Senin, 30 Mei 2016

KENAPA HARUS RIYA?

    Rasanya sangat sebel ketika setiap membuka komen group WA, yang ada orang itu, orang itu lagi dengan segala aktvititas. Itu belum seberapa apa yang dia upload, dia posting benar - benar urusannya pribadi, bukan orang lain, bahkan kalau orang lain taupun tidak ada manfaatnya. Kebayang tidak ada orang yang memposting rencana dia mau pergi umroh, dari mulai daftar dia posting kuitansi, ya..kuitansi yang disitu tertera nominal sekita juta. Itu posting pertama, o..itu yang kedua, yang pertama dia tanya ke forum bagaimana caranya mencari ijin melaksanakan ibadah umroh. Padahal dia sudah darang ke rumahku (sabar..wuusah..wusha) dan sudah aku kasih penjelasan syarat - syarat dan juga contoh suratnya. Seharusnya cukup itu saja kan? Tidak perlu posting lagi di forum, menanyakan ada yang tau tidak dengan alasan informasi yang aku kasih hilang dan terhapus hadech :3 Berhubung aku berbaik hati cie..cie maka aku coba menjelaskan lagi dalam forum itu bla..bla dan kalimat terakhir kutulis "maaf ini bukan riya ya? " Harapan aku, aku terbebas dari sifat riya, minimal menghibur diriku sendiri :D. Nah kalimat terakhirku inilah yang agak sedikit mengena di hatinya, dia pun ikut - ikutan menyatakan bahwa dia juga riya. Semoga saja. Kupikir postingan itu berhenti karena dia juga takut riya ternyata tidak. Pertempuran baru saja dimulai jeng...jeng.
    Serangan riya tidak cukup sekali, kali ini memposting kuitansi tadi yang terdiri 2 lembar tertera disitu nominal 31 juta untuk satu lembar ckck..mau pamer hai? Aku rasa teman - teman hanya bersabar dan memaksa diri sendiri untuk memaklumi spesies seperti apa sih yang mereka hadapi? Xi..xi. Hanya ada beberapa yang mengucapkan selamat atas niatnya naik umroh. Mungkin dalam hati teman - teman cukuplah dan sudahlah, posting yang lain. Ternyata penderitaan teman - temanku belum berakhir, selanjutnya dia memposting baru belajar ngaji du masjid kalau ga salah. Kemudian dia memposting tentang pesanan roti untuk pengajian menjelang keberangkatan umroh (emang penting kita ketahui hello?), dilanjutkan undangan pengajian di rumahnya yang terus terang saja tidak ada anggota group WA yang diundang ugh...Beberapa saat yang lalu dia juga memposting kegiatan manasik umroh wushah..wuushah. Dilanjutkan memposting kertas yang bertuliskan siapa saja yang mau menitip doa (hadech..ada ga air es untuk menyiram kepala, biar dingin he..he). Dan yang terakhir, dia memposting surat himbauan dari biro travel yang dia pilih ( plis dech...uwes..uwes)
    Dalam pandangan penulis, kegiatan - kegiatan yang bernilai ibadah tidak perlulah orang lain tau sebab ibadah itu urusan umatnya dengan Tuhannya. Tidak perlu orang lain tau, untuk apa tau? Takutnya bukan syiar atau kebaikan yang kita perolah tetapi riya, ujub dan merasa paling suci. Ketaatan dan kesucian dalam hal agami itu, menurut saya tidak bersifat publik artinya kita dinilai ibadah kita baik jika perbuatan kita baik. Sehingga ibadah kita itu telah diimplementasikan dalam kehidupan sehari - hari. Jadi orang mau menilai kita seperti apa itu hak orang tetapi kita harus memastikan bahwa perbuatan kita itu baik dan benar, tidak perlu orang lain tau, atau malah kita sengaja memberitau. Kita mau ibadah apa kita mau pamer? Semoga kita dijauhkan dari sifay riya, ujub dan merasa paling di antara orang lain. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang membangun sangat berguna tidak hanya bisa mencaci tetapi berikan juga solusi