Kamis, 22 Februari 2018

INI BUKAN TENTANG UANG

Menulis itu menumpahkan beban dalam hati dan pikiran. 

Bukan tentang uang, ya bukan tentang uang, kalau tentang uang, ia pasti meninggalkan pekerjaannya sekarang andai dengan menulis, dia bisa sukses.

Bukan tentang uang juga, jika apa yang diusahakan dan karyanya tidak laku. Lalu dia berhenti di situ. Sebab tidak ada yang sia-sia, semua hanya tentang kesehatan hati dan pikiran.

Untuk beberapa orang, gagal dalam berkarya mungkin membuat kecewa, marah dan depresi tetapi bukan untuk seorang penulis.

Penulis itu ya menulis, menulis saja. 
Jangan tanya berapa untungnya, berapa labanya sebab baginya berbagi itu segalanya. Jika dia mengejar harta tentu sudah ditinggalkan semua pena.

Penulis itu ya berkata dalam diam, malah diamnya itu dia berkata, merenung dan mencari ide. Dia sedikit bicara tetapi banyak aksara tak bersuara.

Penulis itu orang yang diam dalam doa dan tidak suka bersandiwara, apalagi berkata-kata yang bukan haknya. Dia akan mengurus dirinya baik baik terlebih dahulu. Memikirkan hidupnya baik-baik dahulu, sebelum ia mengajak kebaikan kepada yang lain.

Penulis itu keramahannya menggetarkan alam semesta dan membuat malaikat tersenyum dalam candanya. Sebab penulis bisa menjadikan tokohnya badut ataupun seorang dewa.

Jangan kau tanya kapan penulis akan berhenti berkarya sebab itu tidak ada jawabnya. Penulis itu setia dengan kata dan tidak akan mengkhianatinya.

Penulis itu berwawasan luas dan tidak mudah marah serta tidak berkata tanpa logika, menuduh tanpa bukti dan menyuruh tanpa tanda seru. Itulah makna penulis yang kutahu.

Bukankah asyik menjadi penulis, temanku?

Sabtu, 17 Februari 2018

TRIK MEMPEROLEH NILAI UJIAN NASIONAL YANG TINGGI

    Banyak sekolah yang mengadakan agenda peningkatan nilai Ujian Nasional (UN) para siswa. Demikian juga sekolah kami, tidak jauh berbeda. Banyak yang sudah kami lakukan, yang paling standar adalah mengadakan kegiatan peningkatan mutu atau les tiga hari seminggu. Ini mungkin kurang maksimal. Tersebab banyak sekolah yang telah melakukan lebih dari apa yang kami lakukan.

    Mereka biasanya menambah jam pagi atau populer disebut dengan jam ke-0. Itu juga luar biasa namun belum bisa kami terapkan. Terlalu sulit untuk diterapkan pembelajaran di pagi hari. Apalagi jam ke-0 sebelum pelajaran dimulai. Yang bisa kami lakukan adalah les setiap hari Senin, Selasa dan Jumat saja. Dalam sehari ada dua sesi dan setiap sesi berlangsung selama 70 menit. Dan itu hanya untuk mata pelajaran yang diUN-kan. 

    Itu salah satu cara atau trik yang kami lakukan. Cara yang lain adalah membentuk guru asuh siswa kelas 9. Dalam kegiatan ini, setiap guru membina sedikitnya 5 (lima) siswa. Dalam pengasuhan ini, guru bisa menambah materi, bisa memberi motivasi maupun memberikan monitoring terhadap para siswa. Harapannya dengan perhatian para siswa tersebut, siswa tambah semangat, merasa diperhatikan dan kompetensinya bertambah. Memang butuh komitmen yang kuat dari para guru agar siswa bisa diarahkan ke arah yang lebih baik. Kalau gurunya cuek bebek, ya sudah siswa tidak akan maju dan pengasuhan ini tidak ada manfaatnya apa pun. Nah, makanya dipastikan terlebih dahulu komitmen para guru untuk membimbing para siswanya.

    Selanjutnya kita laksanakan apa yang disebut AMT (Achievement Motivation Training. Pada beberapa bulan yang lalu kita adakan AMT tersebut. Kita datangkan narasumber yang kompeten. Kebanyakan para siswa setelah mengikuti kegiatan AMT itu mempunyai kesadaran tinggi untuk mencapai prestasi. Kalau pun tidak sadar biasanya mereka akan menangis pas dilakukan AMT. Dalam AMT tersebut kita juga mengundang para orangtua agar mengetahui dan merasakan keresahan para siswa. Di sinilah kami kadang merasa trenyuh melihat orangtua dan anak saling berpelukan. Kemudian mereka menangis bersama. Duh, jadi baper (terbawa perasaan)

   Langkah terakhir yang kami lakukan adalah mengundang para narasumber nasional. Para narasumber ini kebanyakan guru teladan atau berprestasi. Kadang juga para guru yang ikut membuat soal Ujian Nasional. Dengan mendatangkan para guru hebat tersebut, harapannya para siswa dapat memetakan soal yang akan keluar. Memang sih tidak sama atau keluar plek sama. Namun dengan mendatangkan para narasumber membuat para siswa PD. Begitulah sampai hari ini kami sudah mengadakan dua kali bedah soal. Pertama kami sudah mendatangkan narasumber bahasa Inggris. Dan 
hari ini Sabtu, 17 Februari 2018 sekolah mengadakan bedah soal bahasa Indonesia.

    Begitulah trik kami untuk menghadapi Ujian Nasional besok tanggal 23-26 April 2018. Semoga anak-anak diberikan kemudahan, kelancaran dan memperoleh nilai100 setiap mata pelajaran. Aamiin.

Minggu, 11 Februari 2018

BEASISWA UNGGULAN UNTUK S1, S2 DAN S3 TAHUN 2018

 
    Kali ini ada beasiswa yang keren punya. Yups, Beasiswa Unggulan (BU). Apa yang membuat keren? Oh, banyak. Sok tahu. Eits, ngomong-ngomong nih ya, aku pernah lho lolos Beasiswa Unggulan. Pada waktu tahun 2007, sudah lama banget ya? Iya, sudah lama tapi kenangannya masih membekas sampai sekarang. Pokoknya enggak akan kapok deh mengikuti dan berjuang mendapat BU. Apalagi beasiswa ini dperuntukkan bagi semua orang. Mau beasiswa apa? Ada beasiswa S1, S2 dan S3. Komplit deh. 

    Namun ya itu tadi, syaratnya tidak mudah. Sekadar berbagi nih ya, dulu aku pernah mengikuti seleksi S2 di Universitas Negeri Yogyakarta. Sebenarnya ada juga sih BU di Universitas Gajah Mada. Tinggal pilih, eh tinggal ikuti syaratnya. Apa saja syaratnya? Nih, ada bocoran. Kayaknya belum dipublis secara besar-besaran. Oleh karena itu lengkapi syarat-syaratnya, terus ikuti dan jalani. Namun dari sekian syarat yang ada, pastikan usia tidak melebihi ketentuan ya? Jangan sampai usia di atas syarat yang ditentukan tapi kok ikut. Wah, bisa-bisa tidak lolos. Seakan sia-sia semua perjuangan. Kalau aku dulu saat masih muda, jadi tidak masalah dengan usia. Tetapi sekarang kok usia sudah melebihi ketentuan sehingga tidak bisa ikut lagi.

    Padahal nih ya sekadar info saja. Waktu dulu, waktu aku lolos dulu, tentunya setelah lolos, aku mendapat uang bulanan sebesar Rp. 1.400.000. Uang sebesar itu di luar uang yang lain lho. Jadi uang kuliah sudah ditanggung penyelenggara beasiswa. Harapan penyelenggara nih ya, uang Rp. 1.400.000 itu diperuntukan sebagai living cost (biaya hidup), buku dan uang transpot). Nah, berhubung aku kuliah di UNY Yogya dan aku domisili juga Yogya maka living cost tidak terbebani dong. Uang transpot juga tidak seberapa. Hanya untuk beli buku. Itu pun tidak seberapa. Jadi uang dari beasiswa itu sisa banyak.
Waktu itu biar ada kenangannya, uang beasiswa aku belikan laptop. Laptop yang agak mahal. #sombong

    Bukan begitu, sebab biar awet dan prestige saja. Lagian kalau tidak digunakan membeli barang, bisa habis tuh uang. Besar sih besar tapi kalau tidak dicentelke membeli sesuatu pasti akan habis juga. Bayangkan saja dalam sebulan dapat satu juta empat ratus ribu rupiah tinggal dikalikan delapan belas bulan sehingga total yang kuterima adalah Rp. 25. 200.000. Banyak banget kan? Itu tahun 2007 lho. Jadi kalau sekarang tentu lebih dari itu. Walaupun itu bukan tujuan kita, tapi kalau ada uang segitu tetap menjadi daya tarik kan?

    Lalu kenapa hanya 18 bulan bukan 24 bulan ( 2 tahun)? Ya, namanya beasiswa tentu ada aturan sendiri dong. Karena kita menjadi orang-orang terpilih maka diberikan batasan lama kuliah. Berbeda dengan mahasiswa reguler yang kuliah bisa sampai dua tahun atau lebih. Kita tetap dibatasi sebab kita sudah dipilih dan terpilih. Jadi kita bukan sembarang orang. Kita sudah dijanji dan membuat kesepakatan untuk menerima beasiswa (hanya) selama 18 bulan. Apakah itu saja aturannya? Pas zamanku ada tambahan lain yaitu IPK (Indeks Prestasi Komulatif) tidak boleh kurang dari 3.25.  

    Jadi kalau IPK kurang dari itu, siap-siap saja beasiswa kita dicabut. Ngeri ya? Tidak ngeri, IPK 3.25 itu tidak terlalu tinggi dan aku yakin kamu dapat meraihnya. Begitu gambaran waktu aku mendapatkan beasiswa. Oiya satu lagi. Berhubung ini beasiswa ya tentu kita tidak bisa memilih jurusan yang kita sukai. Biasanya penyelenggara beasiswa memilihkan jurusan kita. Mereka mempunyai pandangan sendiri tentang jurusan yang ditawarkan. Jadi kita tidak bisa nih milih-milih sesuka hati.

   Waktu aku dulu juga gitu. Aku 'dipaksa' untuk masuk di jurusan PEP (Penelitian dan Evaluasi Pendidikan). Kata orang-orang nih, PEP itu jurusan yang menakutkan. Kenapa? Sebab sebagian besar mata kuliah itu memakai itung-itungan, menggunakan data. Semua berbau penelitian dan evaluasi. Itu kata orang-orang bikin sulit, rumit dan menakutkan. Itu kata orang-orang dan menurutku memang benar kata orang-orang. Namun tidak usah khawatir, orang kuliah itu yang penting selalu berangkat dan mengerjakan semua tugas. Dijamin deh, kita pasti lulus. Kalau mau lulus dengan Cumlaude ya harus lebih keras dari itu.

    Sudah siap menyongsong Beasiswa Unggulan? Silakan lihat informasi di atas atau cek terus link di bawah ini.

Sabtu, 10 Februari 2018

Lomba Menulis Artikel Untuk Semua Orang

    Nih, ada lomba yang beda. Kok beda? Iya dibandingkan lomba yang aku share di sini, lomba ini agak serius. Kita diminta membuat artikel, tulisan yang ilmiah gitu. Ah, enggaklah capek mikirnya. Eits, sebentar sebentar, kamu cuma diminta nulis beberapa lembar kok, tepatnya minimal 4 lembar dan maksimal 15 lembar. Enggak banyak kan? Enggaklah. Cemen.

    Terus temanya apa nih? Kali ini temanya tentang Dana Desa. Tahu kan apa itu Dana Desa? Enggak, aku kan orang kota. #Prut. Walaupun kamu orang kota, orang langit atau orang kayangan sekalipun, kamu dapat ikut lomba ini kok. Kan semua materi bisa dicari. Kamu bisa tanya teman-temanmu yang berasal dari desa. Kamu bisa tanya orangtuamu yang dulunya orang desa. Atau kamu tanya kepada simbahmu. Kalau simbahmu juga tidak tahu, ya sudah kamu tanya Simbah Google saja. Bukankah Simbah Google itu tahu segalanya? Fix kan sudah punya gambaran mau ngapain? Ya, minimal kamu sudah tahu langkah-langkah yang mau lakukan. Eh, kenapa aku bocorin caranya ya? Ah, sudahlah berbagi itu banyak manfaat dan pahala kok.

    Asiknya lomba ini diperuntukkan untuk semua kalangan, baik pelajar maupun umum. Bahkan untuk pelajar mulai Sekolah Dasar (SD) lho. Opo ora elok? Cah SD gitu disuruh nulis artikel. Sudah artikel temanya berat lagi, tentang Dana Desa. Kalau seperti itu, anak SD tahu apa? Weh, kok underestimate. Jangan berprasangka buruk. Siapa tahu mereka bisa dan mampu menulis tentang Dana Desa di tempatnya. Asal dipastikan saja sih, mereka menulis atas pikirannya sendiri, bukan dituliskan atau dibuatkan. Waduh, masih berburuk sangka. He he maafkan aku Nak.

    Itu yang anak-anak SD, anak SMP ada, anak SMA ada, anak kuliah ada, wah pokoknya komplit dah. Untuk umum juga ada. Berhubung jenjangnya berbeda-beda maka hadiahnya juga beda-beda dong. Paling banyak hadiahnya ya anak kuliah dan umum. Kenapa? Sebab kedua jenjang inilah yang paling berat. Berat pembahasannya dan berat saingannya. Bayangkan saja berapa jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Belum dari kalangan umum, pasti berjubel. Bukankah kalangan umum itu artinya siapa saja boleh ikut? Entah itu guru, polisi, dokter, wartawan, menteri, presiden, stop, menteri dan presiden tentu tidak boleh. Kalau pun boleh tentu tidak mau. Lha wong tugasnya saja banyak, kok disuruh ikut lomba. Apalagi hadiahnya tidak seberapa menurut mereka.

    Namun menurutku hadiahnya terbilang besar, ya lumayanlah bisa untuk membeli sepeda motor matic. Hanya dengan menambah beberapa juta saja. #Halahsamasaja Pokoknya ikut deh. Mumpung masih ada kesempatan untuk ikut. Masih ada beberapa hari kok sebab lomba ini ditutup tanggal 15 Februari 2018. Masih ada waktu kan? Ayo cepat, kumpulkan bahan, tulis dan kirimkan. Mau info lebih lengkap? Ada tuh sumber yang lebih lengkap.


#lombamenulis
#artikel
#danadesa
#kemendesa