Hari Kamis, 27 September, satu lagi wakil Yogyakarta, Gupita dari SMP Muh 2 Yogyakarta tampil untuk presentasi. Pada hari itu Tita, panggilan akrab Gupita maju pertama kali, walaupun nomor undian dia mendapat no.26 tetapi dia mendapat giliran pertama pada hari itu. Wakil Yogyakarta ini mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul " Dampak sosial kasus penembakan preman di LP Cebongan".
Dari segi narasumber dan bahan - bahan nampaknya Tita tidak kesulitan karena ayahnya seorang wartawan dimana tentu saja seorang wartawan mempunyai koneksi/jariangan yang luas dari orang bawah sampai orang atas. Nah sekarang tinggal bagaimana seorang Tita berhasil mengemas hasil penelitian menjadi sesuatu yang menarik dan bermanfaat. Penulis merasa bahwa para peneliti remaja ini perlu terus dibina dan dikembangkan sehingga mereka merasa senang dan dihargai. Dengan modal senang itulah maka mereka akan terus berinovasi dan meneliti serta peduli dengan lingkunganya. Pada akhirnya penelitian - penelitian mereka akan berguna bagi mereka sendiri dan juga masyarakat. Tahun ini peserta dariYogyakarta memang yang lolos sebagai finalis hanya 3 siswa tetapi jika mereka berusaha dengan keras dan berdoa, insyaalloh hasilnya akan maksimal. Dari niat baik inilah, mari kita sebagai guru terus memotivasi peserta didik untuk tidak alergi atau takut berpikir analitik terhadap permasalahan yang ada di sekitar kita. Jadilah seorang guru yang dapat menjadi contoh, menjadi inspirator, motivator dan provokator kebaikan dan pengalaman berharga seperti pergi ke Bali untuk tujuan LPIR. Siapa tau tahun depan kita bisa masuk sebagai finalis lagi dan kegiatan LPIR diadakan di luar jawa seperti di Lombok atau di kalimantan. Bukankah kita tidak mudah untuk dapat bepergian ke luar Jawa dengan akomodasi dan makan gratis di tanggung oleh orang lain/instansi. Ini kesempatan, ini kompetisi dan ini adalah aksi. Mari beraksi dan unjuk gigi.
Dari segi narasumber dan bahan - bahan nampaknya Tita tidak kesulitan karena ayahnya seorang wartawan dimana tentu saja seorang wartawan mempunyai koneksi/jariangan yang luas dari orang bawah sampai orang atas. Nah sekarang tinggal bagaimana seorang Tita berhasil mengemas hasil penelitian menjadi sesuatu yang menarik dan bermanfaat. Penulis merasa bahwa para peneliti remaja ini perlu terus dibina dan dikembangkan sehingga mereka merasa senang dan dihargai. Dengan modal senang itulah maka mereka akan terus berinovasi dan meneliti serta peduli dengan lingkunganya. Pada akhirnya penelitian - penelitian mereka akan berguna bagi mereka sendiri dan juga masyarakat. Tahun ini peserta dariYogyakarta memang yang lolos sebagai finalis hanya 3 siswa tetapi jika mereka berusaha dengan keras dan berdoa, insyaalloh hasilnya akan maksimal. Dari niat baik inilah, mari kita sebagai guru terus memotivasi peserta didik untuk tidak alergi atau takut berpikir analitik terhadap permasalahan yang ada di sekitar kita. Jadilah seorang guru yang dapat menjadi contoh, menjadi inspirator, motivator dan provokator kebaikan dan pengalaman berharga seperti pergi ke Bali untuk tujuan LPIR. Siapa tau tahun depan kita bisa masuk sebagai finalis lagi dan kegiatan LPIR diadakan di luar jawa seperti di Lombok atau di kalimantan. Bukankah kita tidak mudah untuk dapat bepergian ke luar Jawa dengan akomodasi dan makan gratis di tanggung oleh orang lain/instansi. Ini kesempatan, ini kompetisi dan ini adalah aksi. Mari beraksi dan unjuk gigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar yang membangun sangat berguna tidak hanya bisa mencaci tetapi berikan juga solusi