Senin, 07 November 2011

Belajar RPG Maker

Siang itu tanggal 4 November dari jam 08.00 pagi sampai jam 22.00 malam, aku belajar RPG maker. Sebenarnya RPG maker ada beberapa seri tetapi katanya semuanya hampir sama, jadi salah satu saja. Memang mengasikkan dan menantang tetapi itu sangat butuh ketelatenan kita untuk dapat membuat secara detail. Disini saya akan berbagi dulu tentang tutorial PDFnya siapa tau anda tertarik karena saya sendiri kadang jenuh mengotak atik program untuk mebuat sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun ada perasaan bangga juga sich jika program atau game yang kita buat dapat kita tampilkan dengan spesifikasi kita sendiri. Misalnya dengan gambar kita, musik kita dan karakter kita. Sebelum membuat RPG maker kita, kita lebih baik membuat story board atau skenario dulu biar jalan cerita yang akan kita sajikan dapat runtut dan terarah. Di samping itu materi yang akan ditampilkan dapat di manage sejak awal. Untuk mencoba program RPG Maker alangkah baiknya jika kamu mendownload Tutorialnya dalam bentuk PDF di link inhttp://www.ziddu.com/download//.html Selamat mempelajari. Untuk program dan yang lainnya menyusul. Sabar ya?

Jumat, 04 November 2011

My storyboard for Java program

Nama
Joko Sulistya





Judul Ide Game / Game
Findingjewelry

Synopsis
Tujuan Game : mempelajari percakapan transaksional dan interpersonal dengan memanfaatkan Game
Materi Game : Materi dalam game diambil dari Buku ‘English in
 Focus’        Karya Artono Wardiman., dkk Penerbit : Pusbuk Depdiknas
Buku ‘Smart   Steps’’ Karya Ali Akhmadi,   dan Ida Safrida Penerbit : GanecaExact, 
 Buku ‘English On Sky’’   Karya Mukarto dkk  Penerbit : Erlangga     Jakarta 


Deskripsi Game :
Game ini termasuk game pendidikan atau game edukasi. Jenis game yang digunakan  adalah game petualangan. Pemain yang dimainkan adalah pemain tunggal (single player), yaitu Janoko. Di dalam game ini ada pengumpulan score dan petualangan.


Deskrip singkat petualangan :
Game ini bercerita tentang Seorang putri raja (Srikandi) yang kehilangan sebuah perhiasan berharga di istananya. Kemudian sang Raja (Prabu Dasamuka) mengadakan sayembara bagi siapa saja yang menemukan perhiasan tersebut akan diberikan sebidang tanah  dan menjadi suami Srikandi. Sementara itu, seorang pemuda dari desa, Janoko, mencoba mengikuti sayembara tersebut. Janoko mulai pengembaraannya dengan melewati hutan. Di hutan dia bertemu kakek pertapa (Sengkuni). Sengkuni bersedia memberitau siapa pencurinya jika Janoko dapat menjawab beberapa pertanyaan dari Sengkuni. Akhirnya Janoko dapat menjawab semua pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, Sengkuni mengatakan bahwa yang mencuri perhiasan tersebut adalah raja copet (Burisrawa) dan menyebutkan dimana dia tinggal. Setelah mengetahui informasi tersebut, Janoko melanjutkan perjalanan menuju rumah Burisrawa. Setelah sampai rumah Burisrawa, Janoko meminta perhiasan yang dicurinya. Burisrawa mau memberikan perhiasan itu jika Janoko dapat menjawab 3 pertanyaan dari Burirawa. Akhirnya, Janoko dapat menjawab pertanyaan tersebut dan diberikan perhiasan yang berharga itu. Janoko kembali menuju ke istana untuk mengembalikan perhiasan yang hilang itu. Ia juga menangkap Burisrawa untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. Sesampai di istana, Prabu Dasamuka dan Srikandi menyambutnya. Prabu Dasamuka menanyakan beberapa pertanyaan mengenai perjalanan Janoko dalam misi mencari perhiasan yang hilang. Janoko menceritakan perjalanannya secara detail. Ia akhirnya mendapatkan sebagian tanah kerajaan dan dinikahkan dengan putri raja, Srikandi. Mereka hidup bahagia selamanya.
Alur Setting Permainan :

Setting 1 : Istana
Karakter Srikandi, Janoko dan Dasamuka
Deskripsi :
Srikandi kehilangan perhiasan berharganya. Dia telah berusaha mencari kesana-kemari tetapi tidak juga ia temukan. Kemudian dia bilang ayahnya, sang Raja Prabu Dasamuka untuk membantunya. Prabu Dasamuka mengumumkan sayembara untuk menemukan perhiasan itu. Pengumuman tersebut didengar oleh Janoko yang berada tidak jauh dari istana. Diapun berkeinginan untuk ikut sayembara tersebut. Sehingga ia mencaritau lebih banyak tentang sayembara itu kepada orang-orang sekitar itu. Setelah dia mengetahui informasi dengan akurat, dia mulai mencari perhiasan yang hilang tersebut.

Setting 2 : Forest
Karakter : Janoko, Wisanggeni
Deskripsi :
Janoko mulai pengembaraannya dengan melewati hutan. Di hutan dia bertemu kakek pertapa (Sengkuni). Sengkuni bersedia memberitau siapa pencuri perhiasan itu jika Janoko dapat menjawab beberapa pertanyaan dari Sengkuni. Akhirnya Janoko dapat menjawab semua pertanyaan tersebut. Sengkuni mengatakan bahwa yang mencuri perhiasan tersebut adalah raja copet (Burisrawa) dan dimana dia tinggal.

Setting 3 House
Karakter : Janoko, Burisrawa
Deskripsi :
Janoko melanjutkan perjalanan menuju rumah Burisrawa. Setelah sampai di rumah Burisrawa, Janoko meminta perhiasan yang dicurinya. Burisrawa mau memberikan perhiasan itu jika Janoko dapat menjawab 3 pertanyaan dari Burirawa. Akhirnya, Janoko dapat menjawab pertanyaan tersebut dan Burisrawa dengan berat hati memberikan perhiasan yang berharga itu.

Setting 4 : Istana
Karakter : Janoko, Prabu Dasamuka dan Srikandi
Deskripsi : Pada Stage ini Janoko berada di sebuah istana kembali. Janoko kembali menuju ke istana untuk mengembalikan perhiasan yang hilang itu. Ia juga menyerahkan Burisrawa kepada pihak kerajaan untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. Sesampai di istana, Prabu Dasamuka dan Srikandi menyambutnya. Prabu Dasamuka menanyakan beberapa pertanyaan mengenai perjalanan Janoko. Janoko menceritakan perjalanannya secara detail. Ia akhirnya mendapatkan sebagian tanah kerajaan dan dinikahkan dengan putri raja, Srikandi. Mereka hidup bahagia selamanya.

Kondisi menang :
Kondisi menang apabila Janoko berhasil menemukan benda dengan memenuhi syarat yang diberikan di setiap stage,

Kondisi Kalah :
Jika salah menjawab pertanyaan sebanyak 3 kali

Keuntungan dari Permainan :
Permainan ini dapat digunakan untuk mengulang dan mengevaluasi pemahaman siswa akan ungkapan-ungkapan transaksional dan interpersonal



Selasa, 25 Oktober 2011

BILA SELEKSI SERTIFIKASI DARI HULU (LAGI)

Kecurangan sertifikasi telah banyak diketahui oleh umum dan mungkin menjadi rahasia umum bila ada (banyak) guru yang memanipulasi bukti-bukti berkas portofolio yang dinilaikan ketika mereka akan ikut sertifikasi. Ini sangat mencemaskan dan memprihatinkan bila dipandang bahwa yang melakukan hal tersebut adalah seorang guru yang harus digugu dan ditiru. Untuk mendapatkan 1 kali gaji para guru berusaha semaksimal mungkin tampil sempurna dengan memenuhi semua kriteria yang ada dalam poin-poin penilaian sertifikasi. Sekarang rasanya terlambat bila kita keluhkan dan menimpakan kesalahan tersebut dengan memperketat seleksi sertifikasi di masa yang akan datang. Hal itu menjadi tidak adil dengan perlakuan yang ditimpakan kepada calon atau guru yang belum sertifikasi. Wong yang lama saja belum profesional masak menuntut yang baru untuk profesional, bukankah nantinya para junior akan mencontoh para senior mereka? Bila pemerintah berniat mau membenahi dan memajukan pendidikan di negeri ini maka jalan satu-satunya adalah melakukan sertifikasi lagi dari guru-guru senior dulu kemudian baru para guru yang dibawahnya dan seterusnya. Mungkin ini akan makan waktu, tenaga dan keuangan yang banyak tetapi hasilnya akan dapat kita pertanggung jawabkan kepada masyarakat khususnya pengguna jasa pendidikan. Bila sertifikasi melalui pemberkasaan portofolio tidak atau kurang kredibel dan valid maka kembali ke pola plpg (pendidikan dan latih profesi guru) selama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan guru yang benar-benar profesional. Kalau pada evaluasi sistem sertifikasi dengan pola plpg tidak bagus cari format yang lain seperti pendidikan profesi guru selama 1 tahun.Penulis yakin bahwa ini akan menghasil guru yang mumpuni dalam mendidik dan mengajar peserta didik.Disamping itu pagu anggaran yang diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sebesar Rp 64 triliun tidak akan sia-sia jika yang diperoleh adalah guru-guru yang mempunyai kompetensi dan profesional (KR-25-10-2011). Kadang penulis juga heran dengan beberapa teman yang sudah mendapat sertifikasi sementara masa kerjanya belum terlalu lama, apalagi ada teman penulis yang sudah mendapat sertifikasi tetapi tidak ada perubahan yang signifikan dengan karakter dan sikapnya sebagai seorang pendidik yang profesional. Seperti harus rajin, disiplin, well prepare dalam kegiatan belajar mengajar, dapat menjadi panutan junior, menunjukkan atensi terhadap peserta didik dan teman sejawat dan lain-lain.Karakter seperti itu nampaknya tidak ada agenda perubahan beberapa rekan guru yang sudah mendapatkan sertifikasi. Para guru tersebut hanya rajin ketika adanya supervisi dari pengawa yaitu rajin mempersiapkan dokumen dan berkas yang dibutuhkan dalam penilaian pengawas. Sungguh ironis. Seorang guru yang sering mengejar-ngejar peserta didik untuk rajin mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas yang lain tetapi guru yang bersangkutan tidak dapat menerapkan sikap tersebut terhadap dirinya. Sungguh bukan salah orang lain atau pegawai lain bila ada kecemburan ketika melihat dan mendengar para guru memperoleh tambahan gaji sebesar 1 kali gaji tanpa ada konsuensi logis dengan peningkatan pendapatan tersebut. Nampaknya perlu mekanisme baru dan merubah pola-pola lama sertifikasi tersebut karena yang kita peroleh dan hasilkan bukan sosok guru yang kompeten tetapi hanya kompeten dalam menyiapkan dokumen bukan menyiapkan diri menghadapi peserta didik yang butuhn seorang guru yang profesional dan kompeten