Jumat, 19 Agustus 2016

HATI TAK SEKERAS BATU

“Tidak boleh. Kamu tidak boleh pergi, apalagi untuk kuliah. Mau jadi apa kamu?” bentak bapak sambil menunjuk ke arahku. Aku lihat bapak sangat marah. Untuk beberapa orang, bapak adalah sosok yang sangat berwibawa dan menakutkan. Sorot mata yang tajam, kumis yang lebat dan badan yang kekar menguatkan hal itu. Apalagi saat bapak marah, semua orang pasti akan takut tetapi aku harus memberanikan diri untuk menyampaikan keinginanku.
“Tapi pak aku...” aku coba membela diri.
“Tidak ada tapi-tapian, silakan kalau kamu mau menuruti kemauanmu tetapi ingat sekali kamu melangkahkan kaki pergi kuliah maka jangan pernah kembali,” ancam bapak. Bapak nampaknya masih marah. Dengan sorot mata yang tajam menghunjam ke arahku. Meredupkan api keberanian yang dari tadi menyala. Api itu tinggal kerlap-kerlip hampir padam. Sebegitu salahkah aku? Apa salahku demikian besar sehingga bapak marah besar hari ini? Aku hanya ingin menciptakan takdirku sendiri, menjadi sarjana dan lebih berguna bagi keluarga, kampung dan negara. Itu saja.
Ibu mendekatiku seperti biasa menenangkan sementara bapak entah pergi kemana.
“Sudahlah le, turuti saja kemauan Bapakmu,” bujuk ibu.
“Tapi bu, aku ingin kuliah dulu,” jawabku.
“Untuk apa kamu kuliah? Toh akhirnya kamu juga menjadi petani kopi seperti Bapak dan Ibu. Mending kamu serius menggarap kebun kopi Bapakmu. Bapakmu sudah semakin tua le. Siapa nanti yang akan membantu?”
“Tapi bu, masih ada mas Rohmad dan mbak Sri,” aku masih mempertahankan pendapatku.
“Benar, tetapi mereka juga kewalahan, apalagi sekarang mereka sudah berkeluarga sehingga tidak bisa maksimal mengurus kebun kopi kita.”
“Ibu, aku tidak keberatan menjadi petani kopi, apalagi mengurus semua kebun kopi milik kita tetapi aku ingin mengenyam bangku kuliah dulu. Lagian jurusan kuliahku tidak jauh-jauh dari ilmu perkebunan,” aku mencoba meyakinkan ibu. Hanya ibu satu-satunya harapanku. Ibulah yang kuharapkan dapat menjadi penolongku mewujudkan impian untuk bisa kuliah. Aku tidak mau seperti kakak-kakakku mengelola perkebunan kopi dengan cara lama dan ilmu yang turun temurun. Aku ingin tau lebih banyak. Aku ingin mengembangkan usaha keluarga. Apakah itu salah?
“ Kamu memang seperti Bapakmu, keras kepala.”
“Nah, berarti aku memang anak Bapak bu,” aku mengajak ibu bercanda. Ibupun ikut tersenyum.
“Yo wislah, terserah kamu,” kata ibu sambil meninggalkanku sendirian di ruang tamu.
“Tapi Bu, tolong bantu aku membujuk Bapak bu,” aku berlari mengejar ibu.
“Ya, nanti Ibu bantu. Tapi tidak bisa menjanjikan hasilnya ya?”
“Ya Bu. Minimal Ibu sudah mencoba,” jawabku. Aku menghentikan langkahku setelah mendengar kesanggupan Ibu. Aku berjalan menuju ke kamar.

-oo0oo-

Sore itu aku lihat bapak dan ibu sedang duduk di teras rumah, bercengkerama. Dihadapan mereka, sebuah meja kecil dengan secangkir kopi dan sepiring pisang goreng terhidang. Kami memang petani kopi dan kopi tetap menjadi minimun pokok kami sama seperti para petani padi yang tetap menjadikan padi sebagai makanan pokoknya. Bedanya kami sering mengolah dan mencampur kopi kami dengan berbagai bahan atau ramuan lainnya. Kadang kami campur dengan susu, cream, jahe dan lainnya. Jenis kopi yang kami tanam adalah Arabika. Terkenal dengan rasanya yang enak. Aku yang dari tadi melihat percakapan antara bapak dan ibu, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Dengan mengendap-endap aku bersembunyi dibalik tembok, berusaha menyimak percakapan mereka. Dengan gesitnya ibu menyodorkan secangkir kopi hitam di hadapan bapak.
“Ini pak, kopinya, jangan sampai dingin lho,” ibu mengingatkan.
“Ya, makasih bune,” jawab bapak sambil menyeruput kopi.
Rupanya kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh ibu untuk membuka percakapan tentang masalahku.
“Pak, kenapa to Bapak tidak membolehkan Adit kuliah? Bukankah hasil panen kopi kita cukup untuk membiayai dia kuliah?” Aku mendengar ibu membuka percakapan itu dan aku senang ibu telah berusaha membelaku.
“ Ha! Gini bu, Ibu rela kalau Adit kuliah ke kota jauh dari kita? Terus di sana dia bergaul dengan orang-orang kota dan terpengaruh dengan pergaulan. Kemudian lupa dengan kuliahnya dan lupa dengan kita bu.”
“Ah, itu cuma prasangka Bapak saja. Tidak baik pak seperti itu. Ucapan itu sebuah doa lho pak,”
“Bukan begitu bu, cuma aku khawatir dengan nasib dia kalau kuliah cuma disia-siakan seperti si anu siapa itu bu?” tanya bapak.
“O, si Nawang? Ya jangan samakan anak kita dengan Nawang pak. Setiap anak mempunyai takdirnya sendiri. Kalau Bapak ragu-ragu dengan niat dan iman anak berarti kita belum maksimal mengajarkan anak kita tentang iman dan agamanya. Padahal saya yakin Bapak sudah bagus membimbing agamanya, apalagi dia sekolah di madrasah,” ibu nampaknya berjuang mati-matian. Aku hanya tersenyum mendengar bapak skakmat. Suasana hening aku tidak mendengar percakapan lagi. Apa bapak menyetujui atau bapak berusaha mencari pembelaan yang lain? Aku masih sabar menunggu percakapan selanjutnya.
“Sudahlah bu, aku belum bisa memutuskan,” pungkas bapak. Badanku terasa lemas, aku sudah tidak punya harapan lagi. Satu-satunya harapan hanya ibu dan sekarang ibu nampaknya menemui jalan buntu. Ada rasa jengkel dan tidak percaya dengan percakapan yang sia-sia tadi. Begitu susahnya meyakinkan bapak. Apakah aku pergi saja? Meninggalkan orangtua dan kakak di sini.
“Tetapi ingat pak, anak kita itu nekat lho kalau nanti dia minggat bagaimana?” ibu mengingatkan.
“Eh, iya Bapak tau,”
Bapak berdiri dan meninggalkan ibu sendirian. Ibu diam saja dan tidak berusaha mencegahnya. Akupun pergi dari tempat sembunyi. Suasana kembali hening dan nampaknya yang lain sudah menuju peraduan masing-masing. Malampun semakin larut, hanya suara jangkrik yang terdengar di daerah pegunungan ini. Daerahku dusun Kaliasat, Bondowoso, JawaTimur.
-oo0oo-
Pagi itu semua orang bersiap-siap pergi ke kebun kopi. Yang laki-laki mempersiapkan keranjang, sabit dan cangkul sementara yang perempuan mempersiapkan makanan untuk kami semua dan juga para buruh kopi. Ada lima belas buruh yang membantu kami mengolah dan memanen kopi. Tanaman kopi ini sudah berumur lima tahunan jadi saatnya untuk memanennya. Ini adalah panenan yang pertama untuk kopi Arabika kami dan kami akan memanen lagi setelah 10 atau 15 hari kemudian. Begitulah rutinitas kami para petani kopi. Monoton. Kulihat mas Rohmad sendirian menyiapkan alat-alat pertanian. Nah ini kesempatan aku mencari bantuan yang lain selain ibu.
            “Mas, boleh ngomong ga?” tanyaku sambil sesekali mata lirak lirik takut kalau tiba-tiba bapak muncul dan mengetahui rencanaku.
            “Hem, ada apa?” mas Rohmad balik bertanya.
            “Anu mas, mbok aku dibantuin ngomong sama Bapak,”
            “Ngomong apa?”
            “Ya, itu aku tuh mau kuliah dulu. Maksudku aku ingin meneruskan belajar yang lebih tinggi biar kita bisa mengelola perkebunan dengan lebih baik lagi. Tidak seperti ini. Sudah bagus sih cuma kalau kita punya ilmu yang lebih banyak tentang pekebunan kopi dan manajemen kan akan lebih bagus dan maju,” jawabku panjang lebar.
            “Ehm, ya Insha Allah nanti tak bantu. Tetapi nanti sore saja setelah semua pekerjaan kita beres. Gimana?”
            “Sip, mas. Makasih ya?”
            “Ya. Mas juga bangga kok kalau ada salah satu keluarga kita yang bisa kuliah. Bisa mengeyam pendidikan yang lebih tinggi. Apalagi itu kamu, satu-satunya adikku. Wis tak dukung, semoga besok kamu bisa mempraktekkan ilmumu di kampung kita, yang semuanya petani kopi.”
            “Iya, mas. Tumben mas ngomongnya bisa panjang lebar kali tinggi,” candaku.
            “Ah, kamu bisa saja, ” sahut mas Rahmad sambil melayangkan tinjunya.
Kulihat bapak keluar rumah membawa cangkul, akupun mulai menjauhi mas Rohmad. Aku takut bapak curiga aku mencari dukungan. Setelah semua dirasa siap kamipun berangkat menuju perkebunan kopi. Ada delapan belas orang, aku, mas Rohmad, bapak dan lima belas pekerja yang ikut membantu kami. Kami bekerja membersihkan daun-daun kering yang masih menempel di pohon. Sementara para pekerja memetik buah kopi yang sudah matang. Ada beberapa pohon yang tinggi sehingga mereka menggunakan tangga untuk memetiknya. Berhubung para pekerja sudah cukup mahir memanjat dan memanen kopi maka mereka tidak kesulitan memetiknya. Ada sekitar dua puluh lima karung berisi biji kopi matang yang kami peroleh hari itu. Semua akan dibawa pulang dahulu kemudian kami akan memilah biji kopi yang bagus dan yang kurang bagus. Biasanya untuk biji kopi yang bagus kami akan jual dan menyisakan sedikit untuk acara minum atau menjamu para tamu yang datang. Sedangkan kopi yang kurang bagus akan diolah sendiri menjadi kopi yang rasa pahitnya memiliki daya tarik tersendiri. Itupun kami lakukan dengan cara yang masih tradisional. Maklum ilmu yang kami miliki belum mampu untuk mengolah rasa kopi yang enak seperti di cafe atau restoran mahal di kota-kota besar. Tidak terasa hari semakin siang,. Matahari semakin terasa panas dan sayup-sayup terdengar suara adzan. Inilah saatnya kami istirahat terlebih dahulu.. Dari kejauhan aku melihat mbak Sri dan istri mas Rohmad  naik sepeda motor membawa rangsum, makan siang kami.
            “Ayo semuanya makan dulu, mumpung masih hangat,” ajak mbak Sri.
Tanpa dikomando dua kali semua pekerja menghentikan pekerjaannya dan merapat menuju tempat makanan dihidangkan. Bapak, mas Rohmad dan akupun tak ketinggalan. Menu siang itu adalah nasi bungkus dengan lauk telur goreng dan tempe goreng. Lumayan untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan dari tadi. Kami makan dengan lahap. Sementara mbak Sri dan istri mas Rohmad meninggalkan kami dan menuju ke perkebunan kopi untuk melihat hasil panen hari itu. Setelah beristirahat kurang lebih satu jam kamipun bubar menuju ke tempat semula, melanjutkan pekerjaan kami. Tak lupa menyalakan rokok kami masing-masing. Ada beberapa pekerja yang mulai kepanasan dan mereka melepas baju.
            “ Mad, suruh mereka menaikkan karung-karung itu ke atas truk, terus kita pulang,” pinta bapak.
            “Ya pak,”
            Kemudian mas Rohmad menyuruh semua pekerja untuk memasukkan semua karung biji kopi ke bak truk. Tak berapa lama semua karung sudah di atas bak truk. Seperti biasanya aku diminta untuk menjadi sopir truk sementara mas Rohmad dan bapak berboncengan naik sepeda motor. Sedangkan para pekerja  ada yang membawa sepeda motor sendiri dan ada yang ikut naik di truk. Hari itu panen kopi sangat memuaskan karena kemarau cukup panjang sehingga biji kopi bisa kering dengan maksimal. Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya kamipun sampai di rumah. Dengan sigap para pekerja menurunkan karung-karung biji kopi dan memasukkan ke gudang penyimpanan. Kemudian di hari berikutnya kami akan memilah-milah biji kopi tersebut. Bapak dan mas Rohmad tiba terlebih dahulu. Mereka tanpa mengenal lelah melanjutkan pekerjaannya membereskan barang-barang yang kami bawa tadi. Begitulah kegiatan kami setiap tahun. Monoton tidak ada kemajuan, tidak ada yang bisa kami lakukan lebih baik lagi. Namun dalam hatiku jika aku bisa kuliah dan mempunyai pengetahuan lebih soal pengolahan dan pengelolaan hasil kopi tentu keluargaku tidak akan terlalu repot seperti ini. Kami belum bisa mengolah kopi dengan baik sehingga kadang harga kopi di tingkat petani sangat murah padahal ketika sudah sampai pabrik harga kopi bisa sangat mahal. Itu yang perlu aku ubah dan perjuangkan sehingga para petani kopi di desaku dapat hidup lebih sejahtera.
-oo0oo-
Sore itu, saat yang aku tunggu-tunggu. Menunggu mas Rohmad bilang kepada bapak tentang niatku pergi kuliah. Sebetulnya bagiku kuliah itu hal yang sangat biasa tetapi kenapa bapak demikian khawatirnya. Apalagi khawatir mengenai pergaulan para mahasiswa sekarang ini. Ah, aku tidak mengerti pemikiran bapak. Bapak seperti biasa duduk di beranda rumah dan seperti biasa juga bersama ibu. Tidak ada yang beda khas suasana orang desa, orang kampung. Di meja juga masih sama ada secangkir kopi hitam dan sepiring tempe goreng. Jenis makanan gorengan inilah yang sering gonta-ganti karena ibu memang wanita yang pandai memasak. Sosok wanita idaman. Kelemahan seorang laki-laki adalah di perutnya, jika perutnya sudah terpuaskan maka dia tidak akan selingkuh. Apa bener ya? Ga taulah aku. Aku masih sekolah tidak memikirkan tentang rumah tangga dulu. Besok kalau aku sudah diwisuda maka aku akan menikahi seorang wanita yang pandai memasak. Ah, itu juga masih lama.
“Pak?” aku mendatangi bapak di teras.
“ Hem,” bapak hanya mendehem.
“ Pak, boleh ya pak Adit kuliah? Adit akan sungguh-sungguh belajar dan nanti kalau sudah diwisuda Adit akan pulang dan membantu Bapak, Ibu, Mbak Sri dan Mas Rohmad.”
“Berapa kali, Bapak bilang? Tidak boleh,” nada bapak meninggi. Ada perubahan raut mukanya.
“Kenapa Bapak tidak membolehkan? Bukankah belajar itu hal yang baik? Bukankah Bapak nanti ikut bangga jika aku berhasil menjadi sarjana.”
“Halah, apa itu? Apa tidak cukup kaya kamu dengan kebun kopi yang luas dan hasil panen yang melimpah? Kurang cukup apa? Bapak rasa itu cukup menghidupi kalian semua selama berpuluh-puluh tahun. Tidak perlu ke kuliah. Nanti yang membantu Bapak siapa?”
“Yang membantu Bapak saya pak, istri saya dan mbak Sri pak,” mas Rohmad menyela percakapan kami. Ini yang kuharapkan bantuan datang.
“Dit, nih tiru kakakmu dia nrimo menggarap kebun kopi dan tidak ingin kuliah yang jauh-jauh ke kota dan hasilnya tidak ada. Hanya menghambur-hamburkan uang saja.”
“Maaf, pak sebetulnya aku juga ingin kuliah Pak. Tetapi melihat Bapak dulu bersikeras melarang aku kuliah maka kuurungkan niatku Pak,” mas Rohmad memberanikan menjawab. Bapak terdiam, tidak berkata apa-apa.
“Sudahlah Pak, biarkan Adit kuliah lagi. Setiap orang mempunyai nasibnya sendiri. Siapa tahu dengan Adit kuliah lagi dia mempunyai ilmu yang cukup untuk mengembangkan perkebunan kita. Toh Adit kuliahnya di jurusan pertanian pak,” ibu ikut meyakinkan. Bapak nampak termenung dan tetap bungkam. Bapak menghela nafas panjang.
“Baiklah. Bapak setuju.” Nyes. Serasa hatiku diredam air es. Setengah tak percaya bahwa bapak akhirnya menyetujui keputusanku. Ini baru pertama kali dalam hidupku bapak mau mengikuti keinginan anak-anaknya. Biasanya bapak kalau sudah berkehendak tidak ada seorangpun yang dapat menghentikan atau merubahnya termasuk ibu. Bapak mempunyai hati yang keras. Namun hari ini hati itu akhirnya bisa ditaklukkan. Hari ini hati itu tidak sekeras baja lagi.
“Tetapi Bapak berpesan. Kamu harus belajar sungguh-sungguh, jangan main-main. Jangan buat Bapak kecewa. Setiap libur kuliah kamu harus pulang dan membantu kakak-kakakmu di sini. Selesaikan kuliahmu dengan cepat dan kembali ke kampung segera,” bapak memperingatkan. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala. Dalam hatiku syarat apapun yang bapak pinta pasti akan aku turuti sebab bagaimanapun ini kesempatan langka yang terjadi dalam keluargaku. Apalagi di desaku juga baru satu orang yang pergi ke kota untuk kuliah, ya mas Nawang. Namun memang mas Nawang tidak serius dengan kuliahnya sehingga hampir tujuh tahun lebih dia tidak lulus. Selama itu juga dia masih mondar-mandir pulang ke kampung.
“Baik, pak. Mohon doa restunya,” pintaku sambil mencium tangan bapak. Kemudian mendekati ibu dan mencium tangan ibu. Ibu nampak terharu dan matanya berkaca-kaca melihatku. Ibu mengusap kepalaku dan menciumnya. Aku sangat bahagia dan tak lupa aku juga menjabat erat tangan mas Rohmad, berkat mas Rohmadlah hati bapak bisa luluh dan mengijinkanku kuliah ke kota. Sore itu langit terasa begitu cerah seakan-akan mewakili hatiku yang berbunga-bunga menemukan kembali semangatku. Tak terasa aku merasa sangat haus. Tanpa memohon mas Rohmad aku ambil gelas kopinya dan sruffff..rasa pahit kopi tak terasa bahkan bagiku itulah kopi termanis yang pernah kuminum.
-oo0oo-
Serayu, 13 Agustus 2016







Rabu, 08 Juni 2016

NILAI 100 UNTUK BAHASA INGGRIS

   Ditengah mentok dan tidak meningkatnya nilai rata - rata Ujian Bahasa Inggris -dibandingkan dengan nilai beberapa kali TPM- ada sedikit kegembiraan yang bisa menjadi penghibur bagiku. Ya bagiku penghibur bagiku. Di saat nilai rata- rata UN kali ini tidak lebih dari 70 karena hanya 69.57 ternyata ada satu siswa yang mendapat nilai 100 untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Ini hal luar biasa bagi saya karena baru pertama kali ini saya mendapat penghargaan seperti ini. Anugrah nilai 100 untuk UN mata pelajaran bahasa Inggria yang baru terjadi sekali ini. Ya memang baru sekali ini. Belum pernah sekalipun aku mendapati siswaku memperoleh nilai 100 untuk UN Bahasa Inggris di SMPN 2 Bambanglipuro. Walaupun dulu SMPN 2 Bambanglipuro pernah rangking 1 dan juga 3 untuk Bahasa Inggris se-kabupaten Bantul. Tetapi beberapa kali pengumuman UN setelahnya terjadi penurunan drastis, termasuk nilai rata - ratanya. Itulah yang kadang bikin sakit dan sakitnya seluruh badan :D terutama hati.
    Menurut analisa saya, mungkin perlu penyegaran dan pergantian untuk guru kelas 9, jangan saya terus mengajar. Saya merasa terlalu lama mengajar bahasa Inggris di kelas 9 ini. Di samping itu hal yang sama takut terjadi, yaitu menurunnya rangking  SMP yang masih  menduduki peringkat 10 besar se-kabupaten Bantul. Selain itu juga ada ketakutan nanti saya banyak acara di luar dan sering meninggalkan kelas karena beberapa keperluan.  Keperluan yang saya maksud adalah berhubungan dengan kegiatan saya seperti diklat, lomba, mgmp dan lain - lain yang terpaksa harus meninggalkan kelas. Itu juga mungkin yang menjadi kendala kenapa nilai bahasa Inggris sering jelek. Lha wong gurunya sering pergi dan hanya meninggalkan tugas kelaa. Ah..
    Tetapi aku yakin seratus persen bahwa aku merasa telah melaksanakan kewajiban saya sepenuh hati. Salah satunya mengadakan kegiatan di luar jam dengan siswa di sore hari, saya memberikan waktu saya untuk memberikan tambahan materi bahasa Inggris  dan konsultasi lewat WA. Itu usaha untuk menebus dosa dan sudah saya lakukan sepenuh hati. Jadi usaha sudah dan berdoapun sudah, lalu apa lagi? Saya rasa kalau usaha maksimal sudah dan doa yang khusuk juga sudah maka usaha terakhir yang bisa kita lakukan adalah menyerahkan semua hasilnya kepada Alloh dan apapun hasilnya harus kita terima. Itulah yang terjadi sekarang, saya harus menerima hasilnya walaupun saya agak kecewa dengan hasil nilai rata - rata UN tahun ini yang jauh dari espektasiku. Aku berharap dulu nilai rata - rata UN siswa di atas 70, ya di atas 7 wong KKM bahasa Inggris saja 75. Masak tidak sampai 70. Tetapi biarlah itu sudah terjadi, semoga saja ada hikmahnya.
    Bagaimanapun aku harus bersyukur atas hasil yang diperoleh para siswa dan ini bisa menjadi momentum bagi saya untuk instropeksi diri bahwa besok lagi lebih fokus lagi kepada siswa dan belajarnya.  Mungkin kemaren masih kurang. Bagaimanapun terimakasih Alloh atas semua hasil yang telah diperoleh para siswa tahub ini. Ternyata di balik nilai rata - rata UN yang buruk Engkau berikan saya penghargaan dengan memberikan siswa nilai 100 untuk pelajaran bahasa Inggris. Semoga UN tahun depan ada yang dapat nilai 100 lagi. Amin.

Senin, 06 Juni 2016

TUGAS 5 KMO : SELF EDITING NASKAHKU 3 HALAMAN

SUPER TEACHER
Bab 1. Who am I?
               Who am I? Siapa saya, siapa kita? Ya kita adalah para guru. Siapa guru? Guru adalah bagian penting dari dunia pendidikan. Jadi kalau kita berbicara tentang pendidikan, tentu tidak dapat dipisahkan dari peran guru. Guru yang mempunyai peran sangat penting dalam mendidik anak – anak bangsa menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Saking terkenalnya guru, guru mempunyai banyak peran dan arti. Guru dalam bahasa Jawa sendiri mempunyai akronim digugu dan ditiru, artinya guru dapat dipercaya dan diteladani. Di negara kita, Indonesia, definisi dan peran gurupun lebih jelas dan rinci dari sekedar ‘hanya’ digugu dan ditiru. Guru yang ada di Indonesia adalah guru ideal yang diharapkan dapat diemban oleh para guru tersebut. Lalu seperti apa guru ideal di Indonesia?
A.  Guru Ideal Indonesia
Berdasarkan Undang Undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Wuih..ngeri ya tugasnya? Memang tugas guru banyak dan komplek makanya guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tapi itu dulu. Lha sekarang? Kalau sekarang tanda jasanya banyak seperti guru dapat tunjangan sertifikasi yang besarannya satu kali gaji tiap bulan, pemberian beasiswa S2 atau S1, diklat PLPG gratis, dan lain sebagainya. Makanya menjadi guru sekarang ini mesti bangga dan disyukuri. Salah satu wujud rasa syukur itu adalah bekerja dengan sebaik - baiknya. Itu baru guru keren.
Lihatlah sekarang ini setelah guru - guru memperoleh tanda jasa berupa tunjangan sertifikasi dan penghargaan yang lain, banyak universitas membuka program keguruan. Di daerah penulis sendiri, sekarang baru booming jurusan PGSD ( Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Kenapa menjadi booming? Karena berdasarkan informasi Antaranews dinyatakan bahwa pada tahun 2018 - 2020 nanti banyak guru SD yang pensiun. Ledakan guru yang pensiun ini sebenarnya sudah mulai tahun 2012 yang lalu namun puncaknya terjadi pada tahun 2018 – 2020. Jumlah guru yang pensiun mencapai puluhan ribu orang dan belum bisa terpenuhi sampai detik ini. Nah disitulah kesempatan menjadi guru terbuka lebar. Apa memang semudah itu? Engga juga sih, sebab mereka juga harus bersaing dengan yang lain dan seperti biasanya pendaftar melebihi kuota guru yang dibutuhkan. 
Sementara sekarang ini menjadi guru yang siap mental dan siap akal tidak mudah. Beruntung pemerintah kita, melaksanakan apa yang disebut dengan kuliah profesi guru selama setahun. Ya sama dengan profesi - profesi yang lain, seperti dokter, pengacara dan lain - lain. Harapannya dengan kuliah profesi tersebut seorang guru lebih tergembleng menjadi guru yang profesional. Guru yang mempunyai sikap, sifat dan tindakan yang mencerminkan manusia yang profesional, unggul dan super. Sehingga guru tipe ini dapat memiliki 4 kompetensi sesuai undang undang pemerintah, bukan yang lain.
B.  Aku guru tipe apa?
Kalau kita tanyakan pada diri kita, waktu masih sekolah dulu pasti kita telah mengenal berbagai tipe guru; ada guru killer, guru bersahabat, guru pembenci dan guru tipe humoris. Mungkin juga kita dulu waktu masih menjadi siswa atau mahasiswa, kita pernah diajar oleh keempat tipe guru di atas. Sekarang tanyakan pada diri kita, kita tipe guru yang mana? Atau kita memiliki keempat tipe tersebut? Atau kita belum paham apa kriteria tipe guru di atas. Baiklah kita ulas sebentar.
1. Guru killer
Guru killer? Ehm? Ciri - ciri guru ini adalah gaya mengajarnya dengan suara yang keras, sangat teliti, dan tidak ada toleransi terhadap pekerjaan rumah (PR). Artinya kalau sudah menjadi PR maka harus dikerjakan, tidak perduli apapun rintangannya. Walaupun masih ada ciri yang lain tetapi ciri yang paling menonjol adalah 3 sifat di atas. Guru killer ini biasanya sangat ditakutin oleh para siswa dan biasanya siswa juga berharap guru killer ini kosong atau tidak mengajar. Namun menurut penulis, hal itu tidak seluruhnya benar sebab walaupun guru ini killer tetapi ketika dia bisa mengajar dan dapat menjelaskan dengan baik, maka guru inilah yang selalu dicari. Benar ini kejadian di sekolah penulis. Ada temen penulis, dia tipe guru killer namun ketika beliau pensiun, beliau diminta oleh anak - anak untuk memberikan pembekalan materi pelajaran IPA sebab cara mengajar beliau mudah dipahami dibandingkan guru yang sudah ada. Benar kejadian ini.
Tetapi mungkin guru jenis ini -Ups..maaf salah bukan jenis, nanti dikira spesies he..he- guru tipe ini yang paling terkenal dan dikenang oleh siswa - siswanya. Kenapa? Sebab guru ini yang sering bikin siswa hidup. Kok hidup? Jelas hidup. Bukankah dengan hadirnya guru killer ini, jantung siswa berdetak lebih cepat dan membuat hidup siswa lebih hidup. Ini bukan iklan ya? Tetapi benarkan?
Nah hal ini hampir mirip dengan kisah dari nelayan di Jepang. Alkisah, dahulu kala ada nelayan di Jepang yang sering menangkap ikan Salmon di lautan, mereka sering membawa pulang hasil tangkapan dan dijual ke restoran. Para pemilik restoran selalu meminta dan membeli ikan salmon dalam keadaan masih hidup. Tau kenapa? Karena katanya daging ikan Salmon ini paling enak jika di masak dalam keadaan masih hidup. Fresh. Banyaknya pelanggan restoran yang menginginkan ikan salmon masih hidup menyebabkan ikan Salmon itu harganya menjadi mahal. Oleh karena itu, para nelayan menangkapnya dalam kondisi masih hidup. Ini yang menarik. Setiap ikan Salmon itu ditaruh dalam aquarium oleh pemilik restoran, ikan Salmon tersebut selalu mati. Padahal kalau sudah mati, dagingnya kurang lezat dan kurang laku sebab pelanggan restoran selalu minta ikan yang masih hidup. Pemilik restoran nampak bingung bagaimana caranya membuat ikan Salmon yang dibawa nelayan tersebut tetap hidup? Kalau cuma di taruh di aquarium, ikan tersebut hanya diam saja dan lama - lama mati sendiri. Lalu bagaimana caranya? Pemilik restoran tersebut  berpikir dengan keras. Akhirnya dia mendapatkan ide yang sedikit konyol. Dia mencoba menaruh ikan hiu tersebut dalam aquarium, dengan harapan bahwa ikan hiu tersebut membuat ikan Salmon terus bergerak. Dengan terus bergerak itulah yang diharapkan dapat membuat ikan Salmon tetap hidup. Kemudian langsung saja dia taruh ikan salmon dan ikan hiu dalam satu aquarium yang agak besar. Apa yang terjadi? Benar saja setelah ikan hiu melihat ikan Salmon, ikan hiu itu langsung mengejarnya. Berhubung ikan Salmon mau dimakan ikan hiu maka dia lari dan terus bergerak. Begitulah. Pemilik restoran tidak menyangka uji cobanya tersebut berhasil. Seperti yang telah dia prediksi sebelumnya bahwa ikan hiu tersebut terus mengejar - ngejar ikan Salmon tersebut. Sehingga ikan Salmon selalu bergerak karena dikejar - kejar ikan hiu. Yang tadinya ikan Salmon mati karena hanya diam saja, sekarang ikan Salmon harus bergerak terus agar tidak dimangsa ikan hiu. Itulah hidup terus bergerak. Salah satu tanda kita hidup adalah kita masih bergerak. Jadi intinya ikan hiu itu membuat ikan salmon bergerak dan terus hidup. Saya tidak menyamakan ikan hiu dengan guru killer namun saya hanya menceritakan bahwa kadang guru killer itu diperlukan manakala kita menghadapi siswa kita dalam kondisi tertentu. Guru killer selalu membuat para siswa selalu aktif dan kreatif. Betul? Semoga narasi di atas tidak berlebihan dan para guru killer tidak tersinggung. Amin :D
2. Guru pembenci
Tipe yang kedua juga tidak kalah seremnya. Guru tipe ini adalah guru yang membenci siswanya dengan alasan yang kadang rekan guru atau siswa sendiri tidak tau sebabnya. Guru tipe ini sering niteni, mengingat terus akan kesalahan siswanya dan parahnya lagi dia melampiaskan rasa bencinya dengan memberikan nilai raport yang rendah. Jadi satu kali siswa berbuat salah di mata guru pembeci ini maka bisa jadi nilai pelajaran siswa tersebut akan jelek selamanya. Ih..serem ya jadi guru tipe ini. Semoga kita bukan tipe guru ini. Kasihankan siswanya kalau seperti ini, seolah - olah hidup itu tidak adil. Semoga kita dijauhkan dari sifat dan perbuatan guru pembenci ini. Bismillah, kita tidak akan menjadi guru pembenci sebab kita adalah guru super. Setuju?
3.    Guru bersahabat
Nah, kalau 2 tipe guru di atas tidak disukai banyak siswa, maka tipe guru berikut adalah kebalikannya. Guru ini menjadi idaman para siswa. Ciri guru ini adalah cara mengajar yang enak, mudah dipahami, sabar dan mengajari siswa dengan hati. Saking baiknya, guru tipe ini sering diajak curhat siswanya. Namun tetap diingat walaupun tujuan anda dan siswa anda baik, tetap lakukan dengan cara-  cara yang baik. Misalnya berhubung akrabnya, siswa curhat sampai tengah malam, (ini curhat apa ronda?), tetap hargai privasi masing - masing. Apalagi jika antara siswa dan anda berbeda jenis kelamin atau anda sendiri telah berkeluarga, maka hentikan curhat tengah malam. Anda harus menjaga perasaan pasangan anda dan kegiaran curhat bisa dilanjutkan besokkan? (Serasa sinetron..berseri). Namun anda perlu tegas dan memberi batas - batas tertentu, antara guru dan siswa.
4.    Guru humoris
Tipe yang keempat adalah guru yang biasanya menjadi guru favorit di sekolah. Ciri guru ini biasanya menyisipkan humor ketika berbicara, entah ngobrol biasa atau dalam proses belajar mengajar. Pokoknya membuat siswanya happy dan senyum bahagia. Namun tetap saja bercanda perlu mengukur intensitas dan porsinya. Jadi fokus utama tetap materi pelajaran, kecuali di luar ruang kelas mungkin agak banyak joke - jokenya, ga papa. Bahkan sampai bergurau terus terusan dan berguling - guling menahan tawa juga boleh -kalau tidak malu sama umur-. Namun tetap dilihat dulu dimana tempat berguraunya dan siapa yang kita ajak bergurau? Bagaimanapun kita wajib menjaga wibawa kita di depan siswa, rekan guru dan masyarakat. Ingat kita adalah orang tua siswa di sekolah jadi mari kita bertindak proporsional dan profesional. 

ALHAMDULILLAH, JUARA 1 GURPRES

 
     Setelah melewati serangkain tes, dimulai dari tes tertulis -tes psikotes-, presentasi dan wawancara, akhirnya diumumkan aku sebagai juara 1 guru berprestasi tingkat kabupaten Bantul tahun ini. Patut aku syukuri sebab sebelumnya aku cuma, tepatnya ibu kepala sekolahku, menargetkan hanya masuk 10 besar. Ya wajarlah menarget hal tersebut berhubung seleksi guru berprestasi adalah lomba yang sangat, sangat berat dibandingkan lomba yang lain. Di samping tes yang saya sebutkan di atas, yang lebih berat adalah membuat portofolio - jadi tes di atas tidak berat?- bukan begitu namun mengumpulkan berkas, sertifikat, ijazah dan kertas pendukung itu repotnya minta ampun.
    Kalau tes tuliskan kan bentuknya pilihan ganda, jadi bisa atau tidakkan tetap bisa pilih  -walaupun salah- tetap terjawab. Informasi lebih lengkap silahkan klik disini

Sabtu, 04 Juni 2016

DUNIA MALAM TAK SESERAM PERSEPSI

    Duduk tidak jauh dari tempat pentas yang sederhana, group band ini dengan semangat mengalunkan lagu lagu lama. Lagu lama yang kebanyakan lagu - lagu koes plus. Ah..kembali ke masa silam. Ku nikmati alunan lagu itu sambil memesan beberapa makanan dan minum; dua buah sop buntut dan iga beserta 2 piring nasi. Ya 2 piring nasi, walaupun kami datang bertiga. Bulan karena uangnya cukup untuk pesan 2 piring, bukan itu. Tetapi kami rasa terlalu takabur jika kamu memesan tiga atau lebih kemudian tersisa atau hanya termakan sedikit atau malah lebih parah lagi tidak tersentuh. Masih utuh, mending uang untuk membeli itu kamui kasihkan ke pemain band. Biar mereka mengganti lagu yang lebih ngerock atau lagu yang sekarang baru ngetrend. Tetapi kayaknya tidak mungkin pemain band itu mengganti lagunya sebab banyak tamu yanh berusia di atas 40 tahun. Kasihan kalau lagu harus ngerock seperti guns and roses, nirvana atau bon jovi. Ah..andai diganti lagu itu tentu malam tidak sedingin  itu.
Pesanan akhirnya datang persis yang kami pesan. Seorang waiters membawa mangkuk sup buntut pesanan kami. Aroma sup segera menyebar dan hinggap ke hidung kami. Kami bertiga melihat dengan penasaran bagaimana rasanya sup itu. Tak terasa aku ikut menelan ludah ketika istri mencicipi sup itu. Sementara anakku sibuk mengatur makanan yang lain. Alangkag nikmatnya makan bersama keluarga. Namun aku mesti bersyukur atau sedih ketika anak lakiku tidak ikut serta. Dia lebih memilih ikut neneknya. Bukan karena apa apa cuma karen dia kangen naik bus. Ya sesimpel itu. Aku maklum saja namanya juga anak umur 3 tahun. Tahulah, bahwa anak seusia itu baru - senang - senangnya dengan sesuatu yang baru. Terus yang lama? Tentu saja yang lama ditinggalkan, dia sudaj bosan dengan itu. Mau apa lagi? Biarlah kami bertiga, toh ini tidak mengurangi kenikmatan kami menyantap hidangan ini. Istriku nampaknya tidak terlalu lapar. Dia nampak malas malasan memasukan nasi ke mulutnya. Aku? Tentu saja aku bersemangat, apalagi Haura, anakku dia begitu rakus seolah - olah dia besok tidak bolah makan atau puasa. Tetapi disitulah aku merasa bangga dimana kerja kerasku dapat dinikmati bersama dan anakku merasa lahap dengan rejeki yang kami dapatkan selama ini. Alhamdulillah. Semoga rejeki ini, rejeki yang halal dan barokah.
Persis seperti yang saya duga sebelumnya bahwa pesanan itu cukup untuk kami bertiga. Mungkin nampak sedikit tetapi nikmatnya suasan malam itu betul - betul memberi kesan magic, kesan malam itu spesial, tidak huru - hara, penganiayaan, perampokan atau tindakan kriminal lainnya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, selain rasa kantuk yang mungkin jadi masalah bagi kami ketika pulang. Jarak masih cukup jauh dari rumah. Ketika perut mulai kenyang maka kantuk akan segera menyerang, seperti itu biasanya. Itu yang kutakutkan bukan yang lain. Malam itu aku dapat menyimpulkan bahwa malam itu hitam dan hitam itu pekat tetapi pekat itu tidak selalu berarti jahat. Pekat hanya simbul dari hitam yang sangat. Semoga aka  selalu seperti ini. Jogjaku aman, jogjaku nyaman dan jogjaku istimewa. Semoga.

MALIOBOROKU KINI

    Malioboroku mulai berbenah, Malioboroku? Plis mas jangan ngaku ngaku. Ok, malioboro kita mulai tertata walau belum sempurna, disana sini masih ada renovasi dan perbaikan trotoar. Namun tahukah anda, bahwa sekarang ini kita tidak bisa lagi parkir di depan toko - toko di Malioboro. Kenapa? Karena ya...sekarang ada pembenahan dan penataan ulang lahan parkir. Dulu kita bisa bebas menaruh motor kita di sepanjang malioboro. Sekarang no way. Sekarang anda harus menempatkan kendaraan anda di tempat tempat tertentu, baik yang legal maupun illegal. Lho, emang ada yang ilegal? Ada, buktinya di gang - gang menuju kampung di manfaatkan untuk parkir motor. Kenapa bisa begitu ya? Sebab jumlah kendaraan yang mau parkir ke Malioboro lebih banyak daripada jumlah dan space tempat parkir, apalagi ada tempat parkir yang jauh dari pusat keramaian seperti parkir Jl. Abu bakir ali. Di tempat parkir tersebut orang harus jalan kaki sekian ratus meter menuju ke Malioboro Mall , pasar Beringharjo dan destinasi yang lain.
    Memang perbaikan ini membawa konsekuensi yang sedikit merepotkan dan melelahkan bagi kita disebabkan jarak tempat parkir tersebut. Dulu kalau kita parkir sangat praktis, tinggal taruh motor di depan toko yang kita tuju terus masuk toko, gitu dah beres. Ada yang ngurusin. Kita tinggal fokus ke belanjaan kita. Begitupun kalau pulang, sangat mudah, tinggal ambil motor dan bayar, beres. Itu dulu, ya beberapa bulan yang lalu. Namun perubahan yang terjadi sekarang, memang menggembirakan, artinya ya kita bisa bebas jalan - jalan di Malioboro, tidak lagi terhalang motor parkir atau sulitnya jalan lebih cepat. Malioboro sekarang kelihatan lengang karena tidak ada lagi parkir motor di trotoar. Sekarang nyaman sekali untuk jalan, bahkan kita bisa pesan siomay yang baru lewat dan duduk di devider serta makan sambil melihat lalu lalang kendaraan yang lewat. Bahkan kita bisa menyaksikan atraksi musik jalanan yang tampil di pelataran tempat parkir yang kosong, yang dulu digunakan untuk tempat parkir. Sungguh eksotik dan menarik, kita bisa leluasa menikmati suasana malam di Malioboro. Suasana sekitar yang lengang, lampu dan musik menambah kenikmatan jalan - jalan kami.  Tetapi  kenyamanan kami terganggu dengan sampah yang berserakan, apakah itu disebabkan karena malam hari sehingga tidak ada lagi tukang kebesersihan, entahlah. Aku tidak tau, menurutku kalau mau bisa kok ada penjadwalan kebersihan sampai malam hari. Toh Malioboro buka 24 jam, yang tutup kan tokonya, bukan Malioboronya. Jadi ya itu mungkin saja, daripada kotor, betul?
Kekuatan tujuan wisata, di samping indahnya tempat tersebut dan keramahan para pelaku pariwisata, perlu juga dijaga kebersihannya. Dengan harapan, para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun manca negara dapat betah tinggal di Yogyakarta. Oleh karena itu Malioboro yang sudah populer tersebut perlu diimbangi dengan kebersihan jalan dan lingkungan yang baik. Jangan malah kelihatan jorok, sampah ada di mana - mana, tidak terurus dengan baik. Kebersihan merupakan salah satu pelayanan yang bisa diupayakan. Syukur - syukur kondisinya seperti Singapore ( emang pernah kesana?) yang bersih dan tertara rapi, katanya. Ya memang sih saya belum pernah ke sana, tetapi sekarang ini, jaman modern ini kalau kita mau tau sesuatu tidak perlukan kita kesana? Gampangnya gini kita tinggal angkat Handphone dan googling di internet, pasti ketemu. Kalau tidak ketemu kita bisa mengundang siapa tuh artis yang dapat memcari orang yang telah membully dirinya? Hebat dia, bisa menemukan, kemudian membawa ke Jakarta dan gantian artis itu membully orang tadi, di depan TV lagi. Jadi sekarang siapa yang lebih jahat? Ya mereka sama saja, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan jahat yang lain. Lalu apa bedanya? Ya mereka berdua sama saja. Apapun alasannya, mereka hanya mencari kebenaran dengan versi mereka sendiri - sendiri. Wallahualam bi shawab. Ya biarlah Alloh yang menilai, saya tidak bisa menilai, bisanya komentar. Semoga komentarnya seimbang, tidak memihak salah satu orang tersebut. Nah itu, artis di atas yang bisa cari kalo saya cuma usul saja, takut juga saya kalau nanti dicari terus suruh nraktir bakso. :D
    Malioboroku sayang, malioboroku  berkembang. O..iya tidak semua berubah kok. Ada yang masih sama seperti sebelumnya. Sebagai contoh, untuk penempatan penjual aksesories, baju dan sandal juga masih sama, di emperan toko.  Kita tidak lagi tambah repot, sebab mereka tetap di tempat semula. Bayangkan kalau mereka pindah ke merapi -ah..berlebihan-, apa kita ga susah mencari dan menuju ke sana. Walaupun itu tidak mungkin juga kalau dipindah jauh - jauh, siapa yang mau. Jangankan pembeli, lha wong pedagangnya juga pasti tidak mau. Ya, iyalah jauh gitu lho. Walaupun tidak ada tempat yang permanen untuk para pedagang namun mereka, kayaknya sudah nyaman. Nyatanya tetap bertahan dan baik - baik saja, artinya mereka tidak protes dan mau membayar restribusi untuk penjualannya. Itu para pedagangnya, bagaimana tukang parkirnya? Apakah mau dan rela direlokasi? Katanya sih hal tersebut masih menyisakan masalah. Menurut informasi mereka dapat uang ganti rugi, ga tau itu ganti rugi apa ganti untung, wong cuma dapat 50 ribu per hari selama 3 bulan. Di samping penghasilan tersebut, mereka masih boleh melakukan kegiatan perparkiran dan mendapat tambahan penghasilan dari uang parkir di tempat yang baru. Jadi mereka dapat ganti rugi atau ganti untung? Ga taulah, besok saya tanyakan kalau saya sudah punya waktu luang dan nganggur. Tak sempet sempetin tanya tukang parkir, mereka dapat ganti rugi atau ganti untung, semoga saja saya tidak ditimpuk he...
    Melihat perkembangan dan kemajuan Malioboro, menurutku dinas tata kota perlu punya ide visioner, bukan hanya memindahkan tempat parkir di beberapa titik, namun membuat terobosan baru. Apa itu? Ya..mungkin membuat parkir bawah tanah dan tempatnya di bawah jalan Malioboro sehingga orang - orang yang datang ke Malioboro tidak seperti sekarang ini. Repot sekali. Duh..kebayangkan capeknya? Memang sih kita bisa sih parkir di kanan kiri supermarket, toh supermarket punya tempat parkir tetapi biasanya penuh, keduluan yang lain. Terus?
 Atau kita parkir di tempat warga sekitar? Ini juga bisa kita lakukan tetapi sulit juga masuknya sebab gangnya sempit dan juga padat sekali, ditambah ongkos parkir juga melambung menjadi 3ribu rupiah. Itu saja tidak dikasih karcis, apalagi snack boro - boro.
    Usulan saya bagi dinas tata kota ya di atas tadi, buat parkir bawah tanah, memang awalnya pembangunan menganggu dan semrawut namun setelah selesai itu sangat bermanfaat dalam jangka panjang dan visioner. Sehingga kita bisa meninggalkan anak cucu kita sebuah harapan dan grand design yang baik. Dengan begitu kita tidak akan lagi meninggalkan masalah bagi kehidupan mereka. Pada akhirnya mereka akan berterimakasih kepada kita sebagai nenek moyang yang baik -nenek moyang?- karena kita telah memikirkan sejauh itu dan sebaik itu tentang masa depan mereka. Anda setuju?

Jumat, 03 Juni 2016

TUGAS 4 KMO B6.1: MENGEMBANGKAN OUTLINE

    Dalam postingan ini, saya akan mencoba menjabarkan tentang outline saya pada bab 1 dalam 3 halaman. 3 halaman? Sebenarnya 3 halaman tidak terlalu sulit, yang sulit adalah membuat kata demi kata, kalimat demi kalimat yang runtut, sambung - menyambung dan enak dibaca. Itu yang sulit dan menjadi tantangan tersendiri. Apalagi outline saya ini dan calon buku nantinya adalah tulisan bergenre non-fiksi. Judul calon buku saya adalah        SUPER TEACHER
Bab 1 Who am I?
               Who am I? Siapa saya, siapa kita? Ya kita adalah para guru. Siapa guru? Guru adalah bagian penting dari dunia pendidikan. Jadi kalau kita berbicara tentang pendidikan, tentu tidak dapat dipisahkan dari peran guru. Guru yang mempunyai peran sangat penting dalam mendidik anak – anak bangsa menjadi generasi cerdas dan berakhlak mulia. Saking terkenalnya guru, guru mempunyai banyak peran dan arti. Guru dalam bahasa Jawa mempunyai akronim digugu dan ditiru, artinya guru dapat dipercaya dan diteladani. Di negara kita sendiri, Indonesia, definisi dan peran gurupun lebih jelas dan rinci dari sekedar digugu dan ditiru. Guru yang ada di Indonesia adalah guru ideal yang diharapkan dapat diemban para guru tersebut. Lalu seperti apa guru ideal di Indonesia
A. Guru Ideal Indonesia
Berdasarkan undang undang guru dan dosen no.14 tahun 2005, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Wuih..ngeri ya tugasnya? Memang tugas guru banyak dan komplek makanya guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tapi itu dulu. Lha sekarang? Kalo sekarang tanda jasanya banyak; dapat tunjangan sertifikasi yang besarannya satu kali gaji tiap bulan, pemberian beasiswa S2 atau S1, diklat PLPG gratis, dan yang lainnya. Makanya menjadi guru sekarang ini mesti bangga dan disyukuri. Dan salah satu wujud rasa syukur itu, bekerja dengan sebaik - baiknya. Lihatlah sekarang ini setelah guru - guru memperoleh tanda jasa berupa tunjangan sertifikasi, banyak universitas membuka program keguruan. Di daerah penulis yang lagi booming adalah jurusan PGSD ( Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Kenapa menjadi booming? Karena pada tahun 2018 nanti banyak guru SD yang pensiun. Nah disitulah kesempatan menjadi guru terbuka lebar. Apa memang semudah itu? Engga juga sih, sebab mereka juga harus bersaing dengan yang lain dan seperti biasanya pendaftar melebihi kuota guru yang dibutuhkan. 
Sementara sekarang ini menjadi guru yang siap mental dan siap akal tidak mudah. Beruntung pemerintah kita, melaksanakan apa yang disebut dengan kuliah profesi guru selama setahun. Ya sama dengan profesi - profesi yang lain, seperti dokter, pengacara dan lain - lain. Harapannya dengan kuliah profesi tersebut seorang guru lebih tergembleng menjadi guru yang profesional. Guru yang mempunyai sikap, sifat dan tindakan yang mencerminkan manusia yang profesional, unggul dan super. Sehingga guru tipe ini dapat memiliki 4 kompetensi sesuai undang undang pemerintah, bukan yang lain.
B. Aku guru tipe apa?
Kalau kita tanyakan pada diri kita, waktu masih sekolah kita telah mengenal berbagai tipe guru, ada guru killer, guru bersahabat, guru pembenci dan guru tipe humoris. Sekarang tanyakan pada diri kita, kita tipe yang mana? Atau kita belum paham apa kriteria tipe guru di atas. Baiklah kita ulas sebentar.
  1. Guru killer      
Guru killer? Ehm? Ciri - ciri guru ini adalah gaya mengajarnya dengan suara yang keras, sangat teliti, dan tidak ada toleransi terhadap pekerjaan rumah (PR). Artinya kalau sudah menjadi PR maka harus dikerjakan, tidak perduli apapun rintangannya. Walaupun masih ada ciri yang lain tetapi ciri yang paling menonjol adalah 3 sifat di atas. Guru killer ini biasanya sangat ditakutin oleh para siswa dan biasanya siswa juga berharap guru killer ini kosong atau tidak mengajar. Namun menurut penulis, hal itu tidak seluruhnya benar sebab walaupun guru ini killer tetapi ketika dia bisa mengajar dan dapat menjelaskan dengan baik, maka guru inilah yang selalu dicari. Benar ini kejadian di sekolah penulis. Ada temen penulis, dia tipe guru killer namun ketika beliau pensiun, beliau diminta oleh anak - anak untuk memberikan pembekalan materi pelajaran IPA sebab cara mengajar beliau mudah dipahami dibandingkan guru yang sudah ada. Benar kejadian ini.
      Tetapi mungkin guru jenis ini, (Ups..maaf salah bukan jenis, nanti dikira spesies he..he.) guru tipe ini yang paling terkenal dan dikenang oleh siswa - siswanya. Kenapa? Sebab guru ini yang sering bikin kita hidup. Kok hidup? Jelas hidup. Bukankah dengan hadirnya guru killer ini, jantung kita berdetak lebih cepat dan membuat hidup lebih hidup. Ini bukan iklan ya?Benarkan? Nah hal ini hampir mirip dengan kisah dari nelayan di Jepang. Alkisah, dahulu ada nelayan di Jepang yang sering menangkap ikan Salmon di lautan, nah daging ikan salmon ini paling enak kalau di masak ketika masih hidup. Ketika ikan salmon masih hidup maka ikan Salmon itu harganya lebih mahal. Oleh karena itu, para nelayan menangkapnya dalam kondisi masih hidup. Dan ini yang menarik, setiap ikan itu ditaruh di aquarium oleh pemilik restoran, ikan Salmon tersebut selalu mati. Padahal kalau sudah mati dagingnya kurang lezat dan kurang laku sebab pelanggan restoran selalu minta ikan yang masih hidup. Feesh. Pemilik restoran nampak bingung bagaimana caranya membuat ikan Salmon yang dibawa nelayan tersebut tetap hidup? Kalau cuma di taruh di aquarium, ikan tersebut hanya diam saja dan lama - lama mati. Lalu bagaimana caranya? Pemilik restoran tersebut  berpikir dengan keras. Akhirnya dia mendapatkan ide yang sedikit konyol. Dia mencoba menaruh ikan hiu dalam aquarium dengan harapan bahwa ikan hiu tersebut membuat ikan Salmon terus bergerak. Langsung saja dia taruh ikan salmon dan ikan hiu dalam satu aquarium yang agak besar. Apa yang terjadi? Benar saja ikan hiu begitu melihat ikan Salmon, ikan hiu tersebut langsung mengejarnya. Berhubung ikan Salmon mau dimakan ikan hiu maka dia lari dan terus bergerak. Begitulah. Pemilik restoran tidak menyangka uji cobanya tersebut berhasil. Seperti yang telah dia prediksi bahwa ikan hiu tersebut terus mengejar - ngejar ikan Salmon tersebut. Sehingga ikan Salmon selalu bergerak karena dikejar - kejar ikan hiu. Yang tadinya ikan Salmon mati karena hanya diam saja, sekarang ikan Salmon harus bergerak terus agar tidak dimangsa ikan hiu. Salah satu tanda kita hidup adalah kita masih bergerak. Jadi intinya ikan hiu itu membuat ikan salmon bergerak dan terus hidup. Saya tidak menyamakan ikan hiu dengan guru killer namun saya hanya menceritakan bahwa kadang guru killer itu diperlukan manakala kita menghadapi siswa kita dalam kondisi tertentu. Guru killer selalu membuat para siswa selalu aktif dan kreatif. Betul? Semoga narasi di atas tidak berlebihan dan para guru killer tidak tersinggung. Amin :D
2. Guru pembenci
Tipe yang kedua juga tidak kalah seremnya. Guru tipe ini adalah guru yang membenci siswanya dengan alasan yang kadang rekan guru atau siswa sendiri tidak tau sebabnya. Guru tipe ini sering niteni, mengingat terus akan kesalahan siswanya dan parahnya lagi dia melampiaskan rasa bencinya dengan memberikan nilai raport yang rendah. Jadi sekali siswa berbuat salah di mata guru pembeci ini maka bisa jadi nilai pelajaran siswa tersebut akan jelek selamanya. Ih..serem ya jadi guru tipe ini. Kasihankan siswanya kalau seperti ini seolah - olah hidup itu tidak adil. Semoga kita dijauhkan dari sifat dan perbuatan guru pembenci ini. Bismillah, kita tidak akan menjadi guru pembenci sebab kita adalah guru super. Setuju?
3. Guru bersahabat
Nah, kalau 2 tipe guru di atas tidak disukai banyak siswa, maka tipe guru berikut adalah kebalikannya. Guru ini menjadi idaman para siswa. Ciri guru ini adalah cara mengajar yang enak, mudah dipahami, sabar dan mengajari siswa dengan hati. Saking baiknya, guru tipe ini sering diajak curhat siswanya. Namun tetap diingat walaupun tujuan anda dan siswa anda baik, tetap lakukan dengan cara-  cara yang baik. Misalnya berhubung akrabnya, siswa curhat sampai tengah malam, (ini curhat apa ronda?), tetap hargai privasi masing - masing. Apalagi jika antara siswa dan anda berbeda jenis kelamin atau anda sendiri telah berkeluarga, maka hentikan curhat tengah malam. Anda harus menjaga perasaan pasangan anda dan kegiaran curhat bisa dilanjutkan besokkan? (Serasa sinetron..berseri). Namun anda perlu tegas dan memberi batas - batas tertentu, antara guru dan siswa.
4. Guru humoris
Tipe yang keempat adalah guru yang biasanya menjadi guru favorit. Ciri guru ini biasanya menyisipkan humor ketika berbicara, entah ngobrol biasa atau dalam proses belajar mengajar. Pokoknya membuat siswanya happy dan senyum bahagia. Namun tetap saja bercanda perlu mengukur intensitas dan porsinya. Jadi fokus utama tetap materi pelajaran, kecuali di luar ruang kelas mungkin agak banyak joke - jokenya, ga papa. Bahkan sampai bergurau terus terusan dan berguling - guling menahan tawa juga boleh ( kalau tidak malu sama umur). Namun tetap dilihat dulu dimana tempat berguraunya dan siapa yang kita ajak bergurau? Bagaimanapun kita wajib menjaga wibawa kita di depan siswa, rekan guru dan masyarakat. Ingat kita adalah orang tua siswa di sekolah jadi mari kita bertindak proporsional dan profesional. 
Sapa http://www.kmoindonesia.com 
dan http://www.ernawatililys.com
C. Guru profesional = guru super?
    Seperti yang saya sampaikan di atas bahwa menjadi guru profesional harus mempunyai 4 kompetensi; kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Ya, disamping syarat guru profesional itu juga memperoleh sertifikat pendidik, namun yang lebih penting guru profesional itu dapat memahami dan melaksanakan 4 kompetensi guru di atas. Dengan melakukan ketentuan guru profesional maka menurutku dialah guru super. Kok bisa? Coba kita perhatikan. Pertama, untuk kemampuan dia mengajar dan segala hal tentang pembelajaran, itu sudah termaktub dalam kompetensi pedagogik. Kedua, untuk kemampuan mengendalikan diri dan mensikapi peserta didik maka kompetensi kepribadian guru, ketiga untuk kemampuan menangani lingkungan sekitar ada kompetensi sosial dan keempat, kemampuan diri guru telah terkandung dalam kompetensi profesional. Jadi kalau seorang guru dapat memenuhi kriteria sebagai guru profesional, maka -menurut penulis sih- dia menjadi guru super. Guru super yang siap berkembang, melayani siswa dan lingkungan sekitar dengan ikhlas. Itulah esensi guru sesungguhnya.
D. Siapakah guru super itu?
    Ini pertanyaan yang mesti kita jawab dengan baik dan hati - hati. Kenapa harus hati - hati? Sebab kita harus meyakinkan diri kita apakah kita termasuk di dalamnya? Apakah kita juga guru super? Apakah kita dapat memenuhi kriteria sebagai guru super? Atau apakah kita dapat mengimplementasikan 4 kompetensi sebagai guru profesional, yang notabene guru profesional itu ya..guru super tersebut. Tanyakan pada diri anda apakah anda memenuhi kriteria tersebut di atas. Jika jawabannya ya, atau minimal anda melangkah menuju kesana maka andalah guru super tersebut. Lalu pertanyaan selanjutnya untuk apa kita menjadi guru super? Baiklah kita uraikan sekilas alasan mengapa kita harus menjadi guru super. Menurut Weidmer (2015) anak - anak sekarang, siswa sekarang termasuk generasi Z yaitu generasi yang lahir pada tahun 1996 sampai 2015. Nah generasi Z ini mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda dengan generasi - generasi sebelumnya. Seperti kita ketahui, ada generasi baby boomer yang lahir tahun 1946 - 1964, generasi X lahir tahun 1965 - 1980 dan generasi Y yang lahir pada tahun 1980an - 1990an, itu kata Weidmer, bukan saya. Sehingga kita sebagai guru yang lahir pada tahun tahun di atas tidak bisa mengimbangi siswa kita yang lahir tahun 1996 kalau dari diri kita sebagai guru tidak berkembang atau menjadi guru yang super. Kita mesti cepat dan peka terhadap perkembangan dan informasi di sekitar sebab karakter dan kepribadian generasi Z ini terbentuk karena adanya akses informasi yang besar dan cepat. Generasi ini mempunyai rasa ingin tau yang tinggi sehingga pengetahuan mereka berkembang pesat disebabkan dukungan gadget dan internet. Mereka dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus secara bersamaan (multitasking) dan mengambil keputusan secara cepat dan spontan. 

YES, AKU JUARA

Bukti Kemenanganku
   Mungkin banyak orang yang bilang, ah..cuma Rp, 10,000, hadiahnya, tetapi menurutku bukan itu yang penting, namun yang penting adalah jiwa kompetisi itu yang penting. Semangat berjuang yang gigih (he..he lebay) dan pantang menyerah :D yang tumbuh dalam sanubariku (ada tong sampah :D) Semangat itu perlu dipupuk, disiramin, disiangi dan dimalami biar jiwa kompetitif tertanam dan memberi pengaruh terhadap orang - orang di sekitar kita. Mari kita dramatisir ya? Aku sebenarnya tidak menyangka bisa juara ha..ha karena karya (karya? plis dech) sebenarnya isinya curhat malah keluhan yang sebenarnya juga agak sadis, sarkastik dan hal yang tidak enak. Terimakasih aku ucapkan kepada keluargaku yang telah mendukungku sehingga aku dapat meraih kejuaraan ini. Terimakasih juga aku ucapkan kepada panitia yang telah memilihku. Yang terakhir, ucapan terimakasih aku ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan anugrah rejeki ini. Tetapi jujur aku masih bingung kenapa penyelenggara malah memilih kritikanku yang jelas - jelas isinya menjelekkan mereka.
   Tetapi mungkin itu menjadi kebijakan tertentu dari penyelenggara untuk menentukan siapa juaranya. Dan ternyata seperti gambar di samping, namaku..ya namaku tertera di situ dan Insya Alloh seluruh Indonesia tau akulah juaranya. Walaupun ada yang meragukan, bukan meragukan keluhanku, bukan, tetapi meragukan apakah kritikan atau keluhan itu ada atau tidak. Jangan - jangan tidak ada sehingga menjadi pemenang goib...he..he Pliss positive thinking. Coba deh cari lagi, pasti ketemu deh. Siapa tau komennya tenggelam, berhubung yang komen dan ngirim banyak, tetapi suer saya ngirim komen kok. Lihat saja dan cari saja di facebook panitia. Aku juga tidak mengenal panitia secara pribadi, jadi kemenangan ini tidak ada kedekatan secara personal. Kemenangan ini hanya kebetulan saja, kebetulan komenku bagus, menurut mereka sih. Menurutku sendiri wah..ckck kritik pedas he..he. Kebetulan juga mungkin ini rejekiku, he..he walaupun hadiahnya tidak seberapa. Namun namanya rejeki -mau besar atau sedikit- tidak bisa kita ditolak dan rejeki itu tidak akan tertukar, kecuali rejeki itu mampir kemana dulu. Nah kebetulan rejeki aku langsung ke no, Hp ku dan hebatnya lagi, begitu no. HP saya kirim ke panitia lomba, mereka langsung mengirim pulsa ke no.HPku. Dan alhamdulillah, pulsa sudah saya terima. Syukuri dan jadikan sebagai pemantik untuk lomba yang lebih besar dan untuk tujuan yang lebih hebat lagi. Semoga.

Kamis, 02 Juni 2016

PELAJARAN TERSIRAT DALAM DIKLAT JURNALISTIK

    Baru pertama kali ini saya menjadi narsumber di sekolah, khususnya untuk anak SMP. Tetapi saya berharap ini kejadian yanga terakhir. Bayangkan saja masuk di sebuah SMP yang mana saya nanti mengisi menjadi narasumber, sudah disambut dengan ketidakramahan oleh satpam atau mungkin guru piket, entah aku tidak peduli. Ugh...sabar mau puasa. Pertanyaanku yang menurutku sopan dan halus dijawab dengan sikap yang tidak bersahabat; pak, mau ketemu kepala sekolah?" "Ga ada bu kepala sekolah." jawabnya tanpa menanyakan keperluan saya apa. "Saya diminta mengisi pelatihan jurnalistik." kulanjutkan dengan penjelasan. "Silakan, sebelah sana," jawabnya tanpa menunjukkan atau menemani ke ruang pelatihan. Oalah...iku lelakon opo? Sepertinya aku yang butuh, bukan aku tidak butuh membimbing muridku kalau aku tidak diminta. Penderitaanku tidak berlanjut.
    Ada juga guru di SMP ini yang sudah kenal, akrab malah tetapi sepertinya dia juga cuek, mosok manggil saya pak Bambang, Bambang adalah instansiku, bukan namaku, padahal dia dulu teman akrab, sering diklat, juga pernah aku undang sebagai narasumber di diklatku. Tetapi kayaknya dia tersaingi xi..xi suudzon. Diakan pembimbing jurnalistik kenapa mengundang narsum dari luar? Ah..ini hanya perasaan.
    Menurut para ahli dan para alim serta orang yang bijaksana, kita bisa tersakiti dan menderita jika kita mengijinkan hati kita menderita tetapi jika kita tidak mengijinkan maka kita baik - baik saja. Yang punya masalah bukan kita tetapi mereka dengan hati mereka, mereka dengan kesombongan mereka dan mereka dengan akhlak mereka. Sementara aku? Aku tidak bisa tersakiti kalau tidak mengijinkan. Ini pelajaran yang sangat berharga semoga ini menambah pahala bagi perjalanan hidupku.

MINDMAP DAN OUTLINE UNTUK BUKUKU (part 2)

 
Mindmap Ide ke 2
 Untuk mindmap dan outline ide ini, sebetulnya buku telah saya tulis lama. Namun belum kelar juga, kayaknya belum mantap untuk dikirim ke penerbit. Ide ini adalah ide yang telah muncul beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2010. Ide ini bukan murni ide sebuah buku tetapi ide sebuah PTK. Pada tahun itu, PTK tersebut telah lolos lomba kreativitas guru tingkat nasional. Hebatnya lagi  Lomba Kreativitas Ilmiah Guru tersebut diadakan oleh LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). LIPI gitu lho. Uih..mulai sombongnya..he..he. Memang sombong dan percaya diri itu tipis sekali, transparan malah..ups. Memang waktu itu aku tidak juara, ya mungkin kurang beruntung saja namun ide tersebut original, murni malah. Jadi apa salahnya kalau saya buat menjadi sebuah buku dengan mengemas sedikit berbeda sehingga lebih menarik. Harapannya orang lain nanti dapat menggunakan caraku atau terinspirasi dengan ide tersebut. (PD amat xi..xi) Semoga. Outline yang akan aku buat sebagai berikut;
Bab 1.Pendahuluan
       A. Memahami Tugas Guru
       B. Apa Tugas Orang Tua Siswa?
       C. Apa yang mesti dilakukan siswa?
Bab 2. Warming Up
        A. Memahami Tujuan Pembelajaran
       B. Model Pertanyaan UN
Bab 3. Early Detection
       A. Apa itu Early Detection?
       B. Manfaat Early Detection?
       C. Bagaimana mempraktekan Early Detection?
Bab 4. Deteksi Dini Materi Pelajaran
      A. Analisis soal Tahun lalu
      B. Memastikan Kurikulum yang digunakan.
      C. Cermati SKL tahun ini
Bab 5. Deteksi Dini Siswa
      A. Lakukan pre-test
      B. Analisis semua hasil Tes
      C. Sekarang saatnya Post Test
Bab 6 Selamat Berjuang!
      A. Ingatkan untuk Berdoa
      B. Ingatkan Asupan Gizi
      C. Minta Istirahat yang cukup
      D. Minta restu ortu dan guru
Bab 7. Beasiswa bagi siswa
     A. Beasiswa SMA/SMK
     B. Beasiswa Sekolah Kedinasan
     C. Beasiswa umum

 


MINDMAP & OUTLINE UNTUK BUKUKU (part 1)


Mindmap Buku 1
    Tantangan KMO Batch 6 selanjutnya adalah membuat mindmap dan outline, sulit? Engga, Tetapi sulit banget he..he. Ga sulit, suer cuma kadang kalo tidak disempatkan bisa kelabakan menyelesaikan. Kan tugasnya 2 lagi. Dateline nanggung juga, hari Jumat gitulah...kita kita kan sholat jumat juga, jadi mengurangi waktu dateline he..he (alibi xi..x). Namun setelah dicoba, membuat mindmap menjadi masuk akal dan mempermudah kita saat mau membuat buku. Semoga saja. Nah karena kita diwajibkan membuat 2 mindmap dan 2 outline dari 10 tugas kita yang kemaren. Maka saya juga mengirim 2 mindmap dan 2 outline saja, karena mengirim lebih dari 2 juga tidak ada tambahan poin, apalagi tambaha koin, boro - boro :D Just a joke. By the way semoga gambar mindmap ini bisa di zoom out sehingga kelihatan tulisan - tulisan yang kecil tersebut. Sedangkan outlinenya sebagai berikut;
Bab 1 Who am I?
           A. Guru Ideal Indonesia
           B. Aku guru tipe apa?
           C. Guru profesional = guru super?
           D. Siapakah guru super itu?
Bab 2. Speaking, perbaiki cara berbicara
           A. Cara berbicara yang baik
           B. Siapa yang kita ajak bicara?
           C. Ini jangan diucapkan!
Bab 3 Useful, jadilah guru yang berguna
           A. Bergunalah bagi siswa anda
           B. Bermanfaatlah bagi rekan guru
           C. Berkorbanlah untuk orang lain
Bab 4. Performance, perhatikan penampilan anda
       A. Berpakaian yang rapi, bersih & menarik
          B. Sisirlah rambut anda
          C. Semprotkan parfum
          D. Pakailah aksesoris seperlunya
Bab 4. Enthuasiasm, bersemangatlah!
         A. Mengajar dengan rock n roll
         B. Tuntaskan semua pekerjaan
         C. Siap menjabat apa saja
Bab 5. Respect, hormatilah siapa saja
         A. Murahlah dalam memuji
         B. Luangkan diri untuk berbagi
         C. Hormatilah apapun itu.
Itulah outline untuk buku " SUPER TEACHER"

Senin, 30 Mei 2016

UJIAN NASIONAL SEKELAS UJIAN HIDUP?

    Banyak siswa kita yang merasa tertekan, kalau tidak dibilang stess menghadapi Ujian Nasional. Biarpun sekarang UN bukan lagi penentu kelulusan tetapi tetap saja menjadi momok karena dari hasil Ujian Nasional itulah para siswa dapat memilih dan menentukan mau sekolah atau kuliah dimana. Jika nilai UN yang diperoleh bagus maka otomatis dia bisa sekolah yang dicita - citakan. Tetapi jika nilai UN tidak bagus, maka musnah sudah harapan hidupnya. Bahkan ada yang bunuh diri karena tidak siap menghadapi kenyataan. Seakan hidupnya tergantung dari ini UN.
    UN tetap menjadi momok, tetap menjadi algojo pencabut masa depan walaupun bukan menjadi tolok ukur kesuksesan namun itu merupakan suatu kebanggan bersama jika nilai UN tinggi. Lihat saja euforia para siswa dari SMP dan SMA, malah ada juga di dunia maya itu anak SD melakukan selebrasi setelah mengikuti USBN dengan mencorat coret bajunya. Siapa yang mereka tiru? Pasti kakak - kakak kelasnya. Setelah mereka dapat melewati UN dan mengetahui hasilnya, mereka tidak perduli apakah nanti dapat diterima di sekolah atau universitas yang diinginkan. Yang penting hari ini plong, gembira karena satu tugas telah selesai, satu kewajiban telah dijalankan, satu beban telah diturunkan, itu yang ada dipikiran para siswa kita. Kalau untuk besok, maka dipikirkan besok saja. Begitulah, tingkat tekanan yang dihadapi para siswa kita. Mereka tidak memandang bahwa pintar iti wajib, belajar itu harus, nilai hanya salah satu indikator kita bahwa kita telah belajar. Poinnya bukan nilai UN, intinya bukan hasil UN tetapi mereka perlu melewati proses yang panjang, proses yang baik, jujur dan bertanggung jawab. Sebab apa? Sebab ujian sebenarnya adalah ketika mereka nanti hidup dalam masyarakat dan mengalami berbagai ujian hidup dan mereka dapat survive karena mereka telah belajar di sekolah. Jadi UN adalah salah satu ujian hidup, ujian hidup lebih komplek dan kelasnya lebih tinggi dibandingkan UN. Anda setuju?

KENAPA HARUS RIYA?

    Rasanya sangat sebel ketika setiap membuka komen group WA, yang ada orang itu, orang itu lagi dengan segala aktvititas. Itu belum seberapa apa yang dia upload, dia posting benar - benar urusannya pribadi, bukan orang lain, bahkan kalau orang lain taupun tidak ada manfaatnya. Kebayang tidak ada orang yang memposting rencana dia mau pergi umroh, dari mulai daftar dia posting kuitansi, ya..kuitansi yang disitu tertera nominal sekita juta. Itu posting pertama, o..itu yang kedua, yang pertama dia tanya ke forum bagaimana caranya mencari ijin melaksanakan ibadah umroh. Padahal dia sudah darang ke rumahku (sabar..wuusah..wusha) dan sudah aku kasih penjelasan syarat - syarat dan juga contoh suratnya. Seharusnya cukup itu saja kan? Tidak perlu posting lagi di forum, menanyakan ada yang tau tidak dengan alasan informasi yang aku kasih hilang dan terhapus hadech :3 Berhubung aku berbaik hati cie..cie maka aku coba menjelaskan lagi dalam forum itu bla..bla dan kalimat terakhir kutulis "maaf ini bukan riya ya? " Harapan aku, aku terbebas dari sifat riya, minimal menghibur diriku sendiri :D. Nah kalimat terakhirku inilah yang agak sedikit mengena di hatinya, dia pun ikut - ikutan menyatakan bahwa dia juga riya. Semoga saja. Kupikir postingan itu berhenti karena dia juga takut riya ternyata tidak. Pertempuran baru saja dimulai jeng...jeng.
    Serangan riya tidak cukup sekali, kali ini memposting kuitansi tadi yang terdiri 2 lembar tertera disitu nominal 31 juta untuk satu lembar ckck..mau pamer hai? Aku rasa teman - teman hanya bersabar dan memaksa diri sendiri untuk memaklumi spesies seperti apa sih yang mereka hadapi? Xi..xi. Hanya ada beberapa yang mengucapkan selamat atas niatnya naik umroh. Mungkin dalam hati teman - teman cukuplah dan sudahlah, posting yang lain. Ternyata penderitaan teman - temanku belum berakhir, selanjutnya dia memposting baru belajar ngaji du masjid kalau ga salah. Kemudian dia memposting tentang pesanan roti untuk pengajian menjelang keberangkatan umroh (emang penting kita ketahui hello?), dilanjutkan undangan pengajian di rumahnya yang terus terang saja tidak ada anggota group WA yang diundang ugh...Beberapa saat yang lalu dia juga memposting kegiatan manasik umroh wushah..wuushah. Dilanjutkan memposting kertas yang bertuliskan siapa saja yang mau menitip doa (hadech..ada ga air es untuk menyiram kepala, biar dingin he..he). Dan yang terakhir, dia memposting surat himbauan dari biro travel yang dia pilih ( plis dech...uwes..uwes)
    Dalam pandangan penulis, kegiatan - kegiatan yang bernilai ibadah tidak perlulah orang lain tau sebab ibadah itu urusan umatnya dengan Tuhannya. Tidak perlu orang lain tau, untuk apa tau? Takutnya bukan syiar atau kebaikan yang kita perolah tetapi riya, ujub dan merasa paling suci. Ketaatan dan kesucian dalam hal agami itu, menurut saya tidak bersifat publik artinya kita dinilai ibadah kita baik jika perbuatan kita baik. Sehingga ibadah kita itu telah diimplementasikan dalam kehidupan sehari - hari. Jadi orang mau menilai kita seperti apa itu hak orang tetapi kita harus memastikan bahwa perbuatan kita itu baik dan benar, tidak perlu orang lain tau, atau malah kita sengaja memberitau. Kita mau ibadah apa kita mau pamer? Semoga kita dijauhkan dari sifay riya, ujub dan merasa paling di antara orang lain. Amin

Minggu, 29 Mei 2016

MELEGAKAN HATI

 


Juara Hafalan Utrujah
Syukurlah itu yang perlu kuucapkan setelah mengetahui anak bungsuku terpilih menjadi salah satu dari 5 anak yang  telah hafal huruf hijaiyah (utrujah). Sungguh hal ini melegakan hatiku sebab aku menjalankan kewajibanku sebagai seorang kepala rumah tangga tidak pernah menuntut anak - anakku menjadi juara. Tidak. Tidak pernah. Aku tidak pernah berharap anak anakku cerdas tetapi agamanya kandas. Sekolah boleh sarjana tetapi agama TK. Tidak seperti itu. Aku selalu berharap agama anak - anakku di atas rata- rata, minimal rata - rata orang tuanya. : D
    Percuma aku menyekolahkan di yayasan Islam Terpadu, yang berangkat pagi dan pulang sore, yang biayanya lebih mahal dari sekolah reguler. Namun semua terbayar ketika kemaren Mirza Anlaqi Jannu (3th sekian bulan) diumumkan menjadi perwakilan kelasnya dan terbaik sudah hafal huruf hijaiyah. Melegakan sekali, dia sudah menunjukkan prestasi di usia muda, dia yang selalu bersemangat menghafal huruf itu, hampir tiap malam. Maklumlah anak - anak masih excited dengan hal baru dan semoga ini berlanjut sampai dia dewasa. Masih ingat betul aku ketika dia dengan antusias meminta untuk direkam setiap aktivitas membaca huruf hijaiyah di rumah. Sekarang hasilnya sudah ada. Hasilnya cukup menggembirakan dan membuat ayahmu ini bangga.
    Aku jadi ingat Musa, si penghafal 30 juzz Al-quran, pasti orang tuanya orang - orang yang hebat mempunyai komitmen yang kuat dalam membimbing anaknya menjadi seorang hafizd. Jadi pingin iri. Hebatnya lagi Musa ini dilarang melihat Televisi, ini ide yang brillian dan masuk akal. Apa sih yang kita peroleh dari televisi? Apalagi bagi anak - anak. Ya Alloh jadikan anak - anakku pribadi yang selalu bertaqwa kepadamu dan menjadi anak - anak yang sholeh (anak lakiku) dan sholekhah ( anak perempuanku). Amin

Sabtu, 28 Mei 2016

AYO BERJUANG UNTUK ICT CAMP NAK!

   
Kegiatan ICT Camp 2016
    Hari Selasa, 24 Mei 2016 adalah hari yang mungkin ditunggu - tunggu anakku untuk ikut ICT Camp dari BTKP Yogyakarta. Setelah dia berusaha untuk mengikuti lomba tersebut, ya memang aku pikir dia telah berusaha sekuat tenaga malah. Aku tidak terlalu repot mengajari anaku untuk membuat power point karena dia memang cepat belajar dan mudah menangkap. Maklumlah anak jaman sekarang kalau soal teknologi kita sering kalah, kalah jauh malah. Dalam lomba tersebut, semua peserta harus membuat power point yang isinya tentang pendapat siswa terhadap 4 video yang ada di jubetub ( jogjabelajar.com).
    Aku tidak perlu mengarahkan atau memberitahukan tentang tugasnya. Karena aku yakin dia mampu dan memang cukup kreatif sehingga aku rasa dia mampu tanpa pertolonganku. Akhirnya dia membuat penilaian dari 4 video yang aku donlotkan dari jubetube. Dari video ter

Jumat, 27 Mei 2016

10 IDE TULISAN YANG KEREN

    10? Ah. angka genapkan? Semoga menggenapkan semangatku untuk menulis sebuah buku. Ya..bermula dari ide, ide yang terlintas, mungkin juga ide yang sederhana namun aku yakin dari kesederhanaan ide tersebut, aku merasa tertantang untuk membuat ide yang sederhana menjadi ide yang wah dan renyah. Akhirnya terwujudlah aku menjadi penulis best seller (mulai mengkhayal tingkat tinggi he..he). Nanti namaku terpampang di setiap toko - toko xi..xi. Photoku nanti akan ada di koran, di majalah, di pamflet dan mungkin juga di televisi. (Stop!!! Fokus ke tugas). Tugas!!! Ups maaf terlalu bersemangat untuk menulis, padahal kalau sudah menulis sering loncat - loncat dari ide satu ke ide satunya. Satu buku belum kelar, ganti lagi ke buku yang lain sehingga buku belum tamat - tamat juga. Kasihankan pemeran protagonis digantung - gantung, menang tidak kalah juga tidak. Jadinya sebagai pemeran utama malah duduk di pojok sambil ngopi - ngopi dan merokok (Oh..tidak, pemeran utama, lakon tidak boleh merokok) kasihan anak - anak teredukasi yang tidak baik. O..ya pemerannya ngopi sambil baca buku, dia menunggu sutradara (baca: penulis) memanggil namanya untuk pengambilan adegan. (Maaf...apakah ini film? xi..xi)
    Sorry terlau lebay saya, padahal kalau mau bisa saja saya tuliskan judulnya langsung tidak perlu muter - muter bikin capek. Eit..tetapi kalau anak saya itu sukanya muter - muter, keliling, kota - kota dan beli jajanan yang dia sukai. Dia selalu ikut walaupun dia belum mandi, makanya sebagai salah satu syarat dia ikut saya adalah dia harus mandi terlebih dahulu. Kalau belummandi maka dia harus stay dan good bye, aku tinggal untuk jalan - jalan. Sendiri? Enggalah aku masih punya anak satu lagi yang sulung, yang cantik setelah ibunya he..he. Dia juga gemar ikut jalan - jalan, entah naik motor ataupun mobil. Anehnya lagi kalau naik mobil, baik AC dinyalakan ataupun tidak dia tetap saja mabuk. Dan lebih anehnya lagi, dia tidak pernah jera untuk ikut walaupun dia harus mabuk berulang kali. Kadang saya sarankan untuk minum obat anti mabuk, dia sih mau tetapi tidak ada efeknya, tetap saja dia mabuk. Terus kita coba dengan menempel pusernya dengan plester, itupun tidak ada dampaknya, tetap saja dia mabuk. Apalagi ada ide yang lebih konyol lagi dari mertua yaitu anak diminta makan ubi jalar, dia yang tidak biasa makan ubi jalarpun mau, namun hasilnya tetap sama, dia tetap mabuk. Akhirnya kita biarkan saja yang penting dia nyaman dan tidak mengeluh walaupun beberapa kali mabuk, yang jelas kita usahakan habis dia mabuk, kita tawarkan makan lagi :D. biar perutnya tidak kosong. Itulah secuil peristiwa, walaupun kita dapat masalah namun dari masalah itulah kita mempunyai ide. Ide sering datang saat kita terdesak atau kepepet, pantas saja ada buku laris the power of kepepet. Buku yang best seller, menurutku, dan aku berharap ideku ini nantinya menjadi buku yang best seller. Amin.
    10 ideku untuk menulis sebuah buku yang sebagian besar buku non-fiksi sebab aku mengalami kendali untuk menulis buku fiksi. Aku kurang mahir dalam berimaginasi, bukan berimaginasi tetapi memunculkan adegan percakapan yang asyik dan masuk akal. Ups..langsung saja ini ide saya untuk tugas di Komunitas Menulis Online:
  1. Super Teacher
  2. Mengakali Ujian Nasional Bahasa Inggris
  3. Belajar KIR yang menyenangkan
  4. Sukses setelah lulus SMA
  5. Di balik 13 (Non fiksi)
  6. Jurnalistik untuk anak sekolah
  7. Anakku, Eksperimenku
  8. Why do I love me?
  9. Nama unik untuk anak kita
  10. 99 reason why do I love Allah
Sebenarnya masih ada beberapa judul yang lagi tetapi itu saja toh yang diminta cuma 10 dan 10 judul itu kalau bisa jadi buku sudah luar biasa senangnya. Semoga malaikat mengamini doaku dan semesta alam mendukung niat. Semangat, ganbate!!!

27 MEI, ANTARA AKU DAN NENEKKU

    Hari itu, tanggal 27 Mei 2006, hari yang akan diingat oleh orang - orang di Bantul, akan selalu diingat. Kejadian kehilangan yang luar biasa, kejadian yang dasyat, memisahkan suami dan istri, orang tua dan anak, kakek-nenek dan cucu. Seperti aku, yang harus merelakan nenek pergi untuk selama-lamanya. Ya...karena tanggal itu, hari itu dimana bumi Bantul digoncang gempa dasyat 5,9SR. Mungkin ada yang melebihi besaran goncangan tetapi bukan itu inti permasalahannya. Tetapi akibat yang ditimbulkan gempa tersebut sangat - sangat parah. Hampir semua di sekitarku rata dengan tanah. Rumah sakit banjir pasien, sampai pasien ditaruh dijalan jalan. Semua luka parah karena yang luka ringan pasti sudah ikut mengungsi karena ada isu stunami. Ah...tega nian orang yang memberi isu tersebut.
   Hari itu aku kehilangan seorang nenek, nenek yang meninggal karena tertimpa tembok yang sudah lapuk. Aku tau memang nenek tersebut tidak terlalu dekat denganku namun beliaulah tinggal satu - satunya nenek yang kumiliki. Aku juga yakin aku bukanlah cucu kesayangan beliau, ada cucu yang lebih disayang kata ibuku sih. Aku percaya saja, wong sama aku juga beliau kurang sayangnya. Bagaimanapun biarlah. Bukankah aku tidak perlu membalas sama seperti beliau. Justru aku harus menunjukkan pada beliau kalau aku cucu yang baik hati dan bisa diandalkan. Nanti beliau juga menyadari bahwa ada cucu laki - lakinya yang tulus menyayanginya. Tanpa pamrih. Harus jelas itu.
    Tetapi bagaimana beliau menyadari tentang usahaku kalau beliau sudah tiada? O..iya mungkin beliau di atas sana menyaksikan semua niat baikku ini. Semoga saja beliau tidak menyesal telah salah memilih cucu yang salah. Oleh karena itu aku akan mengirimi beliau doa - doa dan Al fatehah, biar beliau tenang di sana. Mungkin sekarang beliau menitikan airmata atas semua baktiku ini. Semoga saja ini meringankan siksa kuburnya dan dimaafkan segala kesalahannya.
    Aku tau sendiri nenekku tidak pernah sholat, apalagi puasa. Eit...untuk puasa nenekku rajin sekali tetapi ya itu...puasanya aneh. Puasa mutih misalnya, beliau tidak akan makan yang berwarna putih - putih seperti nasi, pake garam, air putih dan lain - lain. Kebayang engga sih makan tanpa ada garam dilauk kita? Puasa apalagi ya? O..iya puasa nebtu, yaitu puasa hari lahirnya beliau jadi pas hari kelahiran beliau puasa. Tuh...aneh bukan. Ya...itulah nenekku dengan sedikit kelebihan dan banyak kekurangan, apalagi agama nol besar. Dan kuyakin beliau penganut kejawen. Apa iti kejawen? Kejawen adalah sebuah tradisi yang ada di lingkungan Jawa, biasanya masih terpengaruh animisme dan dinamisme. Apa itu? Silahkan cari saja di google karena tulisan ini bukan soal tanya jawab. Tulisan ini tentang kisah sedih di tanggal 27 Mei, 10 tahun yang lalu.

Kamis, 26 Mei 2016

MEI YANG MEREKAH

      Aneh di bulan Mei ini bunga bunga di rumah mulai mekar dan merekah. Apakah karena hujan sudah mulai turun? Tidak. Malah tiap hari panas sekali. Namun keanehan belum juga terjawab. Kenapa? Kenapa? Apakah aku perlu bertanya kepada rumput yang bergoyang? Ah..iya saya lupa, saya tidak menanam rumput he..he. Lalu kenapa bunga ini mekar, hampir semua tanaman berbunga. O..iya ada tanaman yang tidak berbunga, tanaman yang kami pajang di ruang tamu. Tanaman plastik xi..xi (kami belinya cuma daunnya tanpa bunga).
    Aku yakin jika ada peneliti yang peka dan baru nganggur, pasti fenomena ini akan dianalisis, diobservasi dan diteliti sebab ini penting. Bayangkan saja jika peneliti itu menemukan penyebab semua tanaman di rumahku berbunga maka dia bisa mengembangkan penemuan tersebut untuk keperluan yanga lebih luas atau mungkin hasilnya penemuan dikomersilkan. Sehingga ia menjadi peneliti milyuner, seperti penemu helm anti gegar otak itu. Siapa tau.
      Yang pasti bulan ini bulan Mei, bulan sebelumnya tidak muncul, apalagi januari, yangmana orang Jawa sering membuat akronim dari hujan tiap hari. Itupun tanamanku tidak berbunga. Lalu apa? Haruskah aku mengunakan analisis mistik? Apa itu? Entahlah aku juga tidak tau, yang jelas ada hubungannya dengan dunia lain dan hal hal yang goib. Lalu kalau begitu, apa penyebabnya? Apakah mereka senang dengan kedatangan mertuaku sehingga mereka menyambut mertuaku dengan mengahadirkan bunga2 yang elok nan cantik. O...itu bisa jadi, bukankah mertuakulah yang menyirami mereka, jadi wajar kalau bunga bunga itu mekar untuk sekedar say hello atau menyambut dengan meriah. Semoga.

Selasa, 24 Mei 2016

MENGAPA AKU MENULIS?

      Pertanyaan itu terasa aneh ketik kita merasa gelisah dengan keadaan kita. Kita yang kadang merasa mempunyai solusi dan ingin berbagi, rasanya sayang kalo hanya dipendam. Bayangkan saja jika tidak ada orang yang mau menulis, mungkin kita tidak pernah tau indahnya sebuah puisi, syahdunya novel dan spektakulernya penemuan para pakar. Kita tidak dapat belajar dan juga meniru. Mungkin juga kita melakukan 3N (Nemoke, niteni dan nambahi). Kita bisa melakukan hal itu menemukan (nemoke), mengingat dan mengecamkan (niteni) dan menambahi (nambahi). Dengan melakukan 3 N dalam kegiatan literasi, maka banyak yang dapat kita peroleh. Secara pribadi saya berharap dengan ilmu 3N saya dapat mengembangan diri dengan banyak menulis, entah itu artikel, penelitian maupun buku. Semua karya tersebut punya maksud tertentu yang jelas, dapat sebagai sarana untuk menyampaikan dan berbagai pengetahuan atau ide dengan yang lain.
       Untuk artikel saya berharap dapat dimuat di surat kabar harian atau majalah dan karena dimuat biasanya kita mendapat honor. Nah dengan honor tersebut kita dapat mentraktir diri sendiri (sebagai reward untuk diri sendiri), menraktir keluarga dekat (keluar jauh tidak perlu ditraktir karena jauh he..he) dan juga menraktir teman - teman (untuk tujuan ini saya jarang melakukan, kenapa? karena jumlah fee menulis di koran atau majalah tidak akan cukup mentraktir teman - teman, juga hal ini menjadi kerepotan sendiri ketika mengundang teman - teman; intine pelit ha..ha). Untuk penelitian, saya sering melakukan penelitian dan biasanya penelitian tindakan kelas (PTK) di sekolah saya. Penelitian ini sering saya lakukan dan saya lakukan untuk mengikuti lomba, jadi hadiahnya ya bisa bepergian ke berbagai tempat dengan gratis, dapat uang transport dan akomodasi gratis.. tis ..tis. Sumpah! Ini belum kalau menang, ada tambahan penghasilan dan juga tambahan perangkat; bisa printer, laptop atau gadget yang lain. Pokoknya tidak ada salahnya kita bisa menulis, pasti ada hal yang positif yang kita peroleh tetapi jika tulisan kita juga positif.Kemudian untuk buku, saya masih penasaran dengan karya buku saya, selama ini saya sudah membuat buku bahasa Inggris tetapi masih untuk kalangan sendiri jadi belum bisa dikatakan best-seller atau lebih dari itu :D. Namun dengan perjalanan waktu, saya yakin dapat menerbitkan buku dengan konten dan penerbit yang bagus. Ga masalah itu self-publishing atau mayor publishing, yang jelas laku keras saja ha..ha (Ngarep.com). Yes!!!
       Oke dari semua pernyataan saya di atas tersebut, bisa saya simpulkan bahwa saya menulis itu karena;
  1. Saya dapat mengembangkan diri saya dan berbagai ide/pengalaman/pengetahuan kepada semua orang yang mau membaca karya saya.
  2. Saya dapat memperoleh kredit poin, berhubung saya seorang PNS maka karya tulis menjadi salah syarat untuk kenaikan pangkat sehingga siapa saja yang karyanya banyak maka akan mendapat poin banyak. Jadi hal tersebut dapat menunjang kenaikan pangkat dengan cepat dan mulus. Insya Alloh :D.
  3. Saya memperoleh kredit koin. Di samping mendapat kredit poin, saya juga Insya Alloh mendapat kredit koin. Artinya saya bisa memperoleh keuntungan finansial, bahasa kerennya duit he..he. Kredit koin yang saya peroleh bisa saja nanti menjadi harta warisan untuk anak cucu saya ha,,ha (Khayalan tingkat tinggi).
     Untuk unsur keterkenalan nama dan sosok itu salah satu akibat saja, tidak perlu disengaja. Terkenal syukur tidakpun tidak masalah, yang penting sudah terkenal di keluarga sendiri. By the way, kenapa harus terkenal kalau tidak dapat menghasilkan apa - apa atau hanya tampang doang tidak ada isi. Intinya semua kegiatan baik menulis dan lainnya kalau kita sadari dan niatkan untuk kebaikan maka semua yang dihasilkan akan berupa kebaikan. Jadi mari segera kita menulis kebaikan. Salam