Jumat, 02 Mei 2014

MALARIA; KENALI DAN ATASI



Apa itu Malaria?
Tahukah anda apa itu Malaria? Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Namun tidak semua nyamuk menularkan Malaria. Di Indonesia diperkirakan ada 450 jenis nyamuk, dan sebagian adalah sebagai penular /vektor penyakit dan hama pengganggu kenyamanan manusia.

Apa ciri orang yang menderita penyakit Malaria?
Ciri penderita penyakit Malaria ada beberapa macam tetapi untuk anak – anak gejala klinisnya tidak begitu jelas. Anak – anak dan balita hanya dapat diketahui melalui gejala mencret (diare) dan wajah pucat karena kekurangan darah (anemia). Di samping itu, balita atau anak - anak yang menderita Malaria dapat diketahui melalui riwayatnya; apakah dia pernah berkunjung ke daerah Malaria atau apakah dia berasal dari daerah Malaria? Sedangkan untuk orang dewasa gejala lebih jelas seperti
1.    gejala utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala berat
2.    badan terasa lemas dan pucat serta berkeringat.
3.    nafsu makan menurun.
4.    mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
5.    dalam keadaan menahun (kronis) gejala di atas, disertai pembesaran limpa.
6.    untuk Malaria berat disertai kejang-kejang dan penurunan suhu badan.
.
Apa penyebab penyakit Malaria?
Penyebab Malaria adalah parasit yang merupakan anggota genus plasmodium. Penyakit Malaria pada manusia umumnya disebabkan oleh 4 jenis plasmodium yaitu Vivax, ovale, malariae dan falciparum, sedangkan plasmodium knowlesi yang kebanyakan ditemukan pada kera atau orang utan kecil jumlahnya ditemukan pada manusia.

Bagaimana cara penularan Malaria?
Untuk penularan penyakit Malaria ada beberapa cara:
1.    Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.
2.    Penularan yang tidak alamiah (non natural infection)
a.       Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.
b.      Secara mekanik.
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan ini terjadi melalui jarum suntik yang tidak steril lagi (disposeble). Penularan melalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima darah.
c.       Secara oral (melalui mulut).
Jenis penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium), burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).

Bagaimana cara mencegah terjangkit Malaria?
Ada beberapa cara pencegahan dan pemberantasan nyamuk penyebab Malaria seperti
1.      Cara pengelolaan lingkungan hidup (environmental management), yaitu dengan pengubahan lingkungan hidup (environmental modification) sehingga larva nyamuk anopheles tidak mungkin hidup. Kegiatan ini antara lain dapat berupa
a.       Melakukan 3M (Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali; Menutup rapat tempat-tempat penampungan air; dan Memusnahkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti kaleng bekas dan plastik bekas (WHO 2009)
b.      Mencegah gigitan nyamuk menggunakan lotion anti nyamuk
c.       Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
d.      Tidak menggantung pakaian di dalam kamar serta
e.       Menggunakan kelambu pada waktu tidur (Anisati 2008; WHO 2009).
2.      Secara kimiawi dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia yang dapat membunuh larva nyamuk seperti solar/minyak tanah, parisgreen, temephos, fention, altosid dll. Selain zat-zat kimia yang disebutkan di atas dapat juga digunakan herbisida yaitu zat kimia yang mematikan tumbuh–tumbuhan air yang digunakan sebagai tempat berlindung larva nyamuk.
3.      Secara hayati dilakukan dengan mengunakan beberapa agent biologis seperti predator misalnya pemakan jentik (clarviyorous fish) seperti gambusia, guppy dan panchax (ikan kepala timah).

Lalu bagaimana cara pengobatan Malaria jika terlanjur terjangkiti?
Jika pencegahan dan pembasmian nyamuk anopheles sudah dilakukan tetapi masih menderita Malaria atau ada gejala – gejala di atas, maka kita bisa segera membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan. Atau kita dapat melakukan pengobatan tradisional yang tentu saja lebih murah dan alami. Pengobatan tradisional yang dapat kita lakukan seperti
1.      Pengobatan cara pertama dengan menggunakan bahan bahan:
·   15 lembar Daun sambiloto
·   3 sendok madu asli
Caranya: Rebuslah daun sambiloto dengan 2 gelas air dan biarkan sampai air tersebut tinggal separuhnya. setelah itu saring dan dinginkan serta tambahkan madu. Minumlah 1/2 gelas 3 kali sehari.
2.      Pengobatan cara kedua dengan menggunakan bahan bahan:
·   Segenggam daun pepaya muda
·   Garam dapur 1/4 sendok
Caranya: Haluskan daun pepaya muda sampai benar benar halis. Kemudian seduh dengan air hangat dan campurkan garam dapur. Minumlah setiap hari secara rutin.
3.      Pengobatan cara keempat dengan menggunakan bahan bahan:
·   Bandotan
Caranya: Jemurlah daun bandotan sampai benar benar kering. Kemudian rebus dengan 3 gelas air dan biarkan sampai airnya tinggal 1 gelas. Saring, minumlah 2 kali sehari pagi dan sore hari.
4.      Pengobatan cara kelima dengan menggunakan bahan bahan:
·   Asam
·   Jantung pisang
Caranya: Kupas kulit jantung pisang yang paling luar dan timbun dalam bara api selama setenga jam. Setelah itu tumbuk sampai halus, peras dan saring. Tambahkan asam secukupnya dan diminum sehari sekali
Jika anda ragu – ragu dengan pengobatan tradisional di atas dan tidak mau repot maka hal terbaik yang dapat anda lakukan adalah segera bawa orang yang menderita Malaria ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit orang yang menderita Malaria akan tertangani dengan baik walaupun untuk biaya pengobatan lebih mahal dari pengobatan tradisional. Apapun pengobatan yang kita pilih, kita perlu waspada jika menemukan orang yang menderita gejala – gejala seperti di atas karena penyakit Malaria termasuk salah satu dari 10 penyakit yang mematikan di dunia.


DAFTAR PUSTAKA

Anisati. 2008. Peran media massa terhadap perilaku ibu dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue pada rumah tangga di kota Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan 6:210-215.

Depkes RI. Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular dan Lingkungan Pemukiman, Jakarta 1995.
Gilles. H.M. Management of Severe and Complicated Malaria. WHO Geneva 1991.

Sutawanir. D., Metode Survei Sampel. Penerbit Karunika, UT, Jakarta 1986.

The Clinical Management of Acute Malaria, WHO Regional Publications, South -East Asia Series No. 9. 1986.

WHO. 2009. Dengue: guideline for diagnosis, treat-ment, prevention and control. Geneva: WHO Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang membangun sangat berguna tidak hanya bisa mencaci tetapi berikan juga solusi