Selasa, 17 Desember 2013

MENINGKATKAN POTENSI WISATA BANYUWANGI MELALUI JINGLE DAN ENDORSER


Banyuwangi..banyu sing wangi (air yang harum) Di usianya yang ke 242, Banyuwangi semakin harum namanya. Banyuwangi terus berbenah dan mengembangkan diri di berbagai sektor; pendidikan, pertanian, pariwisata dan lain – lain. Dengan jumlah penduduk  1.568.898 jiwa dan luas daerah 5.782.50 km2, Banyuwangi mampu menjadi penghasil produk perkebunan di dataran tinggi dan produk pertanian di dataran rendahnya (Badan Pusat Statitik kab Banyuwangi ). Itu adalah beberapa potensi pertanian dan perkebunan yang ada, belum potensi pariwisata dari potensi pariwisata yang ada di daratan sampai potensi wisata yang ada di lautan, yang mana membujur dari arah utara sampai selatan merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
A.  Potensi Pariwisata Banyuwangi
Ada banyak potensi pariwisata di Banyuwangi yang terus digali dan dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi antara lain :
1.    Kawah Ijen adalah destinasi wisata alam (ecotourism)
Kawah Ijen terdapat di puncak Ijen dengan kaldera dan danau hijau yang menakjubkan.  
2.    Pantai Plengkung ( G- Land)
Sebagai surganya pecinta selancar dunia, G-Land mempunyai ombak yang terpanjang dan tertinggi kedua setelah pantai Hawai. G-land berada di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di daerah Banyuwangi selatan
3.    Pantai Rajeg Wesi
Pantai yang bersih dengan pasir putih nan indah ini dikelilingi oleh bukit – bukit hijau yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran, membuat daya tarik tersendiri terhadap para wisatawan.
4.    Pantai Sukamade
Pantai ini juga berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Karena belum sering dijamah orang maka lautnya masih bersih, air yang hijau dan alami. Di pantai ini juga menjadi tempat penangkaran Penyu.
5.    Teluk Hijau (Green Bay)
Teluk Hijau berada di Kecamatan Pesanggaran dan juga masih di kawasan TNMB. Di Green Bay, kita dapat melihat pemandangan yang indah dan menakjubkan dari atas bukit.
6.    Pulau Merah ( Red Island)
Pulau Merah - tanah merah,  terletak di daerah selatan Banyuwangi ini mempunyai pantai yang indah dan ombak yang cocok untuk bermain surfing.
7.    Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi flora dan fauna dengan berbagai ragam tanaman dan binatang yang dilindungi. Taman Nasional Baluran, kerap disebut sebagai Africa Van Java karena banyaknya flora dan fauna yang dimiliki.
8.    Air terjun Lider
Air terjun Lider yang berada di desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon ini merupakan air terjun terbaik dan tertinggi di Banyuwangi.
9.    Agrowisata Kalibendo
Angrowisata Kalibendo terdapat di dataran tinggi, jalur menuju kawah Ijen, sehingga udaranya masih sejuk dan alami. Di kiri kanan terdapat pemandangan perkebunan cengkih, karet, kopi dan tanaman keras lainnya. Di samping itu di kawasan ini terdapat sungai yang masih jernih dan asri, air terjun yang indah dan suasana pedesaan yang masih tradisional.
10.    Pantai Watu Dodol
Pantai Watu Dodol berada di sebelah utara Banyuwangi, wilayah Kalipuro, dengan pantainya yang bersih dan indah serta airnya biru dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Di samping pantai,  kita juga dapat mengunjungi tempat bersejarah yaitu Goa Jepang yang berada di sebuah bukit.
11.    Tamansuruh
Tamansuruh berada di kecamatan Glagah, desa Tamansuruh yang memiliki mata air alami. Tamansuruh merupakan wisatan yang berupa kolam renang.
Di samping itu masih banyak potensi pariwisata di Banyuwangi seperti Tanah Makarti di wilayah Glenmore, Kebun Kelapa Bangsring dan Pulau Tabuhan di wilayah Wongsorejo serta ekowisata Mangrove Bedul di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, yang telah menjadi percontohan tingkat nasional dalam pengelolaan ekowisata mangrove berbasis masyarakat. Dengan kekayaan potensi wisata yang melimpah maka perlu dilakukan publikasi yang tepat dan terarah. Lalu seperti apa publikasi yang tepat dan terarah?
B.  Model pemasaran yang tepat dan terarah
Dalam tulisan ini, penulis merekomendasikan kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk melakukan pemasaran akan potensi wisata yang ada melalui iklan.  Iklan sebagai suatu bentuk promosi yang bertujuan memberikan informasi harus dikembangkan melalui media dari sponsor kepada seluruh masyarakat, sebagai bentuk dari komunikasi massa, periklanan yang dilakukan oleh sponsor tersebut juga bersifat massa sehingga menggunakan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, papan nama, majalah dan sebagainya. (Kasali, 2007 : 80). Sedangkan untuk jenis iklan yang penulis maksudkan adalah  iklan berbasis jingle dan endoser.
1.   Iklan menggunakan Jingle
Jingle adalah suatu gambaran dari sebuah iklan yang di realisasikan dalam bentuk musik. Biasanya dalam suatu jingle terdapat makna atau pesan-pesan yang terkait dengan apa yang ingin di iklankan atau di promosikan. Jingle adalah musik tentang sebuah merek yang bisa mengajak dan mengingatkan pesan sebuah iklan (White, 2000 : 106). Jingle adalah musik yang sederhana dan mudah, baik nada maupun liriknya, akan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. (Kasali, 2007 : 92). Kenapa menggunakan jingle? Ada 6 alasan menggunakan iklan berbasis jingle untuk mempromosikan sebuah produk (Keller, 2003 : 175; Soehadi, 2005 : 31) yaitu :
a.    Memorability
Yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Dengan sifat jingle yang menarik dan mudah diingat ini, maka memungkinkan orang untuk menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarnya dari iklan. Ini sangat cocok untuk membuat jingle tentang potensi wisata yang ada di Banyuwangi agar mudah diingat (easily recalled) dan mudah dikenal (easily recognition).
b.    Meaningfulness
Yaitu jingle mempunyai arti (descriptive dan persuasive). Karena sifat musikalnya, jingle dapat mengkomunikasikan informasi tentang produk, tetapi jingle seringkali menyampaikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan ringkas.
c.    Likability
Yaitu jingle disukai. Biar mudah disukai maka sebuah jingle harus ; fun and interesting dan rich in visual and verbal imagery
d.   Transferability yaitu jingle mudah ditransfer ke produk kategori baru (Within and across product categories) dan melintasi batas geografis/budaya ( across geographical boundaries and cultures)
e.    Adaptability yaitu jingle tidak mudah usang karena sifatnya yang flexible dan updatable(tidak ketinggalan jaman)
f.     Protectability yaitu jingle dapat diproteksi secara legally (menurut hukum) dan competitive ( dari para pesaing).
Dengan membuat jingle tentang kekayaan wisata yang ada harapannya para wisatawan, baik domestik maupun manca negara, dapat selalu teringat pariwisata Banyuwangi ketika mereka mendengar jingle tersebut. Oleh karena itu, supaya cakupan publikasinya luas maka pemutaran jingle harus berkesinambungan dan dibanyak tempat seperti di media massa, di traffic light, di hotel/penginapan dan di obyek – obyek wisata. Bagaimana cara membuat jingle yang baik dan bermakna? Kalau kesulitan maka pemerintah kabupaten Banyuwangi dapat membuat lomba jingle tentang pariwisata di Banyuwangi, pasti akan dapat sebuah jingle yang bagus karena tidak semua orang mampu membuat jingle yang sesuai.
2.   Iklan menggunakan endoser
Endoser menurut Terence A Shimp (1993:329) dalam bukunya  promotion management and marketing communication : Endoser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang iklan dalam mendukung iklan produk. Syarat untuk menjadi endoser yaitu attactiveness (kemenarikan). Kemenarikan dalam hal ini, tidak hanya berkaitan dengan daya tarik fisik,tetapi juga termasuk karakter yang dipersepsikan oleh konsumen dalam diri endoser, seperti : kemampuan intelektual, kepribadian, karakteristik, gaya hidup dan keahlian dalam bidang atletik. (Terence A Shimp, 2003:468 terjemahan Revyani Sjahrial). Lebih lanjut Uyung Sulaksana (2003:71) mengatakan “pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik, umumnya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi dan merek yang menggunakan celebrity sebagai endorser lebih tinggi daya bujuknya terhadap minat beli konsumen ketimbang merek yang memakai model (cantik atau tampan tapi tidak dikenal), atau orang biasa sebagai endorser”.
Untuk mendukung iklan yang baik dan sesuai dengan karakteristik Banyuwangi maka penulis menyarankan kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk menggunakan orang/tokoh yang sudah terkenal/dikenal di kabupaten Banyuwangi atau nasional yang berasal/lahir di Banyuwangi seperti AbdulahAzwar Anas (Bupati Banyuwangi), Lucky Perdana (Artis yang lahir di Banyuwangi), Nini Carlina (Artis dari Banyuwangi) dan lain – lain. Dengan menggunakan tokoh  tokoh yang sudah akrab di hati masyarakat lokal/nasional/internasional akan mempercepat dan mempermudah mereka mengingat/menghubungkan hal tersebut dengan pariwisata di kabupaten Banyuwangi. Akhirnya mereka kembali mengunjungi pariwisata di Banyuwangi dengan membawa lebih banyak teman dan pariwisata Banyuwangi semakin berkembang dan maju serta dapat mensejahterakan masyarakat Banyuwangi .
                                                                                     

DAFTAR PUSTAKA







Kasali, Rhenald., 2007, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Cet. V, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

Kevin Lane Keller., 2003, Strategic Brand Manajemen, Second Edition, Prentice Hall

Shimp A. Trerence, 1993. Periklanan promosi. Jakarta: Erlangga.

Uyung Sulaksana, 2003, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang membangun sangat berguna tidak hanya bisa mencaci tetapi berikan juga solusi