Kamis, 20 September 2018

KELILING YOGYAKARTA

    Mulai Minggu kemarin, 9 September 2018 kita sudah kedatangan guru mitra 2 dari daerah lain (daerah luar pulau Jawa). Ada dari Aceh, NTB, Gorontalo, Manokwari, Kalimantan, dan Maluku. Uniknya mereka belum pernah ke Jawa, apalagi menginjakkan kaki ke Yogyakarta. Belum pernah sama sekali. Oleh karena itu sebagai tuan rumah yang baik, kita ajak mereka mengunjungi tempat tempat yang menjadi ikon Yogyakarta.

    Pertama kami pergi ke Candi Prambanan, jangan tanya kenapa bukan ke Borobudur. Hello, Borobudur bukan di Yogya. So kami promosi obyek di Yogya saja. Oke, Fik. Candi Prambanan menjadi tujuan destinasi pertama. Candi yang sangat menarik bagi wisatawan domestik ini kurang greget ketika para petugas kurang ramah. Tidak ada seulas senyum pun tersungging di wajah mereka. Apakah mereka tidak dilatih tentang 5S atau excellent service sehingga begitu dingin wajahnya. Sayang sekali. Padahal ini termasuk jual jasa lho.
      Kemudian yang kedua keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Namun sayang, keraton saat ini masih tutup untuk persiapan labuhan. Demikian juga dengan taman sari, tidak bisa kami kunjungi.
  Obyek pindah tempat. Yang menjadi pilihan berikutnya dalah Tebing Breksi. Tempat ini sangat favorit dan malah viral beberapa saat yang lalu. Maka datanglah kami kesana. Di Tebing Breksi kami tidak bisa naik ke atas. Bus kami harus tertahan di bawah. Maka dengan jumlah peserta 22 orang kami menyewa tiga mobil. Satu orang membayar lima belas ribu rupiah ditambah onglos parkir. Cukup murah sih.
    Destinasi berikutnya adalah makan siang di Kalakijo. Tempat ini terkenal dengan inkung ayam. Kami memilih salah satu warung makan yang terkenal di situ. Namun sayang mungkin kami yang datang terlembat atau memang prepare warung itu yang kurang. Saat kami datang sayur yang ada hanya oseng-oseng pepaya, ditambah teri dan ingkung.
   Padahal kalau ada makanan lain tentu akan lebih meriah dan tidak akan mengecewakan kami. Okelah mungkin kami datang terlalu siang.
   Setelah makan dan istirahat sebentar, kami melanjutkan wisata lainnya. Sesuai rencana kami mengunjungi batik di Wijirejo. Sayangnya produksi atau tepatnya pengolahan dan acara membatik sedang libur. Sehingga kami tidak bisa melihat cara membatik yang benar. Katanya ada yang meninggal dunia jadi ya pada takziah.
     Ga papa lah, yang penting teman-teman senang. Dan memang benar, mereka pada borong batik di tempat itu. Ada yang beli 2, 3 dan 4 baju atau kain. Hum, pemiliknya pasti senang inih. Setelah puas membeli baju dan kain batik, kami lanjutkan shopping lagi. Kali ini kami menyempatkan mampir di Kerajinan Kulit Manding.
     Di Pusat Kerajinan Kulit Manding, lagi-lagi teman-teman membeli dengan membabi buta. Ada yang beli sepatu, ikat pinggang, dompet dan lainnya. Sungguh senang melihat teman-teman belanja dengan wajah sumringah. Entah berapa duit mereka habiskan hari ini.
     Setelah diopyak opyak untuk berhenti, teman-teman akhrinya berhenti dan berkumpul di bus. Kami harus melanjutkan perjalanan sebab masih ada satu lagi tempat yang wajib kita kunjungi. Yups, kami mengunjungi Toko Buku.
   Sungguh aneh bila kami (sebagai guru dan pendidik) hanya suka belanja barang konsumtif dan tidak suka buku. Buku itu jendela ilmu. Pendidik itu harus dinamis dan gemar membaca agar siswanya bangga saat mendapati gurunya wawasannya luas.
Begitulah keseruan kami hari ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar yang membangun sangat berguna tidak hanya bisa mencaci tetapi berikan juga solusi