Kamis, 09 Oktober 2014

PENGUMUMAN LPIR TAHUN 2014 (2)

    Hari kedua, Kamis 9 Oktober 2014 aku akhirnya mendapat sebuah kost, karena untuk menginap di Hotel Santika komplek BSD City Tangerang Selatan jelas aku tak mampu. Yang jelas uang yang diberikan tidak cukup untuk menginap di hotel tersebut. Setelah mandi pagi dan makan aku bersiap - siap untuk berjalan bersama dengan 2 teman pak Samijo (SMPN 2 Wonosari) dan pak Setyo ( SMPN 1 Maesan, Bondowoso).
Menyeberangi Sungai
    Kali ini kita berjalan melalui jalan umum, bukan jalan yang ekstrem. Emang ada jalan yang ekstrem? Ada, bayangkan saja kami harus melalui jembatan bambu yang rawan untuk longsor dan jatuh. Sebelum sampai jembatanpun kami harus menuruni jalan terjal yang harus super hati - hati. Sebab ada kemungkinan terpeleset. Dan terakhir kami harus menaiki anak tangga kayu menuju ke perkampungan penduduk. Benar - benar pengalaman yang fantastik.
   Pagi itu kami (Pak Setyo, Bu Yuni dan Bu Dwi Martati) bersama - sama menuju ke hotel Santika. Sampai di hotel kami melihat 3 bis wisata yang mau mengangkat anak - anak menuju tempat pembukaan acara. Kamipun bergegas supaya dapat naik bis dan ikut acara anak - anak wkwkz. Sampai di atas bis, wow..ternyata sudah banyak penumpang jadi mau tak mau kamipun berdiri. Pembukaan LPIR ternyata diadakan di Puspitek dan dimulai agak molor sich. Acara pembukaan diisi dengan biasalah..lomba pidato para pejabat pemerintah dan diselingi dengan tarian - tarian khas Banten. Setelah selesai dilanjutkan dengan workshop bagi para guru tetapi bagi siswa diajak keliling di sekitar Puspitek, Tangerang Selatan, Banten. Jam 16.00 WIB acara pembukaan dan workshop selesai dilaksanakan di gedung Puspitek dengan dihadiri para juri dan panitia LPIR 2014.
Kembali pulang dari Hotel menuju Kost - kostan
Kemudian kami kembali ke hotel Santika untuk beristirahat karena sorenya kami berencana melakukan latihan presentasi bagi anak - anak finalis LPIR yang berasal dari Yogyakarta. Pada tahun ini, Yogya cukup beruntung karena ada 7 peserta yang lolos tingkat nasional. Dibandingkan tahun lalu, Yogyakarta hanya lolos 3 karya itupun hanya 2 karya dari kotamadya Yogyakarta (SMPN 8 Yogyakarta) dan 1 karya dari kabupaten Bantul (SMPN 2 Bambanglipuro). Hal ini sudah pernah saya ceritakan pada postingan beberapa waktu yang lalu. Tepatnya setelah hasil lomba LPIR diumumkan. Tetapi saat ini lebih meriah karena banyak peserta (7 orang) yang dapat mewakili DIY dalam lomba yang bergensi, tingkat nasional ini. Semoga saja ini berakhir dengan manis sebab mengingat perjuangan untuk sampai di sini penuh perjuangan dan tantangan yang cukup berat.

Rabu, 08 Oktober 2014

PENGUMUMAN LPIR TAHUN 2014

Pagi ini Rabu, 8 Oktober 2014 aku mengendarai motorku dengan sedikit kencang karena mengejar pesawat Garuda pagi hari jam 06.00 WIB. Aku menaiki pesawat Garuda GA 0201 tujuan Banten. Sebenarnya masih dingin sih untuk berangkat dari rumah jam 03.30 WIB, dari Bantul menuju bandara Adi Sucipto. Tetapi dengan semangat 14 aku menaiki motorku dengan membawa 1 koper dan 1 tas punggung, tentu saja aku tidak membawa banyak baju...karena takut tas ga muat. Dengan melewati jalan yang sepi bahkan lampu merahpun tidak kutunggu sampai hijau karena memang untuk apa aku tunggu. Toh ga ada yang lewat. Pas jam 4 lebih 20 menit tibalah aku di bandara Adi Sucipto Yogyakarta, aku mencari - cari penitipan sepeda motor, tetapi penitipan sepeda motor langgananku belum buka dan dipintu gerbang tertulis buka jam 4.30 WIB. 
Oleh karena itu aku mencari tempat parkir yang lain. Dan alhamdulillah aku mendapatkan tempat motor, sebenarnya banyak tempat penitipan motor tetapi kebanyakan tidak bersedia menerima penitipan motor yang menginap. Padahal aku harus menginap 7 hari lagi. Yang ini juga belum buka tetapi kuberanikan diri memencet bel yang ada di pinta masuk. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya pemilik datang membukakan pintu dengan raut muka yang tidak enak, ya mungkin masih ngantuk wkwkwkz. Makanya kalo usaha yang serius, konsumen adalah raja ha..ha
         Dengan wajah inosens aku meminta maaf karena telah mengganggu tidur nyenyaknya. Dia hanya diam saja dan aku sih cuek saja. Salah sendiri bikin usaha penitipan motor, coba usaha penitipan cewek pasti sepi. Itulah ceritaku mendampingi siswi dalam kegiatan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja tahun 2014, yang alhamdulillah ada yang lolos tingkat nasional satu orang atas nama Meilia Kusumaastuti dengan judul karya "Angkringan wifi sebagai upaya meningkatkan pendapatan penjual dan pengetahuan pembeli di dusun Selo, Bantul".
       Hari pertama tiba di Hotel Santika, kami harus mencari kamar dan registrasi untuk anak - anak tetapi sampai sore mereka belum mendapat kamar sama sekali. Baru jam 17.00 WIB mereka mendapat kamar dan aku segera mencari kamar di luar hotel. Malam itu Melia Kusumastuti mendapat nomor urut 9 untuk presentasi pada hari Jum'at 10 Oktober 2014. Demikian kisahku hari pertama pendampingan LPIR.