana itu bisa terjadi dan selalu ingat tanggal deadline? Ya, seperti yang sering aku gembar-gemborkan, aku memberi tanda di kalender. Tanggal deadline tersebut aku lingkari dengan spidol supaya dapat dilihat dengan jelas. Kemudian di tulis jenis lomba apa yang ada di tanggal tersebut. Misal tanggal 14 Februari 2018 besok ada lomba cerpen maka tanggal 14 Februari di kalender aku lingkari. Lalu aku tulis "lomba cerpen TPY" bila tidak mungkin panjang-panjang maka kutulis saja "cerpen TPY." Dengan singkat dan padat seperti itu aku sudah tahu besok tanggal 14 Feb ada lomba cerpen. 
    Tidak itu saja sih, di laptop juga kuberi folder mengenai bulan dan tanggal deadline. Di anak folder itu tersimpan poster lomba dan syarat-syarat mengikuti. Tampaknya semua reminder lengkap jadi tidak ada alasan untuk telat ngirim. Kalau yang terjadi selama ini ya tidak ngirim karena tidak menguasai medan lomba. Kalau tidak menguasai, dipaksakan yang tidak akan sempurna. Walaupun yang belum pernah ikut lomba itu hanya lomba komik, lomba pidato dan lomba menyanyi. Namun kalau lomba tulis menulis, aku usahakan untuk ikut. Menang atau kalah, bisa atau tidak, aku tetap ikut. Siapa tahu ya jurinya khilaf terus aku dimenangkan. Yey, aku bisa juara. Aamiin.