Jumat, 20 Februari 2015

TAMAN BACAAN MASYARAKAT "KIRANA"

    
Tempat TBM
Mimpi yang lama terpendam, akhir - akhir ini mulai muncul untuk direalisasikan. Walaupun banyak kendala tetapi biarlah kendala itu menjadi tantangan yang harus dicarikan solusinya. Ya..benar mimpi memiliki Taman Bacaarn Masyarakat (TBM) di dusunku, Serayu Rt.02 Bantul. Biarpun belum banyak buku yang tersedia, biarpun belum luas tempatnya dan belum banyak anak - anak yang datang. Ga masalah, namanya juga merintis TBM. Tetap semangat dan tetap solusi termasuk jumlah koleksi buku terus ditingkatkan, karena memang itulah salah satu daya tarik para pengunjung. Hal yang membuat saya trenyuh dan membulatkan tekad untuk membuat TBM karena memang mereka (Anak - anak dan Ibu Rumah Tangga) butuh kegiatan yang bermanfaat.
Kegiatan di TBM
Saya berpikir berhubung jumlah koleksi belum banyak, salah satu cara untuk menarik minat mereka adalah mengadakan kegiatan yang menarik seperti:
  1. Hari Selasa : Setiap Selasa diadakan kegiatan belajar bahasa Inggris, karena kebetulan saya adalah seorang guru bahasa Inggris. Ya..sekalian share ilmu ke anak - anak. Nampaknya anak - anak suka bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.
  2. Hari Kamis : Setiap Kamis diadakan kegiatan belajar menggambar, walaupun saya bukan ahli menggambar tetapi kalau hanya untuk membedakan lukisan yang bagus dan kuran bagus aku cukup bisa.
  3. Hari Minggu : Nah..di hari Minggu, atau setiap hari Minggu di adakah kegiatan menulis, mereka (anak - anak) dibebaskan untuk menulis apa saja. Bisa puisi, cerita atau tulisan yang lain, pokoknya mereka berlatih menulis. Nanti yang tulisannya bagus akan di kirimkan ke koran lokal atau majalah lokal, Provinsi DIY.
Terus hari lainnya ngapain? Untuk hari yang laen mereka bebas, artinya mereka bisa baca buku dan meminjam buku yang ada atau yang tersedia. Orientasi dari pendirian TBM ini adalah diperuntukan bagi anak - anak, remaja dan ibu - ibu. Khusus untuk anak - anak dan remaja kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan seperti tersebut di atas. Sementara untuk ibu - ibu nantinya kerja sama dengan ibu - ibu PKK atau Dharma Wanita, dengan harapan TBM dapat meminjamkan buku - buku yang dapat meningkatkan kualitas ibu - ibu. Kualitas yang dimaksud bisa saja para ibu ikut membantu perekonomian keluarga dengan menciptakan atau membuat kreasi yang bernilai jual. Dengan kegiatan tersebut maka TBM mempunyai nilai lebih dan para ibu merasa diuntungkan dengan keberadaan TBM. Sehingga kalau mereka datang dengan anak - anaknya maka keduanya (ibu dan anak) dapat berkembang bersama - sama. Itu adalah salah satu misi visi TBM Kirana memberi manfaat bagi semua walaupun untuk buku - buku yang menunjang kemajuan tersebut belum ada. Tetapi bisa diagendakan nanti dengan mengundang narasumber yang kompeten untuk mengajar mereka tetapi tetap tempatnya di TBM. Semoga

Rabu, 18 Februari 2015

MAAFKAN GURUMU ANAK ANAKKU

       Sudah hampir 12 tahun aku menjadi guru di SMP ini, sudah banyak cerita yang tercipta dan sudah banyak kutemui berbagai tingkah laku siswa. Dari yang sangat rajin sampai yang paling malas, dari yang sangat pandai (yang lolos lomba tingkat nasional maupun tingkat internasional) sampai yang naudzubillah, tidak bisa apa - apa. Bahkan dari kelakuan siswapun aku sampai hafal. Dari yang suka nyontek, suka ramai sendiri, suka panjat tembok sampai yang hanya melanggar peraturan yang kecil - kecil seperti ; tidak memakai sepatu hitam, tidak memakai dasi, tidak mengenakan jilbab made in sekolah, tidak memakai ikat pinggang berlogo SMP kita. Ah..pokoknya aneh - aneh dech kelakuan kalian walau kadang juga lucu - lucu. Tetapi sebagai guru aku harus tetap menegakkan peraturan itu. Aku harus tetap menjaga wibawa sekolah tetap berdiri kokoh dengan menerapkan peraturan dengan sebaik - baiknya. Jadi maafkan pak gurumu ini jika pak guru tetap memberi punishment bagi yang melanggar dan pasti memberi reward bagi yang berprestasi, apapun prestasi yang dicapai entah kecil ataupun besar. Itu hal yang tidak mudah untuk pak guru lupakan siswa yang pernah berjasa bagi sekolah kita. Itulah yang pak guru inginkan dari kalian, membuat prestasi di sekolah ini, biar sekolah kita lebih berprestasi dan dikenal lebih luas lagi. Bukan karena kenakalan siswanya, bukan karena sekolahnya yang semaunya namun sekolah yang membanggakan bagi kalian biarpun nanti kalian telah lulus dari sekolah ini.
      Oleh karena itu, demi itu semua, gurumu ini demi kalian sendiri dan demi sekolah ini lebih maju dan berkembang. Jadi maafkan gurumu ini ya jika kalian harus pulang tanpa alas kaki karena sepatu disita. Itu disebabkan kalian tidak memakai sepatu hitam.Terpaksa kalian harus bertelanjang kaki, tanpa sepatu pulang ke rumah. Mungkin kalian malu dan sedikit jengkel terhadap gurumu ini tetapi bukan itu maksud saya. Saya hanya ingin mengingatkan kalian bahwa ada peraturan yang menyebutkan bahwa tidak boleh memakai sepatu selain hitam. Aku juga ingin perbuatanmu tersebut tidak ditiru oleh teman - temanmu, bahkan adik kelasmupun. Apa jadinya bila kamu memakai sepatu beraneka ragam terus aku biarkan? Aku yakin pasti banyak yang akan menirunya dan bahkan semakin banyak dan menjalar ke pelanggaran - pelanggaran yang lain. Aku tidak ingin sekolah kita seperti sekolah - sekolah yang ga jelas. Padahal sekolah kita adalah sekolah negeri dimana biasanya siswanya adalah anak - anak yang mudah diatur dan baik - baik. Itulah alasan bapak guru, di samping sebernarnya pak guru mengharapkan kalian membiasakan diri dengan disiplin dan tertib aturan. Sehingga kedisplinan menjadi hal yang biasa dan menjadi gaya hidup. Ketika disiplin menjadi kebiasaan siswa maka tidak akan keterpaksaan siswa untuk menjalankan aturan - aturan di atas. Akhirnya kalau sudah menjadi kebiasaan maka siswa akan tertib dan disiplin walaupun tidak ada yang mengawasinya.
      Demikian juga ketika kalian saya suruh ingkling (melompat dengan satu kaki) saat kalian berucap kotor, mencaci maki (misuh:jawa) dan berkata - kata tidak sopan. Saya pasti akan memberi kalian punishment sesuai jumlah huruf dalam kata yang kalian ucapkan. Saya sangat sayang kepada kalian semua, saya hanya ingin kalian membiasakan diri berucap dan bertutur kata yang baik dan sopan. Bukankah sama - sama membuka mulut, hanya beda diksi (pilihan kata) tetapi punya makna yang lain. Saya hanya ingin kalian mengucapkan kata Astagfirullah, Alhamdulillah, Subhanallah dan kata - kata yang Islami yang lain. Sebagai orang muslim lebih mengucapkan kata - kata itukan daripada caci maki yang akan merendahkan kalian atau mungkin menyakiti orang lain. Oleh karena itu gunakanlah kata - kata yang baik karena orang akan lebih menghormati kalian jika kalian pilih kata - kata yang baik dan sopan.
       Sebagai guru aku mengharap kalian memahami dan mengerti tentang semua kebijakan dan punishment yang telah diterapkan. Saya berharap kalian tidak ada rasa marah dan dendam dengan perlakuan gurumu ini. Semoga. Satu harapan dari gurumu ini adalah bahwa dengan sikap dan tingkah laku yang baik kalian dapat meraih sukses di dunia dan akhirat. Itu saja. Tidak lebih dan tidak kurang karena bagaimanapun gurumu ini sayang terhadap kalian. Gurumu ini ingin kalian hanya ingin memperoleh yang terbaik dalam hidup ini walaupun saat ini mungkin agak berat menjalaninya. Tetapi tunggu 5 - 10 tahun lagi kalian akan memetik buah dari kedisiplinan ini dalam dunia kerja atau dalam kehidupan bermasyarakat.

Artikel ini di ikut sertakan dalam lomba lomba menulis guru dan orang tua yang diselenggarakan oleh

www.sekolah-akhlak.com dan https://motivatorkreatif.wordpress.com serta Komunitas Guru Inspiratif.

Senin, 16 Februari 2015

KEAJAIBAN DATANG SATU - PERSATU (1)

       Malam ini pukul 11, 16 Februari 2015 aku mencoba membuka e-mailku dan aku agak surprise ketika membaca bahwa aku adalah salah satu dari 100 orang yang menang dalam lomba blog competition. 
Walaupun hanya sebagai 100 orang pengirim pertama lomba tersebut tetapi ga masalahlah yang penting aku telah dapat menyalurkan hobiku yaitu menulis. Entah menang atau kalah ga masalah. Kalaupun menang itu hanya bonus saja, kalau kalah baru sial saja. Ga kurang dan ga lebih pokoknya no pain no gain tidak ada usaha tidak hasil. Jadi aku menantang diriku sendiri untuk mengikuti beberapa lomba guna melatih kemampuanku dalam dunia tulis menulis. Karena katanya menulis itu termasuk ketampilan artinya ketika kita tidak berlatih menulis maka kemampuan kita akan berkurang atau mungkin malah hilang. Oleh karena itu aku selalu melihat dateline setiap lomba jika aku mampu mengikuti maka aku akan mengikuti dengan batas waktu yang ada, Walaupun kadang seperti orang kesetanan atau keringat dingin sebab dikejar dateline. Itulah asyiknya dunia kepenulisan, kalau tidak disalurkan untuk menulis, lalu untuk apa kemampuan kita ini? Dibiarkan saja sampai berkarat. Ah..jadinya khan sayang kalau seperti itu. nothing to loose lah.. ga ada ruginya kok.
      Aku sendiri sampai saat ini masih mencoba untuk selalu menyempatkan diri menulis dan menulis. Dengan harapan aku dapat mengembangkan kemampuanku dalam dunia tulis menulis. Ya..aku cuma berpikir sayang saja kalau kita tidak memaksimalkan bakat dan ketrampilan kita. Walaupun aku sendiri tidak percaya dengan bakat menulis, sebab menulis itu tidak ada hubungannya dengan bakat atau keturunan apalagi gen. Ah..ga ada itu kalau ada yang bilang aku tidak percaya. Coba pikir saja. Aku sendiri merasa diriku ini tidak berbakat, tetapi aku hanya suka membaca dan setelah membaca apa yang terlintas dalam pikiranku aku tulis. Entah itu bagus atau tidak. Aku tidak terlalu memikirkan, hanya aku merasa setelah meluapkan uneg - uneg atau pendapatku aku merasa lega dan agak enakan. Dulu sewaktu belum ada komputer bahkan laptop, sebenarnya ada cuma memang aku tidak mampu beli. Jaman dulu berapa juta untuk beli komputer atau laptop. Wuih..mahak sekali beda dengan jaman sekarang mau beli tinggal piliha mau merk apa atau mau spesifisikasinya atau mau harga yang berapa. Tinggal bilang nanti para penjual akan mencarikan komputer/laptop sesuai dengan kemampuan kantong kita. Bahkan kalau mau seken juga ada dengan kualitas yang tidak jauh beda dengan yang baru. 
       Itu jaman sekarang, tinggal pertanyaannya ada ga kemauan untuk menulis apa yang kita rasa saat ini atau apa yang kita inginkan. Itu bisa jadi tulisan yang (mungkin) bagus dan bermanfaat lho. Minimal dapat mengurangi kegundahan kita terhadap sesuatu yang kita pikirkan tersebut. Ini juga sama dengan yang saya alami, yah..tadi sih iseng - iseng saja wong aku juga tidak paham dengan lomba yang diadakan. Namun bukankah kita dapat mencari informasi atau referensi di internet tinggal kesungguhan kita sejauh mana. Jika kuat maka hal yang tidak kita pahami dapat kita pelajari dengan cepat melalui dunia maya. Contohnya saya cuma iseng - iseng ternyata ada hasilnya walaupun ga maksimal. Jika dihitung dengan ketidak pahamanku terhadap lomba tersebut meraih prestasi tersebut merupakan hal yang luar biasa bagiku. Itulah aku.

Minggu, 15 Februari 2015

DIKLAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SOAL UN (2)

       Senin, 16 Februari 2015 aku masih di area diklat pembinaan dan pengembangan bank soal Ujian Nasional di asrama haji Yogyakarta. Ini adalah hari ketiga, kalau tidak salah hitung ya? Sebab aku datang pada hari Sabtu siang, seperti yang telah aku ceritakan dalam postingan sebelumnya. Acara hari ini adalah membagi satu paket kalimat untuk dibuat satu soal yang kemudian diacak. Para penulis soal dari kabupaten bantul yaitu @widi astuti, @Asih Purnami dan @Murti Soeprapto dapat bagian soal no 21 - 30. Artinya soal yang akan kami buat ada 30 soal atau pertanyaan dan menurut kisi - kisi no tersebut terdiri dari Teks Recount, Teks Descriptive dan Teks Narrative. U3 untuk teks Recount soal yang harus kami buat menjadi 4 pertanyaan; dari pertanyaan gambaran umu, informasi tersirat, tujuan teks dan rujukan kata. Dalam penjabaran materi Ujian Nasional disebutkan ada 3 tema untuk teks Recount yaitu Cerita Pengalaman Pribadi, Cerita Pengalaman orang lain dan Sejarah.
       Sedangkan untuk teks berikutnya adalah teks Descriptive jenis tema yang harus kita cari dan buat soalnya yaitu Kota, Artis dan Barang kesukaan. Teks Descriptive ini harus dibuat pertanyaan dalam bentuk reading jadi jenis pertanyaannya adalah cloze test (reading). Indikator pertanyaan meliputi kata sifat, kata sifat dan kata kerja, sehingga kita harus menghilangkan kata - kata tersebut dalam teks. Kami mencarinya tidak hanya di internet tetapi juga mencari dari majalah bahasa Inggris. Untuk teks yang terakhir adalah teks Narrative dengan 3 tema antara lain Legend, Fairy Tales dan Fable. Dalam teks Narrative yang dipertanyakan adalah informasi rinci, gambaran umum, dan moral value. Wah..pokoknya keluar ruang tersebut seperti orang baru lari 2000 meter. Capek, lelah, dan sedikit stress he..he Tetapi bagaimanapun ini adalah pengalaman pertama bagi penulis dapat bergabung dengan orang - orang hebat yang telah dipercaya untuk menulis soal - soal Ujian Nasional tingkat kabupaten. Bukankah itu merupakan sebuah prestasi. Jadi syukuri saja kegiatan tersebut. Apapun resiko yang mungkin menimpa. But I will take the risks.

HIDUP ITU TAU - TAU

      Pernah engga anda merasa bahwa hidup itu terasa sangat singkat? Tau - tau saja umur kita sudah demikian banyak sehingga rambut satu - persatu mulai memutih, gigi mulai tanggal dan badan mulai mudah lelah. Apakah itu tanda penuaan? Bisa jadi. Tetapi disini saya tidak akan membahas tentang penuaan anda atau penuaan dini. Sekali lagi tidak. Siapa sih yang mau menua?. Kayaknya tidak ada khan?
      Nah di sini saya akan membahas tentang cepatnya waktu yang kita lalui, demikian cepat sehingga kita sendiri kadang tidak menyadarinya. Kita sudah sibuk dengan kegiatan kita, pekerjaan kita dan mungkin dengan ambisi kita. Kita merasa ada saja yang belum kita raih dan perjuangkan sehingga melupakan tentang hakikat hidup sendiri. Tau - tau saja kita sudah tua. Tau tau saja kita sudah berkeluarga beristri atau bersuami, punya anak dan seterusnya. Kita tidak menyadari dan tidak menikmati waktu, dari detik ke detik, menit ke menit dan waktu ke waktu.
     Tau anda bahwa hakikat hidup kita adalah untuk mengabdi kepada Tuhan YME? Kita hidup di dunia ini dengan dua tujuan yaitu melakukan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Sesimpel itu? Ya sesimpel itu. Tetapi kadang kita yang membuat hidup kita menjadi rumit. Kita harus melanggar laranganNya yang membuat hidup kita menjadi rumit. Sudah tau bahwa berbohong itu tidak baik dan berakibat mreugikan orang lain, masih saja kita lakukan. Sehingga orang tidak percaya lagi dengan kita, lalu meninggalkan kita dan sendirilah kita menyesalinya. Sudah tau bahwa hidup ini sebentar kalau orang Jawa bilang "urip iki ming mampir ngombe" e..lha kok ya beli barang - barang mewah. Untuk apa? Apakah itu akan dibawa ke akhirat nanti? Tidak bukan? Jadi tidak usahlah membeli barang - barang mewah. Mungkin lebih baik jika harta kita investasikan di jalan Allah; pergi umroh, naik haji, sodaqoh, infaq dan membantu orang - orang yang membutuhkan.
     Yakinlah bahwa ketika kita memikirkan orang lain dan aturan Allah, maka Allah akan mengurus hidup kita. Ahkirnya hidup tau - tau dapat pekerjaan dengan mudah, tau - tau dapat istri yang solekhah, tau - tau mempunyai anak - anak yang solekhah atau sholeh. Pokoknya hidup hanya tau - tau tetapi semua yang mengurus Allah. Penulis yakin sekali Allah tidak akan membiarkan umatNya yang taat dan sholeh/sholekah sengsara di dunia. Pasti Dia akan menolongmu, jika tidak tidak percaya cobalah..pasti kamu akan menyadari bahwa hidupmu nanti akan tau - tau sukses dan tau - tau dipermudah serta tau - tau semua terasa pas dan cukup, tidak ada kurang suatu apa. Percayalah.
    

Sabtu, 14 Februari 2015

DIKLAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SOAL UN

     Sabtu, 14 Februari 2015 aku mendapat undangan untuk menghadiri acara diklat pembinaan dan pengembangan soal Ujian Nasional. Sebenarnya undangan sudah aku ambil hari Jum'at karena dengan pertimbangan untuk persiapan istri di rumah. Acara ini termasuk mepet dan mendadak, mosok undangan Jum'at pelaksanaannya hari Sabtu, nginep lagi. Belum lagi sampai tiga hari yaitu dari tanggal 14 Februari - 18 Februari 2015. Jadi besok Rabu baru bisa pulang. Tertera di undangan bahwa check in jam 10.30 WIB dan acara di mulai jam 12.30 WIB, tetapi biarlah nanti aku akan datang jam 13.00 WIB. Tau lah bahwa acara kalau yang mengadakan dinas pasti akan molor, tau kenapa? Karena pembukaan menunggu para pejabat untuk membuka acara dan memberi sambutan. Ah..basi. Kapan Indonesia mau maju kalau semua masih ngaret. Karena itulah aku juga ikut - ikutan seperti itu, ngapain aku bela belain datang tepat waktu kalau di situ cuma jadi pengangguran. Ogahlah.
     Akhirnya aku putuskan untuk datang agak siang dan molor tidak sesuai dengan surat tugas dari kabupaten. Oleh karena itu, aku tetap mengajar sampai jam 11.30 WIB jam terakhir, aku masih berada di kelas dengan anak - anak untuk membahas materi Ujian Praktek. Nah jam 12.30 WIB baru aku pulang dan siap - siap untuk berangkat, aku mempersiapkan baju, perlengkapan mandi, buku - buku dan lain - lain, Diklat ini adalah diklat pembuatan soal jadi aku harus membawa materi bacaan agar nanti tinggal menyusun dan membuat soal sesuai aturan yang berlaku. Berhubung pemerintah sekarang mengencangkan ikat pinggang dengan melarang dinas mengadakan rapat, diklat dan kegiatan lain di hotel maka diklat kali ini diadakan di asrama haji Yogyakarta, Di sana keadaan cukup lumayan dengan arti yah hampir sama dengan hotel kelas tiga atau bintang tiga, cuma kamarnya kecil, tidak ada arti panas, tidak ada hanger, tidak siaran TV luar negeri, tidak ada sandal, tidak ada apa lagi ya? Yah pokoknya begitulah..maklum mungkin karena tempat ini masih baru, maksudnya kamar - kamar ini. Rasakan saja bau furnitur yang masih menyengat ketika kita berada di dalam kamar. Belum selimutnya yang agak keras, kurang lembut jika digunakan sebagai selimut dan bikin gatel. Ah..kali ini kurang asyik diklatnya. Hadech...Tetapi semoga mendapat banyak ilmu wong baru sekali ini ikut diklat penulisan soal - soal Ujian Nasional.

Minggu, 08 Februari 2015

GURU SELEB

Akhir ini guru merupakan profesi yang kurang menggiurkan, jika orientasi seseorang adalah menjadi orang kaya. Banyak peserta didik yang penulis tanya mereka menjawab lebih suka bekerja di sektor swasta, PNS non guru dan artis.  Tidak mengherankan bila peserta didik kita dengan bangganya dan semangat membara berlatih peran, modelling dan nge-band. Mereka merasa bahwa dunia seperti itulah yang mempunyai pretige, di samping menjadi dokter dan TNI/Polisi.
    Bukan salah mereka jika mereka bermimipi seperti itu. Toh, menjadi guru itu sulit untuk terkenal, apalagi exist dalam ketenaran. Bahkan para guru yang berprestasipun hanya dikenal oleh segelintir peserta didik dan teman - teman guru sendiri. Sangat ironis! Padahal kalau kita telusuri lebih jauh banyak guru yang telah membuat karya - karya yang luar biasa. Seperti guru yang novelis, guru yang penulis, guru yang designer, guru teladan dan lain - lain. Andai saja para guru tersebut difasilitasi dan disponsori oleh pihak swasta dan pemerintah, mungkin saja guru tersebut setenar seorang seleb. Apalagi jika fasilitas dan publikasi diberika kepada guru, tentu cita - cita menjadi guru bisa jadi pilihan yang menggiurkan bagi peserta didik.
Kita patut appreciate terhadap beberapa perusahaan yang mulai mengangkat para atlit menjadi selebriti. Nama - nama seperti Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman, Ivan Dimas dan lain lain mulai dikenal tidak hanya kalangan yang gila bola tetapi masyarakat luas mulai mengenalnya. Pemakaian nama - nama mereka tentu mengguntungkan bagi par atlet untuk meningkatkan prestasi. Sebab tanpa prestasi yang gemilang mereka tentu tidak akan dipakai oleh club atau sponsor. Perusahaan pemakai jasa mereka merasa beruntung dengan kehadiran para atlit tersebut. Lalu bagaimana dengan guru? Sampai saat ini belum pernah kita lihat seorang guru wira wiri di televisi menawarkan produk sesuatu. Yang kita lihat adalah simbol guru yang sering digunakan dalam sebuah sinetron, itupun digambarkan dengan tidak akurat. Malah kadang guru diibaratkan sebagai lelucon yang tidak edukatif.
    Ladang promosi yang bisa dijalankan seorang guru sebenarnya banyak seperti mempromosikan wajar 9 tahun atau 12 tahun, produk buku, tas, sepatu, motivasi dan lainnya. Semua bisa mengenai sarana prasarana yang digunakan di dalam lingkup sekolah.  Simbol guru dapat mewakili produk seperti itu sebab guru sudah teruji menggunakan barang - barang tersebut. Mereka juga berhasil meraih cita - citanya yaitu menjadi guru. Lalu pertanyaan yang muncul adalah mengapa mengiklankan produk - produk tersebut menggunakan para artis yang mungkin kita belum tau prestasi akademik mereka seperti apa? Atau prestasi yang telah dihasilkan selama ini apa? Apa cukup penampilan atau tampang semata?
     Jadi sepertinya menjadi guru seleb hal yang sangat mungkin diwujudkan jika ditunjang oleh sarana - prasarana yang disediakan pihak swasta/perusahaan dan pemerintah. Tinggal pihak swasta (produsen) dan pemerintah mau atau tidak?  Apa mungkin mereka pesimis dan takut produk mereka tidak laku? Inilah yang terjadi bila mereka hanya mengejar profit oriented, maka tertutup sudah kesempatan bagi kita, para guru untuk menjadi selebritis dan tentu saja kaya secara materi.