Jumat, 03 Juni 2016

TUGAS 4 KMO B6.1: MENGEMBANGKAN OUTLINE

    Dalam postingan ini, saya akan mencoba menjabarkan tentang outline saya pada bab 1 dalam 3 halaman. 3 halaman? Sebenarnya 3 halaman tidak terlalu sulit, yang sulit adalah membuat kata demi kata, kalimat demi kalimat yang runtut, sambung - menyambung dan enak dibaca. Itu yang sulit dan menjadi tantangan tersendiri. Apalagi outline saya ini dan calon buku nantinya adalah tulisan bergenre non-fiksi. Judul calon buku saya adalah        SUPER TEACHER
Bab 1 Who am I?
               Who am I? Siapa saya, siapa kita? Ya kita adalah para guru. Siapa guru? Guru adalah bagian penting dari dunia pendidikan. Jadi kalau kita berbicara tentang pendidikan, tentu tidak dapat dipisahkan dari peran guru. Guru yang mempunyai peran sangat penting dalam mendidik anak – anak bangsa menjadi generasi cerdas dan berakhlak mulia. Saking terkenalnya guru, guru mempunyai banyak peran dan arti. Guru dalam bahasa Jawa mempunyai akronim digugu dan ditiru, artinya guru dapat dipercaya dan diteladani. Di negara kita sendiri, Indonesia, definisi dan peran gurupun lebih jelas dan rinci dari sekedar digugu dan ditiru. Guru yang ada di Indonesia adalah guru ideal yang diharapkan dapat diemban para guru tersebut. Lalu seperti apa guru ideal di Indonesia
A. Guru Ideal Indonesia
Berdasarkan undang undang guru dan dosen no.14 tahun 2005, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Wuih..ngeri ya tugasnya? Memang tugas guru banyak dan komplek makanya guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tapi itu dulu. Lha sekarang? Kalo sekarang tanda jasanya banyak; dapat tunjangan sertifikasi yang besarannya satu kali gaji tiap bulan, pemberian beasiswa S2 atau S1, diklat PLPG gratis, dan yang lainnya. Makanya menjadi guru sekarang ini mesti bangga dan disyukuri. Dan salah satu wujud rasa syukur itu, bekerja dengan sebaik - baiknya. Lihatlah sekarang ini setelah guru - guru memperoleh tanda jasa berupa tunjangan sertifikasi, banyak universitas membuka program keguruan. Di daerah penulis yang lagi booming adalah jurusan PGSD ( Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Kenapa menjadi booming? Karena pada tahun 2018 nanti banyak guru SD yang pensiun. Nah disitulah kesempatan menjadi guru terbuka lebar. Apa memang semudah itu? Engga juga sih, sebab mereka juga harus bersaing dengan yang lain dan seperti biasanya pendaftar melebihi kuota guru yang dibutuhkan. 
Sementara sekarang ini menjadi guru yang siap mental dan siap akal tidak mudah. Beruntung pemerintah kita, melaksanakan apa yang disebut dengan kuliah profesi guru selama setahun. Ya sama dengan profesi - profesi yang lain, seperti dokter, pengacara dan lain - lain. Harapannya dengan kuliah profesi tersebut seorang guru lebih tergembleng menjadi guru yang profesional. Guru yang mempunyai sikap, sifat dan tindakan yang mencerminkan manusia yang profesional, unggul dan super. Sehingga guru tipe ini dapat memiliki 4 kompetensi sesuai undang undang pemerintah, bukan yang lain.
B. Aku guru tipe apa?
Kalau kita tanyakan pada diri kita, waktu masih sekolah kita telah mengenal berbagai tipe guru, ada guru killer, guru bersahabat, guru pembenci dan guru tipe humoris. Sekarang tanyakan pada diri kita, kita tipe yang mana? Atau kita belum paham apa kriteria tipe guru di atas. Baiklah kita ulas sebentar.
  1. Guru killer      
Guru killer? Ehm? Ciri - ciri guru ini adalah gaya mengajarnya dengan suara yang keras, sangat teliti, dan tidak ada toleransi terhadap pekerjaan rumah (PR). Artinya kalau sudah menjadi PR maka harus dikerjakan, tidak perduli apapun rintangannya. Walaupun masih ada ciri yang lain tetapi ciri yang paling menonjol adalah 3 sifat di atas. Guru killer ini biasanya sangat ditakutin oleh para siswa dan biasanya siswa juga berharap guru killer ini kosong atau tidak mengajar. Namun menurut penulis, hal itu tidak seluruhnya benar sebab walaupun guru ini killer tetapi ketika dia bisa mengajar dan dapat menjelaskan dengan baik, maka guru inilah yang selalu dicari. Benar ini kejadian di sekolah penulis. Ada temen penulis, dia tipe guru killer namun ketika beliau pensiun, beliau diminta oleh anak - anak untuk memberikan pembekalan materi pelajaran IPA sebab cara mengajar beliau mudah dipahami dibandingkan guru yang sudah ada. Benar kejadian ini.
      Tetapi mungkin guru jenis ini, (Ups..maaf salah bukan jenis, nanti dikira spesies he..he.) guru tipe ini yang paling terkenal dan dikenang oleh siswa - siswanya. Kenapa? Sebab guru ini yang sering bikin kita hidup. Kok hidup? Jelas hidup. Bukankah dengan hadirnya guru killer ini, jantung kita berdetak lebih cepat dan membuat hidup lebih hidup. Ini bukan iklan ya?Benarkan? Nah hal ini hampir mirip dengan kisah dari nelayan di Jepang. Alkisah, dahulu ada nelayan di Jepang yang sering menangkap ikan Salmon di lautan, nah daging ikan salmon ini paling enak kalau di masak ketika masih hidup. Ketika ikan salmon masih hidup maka ikan Salmon itu harganya lebih mahal. Oleh karena itu, para nelayan menangkapnya dalam kondisi masih hidup. Dan ini yang menarik, setiap ikan itu ditaruh di aquarium oleh pemilik restoran, ikan Salmon tersebut selalu mati. Padahal kalau sudah mati dagingnya kurang lezat dan kurang laku sebab pelanggan restoran selalu minta ikan yang masih hidup. Feesh. Pemilik restoran nampak bingung bagaimana caranya membuat ikan Salmon yang dibawa nelayan tersebut tetap hidup? Kalau cuma di taruh di aquarium, ikan tersebut hanya diam saja dan lama - lama mati. Lalu bagaimana caranya? Pemilik restoran tersebut  berpikir dengan keras. Akhirnya dia mendapatkan ide yang sedikit konyol. Dia mencoba menaruh ikan hiu dalam aquarium dengan harapan bahwa ikan hiu tersebut membuat ikan Salmon terus bergerak. Langsung saja dia taruh ikan salmon dan ikan hiu dalam satu aquarium yang agak besar. Apa yang terjadi? Benar saja ikan hiu begitu melihat ikan Salmon, ikan hiu tersebut langsung mengejarnya. Berhubung ikan Salmon mau dimakan ikan hiu maka dia lari dan terus bergerak. Begitulah. Pemilik restoran tidak menyangka uji cobanya tersebut berhasil. Seperti yang telah dia prediksi bahwa ikan hiu tersebut terus mengejar - ngejar ikan Salmon tersebut. Sehingga ikan Salmon selalu bergerak karena dikejar - kejar ikan hiu. Yang tadinya ikan Salmon mati karena hanya diam saja, sekarang ikan Salmon harus bergerak terus agar tidak dimangsa ikan hiu. Salah satu tanda kita hidup adalah kita masih bergerak. Jadi intinya ikan hiu itu membuat ikan salmon bergerak dan terus hidup. Saya tidak menyamakan ikan hiu dengan guru killer namun saya hanya menceritakan bahwa kadang guru killer itu diperlukan manakala kita menghadapi siswa kita dalam kondisi tertentu. Guru killer selalu membuat para siswa selalu aktif dan kreatif. Betul? Semoga narasi di atas tidak berlebihan dan para guru killer tidak tersinggung. Amin :D
2. Guru pembenci
Tipe yang kedua juga tidak kalah seremnya. Guru tipe ini adalah guru yang membenci siswanya dengan alasan yang kadang rekan guru atau siswa sendiri tidak tau sebabnya. Guru tipe ini sering niteni, mengingat terus akan kesalahan siswanya dan parahnya lagi dia melampiaskan rasa bencinya dengan memberikan nilai raport yang rendah. Jadi sekali siswa berbuat salah di mata guru pembeci ini maka bisa jadi nilai pelajaran siswa tersebut akan jelek selamanya. Ih..serem ya jadi guru tipe ini. Kasihankan siswanya kalau seperti ini seolah - olah hidup itu tidak adil. Semoga kita dijauhkan dari sifat dan perbuatan guru pembenci ini. Bismillah, kita tidak akan menjadi guru pembenci sebab kita adalah guru super. Setuju?
3. Guru bersahabat
Nah, kalau 2 tipe guru di atas tidak disukai banyak siswa, maka tipe guru berikut adalah kebalikannya. Guru ini menjadi idaman para siswa. Ciri guru ini adalah cara mengajar yang enak, mudah dipahami, sabar dan mengajari siswa dengan hati. Saking baiknya, guru tipe ini sering diajak curhat siswanya. Namun tetap diingat walaupun tujuan anda dan siswa anda baik, tetap lakukan dengan cara-  cara yang baik. Misalnya berhubung akrabnya, siswa curhat sampai tengah malam, (ini curhat apa ronda?), tetap hargai privasi masing - masing. Apalagi jika antara siswa dan anda berbeda jenis kelamin atau anda sendiri telah berkeluarga, maka hentikan curhat tengah malam. Anda harus menjaga perasaan pasangan anda dan kegiaran curhat bisa dilanjutkan besokkan? (Serasa sinetron..berseri). Namun anda perlu tegas dan memberi batas - batas tertentu, antara guru dan siswa.
4. Guru humoris
Tipe yang keempat adalah guru yang biasanya menjadi guru favorit. Ciri guru ini biasanya menyisipkan humor ketika berbicara, entah ngobrol biasa atau dalam proses belajar mengajar. Pokoknya membuat siswanya happy dan senyum bahagia. Namun tetap saja bercanda perlu mengukur intensitas dan porsinya. Jadi fokus utama tetap materi pelajaran, kecuali di luar ruang kelas mungkin agak banyak joke - jokenya, ga papa. Bahkan sampai bergurau terus terusan dan berguling - guling menahan tawa juga boleh ( kalau tidak malu sama umur). Namun tetap dilihat dulu dimana tempat berguraunya dan siapa yang kita ajak bergurau? Bagaimanapun kita wajib menjaga wibawa kita di depan siswa, rekan guru dan masyarakat. Ingat kita adalah orang tua siswa di sekolah jadi mari kita bertindak proporsional dan profesional. 
Sapa http://www.kmoindonesia.com 
dan http://www.ernawatililys.com
C. Guru profesional = guru super?
    Seperti yang saya sampaikan di atas bahwa menjadi guru profesional harus mempunyai 4 kompetensi; kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Ya, disamping syarat guru profesional itu juga memperoleh sertifikat pendidik, namun yang lebih penting guru profesional itu dapat memahami dan melaksanakan 4 kompetensi guru di atas. Dengan melakukan ketentuan guru profesional maka menurutku dialah guru super. Kok bisa? Coba kita perhatikan. Pertama, untuk kemampuan dia mengajar dan segala hal tentang pembelajaran, itu sudah termaktub dalam kompetensi pedagogik. Kedua, untuk kemampuan mengendalikan diri dan mensikapi peserta didik maka kompetensi kepribadian guru, ketiga untuk kemampuan menangani lingkungan sekitar ada kompetensi sosial dan keempat, kemampuan diri guru telah terkandung dalam kompetensi profesional. Jadi kalau seorang guru dapat memenuhi kriteria sebagai guru profesional, maka -menurut penulis sih- dia menjadi guru super. Guru super yang siap berkembang, melayani siswa dan lingkungan sekitar dengan ikhlas. Itulah esensi guru sesungguhnya.
D. Siapakah guru super itu?
    Ini pertanyaan yang mesti kita jawab dengan baik dan hati - hati. Kenapa harus hati - hati? Sebab kita harus meyakinkan diri kita apakah kita termasuk di dalamnya? Apakah kita juga guru super? Apakah kita dapat memenuhi kriteria sebagai guru super? Atau apakah kita dapat mengimplementasikan 4 kompetensi sebagai guru profesional, yang notabene guru profesional itu ya..guru super tersebut. Tanyakan pada diri anda apakah anda memenuhi kriteria tersebut di atas. Jika jawabannya ya, atau minimal anda melangkah menuju kesana maka andalah guru super tersebut. Lalu pertanyaan selanjutnya untuk apa kita menjadi guru super? Baiklah kita uraikan sekilas alasan mengapa kita harus menjadi guru super. Menurut Weidmer (2015) anak - anak sekarang, siswa sekarang termasuk generasi Z yaitu generasi yang lahir pada tahun 1996 sampai 2015. Nah generasi Z ini mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda dengan generasi - generasi sebelumnya. Seperti kita ketahui, ada generasi baby boomer yang lahir tahun 1946 - 1964, generasi X lahir tahun 1965 - 1980 dan generasi Y yang lahir pada tahun 1980an - 1990an, itu kata Weidmer, bukan saya. Sehingga kita sebagai guru yang lahir pada tahun tahun di atas tidak bisa mengimbangi siswa kita yang lahir tahun 1996 kalau dari diri kita sebagai guru tidak berkembang atau menjadi guru yang super. Kita mesti cepat dan peka terhadap perkembangan dan informasi di sekitar sebab karakter dan kepribadian generasi Z ini terbentuk karena adanya akses informasi yang besar dan cepat. Generasi ini mempunyai rasa ingin tau yang tinggi sehingga pengetahuan mereka berkembang pesat disebabkan dukungan gadget dan internet. Mereka dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus secara bersamaan (multitasking) dan mengambil keputusan secara cepat dan spontan. 

YES, AKU JUARA

Bukti Kemenanganku
   Mungkin banyak orang yang bilang, ah..cuma Rp, 10,000, hadiahnya, tetapi menurutku bukan itu yang penting, namun yang penting adalah jiwa kompetisi itu yang penting. Semangat berjuang yang gigih (he..he lebay) dan pantang menyerah :D yang tumbuh dalam sanubariku (ada tong sampah :D) Semangat itu perlu dipupuk, disiramin, disiangi dan dimalami biar jiwa kompetitif tertanam dan memberi pengaruh terhadap orang - orang di sekitar kita. Mari kita dramatisir ya? Aku sebenarnya tidak menyangka bisa juara ha..ha karena karya (karya? plis dech) sebenarnya isinya curhat malah keluhan yang sebenarnya juga agak sadis, sarkastik dan hal yang tidak enak. Terimakasih aku ucapkan kepada keluargaku yang telah mendukungku sehingga aku dapat meraih kejuaraan ini. Terimakasih juga aku ucapkan kepada panitia yang telah memilihku. Yang terakhir, ucapan terimakasih aku ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan anugrah rejeki ini. Tetapi jujur aku masih bingung kenapa penyelenggara malah memilih kritikanku yang jelas - jelas isinya menjelekkan mereka.
   Tetapi mungkin itu menjadi kebijakan tertentu dari penyelenggara untuk menentukan siapa juaranya. Dan ternyata seperti gambar di samping, namaku..ya namaku tertera di situ dan Insya Alloh seluruh Indonesia tau akulah juaranya. Walaupun ada yang meragukan, bukan meragukan keluhanku, bukan, tetapi meragukan apakah kritikan atau keluhan itu ada atau tidak. Jangan - jangan tidak ada sehingga menjadi pemenang goib...he..he Pliss positive thinking. Coba deh cari lagi, pasti ketemu deh. Siapa tau komennya tenggelam, berhubung yang komen dan ngirim banyak, tetapi suer saya ngirim komen kok. Lihat saja dan cari saja di facebook panitia. Aku juga tidak mengenal panitia secara pribadi, jadi kemenangan ini tidak ada kedekatan secara personal. Kemenangan ini hanya kebetulan saja, kebetulan komenku bagus, menurut mereka sih. Menurutku sendiri wah..ckck kritik pedas he..he. Kebetulan juga mungkin ini rejekiku, he..he walaupun hadiahnya tidak seberapa. Namun namanya rejeki -mau besar atau sedikit- tidak bisa kita ditolak dan rejeki itu tidak akan tertukar, kecuali rejeki itu mampir kemana dulu. Nah kebetulan rejeki aku langsung ke no, Hp ku dan hebatnya lagi, begitu no. HP saya kirim ke panitia lomba, mereka langsung mengirim pulsa ke no.HPku. Dan alhamdulillah, pulsa sudah saya terima. Syukuri dan jadikan sebagai pemantik untuk lomba yang lebih besar dan untuk tujuan yang lebih hebat lagi. Semoga.

Kamis, 02 Juni 2016

PELAJARAN TERSIRAT DALAM DIKLAT JURNALISTIK

    Baru pertama kali ini saya menjadi narsumber di sekolah, khususnya untuk anak SMP. Tetapi saya berharap ini kejadian yanga terakhir. Bayangkan saja masuk di sebuah SMP yang mana saya nanti mengisi menjadi narasumber, sudah disambut dengan ketidakramahan oleh satpam atau mungkin guru piket, entah aku tidak peduli. Ugh...sabar mau puasa. Pertanyaanku yang menurutku sopan dan halus dijawab dengan sikap yang tidak bersahabat; pak, mau ketemu kepala sekolah?" "Ga ada bu kepala sekolah." jawabnya tanpa menanyakan keperluan saya apa. "Saya diminta mengisi pelatihan jurnalistik." kulanjutkan dengan penjelasan. "Silakan, sebelah sana," jawabnya tanpa menunjukkan atau menemani ke ruang pelatihan. Oalah...iku lelakon opo? Sepertinya aku yang butuh, bukan aku tidak butuh membimbing muridku kalau aku tidak diminta. Penderitaanku tidak berlanjut.
    Ada juga guru di SMP ini yang sudah kenal, akrab malah tetapi sepertinya dia juga cuek, mosok manggil saya pak Bambang, Bambang adalah instansiku, bukan namaku, padahal dia dulu teman akrab, sering diklat, juga pernah aku undang sebagai narasumber di diklatku. Tetapi kayaknya dia tersaingi xi..xi suudzon. Diakan pembimbing jurnalistik kenapa mengundang narsum dari luar? Ah..ini hanya perasaan.
    Menurut para ahli dan para alim serta orang yang bijaksana, kita bisa tersakiti dan menderita jika kita mengijinkan hati kita menderita tetapi jika kita tidak mengijinkan maka kita baik - baik saja. Yang punya masalah bukan kita tetapi mereka dengan hati mereka, mereka dengan kesombongan mereka dan mereka dengan akhlak mereka. Sementara aku? Aku tidak bisa tersakiti kalau tidak mengijinkan. Ini pelajaran yang sangat berharga semoga ini menambah pahala bagi perjalanan hidupku.

MINDMAP DAN OUTLINE UNTUK BUKUKU (part 2)

 
Mindmap Ide ke 2
 Untuk mindmap dan outline ide ini, sebetulnya buku telah saya tulis lama. Namun belum kelar juga, kayaknya belum mantap untuk dikirim ke penerbit. Ide ini adalah ide yang telah muncul beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2010. Ide ini bukan murni ide sebuah buku tetapi ide sebuah PTK. Pada tahun itu, PTK tersebut telah lolos lomba kreativitas guru tingkat nasional. Hebatnya lagi  Lomba Kreativitas Ilmiah Guru tersebut diadakan oleh LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). LIPI gitu lho. Uih..mulai sombongnya..he..he. Memang sombong dan percaya diri itu tipis sekali, transparan malah..ups. Memang waktu itu aku tidak juara, ya mungkin kurang beruntung saja namun ide tersebut original, murni malah. Jadi apa salahnya kalau saya buat menjadi sebuah buku dengan mengemas sedikit berbeda sehingga lebih menarik. Harapannya orang lain nanti dapat menggunakan caraku atau terinspirasi dengan ide tersebut. (PD amat xi..xi) Semoga. Outline yang akan aku buat sebagai berikut;
Bab 1.Pendahuluan
       A. Memahami Tugas Guru
       B. Apa Tugas Orang Tua Siswa?
       C. Apa yang mesti dilakukan siswa?
Bab 2. Warming Up
        A. Memahami Tujuan Pembelajaran
       B. Model Pertanyaan UN
Bab 3. Early Detection
       A. Apa itu Early Detection?
       B. Manfaat Early Detection?
       C. Bagaimana mempraktekan Early Detection?
Bab 4. Deteksi Dini Materi Pelajaran
      A. Analisis soal Tahun lalu
      B. Memastikan Kurikulum yang digunakan.
      C. Cermati SKL tahun ini
Bab 5. Deteksi Dini Siswa
      A. Lakukan pre-test
      B. Analisis semua hasil Tes
      C. Sekarang saatnya Post Test
Bab 6 Selamat Berjuang!
      A. Ingatkan untuk Berdoa
      B. Ingatkan Asupan Gizi
      C. Minta Istirahat yang cukup
      D. Minta restu ortu dan guru
Bab 7. Beasiswa bagi siswa
     A. Beasiswa SMA/SMK
     B. Beasiswa Sekolah Kedinasan
     C. Beasiswa umum

 


MINDMAP & OUTLINE UNTUK BUKUKU (part 1)


Mindmap Buku 1
    Tantangan KMO Batch 6 selanjutnya adalah membuat mindmap dan outline, sulit? Engga, Tetapi sulit banget he..he. Ga sulit, suer cuma kadang kalo tidak disempatkan bisa kelabakan menyelesaikan. Kan tugasnya 2 lagi. Dateline nanggung juga, hari Jumat gitulah...kita kita kan sholat jumat juga, jadi mengurangi waktu dateline he..he (alibi xi..x). Namun setelah dicoba, membuat mindmap menjadi masuk akal dan mempermudah kita saat mau membuat buku. Semoga saja. Nah karena kita diwajibkan membuat 2 mindmap dan 2 outline dari 10 tugas kita yang kemaren. Maka saya juga mengirim 2 mindmap dan 2 outline saja, karena mengirim lebih dari 2 juga tidak ada tambahan poin, apalagi tambaha koin, boro - boro :D Just a joke. By the way semoga gambar mindmap ini bisa di zoom out sehingga kelihatan tulisan - tulisan yang kecil tersebut. Sedangkan outlinenya sebagai berikut;
Bab 1 Who am I?
           A. Guru Ideal Indonesia
           B. Aku guru tipe apa?
           C. Guru profesional = guru super?
           D. Siapakah guru super itu?
Bab 2. Speaking, perbaiki cara berbicara
           A. Cara berbicara yang baik
           B. Siapa yang kita ajak bicara?
           C. Ini jangan diucapkan!
Bab 3 Useful, jadilah guru yang berguna
           A. Bergunalah bagi siswa anda
           B. Bermanfaatlah bagi rekan guru
           C. Berkorbanlah untuk orang lain
Bab 4. Performance, perhatikan penampilan anda
       A. Berpakaian yang rapi, bersih & menarik
          B. Sisirlah rambut anda
          C. Semprotkan parfum
          D. Pakailah aksesoris seperlunya
Bab 4. Enthuasiasm, bersemangatlah!
         A. Mengajar dengan rock n roll
         B. Tuntaskan semua pekerjaan
         C. Siap menjabat apa saja
Bab 5. Respect, hormatilah siapa saja
         A. Murahlah dalam memuji
         B. Luangkan diri untuk berbagi
         C. Hormatilah apapun itu.
Itulah outline untuk buku " SUPER TEACHER"

Senin, 30 Mei 2016

UJIAN NASIONAL SEKELAS UJIAN HIDUP?

    Banyak siswa kita yang merasa tertekan, kalau tidak dibilang stess menghadapi Ujian Nasional. Biarpun sekarang UN bukan lagi penentu kelulusan tetapi tetap saja menjadi momok karena dari hasil Ujian Nasional itulah para siswa dapat memilih dan menentukan mau sekolah atau kuliah dimana. Jika nilai UN yang diperoleh bagus maka otomatis dia bisa sekolah yang dicita - citakan. Tetapi jika nilai UN tidak bagus, maka musnah sudah harapan hidupnya. Bahkan ada yang bunuh diri karena tidak siap menghadapi kenyataan. Seakan hidupnya tergantung dari ini UN.
    UN tetap menjadi momok, tetap menjadi algojo pencabut masa depan walaupun bukan menjadi tolok ukur kesuksesan namun itu merupakan suatu kebanggan bersama jika nilai UN tinggi. Lihat saja euforia para siswa dari SMP dan SMA, malah ada juga di dunia maya itu anak SD melakukan selebrasi setelah mengikuti USBN dengan mencorat coret bajunya. Siapa yang mereka tiru? Pasti kakak - kakak kelasnya. Setelah mereka dapat melewati UN dan mengetahui hasilnya, mereka tidak perduli apakah nanti dapat diterima di sekolah atau universitas yang diinginkan. Yang penting hari ini plong, gembira karena satu tugas telah selesai, satu kewajiban telah dijalankan, satu beban telah diturunkan, itu yang ada dipikiran para siswa kita. Kalau untuk besok, maka dipikirkan besok saja. Begitulah, tingkat tekanan yang dihadapi para siswa kita. Mereka tidak memandang bahwa pintar iti wajib, belajar itu harus, nilai hanya salah satu indikator kita bahwa kita telah belajar. Poinnya bukan nilai UN, intinya bukan hasil UN tetapi mereka perlu melewati proses yang panjang, proses yang baik, jujur dan bertanggung jawab. Sebab apa? Sebab ujian sebenarnya adalah ketika mereka nanti hidup dalam masyarakat dan mengalami berbagai ujian hidup dan mereka dapat survive karena mereka telah belajar di sekolah. Jadi UN adalah salah satu ujian hidup, ujian hidup lebih komplek dan kelasnya lebih tinggi dibandingkan UN. Anda setuju?

KENAPA HARUS RIYA?

    Rasanya sangat sebel ketika setiap membuka komen group WA, yang ada orang itu, orang itu lagi dengan segala aktvititas. Itu belum seberapa apa yang dia upload, dia posting benar - benar urusannya pribadi, bukan orang lain, bahkan kalau orang lain taupun tidak ada manfaatnya. Kebayang tidak ada orang yang memposting rencana dia mau pergi umroh, dari mulai daftar dia posting kuitansi, ya..kuitansi yang disitu tertera nominal sekita juta. Itu posting pertama, o..itu yang kedua, yang pertama dia tanya ke forum bagaimana caranya mencari ijin melaksanakan ibadah umroh. Padahal dia sudah darang ke rumahku (sabar..wuusah..wusha) dan sudah aku kasih penjelasan syarat - syarat dan juga contoh suratnya. Seharusnya cukup itu saja kan? Tidak perlu posting lagi di forum, menanyakan ada yang tau tidak dengan alasan informasi yang aku kasih hilang dan terhapus hadech :3 Berhubung aku berbaik hati cie..cie maka aku coba menjelaskan lagi dalam forum itu bla..bla dan kalimat terakhir kutulis "maaf ini bukan riya ya? " Harapan aku, aku terbebas dari sifat riya, minimal menghibur diriku sendiri :D. Nah kalimat terakhirku inilah yang agak sedikit mengena di hatinya, dia pun ikut - ikutan menyatakan bahwa dia juga riya. Semoga saja. Kupikir postingan itu berhenti karena dia juga takut riya ternyata tidak. Pertempuran baru saja dimulai jeng...jeng.
    Serangan riya tidak cukup sekali, kali ini memposting kuitansi tadi yang terdiri 2 lembar tertera disitu nominal 31 juta untuk satu lembar ckck..mau pamer hai? Aku rasa teman - teman hanya bersabar dan memaksa diri sendiri untuk memaklumi spesies seperti apa sih yang mereka hadapi? Xi..xi. Hanya ada beberapa yang mengucapkan selamat atas niatnya naik umroh. Mungkin dalam hati teman - teman cukuplah dan sudahlah, posting yang lain. Ternyata penderitaan teman - temanku belum berakhir, selanjutnya dia memposting baru belajar ngaji du masjid kalau ga salah. Kemudian dia memposting tentang pesanan roti untuk pengajian menjelang keberangkatan umroh (emang penting kita ketahui hello?), dilanjutkan undangan pengajian di rumahnya yang terus terang saja tidak ada anggota group WA yang diundang ugh...Beberapa saat yang lalu dia juga memposting kegiatan manasik umroh wushah..wuushah. Dilanjutkan memposting kertas yang bertuliskan siapa saja yang mau menitip doa (hadech..ada ga air es untuk menyiram kepala, biar dingin he..he). Dan yang terakhir, dia memposting surat himbauan dari biro travel yang dia pilih ( plis dech...uwes..uwes)
    Dalam pandangan penulis, kegiatan - kegiatan yang bernilai ibadah tidak perlulah orang lain tau sebab ibadah itu urusan umatnya dengan Tuhannya. Tidak perlu orang lain tau, untuk apa tau? Takutnya bukan syiar atau kebaikan yang kita perolah tetapi riya, ujub dan merasa paling suci. Ketaatan dan kesucian dalam hal agami itu, menurut saya tidak bersifat publik artinya kita dinilai ibadah kita baik jika perbuatan kita baik. Sehingga ibadah kita itu telah diimplementasikan dalam kehidupan sehari - hari. Jadi orang mau menilai kita seperti apa itu hak orang tetapi kita harus memastikan bahwa perbuatan kita itu baik dan benar, tidak perlu orang lain tau, atau malah kita sengaja memberitau. Kita mau ibadah apa kita mau pamer? Semoga kita dijauhkan dari sifay riya, ujub dan merasa paling di antara orang lain. Amin

Minggu, 29 Mei 2016

MELEGAKAN HATI

 


Juara Hafalan Utrujah
Syukurlah itu yang perlu kuucapkan setelah mengetahui anak bungsuku terpilih menjadi salah satu dari 5 anak yang  telah hafal huruf hijaiyah (utrujah). Sungguh hal ini melegakan hatiku sebab aku menjalankan kewajibanku sebagai seorang kepala rumah tangga tidak pernah menuntut anak - anakku menjadi juara. Tidak. Tidak pernah. Aku tidak pernah berharap anak anakku cerdas tetapi agamanya kandas. Sekolah boleh sarjana tetapi agama TK. Tidak seperti itu. Aku selalu berharap agama anak - anakku di atas rata- rata, minimal rata - rata orang tuanya. : D
    Percuma aku menyekolahkan di yayasan Islam Terpadu, yang berangkat pagi dan pulang sore, yang biayanya lebih mahal dari sekolah reguler. Namun semua terbayar ketika kemaren Mirza Anlaqi Jannu (3th sekian bulan) diumumkan menjadi perwakilan kelasnya dan terbaik sudah hafal huruf hijaiyah. Melegakan sekali, dia sudah menunjukkan prestasi di usia muda, dia yang selalu bersemangat menghafal huruf itu, hampir tiap malam. Maklumlah anak - anak masih excited dengan hal baru dan semoga ini berlanjut sampai dia dewasa. Masih ingat betul aku ketika dia dengan antusias meminta untuk direkam setiap aktivitas membaca huruf hijaiyah di rumah. Sekarang hasilnya sudah ada. Hasilnya cukup menggembirakan dan membuat ayahmu ini bangga.
    Aku jadi ingat Musa, si penghafal 30 juzz Al-quran, pasti orang tuanya orang - orang yang hebat mempunyai komitmen yang kuat dalam membimbing anaknya menjadi seorang hafizd. Jadi pingin iri. Hebatnya lagi Musa ini dilarang melihat Televisi, ini ide yang brillian dan masuk akal. Apa sih yang kita peroleh dari televisi? Apalagi bagi anak - anak. Ya Alloh jadikan anak - anakku pribadi yang selalu bertaqwa kepadamu dan menjadi anak - anak yang sholeh (anak lakiku) dan sholekhah ( anak perempuanku). Amin