Selasa, 17 Desember 2013

MENINGKATKAN POTENSI WISATA BANYUWANGI MELALUI JINGLE DAN ENDORSER


Banyuwangi..banyu sing wangi (air yang harum) Di usianya yang ke 242, Banyuwangi semakin harum namanya. Banyuwangi terus berbenah dan mengembangkan diri di berbagai sektor; pendidikan, pertanian, pariwisata dan lain – lain. Dengan jumlah penduduk  1.568.898 jiwa dan luas daerah 5.782.50 km2, Banyuwangi mampu menjadi penghasil produk perkebunan di dataran tinggi dan produk pertanian di dataran rendahnya (Badan Pusat Statitik kab Banyuwangi ). Itu adalah beberapa potensi pertanian dan perkebunan yang ada, belum potensi pariwisata dari potensi pariwisata yang ada di daratan sampai potensi wisata yang ada di lautan, yang mana membujur dari arah utara sampai selatan merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
A.  Potensi Pariwisata Banyuwangi
Ada banyak potensi pariwisata di Banyuwangi yang terus digali dan dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi antara lain :
1.    Kawah Ijen adalah destinasi wisata alam (ecotourism)
Kawah Ijen terdapat di puncak Ijen dengan kaldera dan danau hijau yang menakjubkan.  
2.    Pantai Plengkung ( G- Land)
Sebagai surganya pecinta selancar dunia, G-Land mempunyai ombak yang terpanjang dan tertinggi kedua setelah pantai Hawai. G-land berada di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di daerah Banyuwangi selatan
3.    Pantai Rajeg Wesi
Pantai yang bersih dengan pasir putih nan indah ini dikelilingi oleh bukit – bukit hijau yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran, membuat daya tarik tersendiri terhadap para wisatawan.
4.    Pantai Sukamade
Pantai ini juga berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Karena belum sering dijamah orang maka lautnya masih bersih, air yang hijau dan alami. Di pantai ini juga menjadi tempat penangkaran Penyu.
5.    Teluk Hijau (Green Bay)
Teluk Hijau berada di Kecamatan Pesanggaran dan juga masih di kawasan TNMB. Di Green Bay, kita dapat melihat pemandangan yang indah dan menakjubkan dari atas bukit.
6.    Pulau Merah ( Red Island)
Pulau Merah - tanah merah,  terletak di daerah selatan Banyuwangi ini mempunyai pantai yang indah dan ombak yang cocok untuk bermain surfing.
7.    Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi flora dan fauna dengan berbagai ragam tanaman dan binatang yang dilindungi. Taman Nasional Baluran, kerap disebut sebagai Africa Van Java karena banyaknya flora dan fauna yang dimiliki.
8.    Air terjun Lider
Air terjun Lider yang berada di desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon ini merupakan air terjun terbaik dan tertinggi di Banyuwangi.
9.    Agrowisata Kalibendo
Angrowisata Kalibendo terdapat di dataran tinggi, jalur menuju kawah Ijen, sehingga udaranya masih sejuk dan alami. Di kiri kanan terdapat pemandangan perkebunan cengkih, karet, kopi dan tanaman keras lainnya. Di samping itu di kawasan ini terdapat sungai yang masih jernih dan asri, air terjun yang indah dan suasana pedesaan yang masih tradisional.
10.    Pantai Watu Dodol
Pantai Watu Dodol berada di sebelah utara Banyuwangi, wilayah Kalipuro, dengan pantainya yang bersih dan indah serta airnya biru dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Di samping pantai,  kita juga dapat mengunjungi tempat bersejarah yaitu Goa Jepang yang berada di sebuah bukit.
11.    Tamansuruh
Tamansuruh berada di kecamatan Glagah, desa Tamansuruh yang memiliki mata air alami. Tamansuruh merupakan wisatan yang berupa kolam renang.
Di samping itu masih banyak potensi pariwisata di Banyuwangi seperti Tanah Makarti di wilayah Glenmore, Kebun Kelapa Bangsring dan Pulau Tabuhan di wilayah Wongsorejo serta ekowisata Mangrove Bedul di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, yang telah menjadi percontohan tingkat nasional dalam pengelolaan ekowisata mangrove berbasis masyarakat. Dengan kekayaan potensi wisata yang melimpah maka perlu dilakukan publikasi yang tepat dan terarah. Lalu seperti apa publikasi yang tepat dan terarah?
B.  Model pemasaran yang tepat dan terarah
Dalam tulisan ini, penulis merekomendasikan kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk melakukan pemasaran akan potensi wisata yang ada melalui iklan.  Iklan sebagai suatu bentuk promosi yang bertujuan memberikan informasi harus dikembangkan melalui media dari sponsor kepada seluruh masyarakat, sebagai bentuk dari komunikasi massa, periklanan yang dilakukan oleh sponsor tersebut juga bersifat massa sehingga menggunakan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, papan nama, majalah dan sebagainya. (Kasali, 2007 : 80). Sedangkan untuk jenis iklan yang penulis maksudkan adalah  iklan berbasis jingle dan endoser.
1.   Iklan menggunakan Jingle
Jingle adalah suatu gambaran dari sebuah iklan yang di realisasikan dalam bentuk musik. Biasanya dalam suatu jingle terdapat makna atau pesan-pesan yang terkait dengan apa yang ingin di iklankan atau di promosikan. Jingle adalah musik tentang sebuah merek yang bisa mengajak dan mengingatkan pesan sebuah iklan (White, 2000 : 106). Jingle adalah musik yang sederhana dan mudah, baik nada maupun liriknya, akan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya dalam berbagai kesempatan. (Kasali, 2007 : 92). Kenapa menggunakan jingle? Ada 6 alasan menggunakan iklan berbasis jingle untuk mempromosikan sebuah produk (Keller, 2003 : 175; Soehadi, 2005 : 31) yaitu :
a.    Memorability
Yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Dengan sifat jingle yang menarik dan mudah diingat ini, maka memungkinkan orang untuk menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarnya dari iklan. Ini sangat cocok untuk membuat jingle tentang potensi wisata yang ada di Banyuwangi agar mudah diingat (easily recalled) dan mudah dikenal (easily recognition).
b.    Meaningfulness
Yaitu jingle mempunyai arti (descriptive dan persuasive). Karena sifat musikalnya, jingle dapat mengkomunikasikan informasi tentang produk, tetapi jingle seringkali menyampaikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan ringkas.
c.    Likability
Yaitu jingle disukai. Biar mudah disukai maka sebuah jingle harus ; fun and interesting dan rich in visual and verbal imagery
d.   Transferability yaitu jingle mudah ditransfer ke produk kategori baru (Within and across product categories) dan melintasi batas geografis/budaya ( across geographical boundaries and cultures)
e.    Adaptability yaitu jingle tidak mudah usang karena sifatnya yang flexible dan updatable(tidak ketinggalan jaman)
f.     Protectability yaitu jingle dapat diproteksi secara legally (menurut hukum) dan competitive ( dari para pesaing).
Dengan membuat jingle tentang kekayaan wisata yang ada harapannya para wisatawan, baik domestik maupun manca negara, dapat selalu teringat pariwisata Banyuwangi ketika mereka mendengar jingle tersebut. Oleh karena itu, supaya cakupan publikasinya luas maka pemutaran jingle harus berkesinambungan dan dibanyak tempat seperti di media massa, di traffic light, di hotel/penginapan dan di obyek – obyek wisata. Bagaimana cara membuat jingle yang baik dan bermakna? Kalau kesulitan maka pemerintah kabupaten Banyuwangi dapat membuat lomba jingle tentang pariwisata di Banyuwangi, pasti akan dapat sebuah jingle yang bagus karena tidak semua orang mampu membuat jingle yang sesuai.
2.   Iklan menggunakan endoser
Endoser menurut Terence A Shimp (1993:329) dalam bukunya  promotion management and marketing communication : Endoser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang iklan dalam mendukung iklan produk. Syarat untuk menjadi endoser yaitu attactiveness (kemenarikan). Kemenarikan dalam hal ini, tidak hanya berkaitan dengan daya tarik fisik,tetapi juga termasuk karakter yang dipersepsikan oleh konsumen dalam diri endoser, seperti : kemampuan intelektual, kepribadian, karakteristik, gaya hidup dan keahlian dalam bidang atletik. (Terence A Shimp, 2003:468 terjemahan Revyani Sjahrial). Lebih lanjut Uyung Sulaksana (2003:71) mengatakan “pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik, umumnya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi dan merek yang menggunakan celebrity sebagai endorser lebih tinggi daya bujuknya terhadap minat beli konsumen ketimbang merek yang memakai model (cantik atau tampan tapi tidak dikenal), atau orang biasa sebagai endorser”.
Untuk mendukung iklan yang baik dan sesuai dengan karakteristik Banyuwangi maka penulis menyarankan kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk menggunakan orang/tokoh yang sudah terkenal/dikenal di kabupaten Banyuwangi atau nasional yang berasal/lahir di Banyuwangi seperti AbdulahAzwar Anas (Bupati Banyuwangi), Lucky Perdana (Artis yang lahir di Banyuwangi), Nini Carlina (Artis dari Banyuwangi) dan lain – lain. Dengan menggunakan tokoh  tokoh yang sudah akrab di hati masyarakat lokal/nasional/internasional akan mempercepat dan mempermudah mereka mengingat/menghubungkan hal tersebut dengan pariwisata di kabupaten Banyuwangi. Akhirnya mereka kembali mengunjungi pariwisata di Banyuwangi dengan membawa lebih banyak teman dan pariwisata Banyuwangi semakin berkembang dan maju serta dapat mensejahterakan masyarakat Banyuwangi .
                                                                                     

DAFTAR PUSTAKA







Kasali, Rhenald., 2007, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Cet. V, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

Kevin Lane Keller., 2003, Strategic Brand Manajemen, Second Edition, Prentice Hall

Shimp A. Trerence, 1993. Periklanan promosi. Jakarta: Erlangga.

Uyung Sulaksana, 2003, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar

WORKSHOP PEMBINAAN LPIR SOLO 2013 (3)

Hari Sabtu, 14 Desember 2013 kembali berjuang untuk mendapatkan ilmu tentang bagaimana penelitian untuk remaja/pelajar tersebut? Dimulai jam 08.00 pagi setelah makan pagi dengan lauk pauk yang beraneka ragam, tinggal seberapa kuat perut kita dan seberapa besar rasa malu kita kalau makan terlalu banyak. Kalo hari pertama kami di ruang Tirtosari, sekarang kami berkumpul di ruang Kusuma Wijaya dan semua adalah pembimbing LPIR kategori IPS dan kemanusiaan. Di buka dengan sambutan dari Dr. Agus dan Ibu Iroh kami memulai sesi pertama. Dilanjutkan presentasi satu - persatu semua kelompok yang terdiri dari 8 kelompok. Memang kami sudah presentasi dan menilai secara mandiri serta telah memutuskan pemenangnya yaitu penelitian tentang Bank Sampah. Tetapi ketika kelompok 4 tersebut, yang punya penelitian tentang Bank Sampah kelihatan narasumber kurang puas sehingga dilakukan penilaian ulang dan presentasi diulang lagi dari nomor satu. Kamipun seperti malam sebelumnya tetap menampilkan penelitian tentang Hutan Tutupan Adat; Pengaruh Kepedulian Masyarakat Sanggau terhadap Hutan Tutupan Adat dsb. Karena ketua kelompok dan yang mempunyai ide serta punya daerah tersebut pergi entah kemana maka saya jadi ikut untuk presentasi. Setelah selesai semua kelompok presentasi tibalah penghitungan nilai dari setiap kelompok dan akhirnya kelompok kamilah yang meraih juara dengan nilai tertinggi. Acara ditutup pukul 12.00 WIB, kemudian akan dilanjutkan pada pukul 13.30 WIB serta berkumpul di ruang Tirtosari bersama dengan kelompok yang lain (Bidang IPA dan Bidang Teknologi dan Rekayasa). Selanjutnya kami mengikuti acara pengenalan tentang Jurnalistik, yang katanya tahun depan akan diadakan juga Lomba Jurnalistik untuk Pelajar.Ini Tantangan bagi kami untuk mewujudkan jurnalistik menjadi media publikasi sekolah karena nanti yang dinilai adalah setiap sekolah membuat bulletin atau majalah. Setelah pembekalan tentang Jurnalistik dilanjutkan motivasi berprestasi yang dibawakan oleh Mas Agung (abang ganteng..katanya). Acara ini sebenarnya tidak bagus - bagus amat tetapi cuma dia kreatif, sayangnya kami belum terbangkitkan motivasi kami karena memang metodenya lain. Menurutku dia kurang maksimal dalam satu hal, misalnya kalau mau buat kami menangis maka jangan diselingi dengan guyonan sehingga tidak akan terhenti rasa sendu itu. Permainan mas Agung memang kreatif termasuk corat - coret yang menggunakan pasta gigi tersebut (odol) jadi yang salah melakukan intruksi maka ia harus dicoret dengan odol. Nah yang nyoret salah satunya adalah aku karena aku termasuk 10 orang yang mengajukan diri sebagai punisher. Acara selesai jam 16.00 WIB dilanjutkan dengan acara penutupan. Sebelum ditutup diumumkan 5 kelompok terbaik dari setiap bidang dan kelompok 6, kelompok kami mendapat hadiah tetapi sayangnya hadiahnya cuma satu padahal dalam satu kelompok ada 8 - 9 orang sehingga hadiahnya tidak bisa dibagi..lha wong kain mo disobek he... ga masalahlah yang penting kami dapat ilmu dan tercerahkan pikiran serta dapat membuktikan bahwa kami bermental juara.

FINALIS LOMBA KARYA TULIS BPD DIY

Untuk kesekian kali mengikuti lomba, baru satu kali ini saya mengikuti Lomba Karya Tulis sebuah Bank yaitu Bank BPD DIY. Beda dengan lomba - lomba yang saya ikuti, lomba ini  saya harus mempresentasikan tulisan setelah mengirimkan naskah lomba. Alhamdulillah tulisan saya menempati 10 besar naskah yang masuk dan kata panitia ada sekitar 30 naskah karya tulis. Saya memang tidak mempunyai pengalaman dalam hal perbankan untuk ditulis. Tetapi sekarang apa sih yang tidak bisa kita dapatkan dari internet? Maka dengan usaha yang cepat dan otodidak saya mencari bahan - bahan untuk ditulis termasuk browsing alamat website Bank BPD DIY. Dering teleponku berbunyi mengatakan bahwa saya harus presentasi tentang tulisan saya padahal tulisan itu tidak terlalu mengikuti aturan sistematika karya tulis ilmiah namun karena ide yang saya tuangkan disini merupakan hal yang baru maka (mungkin) tulisan saya lolos menjadi finalis.
Hari presentasipun tiba, hari Rabu 11 Desember 2013 kami ber-sepuluh presentasi satu persatu. Memang yang datang dan presentasi masih muda - muda dan kebanyakan masih menempuh jenjang S1. Hanya ada 3 orang termasuk saya yang kuliah s2. Saya mendapat urutan ke 7, untuk tampil saat itu saya membuat model presentasi menggunakan aplikasi prezi yang lebih menarik dan 'canggih'. Sampai hampir jam 12 malam aku membuat aplikasi presentasi, program prezi memang harus dibuat secara online dahulu baru didownload untuk dipresentasikan secara offline.Semua sudah tampil dan satu jam lagi akan diumumkan tetapi saya tidak dapat menunggu pengumuman tersebut karena ada tugas dari rumah untuk menjemput anak. Apalagi saya juga tidak terlalu yakin akan juara. Biarlah nanti juga tau siapa yang juara yang penting tulisan saya termasuk yang diperhitungkan. Walaupun saya belum masuk 6 besar yang juara tetapi alhamdulillah saya juga mendapatkan rejeki juga yaitu saya mendapatkan kartu Flazz BPD DIY yaitu kartu belanja sebesar Rp 250 ribu rupiah untuk belanja di tempat - tempat yang ada tanda. Tidak sia - sia juga sudah mengirim dan presentasi pasti ada hasil dan hikmahnya " Kalau kita tidak melakukan apa - apa, pasti tidak ada yang terjadi dengan kita, tetapi kalau kita berkarya dan berbuat sesuatu pasti akan terjadi sesuatu dalam hidup kita". Inilah saya buktinya.

Sabtu, 14 Desember 2013

INOVASI PENGEMBANGAN IMAGE/BRANDING BANK BPD DIY

(Finalis Lomba Karya Tulis BPD DIY)
Perkembangan Bank BPD DIY perlu kita acungi jempol, karena di HUT ke-52 ini sudah banyak hasil yang dicapai. Bayangkan saja per 11 Oktober 2013 sudah ada sekitar 85 kantor kas dan 23 unit ATM di DIY. Belum jumlah asset atau kekayaan yang dimiliki, termasuk jumlah pegawainya. Nampak Bank BPD DIY terus berbenah dan mengembangkan diri, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah layanan dan jumlah nasabah. Bank BPD DIY selalu berusaha untuk melakukan inovasi dalam pengembangan image atau branding agar menjadi lebih baik dan maju. Salah satu indikator gagasan pengembangan image/branding Bank BPD DIY adalah dengan mengadakan lomba setiap menyongsong perayaan ulang tahunnya. Perlu kita sadari bahwa image/branding yang baik adalah hal yang mutlak dilakukan untuk menunjang citra Bank yang dapat menjadi solusi diantara bank – bank yang lain.
PENGERTIAN IMAGE/BRANDING
Image atau Citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya (Holt, 2001:360). Hal inilah yang mendasari Bank BPD untuk selalu melakukan inovasi pengembangan image/branding menuju perubahan yang lebih baik.
Bill Canton (2001:2) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe (2000:2) citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Sedangkan Frank Jefkins (1998:20) mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa image/branding dapat diciptakan dan ditingkatkan menurut keinginan orang atau perusahaan. Demikian juga Bank BPD DIY bila Bank BPD DIY ingin image atau citra yang baik, maka Bank BPD DIY harus dapat merubah image atau citra yang kurang baik yang selama ini melekat dalam dirinya. Tanpa melupakan keunggulan – keunggulan yang dimiliki Bank BPD DIY, Bank BPD DIY masih memiliki pekerjaan rumah dalam merubah image atau citra yang ada dalam lingkungan masyarakat, termasuk para nasabah. Apa saja image atau citra yang kurang baik yang masih melekat di Bank BPD DIY?
IMAGE NEGATIF BANK BPD DIY
Image atau citra yang berkembang selama ini tentang BPD DIY adalah sebagai berikut
1. Image mahal ; pengajuan kredit mudah, bunga wah
Menurut fakta, image ini tidak tepat karena berdasarkan informasi Bisnis.com suku bunga dasar kredit (prime lending rate) tanggal 1 September 2013 di 10 Bank besar di Indonesia diketahui bahwa suku bunga dasar kreditnya lebih tinggi dibandingkan suku bunga dasar kredit di Bank BPD DIY. Ini perlu diluruskan oleh pihak Bank BPD DIY, sehingga kesan bunga tinggi lambat laun mulai hilang. Seperti misi Bank BPD yang bertujuan memperoleh laba yang wajar:
“Bank BPD DIY sebagai Bank Umum, bertujuan memperoleh laba yang wajar melalui penyediaan jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan masyarakat khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama kredit skala kecil dan menengah serta mendorong pemberdayaan ekonomi daerah dalam upaya memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan daerah”.
2. Maksimal produk, teknologi duduk
Seperti bank – bank lain, Bank BPD DIY menawarkan berbagai produk regular maupun unggulan. Kalo kita cermati ada banyak produk yang dikeluarkan oleh BPD DIY seperti :
a. Simpanan; simpanan terdiri dari 3 jenis yaitu Giro, Tabungan dan Deposito
Dari ke-3 jenis simpanan tersebut tabungan adalah salah satu produk yang mempunyai varian bermacam – macam seperti simpeda, Sutera, Sutera Emas, Tunas, Tabungan Haji dan Umrah Shafa, dan Tabunganku
b. ATM
Dari bermacam tabungan di atas, “hanya” nasabah tabungan Simpeda dan Sutera yang dapat memiliki fasilitas kartu ATM Bank BPD DIY secara gratis. Keuntungan memiliki ATM ini adalah nasabah dapat melakukan berbagai transaksi dimanapun dan kapanpun karena ATM Bank BPD DIY telah bergabung dengan Jaringan ATM BERSAMA, PRIMA dan MEPS (Malaysian Electronic Payment System)
Di samping itu, melalui ATM tersebut nasabah dapat melakukan hal – hal berikut ;
 Pembayaran tagihan Telepon, Internet Speedy, Telkomsel kartu HALO, Indosat Matrix dan StarOne Postpaid
 Pembelian Tiket Garuda Indonesia dan Kereta Api
 Pembelian Pulsa Simpati dan Kartu As, Indosat Mentari dan IM3, dan StarOne Prepaid
 Pembayaran Akademik dibeberapa universitas di Yogyakarta seperti UNY, UPN, UMY dan UAD serta
 Pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)
c. Kerja sama dalam upaya meningkatkan layanan nasabah Bank BPD DIY
Sementara untuk jenis layanan lainnya, Bank BPD telah bekerja sama dengan berbagai instansi dan perusahaan yang ada di Indonesia. Kerja sama ini diproyeksikan sebagai kerjasama yang saling menguntungkan ke dua belah pihak. Berikut jenis kerjasama yang telah dijalin oleh Bank BPD dengan pihak lain:
1) Real Time Gross Settlement (RTGS) : Bank BPD DIY bekerja sama dan bergabung dalam system Bank Indonesia sehingga nasabah dapat melakukan transfer antar Bank ke seluruh Indonesia secara Real-Time.
2) Modul Penerimaan Negara (MPN-Prima): Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan untuk melayani masyarakat akan kebutuhan transaksi penerimaan karena terhubung langsung dengan Sistem Direktorat Perbendaharaan Negara.
3) Siskohat : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Kementerian Agama sehingga Bank BPD DIY menjadi salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH).
4) Bill Payment : Bank BPD DIY bekerja sama dengan beberapa operator telpon/telpon seluler, maskapi penerbangan, dan universitas untuk Pembayaran tagihan, Pembelian Tiket, Pembelian Pulsa dan Pembayaran Akademik.
5) Sistem Kliring Nasional (SKN-BI) : Bank BPD DIY bekerja sama dengan Bank Indonesia sehingga Bank BPD dapat melakukan Kliring Debet dan Kliring Kredit secara nasional
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh bank BPD DIY juga harus bersifat dinamis, artinya sesuai kebutuhan para nasabah dan juga high-tech. Jangan sampai produk berlimpah tetapi terkalahkan dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki bank lain, sehingga nasabah banyak yang tidak tertarik menggunakannya. Saat ini nasabah sudah banyak yang melek teknologi dan menginginkan segalanya praktis dan cepat. Oleh karena itu produk – produk di atas tetap perlu ditingkatkan, baik jangkauan maupun
kualitasnya. Itulah citra yang penulis tangkap ketika penulis melakukan observasi secara sederhana. Harapan penulis bahwa image/citra yang kurang bagus ini segera dapat diperbaiki dan segera dapat bersaing dengan Bank – Bank yang lain yang lebih maju.
INOVASI IMAGE BARU
Untuk mengatasi image/citra yang kurang baik yang telah melekat pada Bank BPD DIY, perlu dilakukan antisipasi dan inovasi image/citra baru. Ada beberapa hal yang dapat penulis usulkan :
1. Merubah image bunga wah dengan publikasi dan edukasi terarah
Untuk mengantisipasi image/citra bunga kredit tinggi, Bank BPD DIY perlu melakukan publikasi dan edukasi tentang besarnya bunga/angsuran kredit di bank BPD DIY. Publikasi dan edukasi dapat dilakukan melalui media massa (cetak/elektronik) secara berkesinambungan. Bank BPD DIY perlu juga memberikan pemahaman tentang bunga kredit melalui kegiatan – kegiatan outdoor atau menerbitkan produk kredit murah tetapi bukan murahan. Ini artinya kredit benar – benar murah tetapi tidak semua dapat dikabulkan pengajuan kreditnya tetapi perlu diseleksi dengan cermat. Selama ini, timbul kesan bahwa jika yang mengajukan kredit adalah pegawai negeri sipil maka pengajuan kreditnya pasti dikabulkan/disetujui. Sedangkan orang awam pasti sangat sulit. Di samping itu juga ada kesan bahwa bunga kredit turun/murah hanya saat – saat tertentu (baca: Bank BPD ulang tahun) maka bunga kredit Bank BPD DIY pasti rendah atau murah. Hal – hal tersebut di atas perlu menjadi perhatian Bank BPD DIY untuk meluruskan dan memperbaiki image/citra dengan publikasi dan edukasi terarah yang cepat, akurat dan merakyat. Pada akhirnya nanti image/citra negative sebagai Bank yang memiliki bunga kredit besar dapat hilang.
2. Bank ramah anak
Inovasi ini belum pernah penulis temukan di bank manapun, tetapi ada kemungkinan dan bagus untuk dilakukan yaitu mini library. Selama ini bila orang tua mengajak anaknya ke bank, bisa dipastikan si anak tidak ada kegiatan yang positif selama menunggu orang tuanya melakukan transaksi di bank. Alangkah baik dan mulianya jika bank mau ikut andil dalam mencerdaskan generasi muda dengan menyediakan buku – buku bacaan yang sesuai untuk anak- anak. Dibanyak bank, penulis hanya melihat beberapa koran yang terpajang untuk dikonsumsi orang tua/dewasa. Sementara anak – anak tidak ada yang memperdulikan kebutuhannya akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Betapa peduli dan empatinya sebuah bank terhadap anak-anak jika bank rela menyediakan buku - buku bacaan untuk anak – anak di Bank BPD DIY sehingga ketika orang tua yang mengajak anak untuk melakukan transaksi dapat memberikan kesempatan anaknya untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari buku – buku yang dibaca.
3. Bank “masuk” sekolah
Perlu dicanangkan juga bahwa Bank BPD DIY peduli dengan pendidikan dan budaya gemar menabung. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta perlu membuat tradisi yang baik bagi para pelajar, salah satunya menabung untuk masa depan. Kalo hubungan dengan bank maka Bank BPD DIY dapat menjadi pioneer untuk blusukan ke sekolah – sekolah terutama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kalo biasanya pelajar harus datang ke bank jika mereka ingin menabung, maka Bank BPD perlu jemput bola dengan mendatangi pelajar di sekolah mereka. Bank BPD DIY dapat merangkul dan bekerja sama dengan SD dan SMP di sekitar Bank BPD DIY. Mengapa para pelajar SD dan SMP? Karena pelajar SD dan SMP masih mudah untuk diarahkan dan dibina agar gemar menabung, di samping itu mereka juga belum berani pergi ke Bank BPD DIY sendiri.
Kalo kendala dengan pegawai yang harus terjun langsung ke sekolah sasaran, maka sebagai solusi Bank BPD DIY dapat bekerja sama dengan SMK – SMK sekitar bank yang memiliki jurusan akutansi atau pemasaran untuk memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk magang dan mencoba bekerja. Langkah ini akan banyak menghemat pengeluaran Bank BPD DIY jika hal ini menjadi kendala. Penulis yakin bahwa ini positif bagi para siswa SMK juga karena mereka mendapat pengalaman bekerja di sebuah Bank ternama. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan dan menantang bagi para siswa SMK, tinggal ada keinginan tidak dari Bank BPD DIY untuk memaksimalkan potensi yang ada di kota pelajar ini.Image pelayanan
Image/citra pelayanan pegawai yang ramah dan cepat telah tercipta, tinggal dipertahankan kalau perlu dikembangkan ke seluruh cabang dengan pemilihan pegawai terbaik The best employee of the month atau The best employee of the year. Hal ini mempunyai dua keuntungan yang di dapat yaitu mempertahankan image pelayanan prima (excellent service) dan meningkatkan kinerja para pegawai karena mereka termotivasi untuk dapat menjadi pegawai terbaik.
5. Sentuhan teknologi seperti SMS Banking dan Internet Banking
Indonesia menempati posisi kelima negara dengan jumlah pengguna ponsel terbanyak di dunia, maka perlu bagi BPD DIY untuk mengembangkan dan menjadi bank yang up to date terhadap teknologi. Dengan memanfaatkan perangkat ponsel dan computer/laptop, Bank BPD DIY dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah yang mengharapkan pelayanan yang cepat dan praktis tidak terbatas waktu dan letak geografis. Ada 2 jenis fasilitas lagi yang perlu dikembangkan oleh Bank BPD DIY yaitu
1) SMS Banking:
SMS Banking adalah sebuah inovasi layanan perbankan dengan menggunakan fasilitas ponsel. SMS Banking memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi sehingga nasabah tidak harus mondar-mandir ke Bank maupun mesin ATM lagi. Karena nasabah bisa melakukan transaksi dengan mudah melalui ponsel. Data analisis lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA, menyebutkan bahwa jumlah pengguna ponsel di Indonesia cukup tinggi, mencapai 236,8 juta pelanggan seluler. Dari jumlah itu, belum terdata berapa orang yang memiliki ponsel lebih dari satu. Sementara data riset dari lembaga AC Nielsen mencatat 95% pengguna ponsel di Indonesia memanfaatkan alat itu untuk menjelajahi Internet. Ini kesempatan terbuka untuk membuat terobosan baru dalam mengembangkan fasilitas SMS Banking di Bank BPD DIY.
2) Internet Banking :
Internet Banking adalah suatu cara baru untuk melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan jaringan internet yang memudahkan Anda untuk selalu dapat berinteraksi dengan Bank BPD dimana pun berada dengan aman dan mudah. Hasil survey pengguna internet tahun 2013 yang dilakukan oleh Merketeers bersama MarkPlus Insight menyimpulkan bahwa pengguna internet mencapai 74 orang atau 28 persen populasi Indonesia. Di tahun 2015 nanti, jumlah pengguna internet diperkirakan melewati 100 juta orang. Riset yang sama menunjukkan bahwa semua kalangan menikmati internet. Hampir separuh dari Netizen di Indonesia merupakan pengguna internet muda berusia di bawah 30 tahun, sedangkan 16 persen adalah para Netizen berusia di atas 45 tahun.
Dua hal tersebut di atas perlu dijadikan target dan mimpi Bank BPD DIY untuk diwujudkan sehingga Bank BPD DIY sebagai bank daerah sudah mampu menjelajah ke tingkat internasional dalam hal teknologi. Tekad ini sesuai dengan tagline Bank BPD DIY yaitu berkembang bersama sebab masyarakat sekarang telah terbebas dari gaptek (gagap teknologi).
KESIMPULAN
Dengan tagline “ Berkembang bersama”, Bank BPD DIY dapat terus berkembang melalui aksi dan prestasi sehingga citra positif selalu tersemat di Bank BPD DIY. Harapan penulis Bank BPD DIY terus meningkatkan diri dalam kualitas baik kualitas pelayanan maupun produk yang dihasilkan sehingga image/citra positif Bank BPD DIY selalu tertanam dalam hati masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu bank daerah, Bank BPD DIY harus memberikan fasilitas dan kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Kalo bukan Bank BPD DIY siapa lagi yang akan mengembangkan dan mensejahterakan masyarakat Yogyakarta melalui program – program yang kreatif dan inovatif. Bank BPD DIY “ Bank ndeso ananging kualitas kondang kaloka”. Amin

DAFTAR PUSTAKA
Frank Jefkins. 1998. Public Relations. Edisi ke 5. Jakarta. Erlangga. Hal. 20 dan 412
Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of American English. New York. Hal.360
http://finansial.bisnis.com/read/20130912/11/160209/september-2013-daftar-suku-bunga-dasar-kredit diakses tanggal 25 November 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_%28Hubungan_Masyarakat%29 diakses tanggal 25 November 2013
http://inet.detik.com/read/2013/08/21/112207/2336008/398/3/posisi-indonesia-di-percaturan-teknologi-dunia diakses tanggal 26 November 2013
http://krjogja.com/read/189368/pengguna-ponsel-tembus-5-miliar-pada-2017.kr diakses tanggal 27 November 2013
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/13/10/28/mvdcxp-survei-pengguna-internet-di-indonesia-mencapai-74-juta-orang diakses tanggal 26 November 2013
Kim Harrison. 2001. Strategic Public Relations: A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia. Vineyard Publishing. Hal. 2
Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi. Crest Publishing House. Hal. 2

WORKSHOP PEMBINAAN LPIR SOLO 2013 (2)

Sabtu, 14 Desember 2013 adalah hari ke-2 pelaksanaan workhsop pembinaan LPIR tingkat SMP di Solo. Jam 05.00 WIB aku bangun untuk sholat dan mempersiapkan ATK untuk pelatihan pagi ini. Setelah mandi dan makan pagi yang menunya super komplet jam 06.30, aku persiapkan untuk berangkat ke ruang Kusuma. Disana sudah ada banyak guru peserta yang datang, kami akhirnya di bagi menjadi 3 kelompok keahlian yaitu bidang IPS dan Kemanusiaan, bidang IPA dan bidang Teknologi. Ada 198 orang peserta dengan rincian sebagai berikut 66 orang berkualifikasi IPS dan Kemanusiaan, 66 guru peserta berkualifikasi IPA dan lingkungan dan 66 orang berkualifikasi Pengetahuan Teknik dan Rekayasa. Dalam kelompok besar tersebut, panitia membagi lagi dalam kelompok kecil - kecil yang terdiri dari 8 orang. Kemudian dari setiap kelompok kecil tersebut nanti dipilih 2 nominator karya tulis yang akan dipresentasikan. Sebab diwajibkan setiap orang dalam kelompok untuk mengusulkan 3 judul dan dari ketiga judul tesebut dikumpulkan dalam kelompok kecil kemudian dipilih 2 judul yang akan disajikan dalam forum besar. Akhirnya setelah melewati diskusi yang panjang terpilihlah 2 judul yang kami anggap layak untuk digali dan dipresentasikan serta dilombakan melawan kelompok - kelompok lain termasuk kelompok IPA dan Teknologi. Jam 12.00 WIB kami selesai diskusi dengan Dr Agus Susilo, Dosen UNJ. Walaupun kami harus pindah 2 kali, dari ruang meeting Kusuma, lalu menuju mushola dan terakhir di ruang ....Kami selesai jam 16.00WIB dan kembali ke kamar masing - masing.

WORKSHOP PEMBINAAN LPIR 2013 (1)

Jum'at, 13 Desember 2013 aku berangkat untuk menghadiri workshop pembinaan Lomba Penelitian Ilmiah Remaja. Ini adalah dampak dari aku membimbing siswa dan juara 2 di Bali. Ada 6 guru DIY yang diundang untuk menghadiri workshop LPIR di Solo. Yaitu guru SMPN 1 Bantul, guru SMPN 5 Yogyakarta, guru SMPN 2 Wonosari, guru SMPN 2 Wates dan guru SMP  Sleman. Karena tidak koordinasi maka kami berangkat sendiri - sendiri. Aku berangkat dari rumah jam 09.00 lebih dan sampai terminal Giwangan jam 10.00, langsung aku cari bis yang menuju Solo. Namun sebelumnya aku titipkan dulu sepeda motorku di dekat terminal tersebut. Karena untuk mengejar waktu, daripada aku duduk - duduk di terminal ga jelas gitu, aku naik Bis jurusan Surabaya 'EKA'. Aku belum mengetahui letak Hotel Kusuma Sahid maka aku nekad turun saja di Stasiun Bis. Sampai di Stasiun Balapan aku naik ojek, bukan apa - apa tetapi kasihan kalo aku harus naik taksi, nanti para ojekers tidak laku. Ya...sekalian membuka lapangan baru bagi para tukang ojek. Untuk pak ojek aku beri Rp. 15 ribu untuk sekali jalan. Akhirnya sampailah aku di hotel Kusuma Sahid Prince, hotel yang cukup mewah kalo ga salah hotel bintang 5. Ini pertama kali aku ke Solo sendirian dan menginap di hotel selam 3 hari.
Setelah makan siang aku registrasi untuk mendapatkan kamar. Tetapi ternyata panitia belum datang, oleh karena itu aku hanya ingin mendaptkan kamar dan melepaskan keletihan ini. Di sore hari aku mencoba registrasi dan mendapatkan bukut panduan. Berdasarkan buku panduan acara dimulai jam 19.30 WIB setelah makan malam. Jam 19.30 WIB aku datang ke ruang Kusuma, namun ternyata belum dimulai pembukaan workshop pembinaan LPIR. Sebelum pembukaan ada sharing dari beberapa pakar yang datang seperti Prof. Dr.Ir. Wahyudin Latunreng, M.M, Prof. Baharudin Tappa dan ibu Iroh. Baru jam 21.00 WIB acara pembukaan dimulai dan dibuka oleh pak Kasubid, mengganti bapak Dirjen Dikdas Dir PSMP. Acara berakhir jam 10.00 WIB

Sabtu, 07 Desember 2013

ANUGRAH PRESTASI 2013

Sabtu, 7 Desember 2013 adalah salah satu hari yang menjadi hari keberuntunganku dan merupakan keajaiban yang terjadi dalam hidupku. Bagaimana tidak?Setelah perjuangan mendapatkan pengakuan dari Bupati Bantul mentok, hanya ucapan terimakasih dan kini semua terbayar sudah. Bapak Gubernur DIY melalui pengajuan dari Dinas Pendidikan dan Olah Raga DIY memberikan penghargaan kepada para pembimbing dan pelatih berbagai macam lomba, baik untuk tingkat nasional maupun internasional. Di acara tersebut, aku dapat melihat berbagai ragam orang yang telah mengharumkan nama DIY dengan kemampuan mereka. Dari orang yang berkecimpung di PAUD, siswa dan guru SD, SMP dan SMA, Atlit, dan lain - lain berkumpul mendengarkan dan mendapatkan penghargaan yang akan menambah motivasi mereka dalam mengembangkan diri sendiri maupun anak didiknya.
Di Gedung Among Rogo sebanyak 364 orang mendapatkan penghargaan dari Gubernur DIY. Acara cukup meriah dengan persiapan dan koordinasi yang sempurna menjadikan acara berjalan lancar dan tertib. Walaupun ada yang sedikit kurang sreg yaitu bapak Gubernur batal hadir dan digantikan oleh bapak Wakil Gubernur. Tetapi bagaimapun saya rasa tidak mengapa toh..penghargaan dan sertifikat tetap diterimakan? Saya duduk dibagian belakang kalo ga salah baris ke 5 bersama dengan para pembimbing dan pelatih berbagai macam cabang lomba dan menang di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. karena saya berada di urutan kursi paling belakang maka saat dipanggilpun terakhir sendiri. Dan sebelum penganugerahan dimulai kami harus gladi resik dulu untuk menjamin semua dapat berjalan lancar dan tertib. Akhirnya tiba acara, sayang bukan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X tetapi waki Gubernur DIY Paku Buwono tetapi tak apalah yang penting penghargaan telah diberikan ..itu saja yang mesti disyukuri dan inilah Anugrah yang saya terima dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Semoga tahun depan masih bisa mendapatkan lagi. Amin

Kamis, 05 Desember 2013

EKONOMI SYARIAH PILIHAN MENGUNTUNGKAN DUNIA AKHIRAT


A.  Latar belakang
Kegagalan sistem ekonomi yang ada dan dianut banyak negara di dunia telah menyebabkan para decision maker berpikir ulang untuk mencari sistem ekonomi yang tepat dan kuat. Selama ini hanya ada 3 jenis sistem ekonomi yang diterapkan yaitu sistem ekonomi kapitalis, sosialis dan campuran keduanya. Karena ketiganya menyebabkan keterpurukan maka banyak negara mulai melirik sistem ekonomi Islam (baca:syariah). Sebagai pandangan, sistem ekonomi syariah bersumber pada prinsip – prinsip aqidah Islam dan terbilang baru maka bukan hal yang tabu untuk dicoba. Oleh karena itu, muncullah trend untuk menggunakan prinsip – prinsip ekonomi syariah yang bersandar pada hukum Islam yang bersifat universal. Itu artinya dapat digunakan dimana saja dan oleh siapa saja, termasuk bagi negara yang penduduknya non-muslim. Ketertarikan banyak negara untuk menerapkan sistem ekonomi syariah menyebabkan muncul istilah yang tidak saja ada dalam tataran lokal tetapi juga global. Istilah seperti Perbankan Syariah, Pasar Modal Syairah, Asuransi Syariah, Jaminan Syariah, Obligasi Syariah, Reksadana Syariah, Perjanjian Syairah dan lain – lain, bukan hal yang asing lagi bagi kita semua.
Demikian juga yang terjadi di Indonesia, setelah krisis ekonomi tahun 1997 yang menghantam seluruh sendi – sendi perekonomian bangsa dan telah meluluh-lantakkan komponen fundamental ekonomi. Oleh karena itu pasti ada yang salah dengan sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Maka dari itu, perlu perbaikan untuk sistem ekonomi yang masih memegang prinsip – prinsip kapitalis dimana bunga menjadi roh dari sistem tersebut, yang barakibat pada stagnannya sektor riil. Sehingga trust antar pelaku usaha berkurang karena keterbukaan tidak berlaku untuk kedua belah pihak.
B.  Pengertian dan Sistem ekonomi yang ada
Sistem ekonomi adalah cara suatu negara mengatur kehidupan ekonominya dalam rangka mencapai kemakmuran. Pelaksnaan sistem ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga – lembaga ekonomi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sistem perekonomian negara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ideologi/falsafah hidup bangsa, sifat dan jati diri bangsa, serta struktur ekonomi. Kemudian sistem ekonomi yang ada dan pernah dianut oleh suatu negara antara lain:
1.    Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Salah satu pencetus sistem ekonomi kapitalis adalah Adam Smith yang tertuang dalam bukunya An Inquiry into the nature and causes of the wealth of nations. Menurutnya sistem ekonomi ini menghendaki adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Meskipun masih banyak negara yang menggunakannya, namun kebrobrokan sistem ekonomi kapitalis semakin terlihat nyata. Dari wkatu ke waktu bisa kita pahami sebagai suatu kegagalan sistem ekonomi kapitalis. Pernah tercatat bahwa sistem ekonomi kapitalis menyebabkan krisis yang terus menerus sejak tahun 1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, 1997 dan 2008. Banyak negara senantiasa terancam krisis susulan di masa depan jika kapitalisme terus dipertahankan (Agustianto, 2011). Sistem ekonomi kapitalis ini sudah runtuh bersamaan dengan runtuhnya negara Uni Soviet. Karena dalam sistem ekonomi kapitalis sulit terjadi pemerataan pendapatan, menimbulkan monopoli, rentan terhadap krisis ekonomi dan adanya eksploitasi dalam kegiatan ekonominya.
2.    Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Sistem ekonomi sosialis ini digagas oleh Karl Marx dan sudah terbukti gagal dalam menciptakan kesejahteraan dunia. Eksistensi sistem ekonomi sosialis tidak berlangsung lama karena kebebasan individu dibatasi dan semua dikendalikan oleh negara. Kegagalan sistem ekonomi disebabkan karena individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha, tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya dan potensi serta kreativitas masyarakat tidak berkembang dengan baik.
3.    Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan penggabungan atau campuran antara sistem ekonomi liberal dan sosialis. Dalam sistem ini pemerintah bisa bekerja dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan perekonomian. Sistem ini banyak diterapkan di negara – negara yang sedang berkembang. Sistem ekonomi inipun mempunyai beberapa kelemahan seperti sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan pemerintah dan swasta. Sehingga kadang terjadi saling gesek atau overlapping antara kepentingan pemerintah dan swasta.
Sedangkan untuk Indonesia menganut sistem ekonomi yang mempunyai kharakteristik sendiri yang disebut ekonomi demokrasi. Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Dalam sistem demokrasi ekonomi ini, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha diharapkan aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Sekilas sistem ekonomi ini nampak ideal tetapi juga perlu memikirkan berikut :
a)        Free fight liberalism system, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan ekploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
b)        Sistem etatisme, dimana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit – unit ekonomi di luar sektor negara.
c)        Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat. Masyarakat selalu menjadi korban atas kebijkan ekonomi yang dilakukan pemerintah.
Jadi jika Indonesia ingin terus menganut sistem ekonomi demokrasi, maka perlu memperhatikan ekses yang timbul seperti yang tertera di atas.

C.  Sistem ekonomi yang sesuai untuk Indonesia
Negara Indonesia pernah menerapkan beberapa sistem ekonomi tersebut di atas. Pada awal tahun 1950-an – tahun 1957-an, Indonesia menjalankan sistem ekonomi yang bercorak liberal. Pada tahun 1960 – masa orde baru, Indonesia pernah menjalankan sistem ekonomi yang etatisme. Tetapi semua gagal karena program – program dirancang bukan oleh orang yang menguasai bidangnya. Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia nampaknya belum memberikan pondasi ekonomi yang kuat, yang tahan terhadap terjangan krisis global. Oleh karena itu, perlu dipikirkan sebuah inovasi dan cara pandang yang baru terhadap sistem ekonomi yang menguntungkan kedua belah pihak. Perlu dimengerti pula bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga potensi besar untuk mengembangkan pasar bagi produk – produk berbasis Islam. Secara konseptual, prinsip syariah diyakini ideal sebagai cara berpikir yang bersifat komprehensif dan universal (Mustafa: 2009)
Hal ini membawa ke suatu pemikiran sendiri untuk menempatkan dan menggunakan sistem ekonomi yang berlandaskan syariat Islam. Sehingga nantinya aktivitas yang dilakukan berlandaskan hukum Islam. Ini berbeda dengan ekonomi konvensional yang mendudukan uang sebagai komoditi, bukan alat tukar. Transaksi – transaksi keuangan konvensional yang dianut selalu didasarkan pada aksi ingin cepat mendatangkan keuntungan, yang pada akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan yang tidak hanya berdampak negatif terhadap sektor finansial tetapi juga merambat ke sektor riil. Hal ini berbeda dengan sistem ekonomi syariah yang memutuskan kebijakan atas azas kewajaran/kepatutan (fairness), kejujuran (honesty), tanggung jawab (responsibility), keadilan (justice) dan keterbukaan (transparency).

D.  Sistem ekonomi Syariah
Ekonomi syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang perorang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip syariah (kompilasi hukum ekonomi syariah: pasal 1, ayat 1). Sistem ekonomi syariah memberikan kepentingan utama pada nilai – nilai moral, persaudaraan manusia dan keadilan sosial ekonomi. Sistem ekonomi syariah ini lebih mengarah kepada peran mengintegrasikan nilai – nilai dan institusi pasar, keluarga, masyarakat, dan negara untuk menjamin terealisasi falah atau kesejahteraan untuk semua. Di sisi lain, agama menawarkan petunjuk yang tidak hanya dituangkan dalam prinsip – prinsip tersebut, melainkan juga aturan – aturan (rules) yang kongkrit seperti larangan bunga/riba (interest prohibition), jual beli utang dan regulasi spesifik lainnya. Sebab sumber pedoman ekonomi Islam/Syairah adalah Al-qur’an dan sunnah Rasul.

E.   Kesimpulan
Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak keuntungan yang kita peroleh dengan menerapkan sistem ekonomi syariah seperti :
1.    Pembagian profit dan kerugian (Profit and Loss Sharing)
Pendanaan keuntungan dan kerugian adalah suatu bentuk kerja sama, dimana pihak – pihaknya berbagi keuntungan dan kerugian berdasarkan modal dan usaha mereka.
2.    Larangan untuk riba atau bunga. Implementasi konsep laba dalam kegiatan ekonomi syariah akan membuat pebisnis selalu menjaga didi dari perbuatan tercela, tidak amanah, penipuan, pengrusakan lingkungan dan perbuatan tercela lainnya.
3.    Gharar atau ketidakpastian dan spekulasi. Transaksi apapun yang melibatkan gharar tidak boleh dilakukan sehingga kepastian usaha atau kerjasama dapat tercipta.
Walaupun perlu diakui juga bahwa keberhasilan sistem ekonomi syariah tergantung kepada sejauh mana usaha yang dapat dilakukan antara keperluan kebendaan dan keperluan rohani/etika oleh pelaku ekonomi. Namun pertimbangan kelebihan – kelebihan yang ada pada sistem ekonomi syariah perlu diingat sehingga tidak perlu ada keraguan bagi kita untuk memlih jenis sistem ekonomi yang ada sebab sistem ekonomi syariah adalah pilihan menguntungan untuk urusan dunia dan akhirat.










DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim. 2001. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta:PT. Gema Insani Press.

Agustianto.2011.Mencetak SDM Bank Syariah yang berkompeten. www.agustiantocentre.com diakses tanggal 4 Desember 2013





Mustafa E Nasution, Ekonomi Syariah : Dari Pemikiran Ke Implementasi ( Strategi Pengembangan SektorRiil), Seminar dan Lokakarya Nasional Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung,12 Maret 2009.