Jumat, 07 Desember 2018

LOMBA BUKU PAUD

   Dari lomba yang pernah kuikuti, lomba ini yang paling aneh. Pertama diumumkan sebagai pemenang, aku merasa salut dengan panitia sebab langsung dibuat group WA. Berbeda dengan lomba yang lain, sebut saja lomba buku SD dikdas yang malah belum membuat group WA. Malah dengar-dengar belum ada kepastian kapan acara penganugerahan akan diselenggarakan.

Acara Penganugerahan Pemenang Lomba PAUD
   Tapi lomba ini berbeda, mereka gerak cepat, tas, tas tas. Cepat dan menjadi solusi bagi penunggu acara penganurehan. Namun semua berubah setseah mendekati hari H, tepatnya di bulan Desember. Ternyata keanehan mulai terasa. Dari penentuan tanggal pelaksanaan yang tidak fix. Awalnya tanggal 5, lalu mundur menjadi tanggal 6. Padahal sudah dimumkan di group WA, tanggal 5 akan diselenggarakan acara penganugerahan.
   Memang sih belum ada surat resmi namun dari panitia ada yang memastikan tanggal tersebut. Apalagi ada yang bilang surat undangan tinggal ditandatangani. Dengan informasi seperti itu, ada salah satu teman yang sudah membeli tiket kereta api dan pesan hotel. Dari curhatan teman tadi dia harus pindah kereta dan hari keberangkatan . Maka ia terpotong biaya sebesar 80ribu.Ada yang tetap berangkat meskipun belum mulai acara, hanya ingin agar tidak hilang uang tiketnya sedikit pun.
    Katanya pimpinan yang tanda tangan, tidak bisa pada hari yang ditentukan panitia jadi minta diundur satu hari. Meskipun Semua tidak ada kejelasan panitia soal tanggal, kami menurut saja. Toh, sebagai peserta kami bisa apa, kecuali manut dan manut. Itu baru tanggal yang berubah belum tempat diselenggarkan acara tersebut. Tempatnya pun berubah juga, tempatnya berpindah. 
   Aneh enggak sih, bila kita menginap di hotel Banana Inn tapi acara penganugerahan ada di Novela hotel. Yabg jaraknya kita-kita 1 km. Jadi kita harus pakai kendaraan. Emang sih panitia menyediakan transportasi. Namun itu pun bermasalah, sebab informasi selalu berubah. Awalnya kita mau dijemput pukul 8 di Banana Inn, 
Para Juara dan Penggiat PAUD
   Belum lagi orang yang gladi bersih, hanya 3 orang saja, yaitu juara 1, 2 dan 3. Katanya 3 juara e-book dan game edu yang akan maju ke panggung serta bisa berjabat tangan dengan Menteri Pendidikan. Lalu yang juara harapan? Tentu juara lainnya tidak, wong tidak masuk kriteria maju ke depan, termasuk aku yang 'hanya' juara harapan 2. 
   Parahnya lagi yang memberikan hadiah bukan Menteri Pendidikan, namun Bunda PAUD. Tahu enggak sih, bahwa awalnya yang diagendakan untuk datang adalah Bapak Presiden. Bagiku enggak masalah sih, cuma semakin ke sini kok semakin aneh. Ternyata acara anugrah pemenang PAUD itu hanya sebagai acara sisispan.
   Acara sebenarnya dan pokok adalah workhsop dan dialog. Tidak tanggung tanggung ada 7 workshsop dengan empat lebjh hotel sebagai tempat menginap dan acara. Sedangkan acara pembukaan dilaksanakan di gedung ini, di Hotel Novena, Lembang. Dengan 7 workshop dan peserta yang banyak sekali membuat gedung itu tampak semarak dan padat.
 
Juara Harapan 2
  Namun keunikan terus belangsung, di dalam acara juga ada beberapa kesalahan acara. Misalnya MC lupa mengajak para tamu untuk berdoa. Untung belum terlalu lama terlupakan, dia langsung meralat. Jadi masih bisa disusulkan. Kemudian acara anak-anak TK atau PAUD yang mau pentas, ternyata dilupakan juga. Saat acara selesai dan Pak Menteri pergi meninggalkan area, penari cilik tadi baru mau maju pentas. Lalu siapa yang mau menonton?
   Kasihan kan anak kecil, yang sudah dandan cantik dan ganteng eh tidak ada yang nonton. Tepatnya nonton tanpa antusias, lah para undangan sudah berkemas-kemas mau pergi. Ada juga sih yang di situ, bapak ibu guru yang mengambil snack dan minum. Setelah acara pembukaan tersebut selesai, dilanjutkan workshop. Berhubung workshop tentang dunia PAUD maka kami yang tidak paham PAUD, memilih kembali ke hotel Banana Inn.
   Kami bukan guru PAUD atau pemerhati PAUD jadi tentu kami tidak akan.paham tentang dunia anak anak. Apalagi pembahasan seputar dunia pendidikan anak-anak, lebih condong ke pra sekolah sehingga tidak terlalu menarik untuk diikuti, menurut kami sih. Maka kami naik mobil panitia dan diantar ke hotel kami menginap. Eh, hotel tempat teman menginap ding, sebab aku dan keluarga menginap di hotel yang lain, yaitu hotel Kytos, Jalan Setia Budi.
   Itulah pengalaman mengikuti Lomba E-Book dan Edu-game Dirjen PAUD, Kemenndikbud yang tampaknya kedodoran. Banyak program yang diselenggarakan namun tidak bisa fokus. Khususnya fokus ke peserta atau pemenang lomba. Entahlah kalau acara setahun yang lalu dengan event yang sama. Yang jelas kami kurang terakomodir dengan baik. Padahal harapannya kami difasilitasi dan diperhatikan seperti lomba-lomba yang lain.
   Mungkin ini akhir tahun sehjngga semua instansi ingin membuat laporan semua program. Sehingga program yang belum jalan segera dilaksanakan. Hal jnilah yang menyebabkan pekejaan menumpuk dan tidak terkendali dengan baik. Sebenarnya sayang bila terjadi sepeti di atas. 

Rabu, 05 Desember 2018

MEMBAHAGIAKAN IBU

     Setelah ada kepastian kapan akan dilaksanakan penghargaan lomba konten kanal Paud, aku segera kontak orangtua, khususnya ibu. Sebab tinggal ibulah satu satunya orangtua kandungku.
  Saatnyalah aku membahagiakan beliau. Uang yang kudapatkan dari lomba ini akan kugunakan untuk menyenang-nyenangkan hati keluarga dan orangtua.
      Maka berangkatlah kami berenam ke Bandung, dimana tempat itulah diselenggarakan pemberian penghargaan itu. Aku pun memesan enam tiket. Aku, istri, kedua anak, ibu kandung dan ibu mertua. Kereta yang kupilih pun, kelas bisnis. Bukan apa apa, takut saja kalau ekonomi, mana gerbong yang ampek, sempit dan mungkin bau. Itulah yang biasanya terlintas bila memilih gerbong kelas ekonomi.
Menunggu Kereta di Stasiun Tugu

   Harga yang cukup mahal untuk enam orang di kelas bisnis tidak menjadi soal. Termasuk kalau semua hadiah lomba habis untuk perjalann ke barat ini. Tak mwngapa sebab kapan lagi aku bisa membahagian orangtua kalau tidak hari ini.
     Ya hari ini. Sebelum semua terlambat dan aku memyesal bila tidak melakukan apapunn untuk orangtuaku.
    Pukul 10 lebih kami mulai berangkst ke stasiun, sebab kereta akan berangkat pukul 12 lebih sedikit. Tidak apalah kami menunggu barang sebentar di stasiun. Itu lebih baik daripada mepet keberangkatan malah membuat kemrungsung dan tidak tenang di jalan. Apalagi kalau sampai telat maka bisa jadi tiket itu hangus. Duh, jadi sia-sia deh semua.
      Anak lakiku sudah tidur, maka mau tidak mau kubopong dan kutaruh di dalam mobol. Ibu juga sudah tidur, kucoba membangunkan. Setelah semua bekal dibawa dan komplit, kami berangkat. Sampai di stasiun waktu menunjukkan pukul 11.30,           Alhamdulillah tidak terlambat. Kami bisa agak tenang. Angin dingin mulai menusuk saat keluar mobil.
    Aku pun mulai mencetak tiket. Dengan modal kode bookinh aku mencetak 6 tiket di mesin cetak depan pintu masuk stasiun. Stasiun Tugu tampak sepi. Namun aku yakin di dalam kereta tetap ramai nantinya. Benar saja, lumayan ramai.
 
Bersama Keluarga, Ibu dan Ibu Mertua 

    Meskipun ramai kalau bisnis tetap saja kita dapat tempat duduk. Semoga.

Selasa, 04 Desember 2018

CARA MENYELAMI HATI PIMPINAN

    Untuk menyelami seorang pimpinan itu perlu ilmu khusus. Perlu trik khusus. Tidak bisa kita grusa grusu sebab nanti hasilnya tidak seperti yang kita harapkan.

Misalnya kita mau izin atau perlu keluar sekolah, kita perlu lihat kesibukan pimpinan.

    Termasuk, apakah raut muka pimpinan sedang gembira. Sedang sedih. Atau apakah pimpinan sedang sibuk? Juga apakah pimpinan baru PMS atau tidak. Itu penting sebab salah membaca suasana, hasilnya bisa kecewa. Siang ini aku mau menghadap pimpinan untuk minta izin menghadiri acara resmi pemerintah. Tingkat nasional lho. 
     Kulihat Bu Kepsek sedang duduk di ruang guru. Ah, kesempatan ini, batinku. Kebetulan acara hari ini ada pelatihan pengisian E-Raport. Jadi semua sibuk dengan kegiatan masing masing. Suasana yang kondusif.
     Segera aku cepat cepat nge-print surat tugas yang mesti ditanda-tangani pimpinan.
Yups, satu lembar surat tugas telah tercetak, saatnya menghadap. Keadaan sepi guru guru sudah pergi ke ruang komputer untuk pelatihan.
     "Maaf, bu. Mohon menghadap," ucapku hati -hati.
     "Ada apa, Dik?"
     "Ini bu, saya mau izin besok hari Kamis dan Jumat."
     "Ada apa?" selidik Bu Kepsek.
    "Ini bu, saya dapat penghargaan di Bandung," ucapku sambil menyodorkan lembar undangan dari Dirjend PAUD.
Beliau tampak mencermati surat itu dan mungkin bingung.
    "Jadi gini bu, buku PAUD saya juara lima Lomba Konten Kanal PAUD."
    "Oya ya," jawab beliau setelah sedikit paham.
    Dalam hati aku berharap, " Selamat ya Dik. Panjenengan telah membawa harum sekolah kita. Terus maju dan berprestasi ya?" 
    Itu tak terucap. Sungguh, tidak perlulah diberi uang saku atau apa. Sekadar ucapan selamat saja sih.  (ternyata itu pun harapan berlebihan  )
    Dalam kondisi yang sudah terbuka hatinya, segera kusodorkan surat tugas yang baru kuprint tadi agar ditanda-tangani. Sebab panitia lomba hanya membutuhkan surat tugas dari pimpinan langsung. Kalau biasanya kan yang tanda tangan pejabat eselon 2 atau kepala dinas. Juga perlu SPPD. Tetapi kalau lomba paud sangat longgar. Bahkan yang tidak kerja di instansi, tidak perlu bawa surat tugas.
    Tidak perlu juga bawa surat keterangan dari pak dukuh atau lurah. Cukup bawa tiket untuk dapat gantinya.
   "Terus buku 1 ( kumpulan silabus semua guru) dan buku 2 (kumpulan RPP semua guru) tahun lalu sudah ada tho Dik? Sebab kita mau akreditasi tahun depan" ucap bu kepsek mengalihkan pembicaraan.
   "Waduh, susah bu meminta teman teman untuk mengumpulkan silabus dan RPP?"
   "Tapi tetap dimintai lho?
   " Iya, Bu."
   "Terus nanti ikut membimbing pelatihan E-Rapot lho, Dik."
Dalam hati, "Kan orang yang jadi narsum sudah ditunjuk yaitu guru TIK, kok aku jadi ikut ikutan, tapi okelah. Yang penting besok Kamis pergi lagi. Terimakasih Bu Kepsek."

Kamis, 29 November 2018

PENSIUN PASTI TERJADI

    Pagi ini ada peristiwa yang tidak biasa, yaitu adanya dua rekan guru yang pensiun. Guru-guru yang sudah mengajar selama puluhan tahun di sekolah ini. Pasti mengalami masa yang disebut pensiun. Menurut aturan pemerintah setiap ASN (Aparatur Sipil Negara) mau tidak mau harus pensiun sebagai tanda berakhirnya mengabdi kepada negara di instansi sekolah.

Hj. Sri Widyastini Berpamitan
      Hari ini, rekan guru Hj. Sri Widyastini ini luar biasa sekali. Beliau sudah mengajar selama 40 tahun. Meskipun mengajar di SD terlebih dahulu, kemudian baru mengajar di SMP 2 Bambanglipuro. Beberapa waktu yang lalu rekan guru yang lain juga telah pensiun. Pensiun memang tidak bisa ditolak. Pensiun pasti terjadi. Bahkan ada beberapa orang guru atau ASN yang mengajukan pensiun dini. Tentu dengan keinginan dan kepentingan masing masing. 
      Kalau aku sendiri sih, ingin menuntaskan seluruh waktu mengabdi di dunia pendidikan. Inshaalloh tidak ada keinginan untuk pensiun dini. Mungkn ini dunia saya. mungkin ini passion saya dan mungkin pula ini ladang saya dalam mencari pahala. Sebab dengan mengajar yang baik dan melakukan tugas kedinasan dengan baik, maka di situlah pahala akan terus mengajlir. Inshaalloh. Ingin rasanya memberikan pelayanan prima.
Teman-teman menyalami guru yang pensiun
Pensiun pasti tejadi sehingga bila ingin mendapatkan pahala yang banyak, maka sisa waktu yang ada perlu dimanfaatkan untuk berbuat yang terbaik. So, seberapa baik kamu akan mengakhiri masa kerjamu. Berikan yang terbaik untuk sisa kerja yang ada.
    Tentu kita tidak ingin, orang-orang mengenang kita sebagai pegawai atau guru yang malas. Guru kurang kurang disiplin dan mengacuhkan siswa. Bukankah secara langsung maupun tidak langsung siswa kita belajar. Entah kita katakan atau tidak. Bahkan ada seorang teman yang bilang bahwa siswa tetap belajar saat kita ada di kelas atau tidak. Saat kita tidak mengajar pun siswa sebenarnya juga belajar. Namun yaitu tadi siswa kita belajar tentang hal yang baik atau tidak. Oleh karena itu perlu kita beri contoh hal yang baik. Selamat pensiun teman-teman yang mesti pensiun tahun ini. Semoga aku pensiun dengan baik dan bermanfaat saat melaksanakan pengabdian. Aamiin.