Sudah hampir 12 tahun aku menjadi guru di SMP ini, sudah banyak cerita yang tercipta dan sudah banyak kutemui berbagai tingkah laku siswa. Dari yang sangat rajin sampai yang paling malas, dari yang sangat pandai (yang lolos lomba tingkat nasional maupun tingkat internasional) sampai yang naudzubillah, tidak bisa apa - apa. Bahkan dari kelakuan siswapun aku sampai hafal. Dari yang suka nyontek, suka ramai sendiri, suka panjat tembok sampai yang hanya melanggar peraturan yang kecil - kecil seperti ; tidak memakai sepatu hitam, tidak memakai dasi, tidak mengenakan jilbab made in sekolah, tidak memakai ikat pinggang berlogo SMP kita. Ah..pokoknya aneh - aneh dech kelakuan kalian walau kadang juga lucu - lucu. Tetapi sebagai guru aku harus tetap menegakkan peraturan itu. Aku harus tetap menjaga wibawa sekolah tetap berdiri kokoh dengan menerapkan peraturan dengan sebaik - baiknya. Jadi maafkan pak gurumu ini jika pak guru tetap memberi punishment bagi yang melanggar dan pasti memberi reward bagi yang berprestasi, apapun prestasi yang dicapai entah kecil ataupun besar. Itu hal yang tidak mudah untuk pak guru lupakan siswa yang pernah berjasa bagi sekolah kita. Itulah yang pak guru inginkan dari kalian, membuat prestasi di sekolah ini, biar sekolah kita lebih berprestasi dan dikenal lebih luas lagi. Bukan karena kenakalan siswanya, bukan karena sekolahnya yang semaunya namun sekolah yang membanggakan bagi kalian biarpun nanti kalian telah lulus dari sekolah ini.
Oleh karena itu, demi itu semua, gurumu ini demi kalian sendiri dan demi sekolah ini lebih maju dan berkembang. Jadi maafkan gurumu ini ya jika kalian harus pulang tanpa alas kaki karena sepatu disita. Itu disebabkan kalian tidak memakai sepatu hitam.Terpaksa kalian harus bertelanjang kaki, tanpa sepatu pulang ke rumah. Mungkin kalian malu dan sedikit jengkel terhadap gurumu ini tetapi bukan itu maksud saya. Saya hanya ingin mengingatkan kalian bahwa ada peraturan yang menyebutkan bahwa tidak boleh memakai sepatu selain hitam. Aku juga ingin perbuatanmu tersebut tidak ditiru oleh teman - temanmu, bahkan adik kelasmupun. Apa jadinya bila kamu memakai sepatu beraneka ragam terus aku biarkan? Aku yakin pasti banyak yang akan menirunya dan bahkan semakin banyak dan menjalar ke pelanggaran - pelanggaran yang lain. Aku tidak ingin sekolah kita seperti sekolah - sekolah yang ga jelas. Padahal sekolah kita adalah sekolah negeri dimana biasanya siswanya adalah anak - anak yang mudah diatur dan baik - baik. Itulah alasan bapak guru, di samping sebernarnya pak guru mengharapkan kalian membiasakan diri dengan disiplin dan tertib aturan. Sehingga kedisplinan menjadi hal yang biasa dan menjadi gaya hidup. Ketika disiplin menjadi kebiasaan siswa maka tidak akan keterpaksaan siswa untuk menjalankan aturan - aturan di atas. Akhirnya kalau sudah menjadi kebiasaan maka siswa akan tertib dan disiplin walaupun tidak ada yang mengawasinya.
Demikian juga ketika kalian saya suruh ingkling (melompat dengan satu kaki) saat kalian berucap kotor, mencaci maki (misuh:jawa) dan berkata - kata tidak sopan. Saya pasti akan memberi kalian punishment sesuai jumlah huruf dalam kata yang kalian ucapkan. Saya sangat sayang kepada kalian semua, saya hanya ingin kalian membiasakan diri berucap dan bertutur kata yang baik dan sopan. Bukankah sama - sama membuka mulut, hanya beda diksi (pilihan kata) tetapi punya makna yang lain. Saya hanya ingin kalian mengucapkan kata Astagfirullah, Alhamdulillah, Subhanallah dan kata - kata yang Islami yang lain. Sebagai orang muslim lebih mengucapkan kata - kata itukan daripada caci maki yang akan merendahkan kalian atau mungkin menyakiti orang lain. Oleh karena itu gunakanlah kata - kata yang baik karena orang akan lebih menghormati kalian jika kalian pilih kata - kata yang baik dan sopan.
Sebagai guru aku mengharap kalian memahami dan mengerti tentang semua kebijakan dan punishment yang telah diterapkan. Saya berharap kalian tidak ada rasa marah dan dendam dengan perlakuan gurumu ini. Semoga. Satu harapan dari gurumu ini adalah bahwa dengan sikap dan tingkah laku yang baik kalian dapat meraih sukses di dunia dan akhirat. Itu saja. Tidak lebih dan tidak kurang karena bagaimanapun gurumu ini sayang terhadap kalian. Gurumu ini ingin kalian hanya ingin memperoleh yang terbaik dalam hidup ini walaupun saat ini mungkin agak berat menjalaninya. Tetapi tunggu 5 - 10 tahun lagi kalian akan memetik buah dari kedisiplinan ini dalam dunia kerja atau dalam kehidupan bermasyarakat.
Artikel ini di ikut sertakan dalam lomba lomba menulis guru dan orang tua yang diselenggarakan oleh
www.sekolah-akhlak.com dan https://motivatorkreatif.wordpress.com serta Komunitas Guru Inspiratif.
Oleh karena itu, demi itu semua, gurumu ini demi kalian sendiri dan demi sekolah ini lebih maju dan berkembang. Jadi maafkan gurumu ini ya jika kalian harus pulang tanpa alas kaki karena sepatu disita. Itu disebabkan kalian tidak memakai sepatu hitam.Terpaksa kalian harus bertelanjang kaki, tanpa sepatu pulang ke rumah. Mungkin kalian malu dan sedikit jengkel terhadap gurumu ini tetapi bukan itu maksud saya. Saya hanya ingin mengingatkan kalian bahwa ada peraturan yang menyebutkan bahwa tidak boleh memakai sepatu selain hitam. Aku juga ingin perbuatanmu tersebut tidak ditiru oleh teman - temanmu, bahkan adik kelasmupun. Apa jadinya bila kamu memakai sepatu beraneka ragam terus aku biarkan? Aku yakin pasti banyak yang akan menirunya dan bahkan semakin banyak dan menjalar ke pelanggaran - pelanggaran yang lain. Aku tidak ingin sekolah kita seperti sekolah - sekolah yang ga jelas. Padahal sekolah kita adalah sekolah negeri dimana biasanya siswanya adalah anak - anak yang mudah diatur dan baik - baik. Itulah alasan bapak guru, di samping sebernarnya pak guru mengharapkan kalian membiasakan diri dengan disiplin dan tertib aturan. Sehingga kedisplinan menjadi hal yang biasa dan menjadi gaya hidup. Ketika disiplin menjadi kebiasaan siswa maka tidak akan keterpaksaan siswa untuk menjalankan aturan - aturan di atas. Akhirnya kalau sudah menjadi kebiasaan maka siswa akan tertib dan disiplin walaupun tidak ada yang mengawasinya.
Demikian juga ketika kalian saya suruh ingkling (melompat dengan satu kaki) saat kalian berucap kotor, mencaci maki (misuh:jawa) dan berkata - kata tidak sopan. Saya pasti akan memberi kalian punishment sesuai jumlah huruf dalam kata yang kalian ucapkan. Saya sangat sayang kepada kalian semua, saya hanya ingin kalian membiasakan diri berucap dan bertutur kata yang baik dan sopan. Bukankah sama - sama membuka mulut, hanya beda diksi (pilihan kata) tetapi punya makna yang lain. Saya hanya ingin kalian mengucapkan kata Astagfirullah, Alhamdulillah, Subhanallah dan kata - kata yang Islami yang lain. Sebagai orang muslim lebih mengucapkan kata - kata itukan daripada caci maki yang akan merendahkan kalian atau mungkin menyakiti orang lain. Oleh karena itu gunakanlah kata - kata yang baik karena orang akan lebih menghormati kalian jika kalian pilih kata - kata yang baik dan sopan.
Sebagai guru aku mengharap kalian memahami dan mengerti tentang semua kebijakan dan punishment yang telah diterapkan. Saya berharap kalian tidak ada rasa marah dan dendam dengan perlakuan gurumu ini. Semoga. Satu harapan dari gurumu ini adalah bahwa dengan sikap dan tingkah laku yang baik kalian dapat meraih sukses di dunia dan akhirat. Itu saja. Tidak lebih dan tidak kurang karena bagaimanapun gurumu ini sayang terhadap kalian. Gurumu ini ingin kalian hanya ingin memperoleh yang terbaik dalam hidup ini walaupun saat ini mungkin agak berat menjalaninya. Tetapi tunggu 5 - 10 tahun lagi kalian akan memetik buah dari kedisiplinan ini dalam dunia kerja atau dalam kehidupan bermasyarakat.
Artikel ini di ikut sertakan dalam lomba lomba menulis guru dan orang tua yang diselenggarakan oleh
www.sekolah-akhlak.com dan https://motivatorkreatif.wordpress.com serta Komunitas Guru Inspiratif.