Minggu, 27 April 2014

MENULIS CERPEN YANG BAIK

Menjadi PR yang banyak bagi saya untuk dapat menulis cerita pendek (Cerpen) yang baik sebab sampai sekarang saya selalu kesulitan untuk membuat karya cerpen yang 'hidup'. Apalagi diberi dengan dialog yang meyakinkan atau seolah - olah memang terjadi dialog seperti itu. Aku selalu mencari referensi dan tips atau kiat agar diberi bakat dan kemampuan untuk menulis cerita pendek yang notabene banyak berkhayal atau fiksi. Untuk tulisan karya ilmiah mungkin saya tidak terlalu masalah ya..karena karya tersebut lebih serius dengan pemilihan kata yang tertentu juga. Tetapi ketika harus menulis karya fiksi penuh imajinasi..saya memang kesulitan. Apalagi membuat cerpen yang renyah dibaca tanpa bosan namun makna atau nilai moralnya dapat ditangkap oleh pembaca.

Sabtu, 26 April 2014

DUTA SANITASI 2014

Untuk tahun ini siswa kita ada yang lolos dalam seleski Calon Duta Sanitasi tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hanya Karya Tulis saja yang lolos seleksi, tetapi untuk lomba poster sanitasi kami belum beruntung. Mungkin lain kali. Kami akan coba mengirimkan kedua bidang tersebut.
Tahun ini siswa kami (Wuri Diani Putri) membuat karya yang berjudul Pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas.yang halal, ekonomis dan menyehatkan. Dia harus mengikuti serangkaian kegiatan yang diadakan panitia dengan mengunjungi berbagai tempat. Acara berlangsung dari hari Kamis 24 April 2014 sampai Minggu 27 April 2014. Katanya acaranya padat. Lho kok katanya? Ya,,iyalah. Sebab guru pembimbingnya tidak ikut di undang padahal acara tersebut berlangsung di Hotel Jayakarta and Spa yang ada di Jalan Solo itu lho. Pemilihan Duta Sanitasi ini kayaknya butuh waktu yang lama untuk sosialisai dan juga pengumpulan karya sebab kami sudah mengumpulkan karya dan sampai lupa e...tau - tau muncul pengumuman lolos seleksi calon Duta Sanitasi. Ya..mungkin prosedurnya seperti itu..dan kata siswi kami, dia disuruh membuat karya tulis lagi dengan ditulis tangan dan itu karyanya yang dikirim kemaren.
Ketika saya tanya apakah dia masuk 10 besar karya tulis yang bagus..ternyata tidak. Tapi biarlah dia masih kelas 7 jadi masih banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dalam hal tulis menulis. Toh masih banyak lomba yang bisa diikuti dia. Semoga lain kali lebih beruntung. Amin. Disamping sebelah kanan adalah The Jayakarta Hotel and SPA yang digunakan untuk menginap para siswa SMP yang lolos seleksi Duta Sanitasi tahun 2014. Sayangnya gurunya atau pendampingnya tidak diminta untuk menemani atau membimbing di tempat tersebut. Wuih..ngarep he....

HKI SEBAGAI PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK JOGJAKARTA



I.    Latar Belakang
Sekarang ini kemajuan jaman semakin pesat dan kebutuhan manusia semakin komplek termasuk dalam mencari nafkah. Banyak orang dengan keterpaksaan maupun dengan kecerdasasan mempunyai banyak ide dan gagasan serta karya yang dapat meningkatkan taraf hidupnya, kemudian ditiru dan diakui orang lain. Sehingga ide atau karya tersebut menjadi milik orang banyak, sementara dia sendiri hidupnya tidak terjamin walaupun dia yang bersusah payah menciptakan dan berinovasi. Orang – orang masih tidak perduli dengan karya orang lain dan kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatan curang tersebut walaupun bisa jadi orang lain tersebut melakukan tanpa bermaksud merugikan sebab ia tidak tau tentang penghargaan kekayaan intelektualitas seseorang. Oleh karena itu, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) perlu disosialisasikan, apalagi di daerah Jogjakarta ini. Jogjakarta sebagai salah satu tujuan wisata terbesar di Indonesia menyediakan banyak lapangan kerja dibidang pariwisata seperti transportasi, kerajinan atau souvenir, makanan dan minuman dan lain – lain. Di samping sebagai kota wisata, Jogjakarta juga dikenal sebagai kota pelajar, yang melahirkan orang – orang yang cerdas dan terampil, sehingga perlu juga dihargai dan dilindungi kekayaan intelektualnya dengan Hak Kekayaan Inteletual (HKI).
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan upaya penghargaaan, penghormatan dan pemenuhan hak atas ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni termasuk hak untuk memperoleh manfaat hasil ciptaan atau inventor yang telah diperolehnya. HKI perlu  diberikan untuk melindungi dan menjamin seseorang untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang teknologi, budaya dan seni. Hal ini merupakan bagian dari Ham, yaitu pemenuhan hak atas ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan seni. Jogjakarta sendiri mempunyai banyak produk yang telah tercipta, baik sebagai komoditi lokal, nasional maupun internasional. Oleh karena itu, perlu penerapan HKI dalam bidang – bidang tersebut. Tanpa jaminan HKI, orang akan pesimis dan apatis terhadap ide dan hasil karya sebab tidak ada jaminan akan terpenuhi hak dan kewajiban padanya. Hal ini mengacu pada Ketentuan Pasal 27 (2) Deklarasi Hak Asasi Manusia se-Dunia bahwa setiap orang memiliki hak untuk mendapat perlindungan bidang ekonomi, sosial dan budaya secara moral dan materi.
II. Regulasi HKI dan Metode Perlindungan
A.    Regulasi HKI di Indonesia
HKI dalam UUD 1945, terutama Hak Cipta diatur dalam Pasal 32, yang menetapkan agar pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Sementara amandemen kedua UUD 1945 mengaturnya dalam Pasal 28C ayat 1 dan ayat 2. Di samping amandemen UUD 1945, pemerintah telah mengesahkan beberapa peraturan perundang-undangan di bidang HKI yaitu :
1.   UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang seperti informasi bisnis/teknologi bersifat rahasia
2.   UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri seperti Rancangan Produk yang punya nilai estetika
3.   UU No. 32 Tahun 2000 tentang Tata Letak Sirkit Terpadu;
4.   UU No. 14 Tahun 2001 Tentang Perubahan UU Paten seperti Invensi di bidang Teknologi (alat, metode)
5.   UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Perubahan UU Merek seperti Tanda Dagang/Jasa
6.   UU No 19 tahun 2002 tentang Perubahan UU Hak Cipta seperti Karya seni, Sastra dan Ilmu Pengetahuan
Peraturan atau regulasi yang telah terbit perlu diterapkan dan ditindak lanjuti sehingga terjamin usaha – usaha para pelaku bisnis, pelaku seni dan para kreator – kreator yang ada di Jogjakarta.
B.     Metode Perlindungan bagi inventor dan inovator
Ada 2 jenis metode perlindungan yang dapat dilakukan yaitu
1.      Metode Perlindungan Formal yaitu melakukan usaha – usaha untuk mengiventarisasi, mendaftarkan hak cipta, paten, hak merek, hak desain industri, hak DTLST dan hak rahasia dagang yang ada di Jogjakarta agar dapat terjamin dari plagiat, klaim pihak lain.
2.      Metode Perlindungan Informal yaitu melakukan langkah – langkah yang preventif jika metode perlindungan formal sulit dilakukan seperti merahasiakan tentang bahan atau proses/teknik, mempublikasikan karya di media massa, membatasi orang lain untuk mengakses pengetahuan lebih lanjut/dalam, mendokumentasikan karya yang ada dan lain – lain.
III. Peran dan Jenis Produk di Jogjakarta
A.    Peran masyarakat Jogjakarta
HKI menjadi tanggung jawab kita bersama agar terlindungi sebuah karya inteletual dan pada akhirnya akan meningkatkan daya saing sebab akan muncul berbagai inovasi yang baru. Untuk tingkat Jogjakarta yang mempunyai peran agar terlaksana HKI adalah Pemerintah, Perusahaan Swasta, BUMN. BUMD, Koperasi, UKMK, PerguruanTinggi dan Perseorangan. Jadi semua berperan dalam penegakan HKI di Jogjakarta, baik itu lembaga/instansi, perusahan maupun peseorangan untuk dapat menghargai karya orang lain dengan cara tidak memanfaatkan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi atau kelompok.
B.     Jenis Produk di Jogjakarta
Ada banyak ragam produk di Jogjakarta yang perlu dilindungi seperti :
1.      Produk Agraris, Elektronik dan elektrik, otomotif, Energi, Kebutuhan industri, rumah tangga, pakaian dan mode, Kerajinan dan souvenir, Pembungkus dan kertas;
2.      Keamanan dan perlindungan seperti produk keamanan dan perlengkapan perlindungan;
3.      Produk di bidang kesehatan, kecantikan, kimia, komputer dan software, konstruksi dan real estate, layanan bisnis, lingkungan, mainan, makanan dan minuman, mebel, mineral dan logam, olah raga dan hiburan, percetakan dan penerbitan, tekstil dan kulit, telekomunikasi dan transportasi
Semua produk tersebut di atas kalau tidak dilindungi maka akan sulit berkembang bahkan mungkin bangkrut. Dengan perlindungan yang baik maka daya saing setiap produk di atas akan tinggi karena tidak akan ada merek atau spesifikasi yang sama setiap produk yang ditawarkan
IV. Manfaat HKI bagi DIY
A.    Bagi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Dengan terlaksananya penerapan HKI yang baik maka bagi DIY akan ada peningkatan devisa dan pendapatan pemerintah DIY dan dapat juga dijadikan sebagai alat pembangunan masyarakat baik di tingkat daerah maupun pusat serta meningkatkan investasi di daerah, termasuk produk – produk yang ada di DIY.
B.     Bagi Kalangan Industri
Manfaat HKI bagi kalangan industri adalah mendorong industri untuk menghasilkan produk yang kreatif dan inovatif, menciptakan daya saing dengan produk-produk sejenis lainnya, menciptakan iklim kondusif dan persaingan usaha yang sehat dan menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda di Daerah Istimewa Yogyakarta
C.     Bagi Dunia Pendidikan
Bagi dunia pendidikan, HKI berperan untuk meningkatan kualitas pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, menciptakan keunggulan dan daya saing dengan lembaga lainnya, meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pendidik dalam bidang keilmuan yang didalami selama ini, dan menjauhkan dari plagiatism di kalangan akademisi DIY
D.    Bagi Masyarakat DIY
Peran HKI bagi masyarakat DIY yaitu membantu menyediakan lapangan kerja, membantu meningkatkan pendapatan masyarakat, membantu terjadinya alih teknologi kepada masyarakat dan membantu menggerakkan sektor riil secara nyata dan berkelanjutan.
V.    Kesimpulan dan Saran
A.    Kesimpulan
Dengan penerapan HKI maka akan terlindungi produk lokal yang berkarakter dan memiliki tradisi budaya daerah sehingga berkembanglah dunia usaha yang kompetitif dan spesifik di pasar global. Karena HKI ikut menciptakan iklim perdagangan dan investasi yang kompetitif serta meningkatkan invensi dan inovasi dalam negeri, khususnya Jogjakarta yang berorientasi ekspor dan bernilai komersial.
B.     Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah
1.    Pemahaman tentang HKI perlu ditanamkan sejak dini, oleh karena itu muatan/nilai-nilai HKI perlu masuk dalam texbook/buku pelajaran/kurikulum pada semua jenjang pendidikan formal. Sehingga ada pemahaman tentang perlindungan HAKI dan dapat meningkatkan daya saing mulai sejak di bangku sekolah.
2.    Perlu dilakukan tindakan edukasi, kesempatan konsultasi, sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis/workshop, forum sentra HKI bagi warga masyarakat, yang belum memahami signifikansi HKI agar para inventor dan innovator terlindungi hak atas kekayaan inteletualnya. 

REFERENSI

Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian (2007) Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Buku Pelatihan HAKI. Jakarta
Herudin (2013). Patuhi HKI untuk Tingkatkan Daya Saing Ekspor di Pasar Global. Tribunnews.com Jakarta.
Jannati (2007). Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Terhadap Traditional Knowledge Guna Pembangunan Ekonomi Indonesia. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

P. Togi Edward S, (2011)Peran HKIdalam Sistem Inovasi Nasional Di Bidang Iptek Untuk Pembangunan Daerah.
Perlindungan HKI sebagai upaya pemenuhan hak atas iptek, budaya dan seni : hambatan dan pemanfaatannya di Indonesia Dipublikasikan Dalam Jurnal Media Hukum Fakultas Hukum UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta Vol. 17 Nomor 1 Juni 2010 terakreditasi DIKTI No.43/DIKTI/Kep/2008

Timbul Sinaga. (2007). StrategiPengembangan HKI DalamAktifitasBisnis.Majalah Intern PATI(Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia)
www.jogjaprov.go.id “HAKI” Untuk Perlindungan Dan Daya Saing Produk Jogja. terbit tanggal 28 Januari 2014

Senin, 14 April 2014

JUARA TRY OUT SD se-DIY 2014

Di penghujung acara Try Out SD se-DIY, Minggu 13 April 2014 kami mengumumkan para Juara Try Out tersebut. Walaupun ada peserta Try Out yang berasal dari Gunung Kidul dan Sleman namun ternyata para Juara berasal dari kabupaten Bantul juga.

TRY OUT SD se-DIY

Alhamdulillah, akhirnya acara Try Out SD se-DIY, tanggal 13 April 2014 dapat berjalan lancar dan sukses. Ada kurang lebih 575 siswa SD di Yogyakarta mengikuti Try Out yang kami adakan. Memang tidak banyak yang berasal dari SD diluar kabupaten Bantul tetapi itu sudah menandakan bahwa informasi dan publikasi kami telah diketahui banyak orang.
Peserta Try Out yang berasal dari luar kabupaten Bantul berasal dari Sleman dan Gunung Kidul. Mungkin mereka mengetahui dari infomasi di surat kabar yang beberapa waktu sebelumnya aku kirimkan. Try Out kali ini merupakan sebuah pengalaman pertama tetapi banyak pelajaran yang kami dapat dari kegiatan Try Out tersebut. Diluar perolehan profit atau keuntungan materi, kami dapat mengajarkan enterprenurship bagi siswa kelas 8E sebab mereka belajar berdagang dalam momen Bazaar yang bertepatan dengan pelaksanaan Try Out. Kemudian kami juga mengajarkan leadership bagi siswa kelas 7E karena mereka kita minta untuk menjadi Petugas atau Pengawas Try Out, walaupun mereka tinggi hampir sama tetapi kita mencoba melatih mental mereka berada di depan orang banyak.
Terakhir kita juga mengajarkan para alumni untuk mau menjadi tukang parkir dengan kompensasi 30% keuntungan untuk sekolah dan 70% keuntungan untuk mereka, para petugas parkir. Acara kita mulai jam 08.00 tetapi kami telah persiapan dari jam 06.30 karena banyak siswa SD yang belum daftar ulang, kemarin baru nitip nama dan SMS. Di samping itu kami juga harus mempersiapkan soal Try Out dan LJK yang baru datang kemaren sore. Anak - anak nampaknya antusias mempersiapkan diri termasuk mereka berpakaian rapi dengan memakai jaket almamater yang belum lam kita pesan. Acara Try Out ini kami bekerja sama dengan Lembaga Bimbingan Belajar Neutron.

Minggu, 13 April 2014

KENDURI MENDIDIK KITA BOROS?

        Kesibukan yang dilakukan tetanggaku sebelah, sungguh luar biasa, untuk melakukan "hajatan", Kenduri, ia harus rela hutang sana sini dan mempesiapkan ini dan itu. Dia tak sempat berpikir dengan apa nanti ia harus melunasi hutang - hutang tadi. Mungkin dalam pikirannya, ia mesti melaksanakan kenduri untuk orang tuanya yang baru saja meninggal dunia. Padahal rentetan adat kenduri yang harus ia laksanakan sudah menanti di kemudian hari seperti; tujuh harinya orang yang meninggal, 40 harinya orang yang meninggal, 100 hari orang yang meninggal dan terakhir 1000 harinya orang yang meninggal. Tradisi kenduri menjadi hajatan yang melelahkan bagi tuan rumah. Begitulah, kenduri sudah menjadi tradisi di banyak masyarakat Indonesia. Dunia boleh semakin maju tetapi adat istiadat semacam itu susah untuk dihilangkan. Apalagi dilihat dari segi ekonomi, tradisi itu benar benar memberatkan bagi orang yang tidak mampu. Belum kalau kita lihat dari segi agama, itu juga tidak ada tuntunan/sunah nabi yang mengajurkan orang untuk melaksanakan kenduri.
      Tetapi kuatnya ikatan tradisi yang melekat membuat kita sebagai generasi muda sukar untuk merubahnya. Itulah realitanya, doa - doa (dzikir) yang dilantunkan selama prosesi kenduri sah - sah saja dilakukan. Permohonan ampun (maaf) yang dilakukan untuk orang yang meninggal dunia dalam kenduri boleh - boleh saja dilakukan. Namun kita harus mengingat batas kemampuan tuan rumah dalam menyiapkan sarana - prasarna. Jangan sampai tuan rumah memaksakan diri memberikan suguhan yang melebihi batas kemampuannya. Itu sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kenduri orang datang disuguhi minum dan makanan kecil (snack), lalu dzikir sebentar, kemudian makan besar dan penutup doa. Dan ketika tamu pulang, tuan rumah biasanya memberikan bungkusan (kardus/besek;jawa) yang bisa berisi bahan makanan (beras, mie, telur dan lain - lain) atau makanan matang (nasi gurih, sayuran, jajanan, telur, pisang dan lain - lain)
           Sungguh itu perilaku yang sangat berlebihan bagi keluarga yang kurang mampu.  Ironisnya, jika ia menolak melakukan kenduri maka akan ada banyak gunjingan dan omongan yang kurang mengenakkan. Sedangkan ia tidak punya keberanian untuk menolak tradisi tersebut. Namun kenduri akan menjadi hal sepele dan tidak memberatkan secara ekonomi bila yang melaksanakan orang yang mampu. Lalu nilai apa yang bisa kita ambil dari kenduri? Silahturahmi? Karena jika kita mau merenungkan dan memikirkan kita bisa mengambil nilai silahturahmi dari kenduri tanpa "menekan" tuan rumah untuk menyiapkan ini dan itu. Apa nilai dzikir? Jika kita mau, kita bisa dzikir/berdoa dan memohonkan ampun untuk orang yang meninggal dengan mencari bentuk yang lain, yang sesuai dengan agama Islam dan lebih sederhana.
            Nabi bersabda sesungguhnya telah aku tinggalkan kepadamu jika kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat selamanya yaitu Al- qur'an dan As sunnah (HR.Al hakim). Kita sebagai muslim pasti percaya bahwa Rasullullah adalah tauladan yang baik sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21. Maka mari kita teladani dengan meninggalkan hal - hal yang tidak beliau ajarkan atau lakukan. Ditambahkan lagi dalam hadist riwayat Muslim dari Nabi Muhammad SAW yaitu barang siapa yang membuat kebiasaan baik, maka ia akan mendapat pahala dan akan mendapat pahala dari orang yang melakukan kebaikan itu dan barang siapa yang membuat kebiasaan jelek maka ia mendapat siksa dan juga mendapat siksa dari orang yang melakukan kebiasaan jelek tersebut (HR. Muslim). Bukankah perbuatan itu termasuk perbuatan Bid'ah/ Sekarang tinggal pertanyaan di bawah ini yang perlu dijawab, adat kenduri itu kalau dipertahankan apakah menjadi kebiasaan baik ataukah menjadi kebiasaan buruk? Atau kenduri malah malah mendidik kita boros? Wallahua'lam bish shawwab.